Category Archives: Review Gaming Gear

Review Gaming Gear & Hardware Terkini

TUF Dash F15, Laptop Gaming Ringkas dan Ramah di Kantong

Seri laptop TUF Dash memang bisa dikatakan sangat unik. Pertama kali hadir di tahun 2021 silam, laptop gaming ini tampil dengan desain yang jauh lebih premium ketimbang “saudara sedarahnya” yaitu seri TUF Gaming. Hal tersebut pun membuat banyak yang bertanya-tanya karena nama TUF seringkali diasosiasikan bukan dengan desain premium, tetapi lebih ke performa dan harga yang bersahabat di kantong.

Meski mengusung desain yang lebih premium, TUF Dash sebenarnya masih tetap mengedepankan performa serta harga yang bersahabat seperti saudaranya. Perbedaannya adalah seri laptop gaming ini hadir tidak hanya untuk gamer, tetapi juga untuk pengguna yang ingin mencari laptop “all-round” yang memiliki desain bodi ringkas namun tetap mengusung performa yang powerful. Sebagai bonus, seri TUF Dash juga hadir dengan durabilitas ekstra dan telah lolos uji ketahanan ekstrem berstandar militer AS (MIL-STD 810H).

Di tahun 2022 TUF Dash F15 kembali hadir dengan serangkaian perubahan, salah satunya adalah upgrade pada sisi CPU dengan mengadopsi CPU yang memiliki base TDP 45W, bukan lagi 35W seperti sebelumnya. Selain itu, desain bodi TUF Dash F15 terbaru juga diperbarui agar sistem pendinginnya dapat mengalirkan udara dengan lebih baik namun tetap mempertahankan bentuknya yang ringkas dan ringan. Dengan kata lain, TUF Dash F15 (FX517) kali ini tampil sebagai laptop gaming yang ringkas dan powerful. Namun apakah tetap terjangkau untuk fitur yang ditawarkan? Mari kita bahas.

Minimalis dan Lebih Ringkas

TUF Dash F15 (FX517) mengusung desain bodi yang sangat berbeda dari saudaranya, yaitu seri TUF Gaming. TUF Dash F15 (FX517) tampil lebih minimalis bahkan tidak tampak seperti laptop gaming pada umumnya. Bagian belakang layarnya hanya terdapat satu logo TUF yang disematkan di pojok sebelah kanan atas. Sementara sisa ruang yang ada hanya diisi oleh warna Off Black atau Moonlight White, dua warna yang tersedia untuk TUF Dash F15 (FX517).

Jika diperhatikan lebih jauh, TUF Dash F15 (FX517) mengambil berbagai elemen desain yang pernah digunakan di laptop gaming ROG Zephyrus. Salah satu elemen yang digunakan adalah V-Cut Design pada layar yang secara praktis dapat membuat lampu indikator di TUF Dash F15 (FX517) dapat tetap terlihat saat layar laptop dalam keadaan tertutup. Tidak hanya itu, V-Cut Design juga membuat lubang udara yang berada di bagian belakang laptop tidak tertahan oleh layar saat digunakan.

Secara dimensi, TUF Dash F15 (FX517) juga lebih ringkas dari pendahulunya. Layarnya kini tampil dengan bezel yang lebih tipis, yaitu 4,52mm di bagian samping dan 7,6mm di bagian atas. Bezel yang lebih tipis membuat dimensi bodi secara keseluruhan dapat dipangkas sekaligus membuat rasio layar terhadap bodi yang semakin besar.

TUF Dash F15 (FX517) juga tergolong sebagai laptop gaming yang ringkas dan ringan. bobotnya hanya 2Kg dan ketebalannya berada di kisaran 2cm. Profilnya yang minimalis tersebut telah membuat TUF Dash F15 (FX517) nyaman untuk digunakan kapan saja serta di mana saja. Ditambah dengan sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H), TUF Dash F15 (FX517) sangat pas untuk para pengguna yang membutuhkan laptop all-round dengan spesifikasi sekelas laptop gaming namun memiliki desain ringkas dan ringan, terlebih dengan banderol harganya yang mulai dari Rp16.799.000.

Andal untuk Berbagai Aktivitas

TUF Dash F15 (FX517) merupakan laptop gaming dan tentu saja harus dilengkapi dengan konektivitas yang mumpuni agar gamers dapat menghubungkan semua perangkat gaming mereka. Konektivitas yang lengkap juga merupakan nilai plus untuk TUF Dash F15 (FX517) karena pada dasarnya laptop ini dirancang sebagai laptop all-round sehingga pengguna non-gamers pun dapat lebih nyaman saat menggunakan laptop ini.

TUF Dash F15 (FX517) hadir dengan port fisik mulai dari USB Type-A, HDMI, 3.5mm combo audio jack, serta port gigabit ethernet bagi pengguna yang membutuhkan koneksi ke jaringan komputer melalui LAN. Sebagai laptop gaming modern yang ditenagai oleh prosesor 12th Gen Intel Core, TUF Dash F15 (FX517) tentu telah dibekali dengan port Thunderbolt 4 yang menggunakan interface USB Type-C. Keberadaan port tersebut memungkinkan para profesional untuk menghubungkan berbagai perangkat khusus yang membutuhkan bandwidth tinggi seperti penyimpanan eksternal berkecepatan tinggi, kartu grafis eksternal, hingga perangkat networking berkecepatan tinggi.

Sementara untuk konektivitas nirkabel, TUF Dash F15 (FX517) mengandalkan modul WiFi 6 (802.11ax). Modul WiFi generasi terbaru tersebut dapat menghadirkan konektivitas nirkabel yang lebih stabil dengan kecepatan transfer data lebih baik dibandingkan WiFi generasi sebelumnya. TUF Dash F15 (FX517) juga dibekali dengan Bluetooth 5.1 yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat seperti mouse atau headphone wireless.

