Category Archives: Pop Culture

5 Alasan Marvel Cinematic Universe Meredup saat Phase 4

GAMEFINITY.ID, Bandung – Marvel Cinematic Universe atau lebih dikenal sebagai MCU menjadi pionir dalam membuat sebuah cinematic universe. Berkat hal ini, Marvel telah menetapkan standar baru dalam membuat film superhero. Phase 3 menjadi puncak dari franchise ini dengan Avengers: Endgame yang sekaligus menjadi akhir dari The Infinity Saga (Spider-Man: Far from Home menjadi penutup Phase 3).

Semenjak Phase 3 berakhir, banyak penggemar menilai MCU tidak lagi memiliki kualitas setara dengan ketiga phase sebelumnya, yaitu The Infinity Saga. Dapat dikatakan popularitas franchise Marvel ini tengah meredup semenjak dimulainya atau saat pertengahan Phase 4. Berikut adalah lima alasan Marvel Cinematic Universe meredup saat Phase 4.

Baca juga:

Empat Superhero Lama Tidak Lagi Tampil Semenjak Avengers: Endgame

Marvel Cinematic Universe Iron Man Snap
Karakter Iron Man dimatikan di Avengers: Endgame

Seperti yang diketahui secara umum, Avengers: Endgame menjadi penutup The Infinity Saga. Avengers: Endgame tidak hanya memuaskan penggemar dan kritikus secara keseluruhan sebagai penutup saga pertama yang terdiri dari Phase 1-3, tetapi juga sempat menjadi film dengan penghasilan box office terbanyak sebelum disalip kembali oleh Avatar yang dirilis ulang di China pada 2021.

Setidaknya dua superhero lama diceritakan telah mati setelah Avengers: Endgame, yaitu Iron Man dan Black Widow. Steve Rogers diceritakan kembali tinggal di masa lalu bersama Peggy Carter setelah mengalahkan Thanos bersama The Avengers, menyebabkan dirinya menua. Rogers kemudian pensiun sebagai Captain America. T’Challa atau Black Panther juga tidak lagi tampil setelah Endgame semenjak pemerannya, Chadwick Boseman, meninggal dunia.

Absennya keempat karakter ikonik sangat terasa bagi penggemar. Meski Black Widow sempat tampil di filmnya sendiri yang rilis 2021, film tersebut berlatar pada masa lalu. Hal ini menjadi salah satu faktor penggemar mulai meninggalkan MCU.

Baca juga:

Terlalu Banyak Proyek Marvel Cinematic Universe, Baik Film dan Serial TV

Marvel Cinematic Universe Wandavision
WandaVision menjadi serial televisi pertama di MCU Phase 4

Phase 4 menjadi awal baru bagi Marvel Cinematic Universe. Tidak hanya deretan film, Marvel Studios juga mengumumkan berbagai proyek serial televisi yang akan terhubung. Keputusan ini sebagai bagian dari upaya Disney untuk memanfaatkan layanan streaming Disney+ yang meluncur pada akhir 2019. Phase 4 juga menjadi awal dari The Multiverse Saga yang akan berakhir di Phase 6.

Namun, banyaknya proyek MCU dinilai sebagai bumerang. Pasalnya, tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan begitu banyak film dan serial televisi yang harus disaksikan jika ingin terus mengikuti Marvel Cinematic Universe. Tidak heran banyak yang mulai meninggalkan MCU karena lelah dan kebingungan saat menonton setiap film dan serial televisi dari Phase 4.

Baca juga:

Beberapa Film Marvel Cinematic Universe Phase 4 Dapat Sambutan Kurang Memuaskan secara Komentar

Marvel Cinematic Universe Eternals
Eternals menjadi film MCU pertama yang mendapat mayoritas komentar negatif dari kritikus

Mayoritas film dari Phase 1-3 atau The Infinity Saga umumnya konsisten mendapat sambutan memuaskan dari kritikus dan penonton. Meski begitu, Thor: The Dark World menjadi contoh film yang dinilai pas-pasan bagi kritikus. Secara keseluruhan, The Infinity Saga dianggap menjadi momen MCU terbaik sekaligus standar bagi Marvel Studios untuk meneruskannya dengan Phase 4.

