Category Archives: Teknologi

Berita Terbaru Seputar Teknologi

AYA Neo, Konsol Genggam Seharga Rp10 Juta dengan Tenaga AMD Ryzen 5

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Konsol genggam (handheld) biasanya tidak didukung dengan tenaga maksimal. Hal ini rupanya ingin dirubah oleh AYA Neo. Setelah dikembangkan beberapa waktu, akhirnya konsol genggam yang dilengkapi tenaga CPU AMD Ryzen 5 4500U ini siap rilis. Konsol genggam ini memiliki arsitektur “Renoir”, lengkap dengan Grafis Radeon 6 Vega.

Dengan tenaga dari CPU AMD Ryzen 5 4500U, prosesor memiliki 6 inti, 6 utas dan didasarkan pada Arsitektur Zen 2. Grafik tersebut terintegrasi dengan grafik Radeon 6 Vega dengan hanya 6 Compute Units (384 Streaming Processors). AYA Neo juga memiliki memori LPDDR4X 16GB dan SSD NVMe 1TB di dalamnya. Layarnya adalah layar sebesar IPS 1280 × 800 dan semua ini didukung oleh baterai 47wH yang bisa bertahan hingga 6 jam penggunaan. Tetapi apabila game berat dijalankan maka daya dapat berkurang hingga 67 persen menjadi bertahan hanya sekitar 2 jam.

Meskipun beberapa komponen grafis mungkin tampak sedikit mengecewakan, Aya Neo menjadi salah satu konsol genggam yang dapat menjalankan game-game beart. Pada low hingga medium game, dengan pengaturan resolusi 1280 × 800, penguna bisa memiliki pengalaman bermain yang solid dengan frekuensi gambar yang bagus. Saat diuji menjalankan game berat seperti GTA 5, Crysis Remastered hingga Cyberpunk 2077, Neo mampu mencapai 30+ FPS.

Saat ini, konsol tersebut siap dikirim ke pelanggan dan peninjau pertamanya ialah para pendiri AYA Neo. Model konsol ini memiliki sasis tembus cahaya dan akan dikirimkan kepada pendukung yang terlibat dalam crowdfunding. Nantinya AYA Neo yang dirilis di pasar kemungkinan akan menampilkan tampilan yang berbeda dibandingkan edisi Founder.

Para pengulas yang telah memposting ulasan seperti Taki Udon dan ETA Prime pada kanal Youtubenya telah menyuarakan kesan pertama mereka. Keduanya melihat spesifikasi konsol, namun lalu mengambil pendekatan yang berbeda.

ETA Prime melihat pengalaman unboxing dan kemudian melihat kinerja di Forza Horizon 4, GTA 5, Skyrim, Street Fighter 5, Doom Eternal, CS: GO, Fortnite, dan bahkan Crysis Remastered. Taki Udon melihat kualitas produk dengan meninjau kinerja baterai, pendinginan, tampilan, kualitas pembuatan, dan melakukan beberapa tolok ukur kinerja di akhir.

Rencananya konsol genggam ini dirilis untuk masyarakat umum pada 10 Maret 2021. Harga Aya Neo rencananya dipasarkan seharga 699 USD atau sekitar Rp10 juta. Nantinya mereka akan bersaing dengan konsol genggam lainnya seperti One Gx1 Pro dan GDP Win3 yang didukung CPU Intel Tiger Lake dengan Xe Graphics.

ASUS ROG GA35, Gaming Desktop PC Paling Kencang dengan Segudang Fitur Tambahan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Bagi gamer PC kelas enthusiast, memiliki sebuah mesin gaming terbaik merupakan impian utama. Untuk mewujudkannya, mereka biasanya memilih untuk merakit PC desktop dengan cara memilih komponennya sendiri. Meski memiliki kebebasan lebih dalam memilih spesifikasi dan komponen yang diinginkan, cara tersebut hanya efektif bagi mereka yang mengerti hardware PC lebih jauh. Bagaimana kalau Anda ingin memiliki gaming PC terbaik namun kurang mengerti soal komponen dan hardware PC?

ASUS baru saja memperkenalkan gaming desktop PC terbaru, salah satunya adalah ROG Strix GA35. Gaming desktop PC tersebut hadir dengan spesifikasi premium dan dirancang khusus untuk para gamer enthusiast yang mengutamakan performa di atas segala-galanya. ROG Strix GA35 juga telah hadir sebagai paket lengkap, dengan spesifikasi optimal dan pastinya fitur ekstra yang tidak akan ditemukan di PC rakitan manapun.

