GAMEFINITY.ID, Jakarta – Jelang peluncuran konsol generasi berikutnya PlayStation 5 pada Kamis (12/11/2020), Sony berkomitmen untuk tetap memuaskan pengguna konsol generasi saat ini, PlayStation 4 yang diklaim memiliki lebih dari 110 juta gamers. Untuk itu, beberapa game baru yang sejatinya dirilis untuk PS5 akan juga dirilis untuk PS4.
Dalam wawancara dengan AV Watch seperti dikutip dari Video Games Chronicle, Senior Vice President sekaligus Platform Planning & Management Sony Interactive Entertainment, Hideaki Nishino menyebut masa transisi antara PS4 ke PS5 bisa memakan waktu hingga tiga tahun. Selama periode ini, Sony ingin sebanyak mungkin game dapat dimainkan di kedua platform alias cross generation.
“Dalam hal kompatibilitas, penting untuk memindahkan game-game PS4 ke PS5, tetapi saya bersikeras bahwa kompatibilitas ke depan (memasok game yang sama untuk PS5 ke PS4) itu penting. Asumsi saat ini transisi dari PS4 ke PS5 akan memakan waktu sekitar tiga tahun. Sementara itu, bagaimana saya bisa terus membeli game di PS4? Bisakah game yang dibeli dimainkan di PS5? Itu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.”
Pada September lalu, Sony mengonfirmasi bahwa beberapa game yang sebelumnya dianggap eksklusif untuk PS5 juga akan dirilis untuk PS4. Beberapa diantaranya adalah Marvel’s Spider-Man Miles Morales dan Sackboy: A Big Adventure yang akan rilis pada 12 November, bertepatan dengan jadwal peluncuran PS5. Begitu pula dengan Horizon Forbidden West yang dijadwalkan rilis di semester kedua tahun depan.
Beberapa game PS5 yang direncanakan akan rilis pada 2021 antara lain Gran Turismo 7 dan Ratchet & Clank: Rift Apart (semester pertama), begitu pula dengan serial God of War berikutnya yang belum memiliki jadwal rilis. Belum ada konfirmasi apakah game-game ini kelak juga akan dirilis untuk PS4.
Hideaki Nishino mengatakan, meski PS5 menjadi konsol masa depan yang menjanjikan sejumlah potensi, Sony tidak mungkin meninggalkan para gamers PS4 begitu saja.
“Faktanya, mungkin tidak mudah untuk mengembangkan pengembangan khusus PS5 sejak hari pertama. Untuk sementara, pengembangan PS4 juga diperlukan. Ini bukan PlayStation kecuali Anda mempersiapkan sistem yang dapat digunakan pengembang selama beberapa tahun, jadi menurut saya ada potensi besar di masa depan untuk PS5. Setelah jangka waktu tertentu, kami meminta pengembang untuk mengembangkan premis ‘lintas generasi’ PS4 dan PS5.”
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Seniman di balik desain PlayStation 5, Yujin Morisawa telah mengungkapkan bahwa konsol generasi berikutnya milik Sony tersebut awalnya dirancang memiliki desain ukuran lebih besar dari ukuran final saat ini. Dengan lebar lebih dari 15 inci, PS5 adalah konsol terbesar Sony hingga saat ini dan bahkan lebih besar daripada konsol milik pesaing, Xbox Series X.
Morisawa yang menjabat sebagai Senior Art Director at the Corporate Design Center of Sony Interactive Entertainment itu menyebut ukuran besar dari konsol dibuat dengan tujuan menciptakan aliran udara yang kuat di dalam konsol, tanpa mengganggu pemain dengan kipas yang berisik.
“Saya tahu desain awalnya digambarkan lebih besar karena saya tahu berapa banyak daya yang akan ada. Jadi saya tahu berapa banyak aliran udara yang Anda perlukan dan berapa banyak ruang untuk heat sink,” katanya kepada The Washington Post.