Walau dua film pembuka Phase 4, Black Widow dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tetap mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penonton, namun Marvel Studios tampaknya tidak dapat mempertahankan momentum itu. Hal tersebut terlihat dari Eternals yang mendapat komentar negatif dari kritikus. Doctor Strange and the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder setidaknya masih mendapat komentar positif, namun tidak sekuat dari berbagai film MCU sebelumnya. Setidaknya, Black Panther: Wakanda Forever mendapat sambutan hangat dari kritikus dan dinilai akhir yang memuaskan untuk Phase 4 bagi penggemar.

Sementara itu, semua serial televisi MCU Phase 4, dari WandaVision hingga She-Hulk: Attorney at Law mendapat sambutan relatif memuaskan dari kritikus.

Baca juga:

CGI yang Dinilai Buruk

Marvel Cinematic Universe Thor Love and Thunder bad CGI
Thor: Love and Thunder menjadi contoh film MCU Phase 4 yang terdapat CGI buruk

Salah satu keluhan terbesar adalah berkurangnya kualitas CGI di beberapa proyek Phase 4. Hal ini sangat terlihat di Thor: Love and Thunder dan She-Hulk: Attorney at Law dengan adegan ber-CGI yang dinilai buruk.

CBR melaporkan terdapat laporan Marvel memiliki ekspektasi tidak realistis tentang CGI, terutama dalam memperlakukan VFX artist. Mereka dipercaya memberi tenggat waktu begitu ketat dan tidak masuk akal. Alhasil, ini berdampak pada kualitas CGI dalam proyek MCU Phase 4.

CGI bukan satu-satunya keluhan terbesar, tetapi juga adegan pertarungannya. Padahal hampir setiap adegan pertarungan di MCU menjadi ikonik dan dinilai mendebarkan penonton. Namun, Phase 4 memiliki adegan pertarungan yang tidak begitu menantang dan juga membosankan.

Baca juga

Tidak Lagi Ramah bagi Penggemar Baru

Marvel Cinematic Universe Ant-Man and the Wasp Quantumania
Ant-Man and the Wasp: Quantumania menjadi film pembuka MCU Phase 5

Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat banyak film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe dimulai dari Iron Man pada 2008. Sebelum Phase 4, banyak penggemar yang rela menonton semua filmnya sebelum sebuah film terbaru rilis. Namun, karena begitu banyak konten berupa film dan serial televisi, hal ini justru dapat menjenuhkan.

Saat ini, penggemar film biasa sangat sulit untuk catch up dengan film terbaru MCU. Mereka menilai sangat sulit untuk binge-watch semua film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe. Untuk menonton serial televisinya, mereka wajib berlangganan Disney+. Belum lagi terdapat detail penting di setiap proyeknya yang mungkin akan membingungkan penggemar saat menonton film terbaru MCU.

Marvel Cinematic Universe kini memasuki Phase 5 dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumaania. Sayangnya, film terbaru Ant-Man itu justru mendapat komentar tidak memuaskan oleh kritikus yang mengkritik ceritanya. Alhasil, Ant-Man and the Wasp: Quantumania mendapat skor 47 persen di Rotten Tomatoes. Ini menjadi awal yang tidak sesuai harapan bagi Marvel dan juga penggemarnya.

Marvel sendiri sudah memastikan mereka akan mengurangi proyek serial televisi untuk Phase 5. Secret Invasion menjadi serial televisi terbaru bagi MCU yang akan rilis 21 Juni 2023 dan akan menghadirkan kembali Nick Fury. Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi film selanjutnya yang akan rilis 5 Mei 2023. Penggemar tentu berharap Marvel Cinematic Universe dapat kembali seperti saat masa kejayaannya saat Phase 3.

