GAMEFINITY.ID, Jakarta – Perusahaan aksesoris mewah asal Rusia, Caviar akan segera merilis PlayStation 5 berlapiskan emas. Dikutip dari PlayStation Universe, Caviar memasukkan PlayStation berlapis emas ini sebagai salah satu produk jualannya yang dibanderol seharga 1,5 juta EUR atau sekitar Rp25,8 Miliar (estimasi 1 EUR = Rp17.200).
Dalam keterangannya, PlayStation 5 ini akan bertahtakan 8 lapis emas dengan total beratnya mencapai 20 kilogram. Emas yang akan digunakan dalam membuat lapisan luar atau cover untuk PS5 adalah emas 18 karat.
Agar sesuai dengan konsole PS5, Caviar juga merilis jostick spesial yang padu dengan PS5 berlapis emas itu. Joystick spesial dari PlayStation 5 berlapis emas yang dirilis oleh Caviar juga akan memiliki hiasan emas.
Tak hanya hiasan emas, joystick itu juga nantinya akan dilapisi dengan kulit buaya asli berwara hitam. Tentunya, PlayStation 5 berlapis emas ini adalah barang yang sangat langka di dunia. Mengingat PlayStation “normal” saja kini harganya bisa meningkat berkali-kali lipat akibat pasokannya yang terbatas.
Caviar dalam keterangannya hanya akan merilis satu konsole PlayStation 5 dan dua jostick spesial ini. Jadi bisa dibilang, yang akan mampu membeli PlayStation 5 berlapis emas ini hanyalah para gamer sultan!
Sekadar informasi, PlayStation 5 secara resmi bakal dirilis di Indonesia pada 22 Januari 2021. PS5 Digital Edition akan tersedia dengan harga ritel yang direkomendasikan sebesar Rp7,299 juta dan PS5 dengan drive disk Ultra HD Blu-ray (edisi standar) akan tersedia dengan SRP sebesar Rp8,799 juta.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nintendo hanya “tertawa terbahak-bahak” ketika ingin dibeli oleh Microsoft. Hal itu diakui para eksekutif Microsoft saat mengenang upaya perusahaan sekitar 20 tahun lalu. Setelah kegagalan membeli Nintendo, Microsoft akhirnya membuat Xbox, yang kini menjadi pemain papan atas industri konsol, bersaing dengan Nintendo dan Sony PlayStation.
Diungkap dalam laporan feature Bloomberg terkait asal mula bisnis Microsoft Xbox, para eksektuif Microsoft awalnya mendiskusikan upaya membeli berbagai perusahaan game, termasuk Nintendo, perusahaan pencipta Super Mario.
“Perusahaan pertama yang kami hubungi untuk dibeli adalah EA. Mereka berkata, ‘Tidak, terima kasih,’ lalu Nintendo,” kenang kepala pengembangan bisnis Microsoft, Bob McBreen.
“Steve (Steve Ballmer, yang kini menjadi CEO Microsoft – red) meminta kami menemui Nintendo untuk melihat apakah mereka mempertimbangkan untuk diakuisisi. Mereka hanya tertawa terbahak-bahak. Bayangkan selama satu jam seseorang hanya menertawakan Anda. Begitulah gambaran dari pertemuan itu,” tambah Kevin Bachus, direktur hubungan pihak ketiga Xbox saat itu.
Diakui oleh McBreen, pertemuan dengan Nintendo terjadi sekitar Januari 2000. Awalnya, Microsoft ingin bekerja sama untuk mengerjakan detail semua spesifikasi teknis Xbox. Saat itu, Nintendo dianggap memiliki kelemahan pada perangkat keras (hardware).
“Jadi ide yang kami tawarkan adalah, ‘Dengar, kalian jauh lebih baik dalam bagian permainannya seperti Mario dan semua itu. Mengapa kalian tidak membiarkan kami mengurus perangkat kerasnya?’ Tapi tawaran itu tidak berhasil.”