Hadir dengan desain minimalis yang dilengkapi fitur dual-chamber, ROG Strix GA35 merupakan seri gaming desktop kelas enthusiast dari ROG. Meski tampil sebagai gaming desktop, namun ROG Strix GA35 adalah PC desktop yang sangat powerful dan dapat digunakan untuk tugas-tugas yang membutuhkan performa komputasi tinggi seperti video editing atau CAD work.

Desain Baru

ROG Strix GA35 merupakan bagian dari jajaran produk gaming desktop PC terbaru yang hadir dengan desain baru. Bagian depan dan atas case-nya menggunakan desain windshear yang tidak hanya membuat ROG Strix GA35 lebih menarik, tetapi juga memiliki fungsi teknis tersendiri. Desain windshear tersebut berfungsi sebagai ventilasi udara yang berperan penting dalam sistem pendinginan secara keseluruhan. Desain windshear memastikan aliran udara masuk ke dalam case menjadi lebih lancar sehingga membuat sistem pendinginan dapat berjalan secara optimal.

Untuk memudahkan penggunanya, ROG Strix GA35 juga dilengkapi dengan pegangan (handle) sehingga lebih mudah untuk dipindah. Di bagian handle-nya juga terdapat slot untuk keystone. Sama seperti yang ada di laptop ROG Strix, keystore di ROG Strix GA35 berfungsi layaknya “kunci” yang memungkinkan pengguna ROG Strix GA35 untuk menyimpan dan mengaplikasikan profile serta pengaturan yang ada di Armoury Crate. Tidak hanya itu, keystone juga dapat digunakan untuk membuka Shadow Drive atau drive penyimpanan khusus dengan fitur enkripsi yang dapat disembunyikan.

Akses terhadap port I/O di ROG Strix GA35 juga lebih mudah. Di bagian atas case-nya terdapat dua port USB Type-A dan satu port USB Type-C sehingga Anda tidak perlu menguhubungkan setiap perangkat yang menggunakan kedua port tersebut ke bagian belakang gaming desktop PC ini. Selain itu, terdapat pula dua port audio 3.5mm yang berfungsi sebagai input dan output. Lagi, headset pun tidak perlu dihubungkan ke port 3.5mm yang ada di belakang ROG Strix GA35.

Fitur unik lainnya yang ada di ROG Strix GA35 adalah terdapatnya dua SSD hot swap tray yang ditempatkan di bagian depan case-nya. Hot swap tray tersebut mendukung SSD SATA 2.5”, sehingga Anda bisa menambah kapasitas penyimpanan dengan mudah. Cukup buka tray dan masukkan SSD ke dalamnya.

Terakhir dari sisi desain, tidak lupa fitur AURA RGB yang tentu saja wajib hadir. Sama seperti yang ada di laptop ROG, AURA RGB di ROG Strix GA35 juga dapat diatur langsung melalui aplikasi Armoury Crate. ASUS telah menyediakan berbagai mode tampilan untuk AURA RGB, namun kami sarankan Anda untuk mengaktifkan fitur AURA Sync. Fitur tersebut akan mensingkronisasikan tampilan di perangkat yang mendukung AURA RGB. Karena paket penjualan ROG Strix GA35 juga termasuk keyboard dan mouse ROG yang mendukung AURA RGB, Anda bisa langsung mengaktifkan AURA Sync.

Sistem Pendingin Inovatif

ROG Strix GA35 merupakan gaming desktop PC premium yang di dalamnya terdapat komponen kelas high-end. Panas yang dihasilkan oleh setiap komponen tersebut harus didistribusikan dan dikeluarkan dengan baik agar performanya tidak terganggu. Untuk itulah, para ahli dan teknisi di ROG menghadirkan sistem dual-chamber pada case ROG Strix GA35.

Sistem dual-chamber membagi case ROG Strix GA35 menjadi dua buah bagian kanan dan kiri. Di sebelah kiri terdapat motherboard, CPU, dan kartu grafis. Sementara di bagian kanan terdapat power supply. Berkat sistem pembagian ruang tersebut, distribusi panas di ROG Strix GA35 dapat terkontrol karena udara panas yang dihasilkan dari empat komponen tersebut menjadi terbagi dan tidak bercampur di satu ruang.