Troublemaker: Game Terakhir Windah Basudara

GAMEFINITY, Jakarta – Troublemaker menjadi game terakhir yang dimainkan oleh Youtuber Gaming, Windah Basudara sebelum Ia pamit undur diri. Game ini adalah game buatan anak bangsa yang diproduksi oleh Gamecom Team dan Freedom Games. Troublemaker bisa diunduh di Steam, Epic Games, dan GOG.com.

Sinopsis Troublemaker, Kisah Awal Budi

Troublemaker
Budi dan Ibunya di Troublemaker

Budi, seorang siswa SMA, berbincang-bincang dengan seorang pedagang bakso bernama Pak Asep di perjalanan pulang dari sekolah. Pak Asep menasihati Budi untuk rajin belajar di sekolah. Ketika Budi berjalan pulang, dia dihadang oleh sekelompok pemuda yang terlihat seperti preman di tempat tersebut. Uniknya, salah satu preman tersebut ada yang bernama Windah. Mereka memerintahkan Budi untuk pulang lewat jalan lain, namun Budi tetap berjalan dan tidak mendengarkan mereka. Akhirnya, Budi dan para preman itu terlibat dalam perkelahian, dan meskipun dia hanya seorang siswa SMA, Budi berhasil mengalahkan mereka semua, termasuk bos atau pemimpin mereka.

Baca juga: 

Setelah Budi memenangkan perkelahian itu, tiba-tiba polisi datang dan menangkapnya. Budi dibawa ke kantor polisi untuk diberi peringatan, dan ibunya datang menjemput anaknya itu. Dari perkataan ibunya, kita bisa tahu bahwa Budi telah dipanggil oleh polisi berkali-kali sebelumnya. Ibu Budi juga merasa bahwa tetangga mereka selalu membicarakan anaknya dengan pandangan yang negatif dan merendahkan keluarganya.

Ayah Budi sudah meninggal dunia, dan sekarang ia tinggal bersama Ibu dan Ayah Tirinya. Setelah terjadi perdebatan antara Budi dan Ibunya, Budi diberitahu bahwa Ayah tirinya akan dipindahkan tugas ke Jayakarta. Hal itu menjadi kesempatan baginya untuk mencari lingkungan yang lebih baik. Meskipun harus pindah sekolah, Ibunya tahu bahwa ini adalah yang terbaik bagi keluarga mereka.

Gameplay Troublemaker (9/10)

Troublemaker
Gameplay Troublemaker

Tim Gamecom menjelaskan bahwa pengembangan Troublemaker terinspirasi dari tiga game populer di PS2, yaitu God Hand, Bully, dan Yakuza. Oleh karena itu, pemain mungkin akan merasa seperti bermain ketiga game tersebut secara bersamaan. Troublemaker mengusung genre 3D Beat em up yang juga dianut oleh ketiga game tersebut. Misalnya, ketika kamu menjelajahi wilayah sekolah, itu akan mengingatkan kamu pada game Bully. Selain itu, setiap gerakan atau serangan yang dilakukan oleh karakter Budi akan mengingatkan pada game God Hand yang juga memiliki beberapa serangan yang berbeda-beda.

Baca juga: Review God Hand, Beat Em Up Full SFX yang Ikonik

Troublemaker memiliki gameplay yang linear, di mana pemain hanya dapat mengikuti alur cerita yang telah ditentukan oleh Tim Gamecom. Hal ini berarti, kamu tidak dapat mengeksplorasi cerita secara mandiri dan harus mengikuti narasi serta arah yang telah ditentukan. Namun demikian, Troublemaker memiliki pacing yang baik dan alur cerita yang padat sehingga gameplay tidak akan terasa membosankan.

Grafis (7/10)

Troublemaker
Pertarungan Budi

Dalam hal kualitas grafis, versi full release Troublemaker hampir sama dengan versi demo yang dirilis pada Juli 2022. Namun, Gamecom Team telah melakukan beberapa perbaikan pada beberapa bagian, seperti user interface yang lebih segar dan tambahan efek yang membuat pertarungan antara Budi dengan jagoan lain menjadi lebih menarik.