Menurut McBreem, Microsoft juga berusaha untuk membeli Square Enix, pengembang game Final Fantasy, dan Midway Games, penerbit dibelakang Mortal Komabt yang sekarang sudah bangkrut. Bahkan, Microsoft disebut-sebut sudah memiliki letter of intent (LOI) untuk membeli Square.
“Awal November 1999, kami pergi ke Jepang. Kami makan malam besar bersama CEO dan Steve Ballmer. Keesokan harinya, kami duduk di ruang rapat mereka, dan mereka berkata, ‘Bankir kami ingin membuat pernyataan.’ Dan pada dasarnya, bankir itu berkata, ‘Square tidak dapat melakukan kesepakatan ini karena harga (yang ditawarkan – red) terlalu rendah.’ Kami berkemas, pulang, dan itulah akhir cerita dari Square.”
Sementara terkait Midway, Bachus mengatakan bahwa setelah berdiskusi, Microsoft akhirnya memutuskan bahwa kesepakatan itu tidak potensial.
“Mereka sangat serius ingin diakuisisi, tetapi kami tidak dapat menemukan cara untuk membuatnya berhasil. Kami akan segera mengeluarkan mereka dari bisnis PlayStation, tetapi tidak membutuhkan grup penjualan dan pemasaran mereka.”
Satu akuisisi penting yang akhirnya berhasil dibuat Microsoft adalah untuk pengembang PC yang saat itu kurang dikenal, Bungie. Pada saat itu, kesepakatan tersebut menghadapi beberapa reaksi internal dan eksternal.
“Saya mendapat pesan suara dari Neil Nicastro, CEO Midway mengatakan bahwa kami adalah orang paling bodoh di industri ini. Dia mengaku dapat memahami kenapa kami tidak jadi membelinya, tetapi mengapa kami harus membeli pengembang game PC? Semua orang berpikiran itu bodoh,” kata Bachus.
Niatan itu sendiri juga ditentang oleh orang-orang Microsoft Jepang. Pada akhirnya, kesepakatan itu menjadi salah satu kesepakatan terbaik Microsoft, setelah Bungie menghasilkan game Halo: Combat Evolved, game launch title dari Xbox yang terjual lebih dari 5 juta kopi. Halo kini menjadi franchise eksklusif dari Microsoft, dengan seri keenamnya, Halo Infinite akan dirilis pada Q3/Q4 2021.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Beberapa analis memperkirakan Nintendo Switch akan tetap menjadi konsol terlaris tahun 2021, meski dua pesaingnya, Sony dan Microsoft telah meluncurkan konsol generasi berikutnya, PlayStation 5 dan Xbox Series X / S. Dikutip dari GamesIndustry.biz, Senin (4/1/2021) tiga pengamat industri memperkirakan platform Nintendo yang hampir berusia empat tahun itu akan terjual lebih banyak dari PS5 dan Xbox Series lantaran terbatasnya stok dua konsol generasi berikutnya tersebut sejak diluncurkan pada November 2020.
Dua analis, Piers Harding-Rolls Ampere Analysis dan Dr. Serkan Toto dari Kantan Games, juga memperkirakan bahwa model Switch baru akan membantu mendorong penjualan yang kuat untuk Nintendo tahun ini. Harding-Rolls mengestimasikan Switch untuk menjual sekitar 24 juta unit tahun ini, hanya terpaut sedikit dari gabungan penjualan PS5 dan Xbox Series X / S sekitar 25 juta.
“Ekspektasi saya, Nintendo Switch menjadi konsol terlaris lagi pada tahun 2021 setelah performa tahun 2020 yang sangat kuat. Lebih masuk akal secara komersial untuk merilis versi yang diperbarui pada tahun 2021,” kata Harding-Rolls.
Toto dari Kantan Games memprediksi Nintendo akan meluncurkan model Switch “4K” yang ditingkatkan selama tahun keuangan berikutnya, yang dimulai pada April 2021.