“Pada awalnya, ketika saya mulai menggambar, ukurannya jauh lebih besar meskipun saya tidak tahu teknik apa yang akan dilakukan. Lucunya, teknisi benar-benar memberi tahu saya bahwa ukuran ini terlalu besar. Jadi, saya sebenarnya harus mengecilkannya sedikit dari gambar pertama.”
Morisawa mengatakan bahwa setelah mengurangi desain aslinya, dia percaya bahwa PS5 sekarang adalah “ukuran yang sempurna”.
“Jika saya membuatnya lebih tipis, aliran udara ke sana akan berkurang. Itu akan mengganggu pemain saat mereka bermain. Dari segi faktor bentuk, saya menggambar garis sempurna di sekelilingnya dan mencoba mencapai ukuran yang sempurna.”
Dalam hal estetika, sang seniman mengatakan desain PS5-nya terinspirasi oleh “lima dimensi”.
“Saat memikirkan tentang pengalaman yang kita miliki, itu seperti, Anda hidup di dunia paralel dimana Anda melompati ruang dan waktu. Ini PlayStation 5, jadi lima dimensinya pas banget!”
Morisawa menganggap wajar apabila ada kritikus yang mengkritik desain PS5 saat ini yang masih dianggap terlalu besar. Dirinya menilai para gamers akhirnya melihat struktur keindahan yang dimaksudkan dari sang kreator.
“Jika Anda melihat sesuatu yang benar-benar baru, Anda bereaksi dan berkata ‘Apa itu?’ Anda tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ketika Anda melihat lebih dekat, Anda akan benar-benar melihat beberapa struktur yang dikenalnya. Anda agak mengerti setelah itu. Ini benar-benar sesuatu yang melampaui apa yang sudah kami miliki. Biasanya kerangka (konsol) selalu berbentuk persegi dan lingkaran. Ada pengukuran yang tepat untuk itu sehingga Anda merasa nyaman ketika Anda benar-benar melihat objeknya.”
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Microsoft secara resmi meluncurkan dua model konsol game Xbox, Xbox Series X dan Xbox Series S pada Selasa (10/11/2020). Kehadiran Xbox series terbaru itu berjarak tujuh tahun setelah debut versi sebelumnya dan diharapkan dapat menangkap ledakan belanja konsumen game yang didorong oleh pandemi COVID-19.
Dikutip GAMEFINITY.ID dari Reuters, Xbox Series X yang diklaim Microsoft sebagai “konsol paling kuat di dunia” dipasarkan seharga USD499,99 dolar AS (sekitar Rp7 juta). Sementara Xbox Series S yang tidak memiliki disk drive dipasarkan dengan harga lebih rendah seharga 299,99 dolar AS (sekitar Rp4,2 juta).
Strategi ini menawarkan pilihan yang lebih banyak kepada konsumen, tetapi Seri S yang lebih ringkas menghadapi kritik karena kurang bertenaga dibandingkan Seri X, dengan kapasitas penyimpanan yang lebih sedikit dan kurang grafis “ray tracing” yang canggih untuk game seperti Devil May Cry 5.
Xbox akan bersaing dengan Sony PlayStation 5, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada Kamis (12/11/2020). PS5 secara luas dipandang akan memimpin balapan konsol saat ini karena basis penggemar yang lebih besar dan lebih banyak judul game eksklusif yang tersedia saat peluncuran.
Ini adalah pertama kalinya Microsoft meluncurkan konsol game-nya secara global pada hari yang hampir bersamaan. Microsoft mengatakan telah melihat jumlah prapemesanan yang tinggi untuk konsol Xbox di berbagai pasar. Sementara pasokan awal prapemesanan terjual dengan cepat, Microsoft mengatakan stok tambahan akan tersedia saat peluncuran.
Sementara itu, Microsoft Xbox Game Pass, layanan langganan dengan lebih dari 100 judul termasuk game baru, dipandang sebagai senjata terbesar Microsoft untuk memotong dominasi PlayStation. Game Pass telah berkembang pesat dengan lebih dari 15 juta pengguna sejak diluncurkan. Namun, Xbox dirasa kurang memiliki game yang “mematikan,” di mana game Halo terbaru justru harus diundur ke tahun depan dikarenakan pandemi melanda proses pengembangan.