Meskipun beberapa detail pada Troublemaker belum mencapai kualitas game AAA lainnya, Tim Gamecom berusaha untuk memperhatikan kualitas detail pada beberapa elemen, seperti karakter 3D yang diimplementasikan berdasarkan gambaran 2D yang telah dibuat. Namun, masih ada beberapa kekurangan, seperti karakter Zainal yang memiliki postur yang berbeda dengan penggambaran postur versi 2D yang memiliki postur tubuh besar.

Baca juga:

Secara keseluruhan, grafis Troublemaker masih dapat dinikmati dengan baik, terutama karena Gamecom Team berhasil menciptakan nuansa sekolah di Indonesia pada elemen-elemen seperti kantin, lorong kelas, parkiran, dan sebagainya. Meskipun masih ada beberapa kekurangan, pengalaman bermain Troublemaker tetap memuaskan.

Kontrol (8/10)

Troublemaker

Kontrol dalam game Troublemaker terbilang cukup responsif dan mudah dipahami. Dalam mode pertarungan, pengguna dapat menggunakan berbagai macam jurus dan serangan yang terdiri dari kombinasi tombol yang cukup mudah diingat. Selain itu, navigasi dalam game juga cukup mudah dan intuitif, meskipun terkadang terasa sedikit kaku ketika bergerak di area yang terlalu sempit. Namun, dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, kontrol dalam game Troublemaker berhasil mendapatkan nilai 8/10 dari penulis.

Audio (7/10)

Troublemaker

Dalam hal audio, Troublemaker memiliki keunikan yang sangat menarik. Game ini dilengkapi dengan beberapa lagu yang sangat enak didengar dan mampu mengikuti perubahan suasana dalam permainan. Hal ini tentu membuat permainan Troublemaker terasa lebih menarik, terutama saat dimainkan dengan menggunakan headset atau headphone. Selain itu, pengisi suara untuk setiap karakter dalam Troublemaker mampu membuat karakter 3D terasa lebih hidup dan autentik. Namun, perlu diingat bahwa Troublemaker adalah game yang ditujukan untuk orang dewasa dan mengandung kata-kata yang tidak sepenuhnya pantas. Oleh karena itu, disarankan untuk memainkan Troublemaker dengan menggunakan headset agar tidak mengganggu orang lain yang berada di sekitar.

Baca juga:

Kesimpulan Troublemaker

Troublemaker, sebuah game buatan developer lokal, memberikan angin segar bagi industri game di Indonesia. Berbeda dengan banyak game lokal lainnya yang didominasi oleh tema horor, Troublemaker menawarkan alur cerita yang padat dan dikemas dengan baik dengan bantuan narasi dan pengisi suara yang menarik. Meski demikian, masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki seperti detail kecil di poster mading yang masih menggunakan “Lorem Ipsum”. Namun, keseluruhan, game ini tetap patut dicoba karena memiliki gameplay beat em up yang luwes dan alur cerita yang kuat. Dengan harapan bahwa Gamecom Team terus berkembang dan menghasilkan seri berikutnya dengan kualitas yang lebih baik lagi.

Update informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Tinggalkan YG, Daesung BIGBANG Resmi Gabung R&D Company

GAMEFINITY.ID, Ngawi – Daesung BIGBANG dikabarkan telah bergabung dengan agensi R&D Company. Kabar ini disampaikan sendiri oleh R&D Company, selaku agensi baru Daesung pada Senin, 3 April 2023.

Seperti yang kita ketahui, pelantun Bang Bang Bang ini memutuskan untuk meninggalkan YG Entertainment setelah kontraknya berakhir pada Desember 2022 kemarin.