“Semua orang yang memperkirakan Switch akan kehabisan tenaga pada tahun 2021 akan mengalami kekecewaan yang pahit. Switch akan menjadi konsol terlaris tahun ini, didorong oleh lebih banyak game pihak pertama, penyegaran perangkat keras, dan perangkat yang telah berkembang menjadi produk gaya hidup untuk pasar massal selama tahun 2020. ”
Mat Piscatella dari NPD Group juga memprediksi Nintendo Switch masih menjadi yang teratas pada tahun 2021. Hal ini seiring dengan konten dan upaya promosi dari Nintendo. Beberapa outlet telah melaporkan bahwa Nintendo sedang bersiap untuk meluncurkan Switch terbaru pada awal 2021 dan mungkin menampilkan daya komputasi yang ditingkatkan dan dukungan untuk grafik 4K, yang disebut-sebut sebagai “Switch Pro”.
Sebelumnya, saat diwawancarai Polygon pada bulan lalu, presiden Nintendo of America Doug Bowser menampik laporan bahwa perusahaannya sedang merencanakan perombakan Switch dalam waktu dekat. Menurt Doug, perusahaannya akan memanfaatkan momentum dengan model yang ada saat ini.
“Pertama, kami selalu melihat teknologi. Seperti yang kita ketahui, teknologi terus berkembang dan berubah. Kami selalu melihat apa yang akan datang untuk menentukan: Bagaimana cara meningkatkan pengalaman bermain game? Apakah itu di platform saat ini, atau di platform masa depan, kami selalu melihat itu,” kata Doug Bowser.
Meski tengah memasuki tahun keempat, Doug Bowser yakin momentum di Nintendo Switch dan Nintendo Switch Lite masih kuat. Bowser optimistis bawha Switch masih berada “di titik tengah” dari siklus hidupnya, alias belum mencapai puncak dan belum akan mengalami penurunan. Nintendo pada September lalu menyebut Switch yang diluncurkan sejak Maret 2017 telah terjual lebih dari 68 juta unit.
“Di masa mendatang, kami akan terus mengandalkan kedua platform tersebut (Switch dan Switch Lite) dan konten yang menyertainya, karena hubungan simbiosislah yang membuat perbedaan nyata. Itulah mengapa Nintendo Switch sangat berbeda.”
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Membuka tahun 2021, Samsung Electronics Indonesia (SEIN) meluncurkan Samsung Galaxy A02s. Dengan harga hanya sejutaan, smartphone ini bisa dimanfaatkan untuk beragam aktivitas dan memenuhi kebutuhan eksistensi di media sosial. Ditenagai prosesor Snapdragon 450, teknologi Triple Camera, pilihan memori yang besar 3/32GB dan 4/64GB, dan baterai tahan lama 5.000 mAh dengan teknologi 15W Fast Charging, Galaxy A02s siap temenin kamu berekspresi tanpa batas buat bantu mewujudkan resolusi 2021.
“Hari ini Galaxy A02s hadir dengan fitur esensial yang telah ditingkatkan dibanding pendahulunya, mulai dari teknologi Triple Camera 13MP+2MP+2MP, prosesor mutakhir Snapdragon 450, dan memori yang lebih besar untuk mendukung kamu mendapatkan pengalaman yang lebih Awesome dan mewujudkan resolusi tahun 2021,” ucap Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Electronics Indonesia.
Samsung Galaxy A02s dapat dibeli dengan harga retail Rp 1.799.000,- (RAM 3GB/32GB) dan Rp 1.999.000,- (RAM 4GB/64GB), tersedia tiga pilihan warna Haze dan Mate yang trendy yaitu Black, White dan Navy. Selama periode flash sale mulai 4-6 Januari 2021 di Samsung.com, JD.id, dan Shopee.co.id, Samsung Galaxy A02s ditawarkan dengan harga spesial, Rp 1.749.000,- untuk varian 3/32GB dan Rp 1.949.000,- untuk varian 4/64GB.
Tidak hanya itu, selama masa flash sale, kamu dapat membawa pulang berbagai hadiah senilai hingga Rp. 500 ribuan, berupa phone case dan earphone original Samsung senilai Rp 348.000, gratis berlangganan YouTube Premium selama 2 bulan senilai Rp 118.000, dan penawaran khusus Paket data by.U 18GB per-bulan hanya dengan membayar Rp 50.000, setiap bulan selama 12 bulan.