Sistem dual-chamber juga membuat ruang komponen di ROG Strix GA35 menjadi lebih lega dan memungkinkan sirkulasi udara yang lebih lancar. Untuk memaksimalkan pendinginannya, sistem liquid cooling pun digunakan untuk mendinginkan CPU di ROG Strix GA35. Tentu saja Anda memiliki kontrol penuh untuk mengatur seluruh sistem pendingin tersebut.

Di aplikasi Armoury Crate, terdapat fitur untuk mengatur performa ROG Strix GA35 secara keseluruhan. Di fitur tersebut Anda bisa memilih satu dari tiga preset yang disediakan, yaitu Windows Mode, Performance Mode, dan Turbo Mode. Ketiganya menawarkan tingkat performa yang berbeda yang berpengaruh langsung ke sistem pendingin. Jika Anda lebih suka mengatur semuanya sendiri, terdapat juga Manual Mode dimana Anda bisa mengatur performa CPU, GPU, dan sistem pendinginan secara terpisah.

Performa pendinginan ROG Strix GA35 yang sangat baik terbukti melalui stress test menggunakan aplikasi 3DMark Time Spy. Saat diuji sebanyak 20 kali pengulangan, ROG Strix GA35 terbukti mampu mempertahankan suhu komponennya pada level yang rendah dan sama sekali tidak menunjukkan adanya efek thermal throttle dengan frame rate stability di angka 97,5%.

Performa Terbaik untuk Segala Aktivitas

ROG Strix GA35 hadir menggunakan komponen dan hardware terkini dengan teknologi terbaru. Mulai dari CPU, gaming desktop PC ini mengadopsi prosesor AMD Ryzen 9-3950X yang telah menggunakan arsitektur Zen2 7nm serta memiliki konfigurasi 16 core dan 32 thread. Konfigurasi core dan thread tersebut memungkinkan ROG Strix GA35 juga dapat difungsikan sebagai workstation bagi content creator.

Untuk pengolahan grafis, ROG Strix GA35 menggunakan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2080Ti yang merupakan kartu grafis kelas consumer paling kencang saat ini. Hadir dengan arsitektur Turing, kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2080Ti telah mendukung berbagai teknologi grafis terkini salah satunya adalah real-time ray tracing yang dapat menampilkan visual lebih nyata di dalam game. Tentu saja berkat kartu grafis ini semua game PC dapat dijalankan dengan sangat lancar.

Selain dua komponen yang telah disebutkan sebelumnya, ROG Strix GA35 juga tampil dengan RAM DDR4 2300MHz berkapasitas 64GB yang tentu saja sangat cukup untuk melakukan banyak hal khususnya multitasking. Diperkuat lagi dengan penyimpanan ganda NVMe PCIe SSD berkapasitas 512GB serta HDD berkapasitas 1TB, koleksi game ataupun arsip karya Anda dapat disimpan semua di gaming desktop PC ini. Jangan lupa penyimpanannya masih bisa ditambah!

Performa ROG Strix GA35 juga masih bisa ditingkatkan melalui overclocking. Jika Anda familiar dengan UEFI BIOS di motherboard ASUS ROG, Anda akan segera tahu bahwa ROG Strix GA35 juga memiliki fitur overclocking yang sama dengan desktop PC rakitan. Melalui BIOS-nya Anda bisa mengatur frekuensi CPU dan RAM, serta mengubah nilai pengaturan yang tidak ada di aplikasi Armoury Crate. Singkatnya, ROG Strix GA35 telah mendukung untuk overclocking.

ROG Strix GA35 adalah pre-built gaming desktop PC paling kencang yang bisa Anda dapatkan di Indonesia saat ini. Dilengkapi dengan komponen dan hardware terkini serta tercanggih, ROG Strix GA35 dapat digunakan untuk memenuhi hasrat gaming Anda ataupun menjadi workstation pribadi.

BlueStacks 5 Hadirkan Peningkatan Kinerja dan Dukungan ARM

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Emulator Android BlueStacks merilis update terbarunya, BlueStacks 5 beta. Pembaruan ini dijanjikan memiliki peningkatan yang signifikan dibanding versi 4, juga akan mendukung ARM (Advanced RISC Machine). BlueStacks 5 juga diklaim mengonsumsi memori yang jauh lebih sedikit.