Sebagai laptop all-round, TUF Dash F15 (FX517) juga dituntut untuk dapat mengakomodasi kebutuhan non gaming seperti conference call. Selain telah dibekali dengan HD webcam untuk kebutuhan video conference, TUF Dash F15 (FX517) juga hadir dengan fitur Two-Way AI Noise-Cancelling. Fitur tersebut memungkinkan suara bising di sekitar pengguna laptop gaming ini untuk dapat diredam oleh sistem kecerdasan buatan sehingga suara dapat terdengar lebih jernih. Tidak hanya itu, Two-Way AI Noise-Cancelling juga dapat menyaring suara bising dari lawan bicara dan membuat komunikasi dua arah semakin lancar.

TUF Dash F15 (FX517) memang sebuah laptop gaming, namun fitur konektivitasnya memperkuat posisinya sebagai laptop all-round yang nyaman digunakan oleh siapa saja.

Powerful untuk Berbagai Skenario Penggunaan

TUF Dash F15 (FX517) tentu hadir dengan performa yang lebih baik dibandingkan dengan laptop kelas consumer pada umumnya karena pada dasarnya ia meruapakan laptop gaming. TUF Dash F15 (FX517) dibekali dengan CPU 12th Gen Intel Core H Series serta GPU NVIDIA GeForce RTX 30 Series. Kombinasi CPU dan GPU generasi terbaru tersebut memastikan performa terbaik pada TUF Dash F15 (FX517) di berbagai skeanriao penggunaan.

TUF Dash F15 (FX517) juga dirancang sebagai laptop “future proof” dan telah menggunakan DDR5 4800MHz sebagai memorinya. DDR5 merupakan memori generasi terbaru yang memiliki kecepatan lebih tinggi dibandingkan DDR4. Penggunaan DDR5 berpengaruh langsung pada performa multitasking secara keseluruhan. Sementara di dalam game, DDR5 yang memiliki kecepatan lebih tinggi dapat meningkatkan minimum framerate sehingga game dapat berjalan lebih lancar tanpa stuttering.

Berikut adalah hasil benchmark performa TUF Dash F15 (FX517) yang ditenagai oleh CPU Intel Core i7-12650H dan GPU NVIDIA GeForce RTX 3060:

Mudah di-Upgrade

ASUS sepertinya sangat paham dengan para gamers yang suka melakukan upgrade secara mandiri. Hal tersebut terlihat dari desain TUF Dash F15 (FX517) yang sangat mudah untuk di-upgrade. Berkat sistem pop-up screw, bagian penutup bawah bodi TUF Dash F15 (FX517) sangat mudah untuk dilepas dan dari sana penggunanya bisa langsung mengakses slot upgrade yang tersedia.

Di TUF Dash F15 (FX517), ASUS menyediakan dua slot SO-DIMM DDR5 4800MHz yang dapat menampung memori hingga 32GB. Selain itu, terdapat juga dua slot M.2 PCIe 4.0 SSD sehingga TUF Dash F15 (FX517) dapat memiliki penyimpanan kencang dengan kapasitas total hingga 4TB. ASUS bahkan mempersilahkan penggunanya untuk melakukan upgrade dan menjamin garansi tidak akan hangus jika pengguna membuka penutup bodi bagian bawah dan melakukan upgrade. Tentunya syarat dan ketentuan terhadap status garansi tetap berlaku.

Sistem Pendingin yang Lebih Baik

TUF Dash F15 (FX517) yang ditenagai oleh hardware kelas gaming generasi terkini tentunya membutuhkan sistem pendingin khusus, apalagi laptop gaming ini hadir dengan bodi yang lebih ringkas dibandingkan kompetitornya. Untuk itulah ASUS menghadirkan sistem pendingin khusus yang bahkan beberapa teknologinya mengadopsi dari laptop-laptop ROG.

Dimulai dari “tulang punggung” sistem pendingin yaitu heatpipe, TUF Dash F15 (FX517) menggunakan total lima heatpipe yang terbuat dari tembaga. Berbeda dengan pendahulunya, kelima heatpipe tersebut kini terhubung langsung ke berbagai komponen penting di dalam TUF Dash F15 (FX517), seperti CPU, GPU, hingga VRM dan VRAM. Dengan demikian, TUF Dash F15 (FX517) dapat didinginkan secara optimal.

Terhubung langsung dengan heatpipe adalah heatsink khusus dan dua kipas Arc Flow yang memiliki 84 bilah. Tidak hanya memiliki bilah yang lebih banyak dibandingkan dengan sistem pendingin generasi sebelumnya, kipas Arc Flow yang digunakan di TUF Dash F15 (FX517) juga mampu mengalirkan udara secara lebih baik berkat desain bilah yang dapat meminimalisir turbulensi. Agar aliran udaranya lebih optimal, ASUS memberikan lubang udara khusus tepat di atas keyboard laptop ini.

Pengujian “stress test” pada TUF Dash F15 (FX517) juga menunjukkan bahwa sistem pendingin yang diusungnya bekerja dengan sangat baik. Berdasarkan grafis di atas, sistem pendingin TUF Dash F15 (FX517) mampu mempertahankan suhu operasional rata-rata untuk CPU di angka 80,44 derajat Celcius dan 75,84 derajat Celcius untuk GPU.

Laptop Gaming Ringkas Paling Terjangkau

Jika hanya melihat dari sisi spesifikasi dan performa di atas kertas, TUF Dash F15 (FX517) mungkin tidak banyak berbeda dari kompetitornya. Namun perlu diingat bahwa laptop gaming ini tampil dengan bodi yang tergolong ringkas dan ringan untuk sebuah laptop gaming. Biasanya desain tersebut hadir di laptop gaming premium yang harganya mahal, namun TUF Dash F15 (FX517) dibanderol dengan harga mulai dari Rp16.799.000. Bisa dikatakan ia adalah lapytop gaming dengan desain ringkas yang paling terjangkau saat ini.