Baca juga:

Daesung gabung dengan R&D Company dan D-LABLE

Daesung
Logo D-LABLE

Dilansir dari Soompi, R&D Company mengungkapkan bahwa Daesung telah menandatangani kontrak eksklusif dengan mereka (3/4/2023). Tidak hanya itu, mereka bahkan membentuk D-LABLE, sebuah label khusus yang didedikasikan untuk aktivitas Daesung kedepannya. Melalui label khusus ini, Daesung akan menerima banyak dukungan di berbagai kegiatan. Tidak hanya dalam musik, tetapi juga dalam akting, musikal, variety show, dan masih banyak lagi.

Berikut adalah pernyataan resmi dari perwakilan R&D Company

“Melalui D-LABLE, tim yang berdedikasi untuk Daesung, kami berjanji memberi dukungan penuh untuk aktivitasnya di masa depan dalam berbagai bidang, termasuk musik.” Ungkap R&D Company

Lebih lanjut, mereka menambahkan bahwa manajer Daesung, yang telah bersamanya sejak 10 tahun yang lalu saat masih di BIGBANG, juga akan menemani langkah barunya dengan R&D Company. R&D Company sendiri merupakan rumah bagi sejumlah artis seperti Chun Myung Hoon, Haein LABOUM, Kyoung Seo, Kisum, Navi dan lain-lain.

Baca Juga:

Perjalanan karir Daesung

Daesung
Daesung BIGBANG

Daesung telah memulai karirnya dalam industri musik sejak tahun 2006 silam. Selain dengan BIGBANG, Daesung telah mengeluarkan beberapa single dan album solo. Beberapa singlenya antara lain, Try Smiling, Look at Me Gwisoon, Baby Don’t Cry, Lunatic, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Daesung juga merilis dua album Jepang berjudul D’scover (2013) dan D’slove (2014). Serta tiga mini album Jepang berjudul Delight (2014), D-Day (2017), dan Delight 2 (2017).

BIGBANG

Pada Desember 2022, Daesung dan Taeyang diketahui telah berpisah dengan YG Entertainment setelah 16 tahun bersama. TOP sendiri sudah lebih dulu meninggalkan YG pada Februari 2022.

Baca juga:

Namun, baik TOP, Daesung maupun Taeyang masih tetap menjadi anggota BIGBANG meskipun sudah tidak di YG lagi. Dengan demikian, hanya tersisa G-Dragon saja yang masih bertahan di YG Entertainment. BIGBANG Terakhir kali comeback dengan single Still Life pada 5 April 2022 lalu

Itulah informasi terbaru terkait Daesung BIGBANG. Pantau informasi menarik lainnya di Gamefinity.id

WWE Sepakat Merger dengan UFC Jadi Satu Perusahaan

GAMEFINITY.ID, Bandung – Endeavor Group Holdings, pemilik Ultimate Fighting Championship (UFC), mengumumkan mereka akan mengakusisi World Wrestling Entertainment (WWE). Tidak hanya itu, kedua brand sports entertainment itu akan merger sebagai satu perusahaan.

WWE Merger dengan UFC Karena Endeavor Group

WWE
WWE telah terkenal sebagai brand wrestling (gulat) terbesar di dunia

Akuisisi WWE oleh Endeavor Group resmi diumumkan pada 3 April 2023. Bersamaan dengan itu, Endeavor akan membentuk sebuah perusahaan baru berisi dua brand sports entertainment global ikonik UFC dan WWE. Pihak Endeavor akan memiliki 51 persen saham perusahaan itu, sementara 49 persennya dimiliki para pemegang saham WWE.

Baca juga:

Dilansir dari The Hollywood Reporter, perusahaan baru itu akan dipimpin oleh CEO Endeavor Ari Emanuel. Emanuel akan tetap menjadi di CEO untuk semua bisnis Endeavor, termasuk di antaranya agensi WME dan IMG. Vince McMahon selaku kepala eksekutif dan pemegang saham mayoritas WWE, akan jadi kepala eksekutif perusahaan baru itu. Mark Shapiro akan menjadi presiden dan COO dari Endeavor dan perusahaan baru itu.