“Teknologi App Container kami memungkinkan game dioptimalkan untuk berjalan di PC, Mac, dan perangkat lain tanpa pekerjaan tambahan yang diperlukan dari developer. Ini adalah komponen kunci yang hilang di Android, di Chromebook, dan app iOS di Mac,” ucap Sharad Agarwal, Kepala Pengembangan BlueStacks 5 dalam keterangan yang didapat GAMEFINITY.ID, Rabu (17/2/2021).

“Kami melihat pasar untuk BlueStacks App Player berkembang pesat dengan dukungan Apple untuk menjalankan aplikasi iOS pada faktor bentuk Mac, dan App Containers adalah teknologi kunci untuk ini,” ucapnya.

CEO Bluestacks, Rosen Sharma mengklaim produknya telah diunduh lebih dari 1 miliar sejak peluncuran pertama. Pembaruan terbaru ini merupakan hasil saran dari 500 juta pengguna BlueStacks di seluruh dunia dan perusahaan akan memberi mereka apa yang gamer inginkan.

“Mereka meminta pengalaman gameplay yang benar-benar mendalam pada platform yang mudah digunakan dan berkinerja cepat yang tidak menuntut spesifikasi hardware yang tinggi. Dan BlueStacks 5 memberikannya kepada jutaan gamer,” katanya.

Dalam update terbaru dari BlueStacks, fitur FPS Lock dan Long-flight memungkinkan pengguna dapat bermain dengan lancar. BlueStacks 5 (Beta) berencana membuat platform-nya cocok untuk game dengan konsumsi sistem yang lebih besar.

“BlueStacks 5 lebih ringan dan super cepat. Aspek gameplay jauh lebih halus. Eco Mode adalah langkah legendaris. Peralihan ke Discord sangat mudah sekarang. Sangat direkomendasikan bagi gamer untuk beralih ke versi ini,” kata Red Arcade, seorang gamer profesional dan streamer YouTube populer.

Fitur seperti FPS Lock dan Long-flight membuat Bluestacks 5 kini cocok dimainkan selama berjam-jam. Fitur ini juga menjanjikan gameplay yang mulus selama jangka waktu yang lama, booting yang lebih cepat, dan instalasi dan waktu pembukaan aplikasi yang lebih cepat. Lalu dalam eco mode, pengguna bisa membuka beberapa aplikasi dengan lebih efisien, tanpa penurunan performa.

Youtuber Habiskan Nyaris Rp1 Miliar untuk Membeli PS5 Terbesar di Dunia

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Seorang Youtuber mengaku telah menghabiskan 70.000 USD atau sekitar Rp981 miliar untuk membeli PlayStation 5 yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia. Seperti yang diberitakan Gamespot, Youtuber bernama Zachary Hsieh alias ZHC itu membeli konsol berukuran raksasa dengan tinggi 10 kaki (sekitar 3 meter) dan berat 500 pon (sekitar 226 kilogram).

Zachary sempat menjajal konsol raksasa itu dengan memainkan Minecraft. Konsol berukuran raksasa itu juga memiliki kontroler DualSense yang berukuran raksasa.

“PlayStation 5 yang sangat besar ini benar-benar 100 kali lebih besar dari yang biasa dan yang paling gila, ini bisa diapakai buat main game!”

Dalam sebuah video berjudul “I Spent 100 Hours Customizing The World’s Largest PS5 ($70,000)” yang diunggah di kanal Youtubenya, ZHC dan timnya menghabiskan 100 jam tambahan untuk melukis sisi bodi konsol yang sangat besar itu. ZHC berjanji untuk memberikan lebih dari 20 PS5 kepada “anak-anak yang membutuhkan” dan subscriber channel secara acak.

Sebelumnya, pada Oktober lalu Microsoft membuat lemari es Xbox Series X yang dikirimkan kepada influencer iJustine dan rapper Snoop Dogg. Kulkas ini berfungsi persis seperti lemari es biasa tetapi dengan desain Xbox Series X, lengkap dengan musik boot-up saat membuka pintunya.

Lemari es tersebut diciptakan untuk membalas berbagai meme yang beredar, tak lama setelah pengungkapan konsol generasi berikutnya milik Microsoft tersebut. Banyak yang membandingkan desain unik konsol itu dengan lemari es.