Galaxy A02s dilengkapi dengan teknologi Triple Camera 13MP (F2,2), 2MP Macro (F2,4) dan 2MP Live Focus (F2,4) yang dapat membantu kamu bikin efek “Bokeh” yang halus sebelum dan sesudah mengambil gambar untuk hasil foto yang lebih Awesome. Selain itu, Galaxy A02s juga dilengkapi kamera depan 5MP (F2,2) dengan beragam fitur unik tambahan seperti Live AR Sticker, Stamp, dan filter lainnya yang bikin konten Instagram Story dan Tiktok kamu makin fun dan menarik.
Smartphone ini dilengkapi dengan sistem operasi Android 10, prosesor Snapdragon 450 dan pilihan memori besar (3/32 dan 4/64) yang memberikan performa tanpa nge-lag untuk mengoperasikan beragam aplikasi favorit dan juga memaksimalkan konsumsi baterai agar lebih hemat daya. Dengan layar HD+ PLS 6,5 inci Infinity-V, kamu bisa dapetin pengalaman imersif saat streaming TV series favorit ataupun Mabar bersama teman-teman. Intinya, kombinasi prosesor, memori, dan layar yang besar yang menjadi fitur esensial pada Galaxy A02s, dan bisa diandalkan untuk berbagai kebutuhan kamu di tahun 2021.
Dbuat dengan dimensi ketebalan 164,2 x 75,9 x 9,1 mm yang nyaman digenggam, Galaxy A02s memiliki tampilan One UI yang elegan dan simple untuk digunakan secara nyaman dengan satu tangan. Hadir dengan tiga pilihan warna kekinian dengan motif Haze, Samsung Galaxy A02s memberikan kebebasan untuk berekspresi melalui warna favorit kamu (Crush Black, Crush White dan Crush Navy). Untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan, Galaxy A02s juga dilengkapi dengan fitur Face Unlock yang memudahkan kamu untuk membuka smartphone dan melindungi data pribadi.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sony Corp menyatakan akan meluncurkan PlayStation 5 di India pada awal Februari tahun ini. Jadwal perilisan konsol generasi berikutnya tersebut lebih lama dari rencana Sony merilis PS5 di Indonesia, 22 Januari 2021.
“Dengan senang hati kami mengumumkan PS5 akan diluncurkan di India pada 2 Februari 2021,” kata akun Twitter PlayStation India, diberitakan Reuters.
Sony mengadakan pra-pemesanan PS5 di India mulai 12 Januari, menggandeng peritel besar antara lain Amazon dan Flipkart. Sementara di Indonesia, PlayStation 5 sudah bisa dipesan sejak pertengahan Desember lalu, di Urban Republic, anak perusahaan Erajaya Group.
PlayStation 5 Digital Edition akan dijual seharga Rp7.299.000, sementara versi Ultra HD Blu-Ray seharga Rp8.799.000. Pra-pemesanan di Indonesia berlangsung hingga 21 Januari, untuk sementara ini belum ada informasi kapan konsol tersebut akan mulai dikirimkan ke konsumen.
Sebelumnya, PlayStation 5 resmi diluncurkan pada 12 November di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Sementara di beberapa negara lainnya, PS5 baru rilis sepakan kemudian atau 19 November.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Add-on Game Boy yang hilang dan belum pernah dirilis, WorkBoy telah ditemukan setelah sempat menghilang selama 28 tahun. Aksesoris ini menghadirkan banyak fungsi dan menjadikan GameBoy layaknya PDA, seperti fungsi buku alamat, kalkulator, janji temu, dan banyak lagi lainnya ke perangkat Nintendo tersebut.
Dikutip dari IGN, sejarawan video game, Liam Robertson berbagi pencariannya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan add-on ini dalam video Game History Secrets di channel Youtube, DidYouKnowGaming? Tidak hanya melacak pencipta asli di balik WorkBoy untuk mempelajari cerita di balik mengapa add-on ini akhirnya tidak pernah dirilis, dia juga bisa mendapatkan satu-satunya prototipe di dunia dan masih berfungsi.