Main Spec. TUF Dash F15 (FX517)
CPU 12th Gen Intel® Core™ i5-12450H Processor / i7-12650H Processor 2.3 GHz (24M Cache, up to 4.7 GHz, 10 cores: 6 P-cores and 4 E-cores)
Operating System Windows 11 Home
Memory 8GB / 2x8GB DDR5 4800MHz
Storage 512GB M.2 NVMe™ PCIe®3.0 SSD

1TB M.2 NVMe™ PCIe®3.0 SSD

Display 15.6”, FHD (1920 x 1080) 16:9, IPS-level, 144Hz, 3ms, Adaptive Sync, MUX Switch
Graphics NVIDIA® GeForce® RTX™ 3050

NVIDIA® GeForce® RTX™ 3050Ti

NVIDIA® GeForce® RTX™ 3060

Input/Output 1x RJ45 LAN port, 1x Thunderbolt™ 4 support DisplayPort™, 1x USB 3.2 Gen 2 Type-C support DisplayPort™ + power delivery + G-SYNC, 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack
Camera 720P HD camera
Connectivity Wi-Fi 6E (802.11ax) + Bluetooth 5.1 (Dual band) 2*2
Audio AI noise-canceling technology, Dolby Atmos, Hi-Res certification, Built-in array microphone, 2-speaker system
Battery 76WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion
Dimension 35.4 x 25.1 x 1.99 ~ 2.07 cm
Weight 2 Kg
Colors Off Black, Moonlight White
Price Rp16.799.000 (Core™ i5/RTX 3050/FHD 144Hz/8GB RAM/512GB SSD)

Rp20.299.000 (Core™ i7/RTX 3050/FHD 144Hz/2x8GB RAM/1TB SSD)

Rp21.999.000 (Core™ i7/RTX 3050Ti/FHD 144Hz/2x8GB RAM/1TB SSD)

Rp24.499.000 (Core™ i7/RTX 3060/FHD 144Hz/2x8GB RAM/1TB SSD)

Warranty 2 tahun garansi global dan 1 tahun ASUS Perfect Warranty

 

Review Logitech G Pro X Superlight, Mouse Gaming Ringan Bisa Tambah Skill Game FPS!

Logitech sebagai brand yang selalu menghadirkan pheriperal gaming terdepan bisa dibilang menghadirkan banyak seri-seri dengan kualitas yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari Headset, Mouse, dan Keyboard dengan kualitas yang sangat mumpuni. Terdapat beberapa seri Logitech G yang digemari para gamers, salah satunya adalah Logitech G Pro X Superlight.

Nah, pada kesempatan kali ini tim Gamefinity mendapatkan kesempatan untuk mengulas Logitech G Pro X Superlight secara dalam dan sempat mencobanya juga untuk bermain game FPS seperti Valorant dan Overwatch 2. Yuk langsung saja kita simak review lengkap dari Logitech G Pro X Superlight.

Unboxing Logitech G Pro X Superlight

Pada bagian depan memperlihatkan gambar produk si mouse dengan logonya. Pada bagian belakang terdapat semacam typography yang menyebutkan keunggulan si mouse. Nah kemudian pada bagian samping kanannya itu terdapat icon logo tim eSports terkenal seperti G2 Esports, Astralis, Na’Vi, TSM, hingga T1.

Mungkin jika kalian mengikuti scene competitive CS:GO atau Rainbow Six Siege sudah mengenal tim-tim tadi. Mengingat mouse ini memang khusus untuk para esports player yang bermain gim-gim FPS competitive.

Kemudian isi dari box ini lumayan banyak yang antara lain: mouse, kabel Micro-USB, USB receiver, receiver extension adapter, 4 mouse grip tape, PTFE foot, kain lap, sticker, buku manual, dan kartu garansi.

Desain Logitech G Pro X Superlight

Pertama yang kami sadari, Logitech menghilangkan dua tombol fungsional di sebelah kanan. Tombol ini memang sangat minim digunakan di mouse Logitech GPW. Para pengguna GPW lebih sering menggunakan tombol fungsional di sebelah kiri karena posisinya yang mudah dijangkau ibu jari.

Mungkin para gamers bertangan kidal akan merasa kehilangan fitur ini. Jika sebelumnya GPW bisa digunakan di tangan kanan maupun kiri karena kehadiran tombol fungsional di kedua sisi-nya, GPW Superlight akan jadi sedikit kurang nyaman untuk para gamers kidal.

Fitur kedua yang hilang adalah tombol pengaturan DPI yang berada di bagian bawah mouse ini. Sebelumnya, mouse Logitech GPW memberikan kemudahan untuk mengatur DPI dengan hanya menggunakan satu tombol, jadi kalian bisa mengatur DPI kapan saja.

Di Logitech G Pro X Superlight Wireless, kalian harus mengatur DPI melalui software khusus dari Logitech. Hilangnya fitur ini sebenarnya masih bisa ditoleransi mengingat kebanyakan gamers justru hanya sesekali mengatur DPI mereka ke settingan yang mereka sukai. Setelah itu, mereka cenderung menggunakan settingan ini terus-menerus.

Fitur Logitech G Pro X Superlight

Pertama yang kami sadari, Logitech menghilangkan dua tombol fungsional di sebelah kanan. Tombol ini memang sangat minim digunakan di mouse Logitech GPW. Para pengguna GPW lebih sering menggunakan tombol fungsional di sebelah kiri karena posisinya yang mudah dijangkau ibu jari.

Mungkin para gamers bertangan kidal akan merasa kehilangan fitur ini. Jika sebelumnya GPW bisa digunakan di tangan kanan maupun kiri karena kehadiran tombol fungsional di kedua sisi-nya, GPW Superlight akan jadi sedikit kurang nyaman untuk para gamers kidal.

Fitur kedua yang hilang adalah tombol pengaturan DPI yang berada di bagian bawah mouse ini. Sebelumnya, mouse Logitech GPW memberikan kemudahan untuk mengatur DPI dengan hanya menggunakan satu tombol, jadi kalian bisa mengatur DPI kapan saja.

Di Logitech G Pro X Superlight Wireless, kalian harus mengatur DPI melalui software khusus dari Logitech. Hilangnya fitur ini sebenarnya masih bisa ditoleransi mengingat kebanyakan gamers justru hanya sesekali mengatur DPI mereka ke settingan yang mereka sukai. Setelah itu, mereka cenderung menggunakan settingan ini terus-menerus.