Review: ROG Delta S, Headset Gaming Multiplatform Berkemampuan MQA

GAMEFINITY.ID, Jakarta – ASUS Republic of Gamers (ROG) pada Desember lalu merilis ROG Delta S, headset gaming berkemampuan MQA pertama di dunia. ROG Delta S menawarkan ESS 9281 CODEC resolusi tinggi dengan teknologi QUAD DAC dan dukungan MQA terintegrasi untuk menghadirkan audio yang sangat mendetail dan nyata.

GAMEFINITY.ID mendapat kesempatan untuk menjajal langsung produk dan mengulasnya. Secara keseluruhan, headset gaming ini memberikan pengalaman audio yang luar biasa, serta komunikasi suara yang jernih. ROG Delta S menjadi headset kelas baru yang dirancang untuk para gamer, pecinta musik, dan siapa saja yang mencintai audio berkualitas tinggi.

Tanpa basa-basi lebih panjang, berikut ulasan GAMEFINITY.ID terhadap ROG Delta S

Desain

Selain kualitas audio dan komunikasi kelas wahid, desain headset Delta S juga menjadi salah satu keunggulannya. Dengan bentuk reverse-D yang ergonomis, ROG Delta S menjadi headset dengan desain cantik yang terlihat elegan ketika digunakan.

Dibandingkan dengan ear cup oval, ear cup ergonomis berbentuk reverse-D dari ROG Delta S sangat cocok dengan bentuk telinga para gamer. Hal ini mengurangi area kontak yang tidak perlu hingga 20 persen. Driver di setiap penutup telinga dimiringkan sebesar 12 derajat, sangat cocok dengan sudut alami telinga manusia.

Desain yang miring juga memberikan kenyamanan yang lebih baik dan juga membantu meningkatkan kualitas suara yang mengalir langsung ke liang telinga.

Dengan berat total hanya 300 gram, ROG Delta S sangat nyaman ketika digunakan, khususnya selama sesi gaming yang panjang. Bantalannya terbuat dari 100 persen kulit protein dan memory foam yang cepat dingin, sehingga pengguna tetap nyaman selama berjam-jam menggunakan headset gaming ini.

Dalam setiap paket pembelian, ROG juga menyediakan dua set tipe bantalan: ROG Hybrid fabric dan ROG fast-cooling protein leather. Keduanya dapat dipilih dan disesuaikan dengan preferensi masing-masing pengguna.

ROG Delta S juga memiliki efek cahaya Soundwave eksklusif, yang membuat lampu berkedip selaras dengan suara pemain. Fitur ini melengkapi pencahayaan ROG Aura Sync RGB yang dapat disesuaikan dan terintegrasi di ROG Delta S, dan semua efek pencahayaan dapat dengan cepat dimatikan melalui tombol headset, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengatur getarannya sendiri.

Fitur

Berbicara soal fitur yang ditawarkan, rasanya ROG Delta S ini merupakan paket komplit bagi para pencinta audio kualitas tinggi. ROG Delta S menawarkan ESS 9281 CODEC resolusi tinggi dengan teknologi QUAD DAC dan dukungan MQA terintegrasi untuk menghadirkan audio yang sangat mendetail, tajam dan nyata.

ESS 9281 CODEC dengan teknologi QUAD DAC pada headset gaming ROG Delta S menyediakan pemrosesan audio lossless dan suara yang sangat detail. Masing-masing dari empat DAC dalam ESS 9281 CODEC mencurahkan daya pemrosesan ke bagian rentang frekuensi yang dapat didengar, mulai dari terendah, tengah, tertinggi hingga ultra-tinggi.

Keempat sinyal tersebut kemudian digabungkan untuk menghasilkan suara yang lebih jernih dengan rasio signal-to-noise 130 dB, yang diklaim jauh lebih tinggi daripada perangkat sejenis lainnya yang saat ini tersedia di pasar.

Teknologi MQA (Master Quality Authenticated) pemenang penghargaan menghadirkan audio berkualitas studio yang mengungkap setiap detail rekaman aslinya. Perender MQA terintegrasi di ROG Delta S membaca sinyal inti MQA, yang dikirimkan oleh layanan streaming global seperti TIDAL untuk mengungkapkan kualitas audio.