UFC with WWE
UFC sendiri telah menjadi brand MMA terbesar di dunia sejak 2011

Sementara itu, Dana White akan tetap menjadi presiden UFC. Nick Khan juga akan menjadi presiden WWE.

Baca juga:

“Bersama, UFC dan WWE akan memiliki pencapaian global, skala yang impresif, dan distribusi omnichannel. Pada tahun fiskal akhir 2022, UFC dan WWE mencapai pendapatan US$2,4 miliar dan 10 persen pertumbuhan penghasilan tahunan semenjak 2019,” ungkap kedua perusahaan itu.

“Selama beberapa dekade, Vince dan timnya sudah mencontohkan jejak rekam luar biasa dalam inovasi dan pembuatan nilai pemilik saham, dan kami percaya diri bahwa Endeavor dapat membawa nilai tambahan secara signifikan bagi pemilik saham dengan membawa UFC dan WWE bersama,” ungkap Ari Emanuel.

Baca juga:

“Bersama, kami akan menjadi perusahaan live sports dan entertainment besar dengan basis penggemar kolektif lebih dari miliaran orang dan kesempatan pertunbuhan yang menyenangkan. Perusahaan baru ini akan memaksimalkan nilai keseluruhan dari hak media, monetisasi sponsor, pengembangan konten baru, dan melakukan merger serta akuisisi lainnya demi memperkuat brand yang kuat dan stabil,” ungka Vince McMahon.

Transaksi ini sudah sepakati oleh semua dewan direksi dari kedua perusahaan. Kesepakatan ini masih harus disetujui oleh regulator dan diharapkan menjadi sah pada paruh kedua tahun ini.

Dibintangi Dwayne Johnson, Moana Live Action Resmi Diumumkan

GAMEFINITY.ID, Bandung – Disney mengumumkan mereka akan membuat live action remake dari Moana. Dwayne Johnson juga ikut mengonfimasi dirinya akan kembali berakting sebagai Maui sekaligus menjadi produser eksekutif. Kabar itu pertama kali terungkap saat pertemuan shareholder tahunan Disney yang dipimpin CEO Bob Iger.

Moana Dapat Live Action Remake, Dibintangi Kembali oleh Dwayne Johnson!

Johnson sudah berencana untuk kembali memerankan Maui, tokoh demigod di film animasinya, dalam live action remake. Tidak hanya kembali membintangi, ia juga akan menjadi produser bersama Danny Garcia dan Hiram Garcia melalui Seven Bucks Productions.

Baca juga:

“Cerita ini menjadi budayaku, dan cerita ini menjadi emblematik bagi berkah dan kekuatan masyarakat kami. Aku bangga menggunakan budaya ini di tubuhku, di jiwaku, dan kesempatan satu kali ini kembali dengan Maui, terinspirasi dari mana dan jiwa oleh mendiang kakekku, High Chief Peter Maivia,” ungkap Johnson melalui sebuah video.

Auli’s Cravalho, pengisi suara Moana di film animasinya, ikut menjadi produser eksekutif. Jared Bush, penulis naskah aslinya, ikut ambil bagian dalam proses produksi. Saat ini, belum ada pengumuman tentang sutradaranya.

Baca juga:

“Kekuatan dan kegigihan Moana sangat menginspirasi penonton pada penonton di seluruh dunia, diriku, dan semuanya yang membantu mewujudkannya. Aku tidak sabar membagikan ceritanya dalam cara baru,” jelas Cravalho melalui laman resmi Disney.

Moana Disney
Moana telah sukses di box office saat perilisannya pada 2016

Moana sendiri sudah sukses besar di box office saat perilisannya pada 2016 dengan penghasilan US$665 juta. Film buatan Disney itu mendapat deretan nominasi penghargaan film bergengsi seperti Oscar dan Golden Globe untuk Best Animated Feature yang keduanya dimenangkan Zootopia.