Harga dan Kesimpulan Logitech G Pro X Superlight

Dengan harga yang dibanderol Rp2.299.000 ditambah mendapatkan garansi 2 tahun tentunya Mouse Gaming yang satu ini sangat worth to buy. Apalagi untuk kalian yang gemar bermain game FPS seperti Valorant atau Overwatch, selain sangat ringan, kalian juga bisa dengan leluasa bermanuver menggunakan mouse yang satu ini. Tentunya tim Gamefinity merekomendasikan mouse yang satu ini untuk dibeli untuk para pecinta game FPS.

Review Razer Orochi V2, Mouse Gaming Kecil Namun Sangat Buas!

Siapa yang tidak mengenal brand Razer yang menghadirkan beragam pheriperal gaming paling mumpuni dengan spesifikasi yang tidak main-main. Mulai dari keyboard, headset, mouse, bahkan hingga gaming chair juga dihadirkan oleh Razer untuk menghadirkan pengalaman gaming yang sempurna dan nyaman.

Nah, pada kesempatan kali ini tim Gamefinity mendapatkan kesempatan untuk mengulas salah satu Mouse Gaming dari Razer yang bernama Razer Orochi V2. Dengan ukuran yang mungil, Razer Orochi V2 bisa dibilang dapat diandalkan dalam segala situasi dan suasana. Yuk langsung saja kita simak selengkapnya ulasan Razer Orochi V2.

Spesifikasi Razer Orochi V2

Sebelum membeli sebuah produk, salah satu yang harus kalian pahami adalah spesifikasi dari produk tersebut. Oleh karena itu tim Gamefinity mempersiapkan detail informasi tentang produk Razer Orochi V2 yang bisa dibilang memiliki spesifikasi yang lumayan menarik. Berikut detailnya.

FORM FACTOR: Ambidexterous Right Hand
CONNECTIVITY: Dual-mode wireless (2.4GHz and BLE)
BATTERY LIFE: Up to 425 hours (2.4Ghz), 950 hours (BLE) with included Alkaline AA battery
RGB LIGHTING: No
SENSOR: Optical
MAX SENSITIVITY (DPI): 18000
MAX SPEED (IPS): 450
MAX ACCELERATION (G) : 40
PROGRAMMABLE BUTTONS: 6
SWITCH TYPE: 2nd-gen Razer™ Mechanical Mouse Switches
SWITCH LIFECYCLE: 60 Million Clicks
ON-BOARD MEMORY PROFILES: 1
MOUSE FEET: Undyed PTFE mouse-feet
CABLE: No
TILT SCROLL WHEEL: No
SIZES: Length: 108 mm, Width: 60 mm, Height: 38 mm
WEIGHT: < 60 g / < 2.2 oz (mass centralized)
DOCK COMPATIBILITY: No

Desain Razer Orochi V2

Untuk desain sendiri Razer Orochi V2 memiliki dimensi yang sangat kecil, yakni hanya memiliki panjang 108 MM dan juga berat yang kurang dari 60 gram membuat mouse gaming yang satu ini mudah untuk dibawa kemana-mana. Kecil juga bukan berarti tidak nyaman, tentunya desain Razer Orochi V2 dibuat sedemikian rupa untuk mempertahankan kenyamanan bermain game dalam durasi yang cukup lama.

Untuk desain tampilan Razer Orochi V2 sendiri tetap menghadirkan aksen logo Razer pada bagian belakang mouse namun tidak menyala, hal ini memiliki biasa terjadi pada seri low-end dari mouse gaming Razer yang tidak menampilkan banyak lampu. Sedangkan lampu indikatornya sendiri terdapat pada bagian atas dari Mouse.

Razer juga menghadirkan banyak desain yang menarik untuk Razer Orochi V2, walau seri aslinya hanya memiliki 2 warna yakni hitam dan putih. Kalian dapat melakukan custom dengan puluhan desain untuk mendapatkan mouse gaming yang sesuai dengan kepribadian gaming kalian sendiri.

Kenyamanan Menggunakan Razer Orochi V2

Untuk kenyamanan menggunakan Razer Orochi V2 sendiri tim Gamefinity tidak mengalami kesulitan yang berarti, walau dengan ukuran yang compact dan kecil sekalipun. Saat digunakan untuk bermain game dalam durasi 2 sampai 3 jam juga tidak mengurangi intensitas permainan sama sekali dengan Razer Orochi V2.

Ditambah lagi terdapat 2 tombol dibagian samping yang tidak dirancang untuk genggaman cakar dan juga genggaman penuh atau palm yang sudah disesuaikan dengan telapak tangan yang besar seperti yang penulis miliki. Selain itu bagian grip bawah juga membuat permainan semakin lancar, apalagi jika digunakan saat bermain game FPS maupun game MOBA seperti DOTA 2.

Fitur Menarik Razer Orochi V2

Dengan berat yang tidak mencapai 60 gram tentunya mouse yang satu ini terbilang sangat cocok untuk bermain game FPS. Walaupun mengadaptasi sistem wireless, sama sekali tidak ada delay yang dirasakan saat menggunakan mouse yang satu ini. Kedua tombol yang terletak di bagian kiri atau jempol juga bisa dikustomisasi dengan mudah dan bisa diganti fungsinya dengan apapun sesuai keinginan kalian.

Untuk baterai sendiri Razer Orochi V2 menggunakan 2 sistem baterai, yakni AA dan AAA yang bisa kalian sesuaikan dan bisa menjadi cadangan tambahan. Koneksi dari Razer Orochi V2 terdapat 2, yakni menggunakan receiver untuk menghilangkan delay saat bermain game dan juga bluetooth jika untuk pemakaian casual. Tentunya kedua koneksi tersebut bisa digunakan sebaik mungkin.

Kesimpulan dan Harga Razer Orochi V2

Untuk harga sendiri Razer Orochi V2 dibanderol dengan harga IDR 1.099.000 saja dan kalian bisa mendapatkan diskon hingga 30% diberbagai macam e-commerce di Indonesia. Jika melihat desain dan fitur yang dihadirkan dalam Razer Orochi V2 ini, bisa dibilang mouse gaming ini memang diciptakan untuk orang yang memiliki mobilitas tinggi dan bermain game sekaligus berkerja dimana saja.