ROG Deltas S juga menawarkan komunikasi suara dalam game dengan dukungan ASUS AI Noise-Cancelling Microphone (AI Mic). Detachable Al Mic ini juga terdapat pada headset ROG Theta 7.1, ROG Strix Go, dan ROG Strix Go 2.4.

AI Mic yang dimiliki bersifat searah, dapat dilepas dan disertifikasi oleh Discord dan TeamSpeak. Lampu indikator di ujung boom berkedip merah saat mikrofon dimatikan, sehingga pengguna dapat dengan mudah menentukan statusnya.

ASUS AI Mic memiliki prosesor khusus yang dirancang untuk mengurangi lebih dari 50 juta jenis kebisingan latar belakang sambil mempertahankan harmonik vokal untuk komunikasi suara dalam game yang sejernih kristal. Fitur ini dapat dikontrol melalui software ASUS Armory Crate dan dapat dengan mudah dimatikan kapan pun diperlukan.

Satu hal lagi, ROG Delta S juga dilengkapi koneksi USB-C dan adaptor USB-C ke USB 2.0 yang dibundel memungkinkan kompatibilitas penuh dengan beragam konsol dan perangkat, baik itu perangkat seluler, PC, Mac, Nintendo Switch, hingga PlayStation 5.

Pengalaman

Penulis menjajal headset gaming ROG Delta S ini dengan memainkan Counter-Strike: Global Offensive. Selain itu, penulis juga menggunakan headset gaming ini untuk mendengarkan lagu-lagu di Youtube, selama penulisan review ini. Hasilnya: memuaskan!

Sebagai headset gaming, audio dalam game memang terkesan lebih baik. Saat memainkan CSGO sambil menggunakan Delta S, suara stereo headset dapat teruji dengan optimal, dimana suara tembakan dan langkah kaki dapat terukur, baik dari segi arah maupun jarak. Bisa dikatakan audio yang dihasilkan cukup presisi dan menambah pengalaman bermain yang lebih menyenangkan.

Dengan ROG Delta S, pengguna dapat mendengar setiap detail dan menikmati suara yang tajam dan jernih untuk pengalaman audio yang nyata.

Suara komunikasi yang dihasilkan AI Mic juga jernih dan dapat ditangkap oleh pemain lain dengan lancar. Al Mic memang dirancang khusus untuk pengguna yang perlu berkomunikasi di luar ruangan atau di mana saja dengan kebisingan latar belakang. Dengan demikian, suara latar umum seperti obrolan, derap keyboard, dan klik mouse berkurang hingga 95 persen.

Fitur tombol kontrol intuitif pada cup telinga juga memungkinkan pengguna mengontrol volume, mematikan mikrofon, atau menyesuaikan pencahayaan RGB selama bermain game secara instan. Gamer tinggal menggeser scroll ke atas atau bawah untuk menambah atau mengurangi volume, menekan dengan mudah untuk menonaktifkan atau mengaktifkan mikrofon, serta memencet tombol untuk menggantik warna RGB.

Sementara waktu menggunakan headset ini untuk mendengarkan musik dan video, audio yang dihasilkan juga tidak pecah dan terdengar jernih, meski memang mendengarkan musik dan video bukanlah prioritas utama dari ROG sebagai headset gaming.

Dengan kompatibilitas multiplatform untuk beragam konsol dan perangkat, ROG Delta S bisa kompatibel dengan semua gamer, baik konsol, PC maupun mobile.

Spesifikasi

  • Warna: Hitam
  • Interface: Wired
  • Panjang Kabel: USB-C: 1,5m ; USB 2.0: 1m
  • Konektor: USB 2.0, Type-C
  • Support Platform: PC, MAC, PS4, PS5, Nintendo Switch, Xbox one
  • Material Driver: Neodymium magnet

  • Ukuran Driver: 50mm
  • Headphones Impedance: 32 Ohm
  • Frekuensi Respon Headphones: 20 ~ 40000 Hz
  • Sensitivitas Microphone: -40 dB
  • Frekuensi Respon Microphone: 100 ~ 10000 Hz
  • Hi-Fi DAC: ESS 9281 Pro
  • Hi-Fi Amp: ESS 9281 Pro
  • Channel: Virtual 7.1
  • Lighting: RGB
  • Berat: 300 g
  • Aksesoris:
    • Detachable microphone
    • User guide
    • ROG Hybrid ear cushion
    • USB-C to USB 2.0 (Type-A) adapter