“Setiap studio menghadapi tantangan dan kendala unik tergantung pada lokasi tertentu, dan banyak mitra pengembangan eksternal kami di seluruh dunia yang terkena dampak serupa,” ujar Direktur Xbox EMEA, Ryan Cameron.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah beberapa hari lalu kami mengulas headset gaming Dareu EH728, kali ini kami kembali mengulas produk headset gaming milik Dareu lainnya. Jika EH728 diposisikan untuk gamers mobile, maka kali ini giliran Dareu EH469, headset gaming yang memang diperuntukkan untuk pemain game PC dan konsol.
Seperti produk-produk Dareu lainnya, aksesoris yang disediakan Dareu memang akrab dengan kantong para gamers. Walau dengan harga terjangkau, Dareu tetap mengutamakan kualitas dengan beragam fitur kelas atas yang menunjang kenyamanan para gamers dalam bermain game selama berjam-jam.
Pada ulasan kami kali ini, GAMEFINITY.ID akan membagikan pengalaman kami menggunakan Dareu EH469 dalam memainkan game FPS, Counter-Strike: Global Offensive. Berikut ulasannya.
Desain
Dareu EH469 memiliki dua pilihan warna: hitam dan pink. Untuk produk yang kami ulas kali ini memiliki warna hitam, dipadukan dengan efek 16,8 juta warna backlight yang menyala apabila sudah terkoneksi dengan perangkat komputer/konsol. Terdapat pula logo Dareu di bagian samping headset yang terlihat match ketika lampu menyala.
Dareu EH469 menggunakan bahan polycarbonate, sehingga terasa ringan dan nyaman meski digunakan berjam-jam. Dengan bobot sekitar 280 gram (tidak termasuk kabel), desain yang diciptakan memang dibuat untuk kesan lightweight, sehingga tidak memberi beban berlebih kepada kepala pengguna. Bagian atas headset ini menggunakan sistem dual headband, dengan dua besi di bagian atas dan satu kulit sintetis yang berfungsi sebagai penopang kepala.
Untuk bagian penutup telinga, EH469 memiliki earmuffs yang lembut dengan busa yang dapat memantul dengan cepat. Ditempatkan lebih dekat ke telinga, busa tersebut berfungsi mengurangi tekanan pada telinga, dibalut dengan kulit sintetis yang skin-friendly dengan pengguna. Earmuffs EH469 juga bisa menutupi seluruh bagian telingan, sehingga suara dari luar tidak akan mengganggu.
Fitur
Dareu EH469 menggunakan teknologi multi-channel virtual 7.1 surround sound band, yang dapat memberikan efek suara yang lebih mengejutkan, pengalaman pengguna lokalisasi suara yang akurat, dan pengalaman sensorik game. Fitur ini sangat cocok untuk memainkan game bergenre first person shooter alias FPS, seperti game yang kami coba saat menguji headset ini, Counter Strike: Global Offensive, karena suara yang dihasilkan akan menambah keseruan dalam aksi tembak-tembakan yang dialami para gamers.
Dareu EH469 memiliki kabel sepanjang 2 meter, dengan interface USB 2.0. Kualitas kabel yang dimiliki juga tebal dan elastis, sehingga tidak terlalu khawatir akan mudah terkoyak apabila kusut.
Dilengkapi dengan batang mic yang dapat dinaikan dan diturunkan sesuai keinginan, batang mic juga fleksibel sehingga lubang mic dapat didekatkan atau dijauhkan dari mulut. Lubang mic juga memiliki busa untuk meredam hembusan nafas terdengar lawan bicara kita. Desain tabung mikrofon juga lembut yang memungkinkan percakapan dapat berlangsung dengan lancar dan real time. Mikrofon memiliki pengarahan uni-directional.