Baca juga:

Jadi Satu Lagi Live Action Remake Disney

Live action remake dari Moana bergabung dalam deretan versi live action dari film Disney lainnya seperti Beauty and the Beast (2017) dan Aladdin (2019). Saat ini, Disney tengah bersiap untuk merilis The Little Mermaid yang dibintangi oleh Halle Bailey pada 26 Mei 2023. Sementara itu, live action Lilo & Stitch sudah mendapat aktris yang akan menjadi Lilo, Maia Kealoha.

“Masih awal, tapi gagasan untuk bekerja dengan mitra-mitra hebat ini untuk menceritakan cerita bermakna melalui kanvas live action, tentunya sementara kami rayakan 100 tahun penceritaan di Disney, sangat mengasyikkan,” tutur Sean Bailey, presiden Walt Disney Studios Motion Picture Production (Disney Live Action).

Harry Potter Akan Di-Reboot Jadi TV Series oleh HBO Max?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Harry Potter telah menjadi franchise yang sudah dicintai oleh penggemarnya di seluruh dunia. Mulai dari seri novel hingga filmnya yang selalu dikenang oleh penggemarnya. Secara mengejutkan, Warner Bros. dan HBO Max dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk me-reboot franchise tersebut sebagai serial televisi.

Harry Potter Bakal Dijadikan TV Series?

Harry Potter Warner Bros biggest franchise
Harry Potter merupakan salah satu franchise terbesar Warner Bros.

Deadline melaporkan bahwa Warner Bros. sedang berdiskusi bersama J.K. Rowling untuk mengangkat seri novel populernya sebagai serial televisi. Pihaknya juga berharap Rowling akan bergabung ke dalam proyek tersebut sebagai produser.

Terdapat gagasan bahwa setiap season dari serial televisi tersebut akan mengadaptasi satu buku dari seri novel Harry Potter. Seri novel tersebut terdiri dari tujuh buku mulai dari Philosopher’s Stone hingga Deathly Hallows. Serial tersebut dikatakan akan diproduksi oleh Warner Bros. Television dan menjadi serial original HBO Max.

Jadi Bagian Rencana Warner Bros. Andalkan Franchise Unggulannya?

Rencana untuk menjadikan Harry Potter sebagai TV series memang sudah lama menjadi rumor. Pasalnya, Warner Bros. ingin mengandalkan franchise unggulannya sebagai cara untuk meraup untung.

CEO Warner Bros. Discovery David Zaslav sendiri memaparkan Warner Bros. akan berfokus pada franchise seperti Harry Potter, Game of Thrones, dan Lord of the Rings November lalu. Bahkan, Warner Bros. dan New Line Cinema sudah mengumumkan pihaknya akan membuat film Lord of the Rings baru pada Februari.

Baca juga:

Rumor tentang serial televisi yang diadaptasi dari karya Rowling itu pernah dibantah oleh Sarah Aubrey, kepala HBO Max original series. Aubrey memberitahu Variety bahwa pihaknya tidak sedang tidak mengembangkan serial televisi tersebut sementara masih terbuka atas kemungkinan itu.

Harry Potter Fantastic Beasts the Secrets of Dumbledore
Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore raih hasil box office yang pas-pasan

Sementara itu, film ketiga dari spinoff-nya, Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore, mencapai hasil pas-pasan di box office dengan hanya meraup US$407 juta, menjadikannya film dengan penghasilan terendah di franchise Wizarding World. Karena hal ini, film keempat dan kelima dari Fantastic Beasts kemungkinan besar tidak jadi dibuat.

Baca juga:

Game Hogwarts Legacy juga mencapai kesuksesan masif meski kontroversi Rowling karena ungkapan antitransgender. Game besutan Portkey Games itu berhasil terjual sebanyan 12 juta unit pada dua minggu pertamanya.

Setiap film Harry Potter oleh Warner Bros. Pictures saat ini dapat disaksikan di HBO Go di Indonesia.