Untuk pembelian dikembalikan ke pembaca dan juga budget yang dimiliki. Tentunya dengan diskon 30%, Razer Orochi V2 ini memang cukup worth it untuk dibeli. Namun jika kalian memiliki tangan yang lumayan besar mungkin agak kurang nyaman tetapi masih bisa digunakan secara maksimal mouse Razer Orochi V2 ini.

PS VITA: Penerus PSP yang Gagal Sukses

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – PlayStation VITA atau lebih dikenal dengan nama PS VITA merupakan sebuah konsol handheld yang rilis sebagai penerus PSP di masa generasi kedelapan konsol game. Nama PS VITA mungkin masih berasa asing yang dibandingkan dengan nama PSP. Meskipun digadang-gadang dapat menjadi perubah pasar konsol handheld di eranya, namun nyatanya adalah kenyataan pahit yang diterima oleh Sony sendiri.

Dapat dikatakan, PS VITA merupakan salah satu kegagalan SONY yang berasal dari segi marketing yang dilakukannya. Keadaan PS VITA sendiri pada saat itu dapat dianalogikan seperti “ditusuk dari dalam dan luar di waktu yang bersamaan”.

Di generasi sebelumnya, PSP memiliki rival yang kuat yaitu NDS yang menjadi konsol handheld paling laris sepanjang sejarah. Kali ini, saingan PS VITA lebih kuat dan lebih ganas dengan potensi yang tidak terbatas, yaitu maraknya pasar mobile gaming serta hadirnya penerus NDS, yaitu 3DS, hingga di akhir masa produksinya, Nintendo Switch dirilis.

PS VITA Presentation | Youtube
Suasana Presentasi PS VITA saat Masih Bernama NGP | Youtube

PS VITA History

Berawal dari rumor yang dikemukakan oleh Eurogamer di bulan Juli tahun 2009 yang berisi bahwa penerus dari PSP telah direncanakan oleh Sony, keberadaan PS VITA yang saat itu belum dinamai demikian sudah muncul di ranah publik. Pada saat itu juga, Eurogamer memberikan laporan terkait penerus dari PSP yang akan menggunakan processor PowerVR SGX543MP, sebuah processor yang juga digunakan dalam mesin Xbox.

Pertengahan tahun 2010, rumor kembali berkembang terkait penerus PSP yang sudah hadir saat rapat internal eksklusif Sony. Sesaat setelahnya, prototip dari PS VITA dikirimkan kepada para developer untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan. Rumor tersebut semakin mencuat karena informasi tersebut dikonfirmasi oleh Shaun Himmerick, executive producer dari Mortal Kombat dan Patrick Soderlund, vice president dari Electronic Arts.

Sony pada akhirnya mengumumkan keberadaan konsol handheld penerus PSP yang pada saat itu diberi nama “Next Generation Portable” atau disingkat NGP. Mereka mengklaim bahwa grafis yang ditawarkan oleh NGP ini akan hampir setara dengan PS3. Mereka juga mengumumkan bahwa NGP akan hadir dengan touchscreen agar para gamer mobile lebih terbiasa dengan kontrolnya,  layar yang sudah menggunakan OLED, serta kembalinya sistem kartrid memori.

Baca Juga: Riot Minta Tim Peserta MSI Untuk Lakukan Karantina Mandiri

PS VITA Launch

Di event E3 2011, 6 Juni 2011, Sony baru mengumumkan nama resmi dari NGP, yaitu PS VITA yang berasal dari bahasa latin yang berarti kehidupan. Jadwal rilis PS VITA mengalami pengunduran dikarenakan gempa dan tsunami yang melanda Jepang di tahun 2011. Meski begitu, Sony tetap menjanjikan bahwa perilisan PS VITA di Jepang akan hadir di akhir 2011 dan mulai dari awal 2012 untuk seluruh dunia.

Tanggal rilis resmi pada akhirnya diumumkan oleh Sony dan akan jatuh pada tanggal 17 Desember 2011 untuk kawasan Jepang dan 22 Februari 2022 untuk kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa edisi terbatas dari PS VITA bahkan sudah hadir pada 15 Desember 2012, seminggu sebelum tanggal rilis resmi. Edisi terbatas tersebut merupakan bundle dari game Little Deviant beserta carry case edisi terbatas serta kartrid memori 4GB.

Penjualan PS VITA di Jepang berawal dari 300.000 unit terjual di minggu pertama, lalu turun drastis di angka 50.000 di minggu kedua, dan stabil di angka 12.000 unit terjual setiap minggu setelahnya. Hal yang sama juga terjadi di kawasan AS dimana PS VITA dapat terjual 200.000 unit di bulan pertama lalu turun drastis menjadi 50.000 unit terjual di bulan kedua.

Harga PS VITA sendiri saat perilisannya adalah $249 untuk versi Wi-fi only, dan $299 untuk versi 3G + Wifi. Namun, harga tersebut hanya bertahan satu tahun mengingat pasar yang tidak mendukung PS VITA. Harga tersebut turun menjadi $199 pada Agustus 2013.

Kondisi Pasar yang Tidak Mendukung

Keberadaan PS VITA sendiri pada saat perilisannya tidak mengarah untuk mendukung konsol tersebut. Meskipun memiliki mesin dengan performa unggulan dan kuat, PS VITA sendiri harus menghadapi gempuran dari rivalnya, 3DS yang membawa nama baik NDS sebagai konsol yang “lebih ramah” dimainkan oleh berbagai usia.

Hal ini diperburuk dengan muncul dan menguatnya pasar mobile gaming yang memiliki kemudahan akses lebih baik dan lebih multifungsi dari konsol handheld. Hal ini juga diakui oleh seorang mantan petinggi Sony, bahwa pasar PS VITA dihancurkan oleh keberadaan mobile gaming yang membuat keberadaan dari konsol handheld semakin menghilang.

Sony sendiri dapat dikatakan juga melakukan blunder yang parah dalam pembagian pasar konsol mereka dan PS VITA menjadi korban dari blunder tersebut. PS4 konsol generasi kedelapan milik Sony nantinya hadir dan akan jauh lebih sukses dari PS VITA. Meskipun memiliki perbedaan pasar, namun keberadaan PS4 membuat Sony banting setir dalam memberikan alasan hadirnya PS VITA.