Seperti yang bisa gamers lihat pada gambar di bawah, WorkBoy adalah keyboard yang terhubung ke Game Boy melalui Kabel Link dan memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan 12 aplikasi, termasuk buku alamat / telepon dan buku janji temu. WorkBoy ditetapkan sebagai aksesori berlisensi resmi untuk Game Boy yang dirancang oleh Source Research and Development dan diproduksi oleh Fabtek Inc., perusahaan yang bekerja sama erat dengan Nintendo.
Pada Januari 1992, WorkBoy secara resmi menjadi merek dagang Nintendo of America dan bahkan muncul di CES 1992. Add-on ini diprofilkan oleh berbagai outlet, tetapi akhirnya menghilang bak ditelan bumi. Robertson melacak Eddie Gill, arsitek WorkBoy dan pendiri Source Research and Development, dan dia membahas bagaimana WorkBoy pada awalnya direncanakan untuk dirilis pada akhir 1992 atau awal 1993 dengan harga sekitar 79-89 USD. Sayangnya beragam masalah menggagalkannya bisa diakses publik.
Gill mengatakan hanya ada dua prototipe WorkBoy yang tersisa di dunia yang dia ketahui. Satu mungkin “jauh di dalam brankas Nintendo,” sementara yang lain dimiliki oleh Frank Ballouz, pendiri Fabtek. Robertson menghubungi Ballouz dan dia mengaku memang memiliki prototipe WorkBoy. Namun, Ballouz tidak memiliki Game Boy untuk mengujinya, jadi dia mengirimkannya ke Robertson dengan harapan dia bisa membuatnya berfungsi.
Ketika Robertson pertama kali menghubungkan keyboard WorkBoy ke Game Boy, tidak ada yang terjadi kecuali bunyi bip alarm singkat. Ternyata WorkBoy membutuhkan kartrid untuk berfungsi penuh, meskipun tidak ada yang dapat ditemukan. Seperti sudah ditakdirkan, Robertson dapat menemukan ROM perangkat lunak di salah satu kebocoran Nintendo Gigaleak awal tahun ini. Setelah burning ROM ke kartrid kosong, Robertson berhasil membuatnya berfungsi.
Ya, jika dibandingkan dengan gawai-gawai canggih di era 2020, memang fungsi dari WorkBoy saat ini sudah ketinggalan zaman. Namun mengingat perangkat ini sejatinya dirilis tahun 1992, maka fungsi-fungsi yang dimiliki bisa disebut cukup visioner di zamannya.
Tak heran apabila harga dari WorkBoy cukup tinggi. Sayangnya, harga tinggi inilah yang menjadi alasan utama mengapa proyek ini dibatalkan. Game Boy saat itu dipasarkan seharga 89,99 USD, dan diproyeksikan mendapatkan penurunan harga. Sementara harga WorkBoy sendiri senilai 79 USD hingga 89 USD, alias berpotensi lebih mahal ketimbang perangkat utamanya.
Diungkapkan pula, terjadinya ledakan besar di pabrik chip komputer di Jepang menyebabkan harga D-RAM melonjak. Akibatnya, hampir tidak mungkin untuk menurunkan harga WorkBoy.
Meskipun WorkBoy tidak pernah benar-benar dirilis, desain asli Gill ini membantu menginspirasi perangkat baru yang dipatenkannya untuk komunikator pribadi, lengkap dengan keyboard dan layar sentuh, yang kemudian dilisensikan oleh Nokia untuk perangkat seri Nokia 9000 pada tahun 1996.
Gill sendiri mengaku, dirinya sempat kembali bekerja dengan Nintendo untuk mencoba mengembangkan WorkBoy yang diperbarui untuk Game Boy Advance. Kali ini WorkBoy memiliki fitur yang lebih canggih seperti e-Mail, web browsing, dan word processing. Walau begitu, lagi-lagi proyek tersebut tidak pernah direalisasikan.