Harga

Saat ini, ROG Delta S sudah tersedia di Indonesia dan dibanderol dengan harga sekitar Rp3,3 jutaan. Menurut penulis dari segi harga dan fitur yang ditawarkan, secara garis besar build quality yang disajikan tidak jauh dari harga yang ditawarkan oleh Delta S. Gamer memang perlu merogoh kantong cukup dalam untuk mendapatkan headset gaming ini, namun bisa dipastikan apa yang didapatkan tidak sia-sia. (zal)

Sony Digugat Class Action Lantaran DualSense yang Sering Drifting

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Gugatan class action telah diajukan terhadap Sony Interactive Entertainment atas dugaan penyimpangan pengontrol PlayStation 5, DualSense. Sebelumnya, beberapa pengguna memang telah mengeluhkan masalah terkait kontroler dari konsol generasi berikutnya milik Sony itu lantaran tombol analog dari yang menghasilkan gerakan sendiri, atau yang biasa disebut drifting.

Gugatan itu diajukan oleh Chimicles Schwartz Kriner & Donaldson-Smith (CSK & D), pada 12 Februari di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Baru Selatan York. Bagi yang belum mengetahui, CSK & D sendiri ialah firma hukum yang sebelumnya mengajukan gugatan class action terhadap Nintendo atas kendala drifting di Joy-Con milik Switch.

Tindakan tersebut diajukan terhadap Sony oleh penggugat yang berbasis di Virginia, Lmarc Turner, dengan keterangan “secara individu, dan atas nama semua orang lain yang memiliki masalah serupa”.

Gugatan tersebut menuduh Sony melakukan praktik bisnis yang “tidak adil, menipu, dan / atau curang”, yang menghasilkan kekayaan yang tidak adil, menuduh bahwa pengontrol DualSense memang rusak.

“Secara khusus, DualSense Controllers yang digunakan untuk mengoperasikan PS5 mengandung cacat yang mengakibatkan karakter atau alur game bergerak di layar tanpa perintah pengguna atau pengoperasian manual joystick,” bunyi gugatan tersebut, dikutip dari Video Games Chronicle.

Dalam gugatan itu, Sony dinilai telah mengetahui cacat Drift melalui keluhan konsumen secara online, keluhan yang dibuat oleh konsumen secara langsung, dan melalui pengujian pra-rilisnya sendiri. Penggugat mengklaim telah mengalami penyimpangan pada pengontrol DualSense yang didapatkannya dari PS5 saat membeli konsol.

Sejumlah pengguna yang terpengaruh juga telah memposting video secara online yang mendokumentasikan masalah tersebut.

“Tidak ada indikasi, bagaimanapun, bahwa Sony telah mengembangkan perbaikan aktual untuk masalah drift; sebaliknya, tampaknya hanya melakukan semacam perbaikan kecil dan mengirim Pengontrol DualSense kembali ke konsumen yang masih cacat dan rentan terhadap manifestasi Cacat Drift di masa mendatang,” bunyi keluhan tersebut.

“Juga tidak ada indikasi bahwa Sony memperpanjang garansi, memberi kompensasi kepada konsumen untuk berbagai biaya atau kerusakan di masa lalu, atau memberi tahu konsumen tentang program perbaikan rahasia mereka.”

Penggugat sedang mencari ganti rugi moneter untuk kerusakan yang diderita, bantuan deklarasi dan putusan sela ganti rugi publik. Meskipun belum diungkap berapa banyak individu yang menggugat, CSK & D mengatakan dalam dokumentasi pengadilan lebih dari 500 pengguna mengalami masalah drifting pada DualSense.

CSK & D sebelumnya mengajukan gugatan class action serupa terhadap Nintendo pada Juli 2019, menuduh bahwa perusahaan mengetahui adanya cacat yang menyebabkan pengontrol Switch Joy-Con drift. Pada Maret 2020, Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Barat Washington menyerahkan kasus tersebut ke arbitrase, sekaligus menolak tawaran Nintendo untuk membatalkan kasus tersebut.

Microsoft juga menghadapi gugatan class action terkait cacat produk yang menyebabkan pengontrol Xbox drift. Pemegang platform baru-baru ini mengeluarkan pernyataan baru yang meminta agar gugatan tersebut dibawa keluar dari ruang sidang dengan melalui arbitrase, sehingga sengketa diselesaikan oleh hakim yang tidak memihak.