Saat perilisan sendiri PS VITA ditujukan menjadi sebuah konsol handheld yang meneruskan PSP di pasarnya. Namun, saat PS4 rilis keberadaan PS VITA berubah menjadi sebuah alat pendukung dari PS4 dengan kemampuan remote play miliknya. Hadirnya PS VITA TV, sebuah alat agar PS VITA dapat dimainkan dengan layar TV, menjadi puncak dari ketidakjelasan Sony dalam membagi pasar PS VITA.

Game Terlalu Bagus yang Menjadi “Senjata Makan Tuan”

Saat perilisannya, PS VITA menjadi salah satu game yang menjanjikan dengan kapabilitasnya untuk mendukung grafis yang lebih baik dari konsol handheld lainnya. Nyatanya, hal ini adalah sebuah “senjata makan tuan” yang berikan mirisnya oleh Sony sendiri.

Membuat sebuah game dengan kualitas AAA yang mendukung grafis paling tinggi di PS VITA bukan sebuah hal yang murah. Para pengembang besar seperti enggan untuk bertaruh uang yang besar dengan game andalan mereka dalam konsol handheld seperti ini. Karena sejatinya, dari zaman pendahulunya di pasar konsol handheld, game handheld sendiri merupakan versi “lebih murah” dari game aslinya. Hal ini terbukti dengan lebih banyaknya game kualitas AA yang hadir pada konsol ini.

Banyaknya developer besar yang keluar dari persaingan PS VITA dan lebih memilih untuk bersaing dengan konsol seperti PS4 milik Sony, membuat PS VITA sendiri kekurangan game dengan nama tenar. Hal tersebut juga menjadi salah satu pendukung gagalnya penjualan PS VITA sendiri.

Di daerah luar Jepang, keberadaan game yang ada pada PS VITA sendiri sangat bergantung dari developer indie yang memiliki budget terbatas. Game seperti Hotline Miami mencapai kesuksesan pada pasar game PS VITA. Seperti memperburuk keadaan, game seri Monster Hunter yang terkenal di PSP, pada saat itu mengeluarkan serial terbarunya di konsol rival PS VITA yaitu Nintendo 3DS secara eksklusif.

Berbeda dengan keadaan di luar, keberadaan PS VITA di Jepang sendiri masih dapat diangkat karena developer game besar asal Jepang seperti Bandai Namco, Falcom, dan Koei Tecmo masih mendukung game di konsol ini. Game seperti Persona 4 Golden, Atelier series, dan Danganronpa telah menyelamatkan kondisi pasar PS VITA di Jepang. Bahkan, keberadaan game tersebut juga “sedikit” melegakan bagi pasar game PS VITA di luar Jepang setelah versi globalnya muncul.

Baca Juga: Update Pokemon Go Hadirkan Event Spesial Research Baru

Sebuah Akhir yang Tidak Diharapkan

Dukungan Sony untuk PS VITA berakhir pada tahun 2019 untuk global dan tahun 2020 untuk regional Jepang. Pada akhirnya, PS VITA sendiri harus mengakui superioritas dari perkembangan mobile gaming yang menawarkan game dengan kualitas setara yang dibanderol dengan harga lebih rendah. Rilisnya Nintendo Switch juga menjadi salah satu alasan mengapa Sony harus segera menutup dukungan untuk PS VITA.

SCH-2000 merupakan sebuah tipe lainnya dari SCH-1000 yang merupakan PS VITA dari awal perilisannya. SCH-2000 memiliki ukuran dan berat lebih kecil dibanding versi sebelumnya serta layar yang kembali menggunakan LCD. Keberadaan SCH-2000 sendiri sama sekali tidak membantu menaikkan penjualan PS VITA.

Pada tahun 2021, Christian Phillips, seorang mantan senior director Sony, mengakui bahwa mereka terlalu meremehkan keberadaan pasar mobile gaming. Mereka sudah diperingatkan oleh ahli teknologi yang bekerja di Sony bahwa potensi smartphone yang menjadi platform mobile gaming dapat mengungguli kekuatan komputasi konsol di tahun 2010-2011. Namun, mereka tetap merilisnya saat pasar mobile gaming sedang ada dalam masa berkembang pesatnya dan berakhir dengan keagagalan. Total hanya 10-15 juta unit terjual, jauh lebih kecil dari angka penjualan PSP.

Kesimpulan

PS VITA merupakan usaha Sony untuk melanjutkan tradisi PSP sebagai konsol handheld yang mampu bersaing di pasar. Hal tersebut berakhir tragis meskipun PS VITA sendiri memiliki mesin konsol handheld yang jauh mengungguli kompetitornya. Hal ini diperparah dengan kondisi pasar yang lebih mengarah ke pasar mobile gaming.

Kurangnya dukungan dari pengembang eksternal dan internal, adalah hal yang memperparah kondisi pasar PS VITA. Ditambah lagi Sony menerapkan kebijakan usaha yang malah memperburuk kondisi dari pemasaran PS VITA.

Dapat disimpulkan, bahwa PS VITA merupakan “Kegagalan yang Menawan”. Kegagalan Sony dalam memasarkan konsol ini yang dibarengi dengan spesifikasi menawan nan gahar yang berhasil diciptakan oleh Sony sendiri.

PSP Sang Pesaing NDS yang Setengah Gagal

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – PlayStation Portable, atau dapat disebut sebagai PSP, merupakan sebuah handheld console yang dibuat oleh Sony.

Dirilis mulai dari tanggal 12 Desember 2004 di Jepang, PSP merupakan konsol handheld kedua dari PlayStation sertelah PocketStation.

PSP Launch | CNBC
Seseorang Memainkan PSP | CNBC

Dapat dikatakan PSP ini terbilang cukup sukses. Berbagai macam game legendaris juga ada di PSP seperti GTA Liberty City Stories yang menjadi game terlaris di PSP.

Namun, keberhasilan tersebut bukanlah suatu kesuksesan yang dapat dibawa PSP dalam pasar handheld di masa itu. PSP tidak dapat meneruskan nasib PS2 di pasarnya masing-masing.

Ketika PS2 saat itu menang telak dari Nintendo Wii, dalam pasar konsol handheld, PSP tertinggal jauh dari NDS.

Yuk, kita bahas lebih dalam!

Sejarah Asal Mula PSP

Sony pertama kali mengumumkan PSP pada event E3 di tahun 2003. Meskipun pengumuman tersebut hadir dalam bentuk fisik, nmaun Sony merilis detail teknis tentang PSP pada event tersebut.

Bapak PlayStation sekaligus CEO Sony saat itu, Ken Kutaragi, sempat menyebut PSP ini sebagai “Walkman” di abad ke-21. Ken dapat mengungkapkan hal tersebut karena PSP, sama seperti PS2, dapat difungsikan sebagai pemutar media.

PSP pada saat itu digadang-gadang menjadi pesain berat dari Nintendo yang telah menguasai pasar konsol handheld sejak lama.

Nintendo pada saat itu masih belum mempunyai saingan berarti sejak rilisnya Game Boy milik mereka. Hanya WonderSwan milik Bandai dan Game Gear milik Sega yang dapat mendekati penjualan konsol handheld milik Nintendo.

Pada November 2003, rencananya Sony akan merilis PSP tanpa analog stick. Namun, saat itu beberapa orang mempermasalahkan absennya Analog pada PSP yang pada akhirnya rilis menggunakan Analog.

Sony mempresentasikan produk barunya pada E3 2004 dengan menyediakan merilis beberapa game yang dapat dicoba di PSP seperti Metal Gear Acid dan Wipeout Pure.

Baca Juga: Yostar Luncurkan Trailer Perdana Anime Dari Arknights : Reimei Zensou

Masa Perilisan PSP

Sony mengumumkan versi dasar dari PSP pada 17 Oktober 2004 dan nantinya akan dirilis di Jepang pada 12 Desember 2004.

Pada hari pertama perilisannya, PSP dapat terjual di angka 200 ribu unit. Angka ini dapat dibilang menjadi sebuah kesuksesan bagi Sony.

Tahun 2005, tepatnya pada tanggal 3 Februari, PSP akhirnya rilis di region Amerika Serikat dan Kanada. Dihargai dengan harga $249, PSP mendapat kritik karena harganya yang lebih mahal dari perilisannya di Jepang.

Meski begitu, pada hari pertama perilisan PSP, konsol ini meraih angka penjualan di 500 ribu unit.

Perilisan PSP di Eropa juga mengalami kesuksesan, pada hari pertama perilisannya di Inggris Raya, PSP terjual sebanyak 185 ribu unit. Angka penjualan ini mengalahkan rekor Nintendo di angka 87 ribu unit saat perilisan Nintendo DS.

Hal ini terus berlanjut hingga seminggu kemudian, dimana 25 ribu unit pre-order datang dari Australia dan 1 juta unit terjual di Eropa.

Varian

PSP hadir dengan beberapa varian setelah perilisannya dan terus berlanjut hingga 2011 sebagai tahun terakhir varian baru PSP yang dirilis.

PSP 2000 dan 3000 atau dapat dikenal sebagai PSP Slim merupakan varian baru pertama dari PSP Original. Hadir dengan RAM yang lebih besar.

PSP Go hadir di tahun 2009 dengan design yang berbeda. Membawa desain slide daripada desain flat seperti PSP biasanya. Penjualan dari PSP Go tidak sesukses varian PSP lainnya dan berhenti dijual pada 2011.

PSP Street merupakan varian terendah dari PSP dengan tiadanya fitur Wi-Fi dan Bluetooth seperti PSP Slim. Varian ini juga hadir tanpa mikrofon dan stereo speaker seperti varian sebelumnya.

Kegagalan yang Tipis

Kalau dibilang PSP sebuah kegagalan, pasti semua orang akan berpikir bahwa pendapat itu salah. Bahkan saya pun setuju bahwa PSP merupakan sebuah kesuksesan sendiri bagi sebuah perusahaan yang baru saja masuk ke pasar konsol handheld global.

Namun, kegagalan yang dimaksud disini bukanlah eksekusinya yang kurang matang, melainkan kekalahannya dengan pesaingnya, NDS.

Seperti yang kita tahu, Nintendo DS atau NDS adalah konsol handheld paling sukses sepanjang sejarah. Berbagai faktor yang mendukung kesuksesan NDS adalah banyaknya fitur baru yang dihadirkan.

Selain itu, varian dari PSP juga kurang diminati oleh pasar seperti PSP Go dan Street merupakan sebuah masalah tersendiri. Hal ini dikarenakan varian NDS yang selalu mendapat respon positif dari pasar sehingga membuat penjualannya meroket.

Di akhir masa produksi keduanya, PSP hanya terjual sebanyak 76,3 juta unit. Angka tersebut dapat dikatakan sebagai hanya ketika dibandingkan dengan angka penjualan NDS yang mencapai 150 juta unit.

Pada akhirnya, kembali lagi ke poin pertama, PSP sendiri merupakan sebuah kesuksesan sendiri dan menjadi legenda yang dikenal hingga saat ini. Bahkan, penerusnya, PS VITA, tidak dapat mengulangi kesuksesan dari PSP.

Baca Juga: Dying Light 2 Capai Penjualan Total 5 Juta Unit Pada Bulan Pertama

Game Terkenal

Berbagai game terkenal telah rilis di PSP.

Contohnya adalah dari seri Grand Theft Auto, terdapat GTA Liberty City Stories dan Vice City Stories, serta tidak lupa GTA Chinatown Wars yang membawa GTA ke perspektif baru.

Lalu ada God of War: Ghost of Sparta, yang menjadi game PSP dengan rating terbaik di Metacritic.

Game lainnya yang namanya dikenal hingga kini seperti Monster Hunter Portable 3rd, Monster Hunter Freedom Unite, Gran Turismo, Persona 3 Portable, Final Fantasy CRISIS CORE, dan masih banyak lagi.

Total, terdapat 1.370 game yang dapat dimainkan di PSP.

Review Razer Kraken X for Console, Headphone Gaming Spesial Untuk Konsol PS4 dan XBOX

Razer menghadirkan beberapa perangkat yang bisa dibilang dapat menunjang bermain game menjadi lebih seru. Salah satu perangkat tersebut adalah headphone, biasanya Razer menghadirkan perangkat khusus untuk PC, sedangkan banyak juga beberapa perangkat Razer yang hadir untuk smartphone bahkan konsol PS4 serta Xbox. Salah satu perangkat yang diciptakan agar menambah keseruan bermain konsol kalian lebih baik adalah Razer Kraken X for Console.

Nah, pada kesempatan kali ini tim Gamefinity akan membahas ulasan lengkap tentang Razer Kraken X for Console yang sudah dicoba digunakan untuk PS4. Mulai dari spesifikasinya, desainnya, Kenyamanan Razer Kraken X for Console dan Suara Untuk Bermain di PS4, hingga kesimpulan beserta harganya. Tidak perlu berpanjang lebar lagi, yuk kita simak pada artikel dibawah ini.

Spesifikasi Razer Kraken X for Console

Salah satu hal yang paling dilihat sebelum membeli perangkat gaming adalah spesifikasi dari perangkat tersebut. Namun perlu diingat, kalau Razer sendiri tidak main-main dalam merancang sebuah perangkat game dengan spesifikasi yang mumpuni tentunya. Berikut adalah Spesifikasi dari Razer Kraken X for Console yang wajib kalian ketahui.

FREQUENCY RESPONSE 12 Hz – 28 kHz
IMPEDANCE 32 Ohm (1 kHz)
SENSITIVITY 109 dB (1 kHz)
DRIVER SIZE – DIAMETERS (MM) 40 mm
DRIVER TYPE Custom Tuned
EARCUPS Oval Ear Cushions
INNER EARCUP DIAMETER Major Diameter 65 mm, Minor Diameter 44 mm
EARPADS MATERIAL Leatherette/ Foam
NOISE CANCELLING NA
CONNECTION TYPE Analog 3.5 mm
CABLE LENGTH 1.3 m / 4.27 ft.
WEIGHT 250g / 0.55lbs
MICROPHONE STYLE Bendable cardioid microphone
PICK-UP PATTERN Unidirectional ECM boom
VIRTUAL SURROUND ENCODING NA
MICROPHONE FREQUENCY RESPONSE 100 Hz – 10 kHz
VOLUME CONTROL On-earcup: Volume Up/Down
OTHER CONTROLS
  • On-earcup Mute Function: Click-to-mute
  • On-earcup: Volume Up/Down
BATTERY LIFE NA
LIGHTING NA
COMPATIBILITY Cross-Platform
MICROPHONE SENSITIVITY (@1KHZ) -45 ± 3 dB

Desain Razer Kraken X for Console

Bila dibandingkan dengan headphone lain yang pernah diproduksi Razer, produk ini tampil lebih baik. Dengan bodi yang tersusun dari plastik serta desain Honeycomb plus logo Razer di bagian earcup, rasanya perangkat ini hadir dengan tidak neko-neko. Justru malah membuatnya semakin keren.

Perangkat ini juga dibekali dengan sebuah kabel untuk koneksinya. Kabel sepanjang 1,3 meter tersebut disertai juga dengan jack berukuran 3,5 mm. Jika dirasa kurang panjang, kamu bisa menggunakan splitter untuk memisahkan kabel audio dan mikrofon. Dengan splitter tersebut, kamu bisa menambahkan panjangnya hingga 1,3 meter lagi. Hadir dengan bodi plastik tentunya membuat headphone gaming ini menjadi lebih ringan. Hal tersebut dibuktikan dengan berat sekitar 250 gram. Oleh karena itu, perangkat ini nyaris tidak akan terasa ketika dipakai saking ringannya.

Kenyamanan Razer Kraken X for Console dan Suara Untuk Bermain di PS4

Memiliki bantalan telinga yang berbentuk oval, tentunya kalian tidak akan merasakan rasa sakit dalam penggunaan waktu yang cukup lama. Kemudian pada earpad-nya pun sudah menggunakan bahan kulit sehingga isolasi dan kenyamanannya sudah terjamin. Dengan demikian, kamu bisa memakainya dalam waktu yang lama tanpa membuat telinga terasa pegal. Selain itu, grip dari headband-nya juga begitu firm sehingga ketika dipakai akan terasa begitu pas di kepala. Apalagi dengan headband yang sudah di-padding dengan bagian yang rada empuk, menambah kenyamanan dalam memakainya.

Tim Gamefinity sendiri sudah mencobanya dengan menggunakan PS4 dengan menggunakan game Horizon Forbidden West yang membawa kalian pergi ke gurun pasir padahal sedang bermain di rumah. Lingkungan dalam game bisa dibilang terasa dan tersampaikan melalui telinga lewat Razer Kraken X for Console. Ditambah lagi jika kalian memainkan game horor, jangan sampai terkena jumpscare saat menggunakan headphone yang satu ini. Karena cukup membuat kaget dan sedikit jantungan.

 

Ditambah lagi mic yang bisa membuat suara kalian lebih jelas walau lingkungan kalian sangat ramai. Menggunakan fitur Crystal Clear Communication, Razer Kraken X for Console membuat permainan online lewat konsol PS4 kalian akan semakin menarik dan juga menegangkan. Razer Kraken X for Console juga memiliki mic yang cukup lentur sehingga bisa ditinggikan ataupun direndahkan untuk menyesuaikan mulut kalian.

Kesimpulan dan Harga Razer Kraken X for Console

Untuk kesimpulan ulasan dari Razer Kraken X for Console menghadirkan kesan yang sangat positif. Dimana suara dengan fitur kontrol audio yang mudah bisa menambah seru pengalaman bermain kalian apalagi jika menggunakannya lewat konsol PS4. Untuk harga sendiri Razer Kraken X for Console dibanderol dengan harga IDR 849.000 yang bisa dikatakan cukup terjangkau dengan mendapatkan fitur yang cukup banyak. Tentunya tim Gamefinity merekomendasikan kalian untuk membeli headphone gaming yang satu ini.