Spesifikasi
HEADSET PARAMETER
Product Name: EH469
Rating Power: 10mW
Frequency: 20-20KHz
System Interface: USB 2.0
Impedance: 1KHz/32Ω
Sensitivity: 108dB±3dB
Supply Voltage: 5V±0.5V
Speaker Diameter: 50mm
Light Effects: RGB Powered by Dareu Tint
MICROPHONE PARAMETER
Sensitivity: -42±3dB
S/N Ratio: 60dB or more
Directivity: Uni-Directional
Output Impedance: 2.2KOhms
Dimension: 6*2.7mm
Operating Voltage: DC 1.0V~10V
Frequency Response: 100~10000Hz
BASIC PARAMETER
Interface : USB 2.0 (2m Length)
Dimension : 214*167*98mm
Weight : 302gr
System Requirement : Win 7 / Win 8 / Win 10 or later
Tersedia dalam 2 Pilihan Warna : Black, Pink
Pengalaman
Headset Dareu EH469 terasa nyaman dan ringan di kepala walau digunakan selama berjam-jam. Dengan earmuff Dareu EH469 yang berbentuk oval, telinga pengguna dapat tertutup semua. Walau begitu, jika memutar suara terlalu keras maka volume dapat keluar juga hingga dapat didengar orang di sebelah pengguna.
Posisi pengaturan volume headset juga ditempatkan di belakang earmuff kiri, sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan volume. Suara yang dihasilkan juga memadai, tidak pecah, khususnya saat memainkan game-game FPS yang biasanya memiliki sound effect beragam. Suara yang dihasilkan sudah cukup keras meski tidak memasang volume ke tingkat yang lebih tinggi. Walau begitu, ketika kami mencoba headset ini hanya untuk mendengarkan musik atau menonton video, suara yang dihasilkan kurang optimal. Ini memang memposisikan EH469 sebagai headset gaming.
Audio yang ditangkap dari mikrofon juga cukup jelas dan jernih untuk ditangkap oleh penerima komunikasi. Sayangnya, headset ini belum memiliki tombol mute untuk mematikan microphone secara langsung, yang juga menjadi salah satu kekurangan dari EH469.
Harga
Menurut kami dari segi harga dan fitur yang ditawarkan, secara garis besar build quality yang disajikan tidak jauh dari harga yang ditawarkan oleh EH469. Pada beberapa marketplace yang direkomendasikan Dareu Indonesia, EH469 dipasarkan dengan harga kisaran Rp330.000. Harga ini masih cukup terjangkau bagi para gamers yang ingin mendapatkan headset gaming dengan kualitas memadai.(zal)
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Peluncuran PlayStation 5 tinggal menghitung hari. Sony telah menerbitkan daftar FAQ yang pada umumnya ditanyakan terkait PS5, sekaligus menguraikan banyak detail tentang konsol generasi berikutnya tersebut. Salah satunya adalah informasi yang melegakan, dimana PS5 akan bebas wilayah (region free) yang berarti gamers dapat memainkan game dari negara lain tanpa kendala.
Masalah region terkadang bisa menjadi masalah besar, misalnya ketika game yang dirilis di Jepang tidak mendapatkan rilis resmi di Amerika Serikat. Dengan region free, berarti game itu masih akan berfungsi di PS5.
Seperti dikutip GAMEFINITY.ID dari The Verge, PS5 juga akan mendukung layanan cloud gaming milik Sony, PlayStation Now. Hal ini menjadi kabar baik bagi para gamers, yang mengingat PS Now akan memungkinkan para pengguna dapat memainkan lebih banyak game dari PlayStation generasi sebelumnya.
Gamers dapat mengunduh dan streaming game PS4 tertentu, bahkan juga memungkinkan pengguna untuk melakukan streaming pada beberapa game PS3 dan PS2. Sony sendiri telah mengonfirmasi lebih dari 4.000 game PS4 bisa dimainkan di PS5. Dalam beberapa uji coba awal, banyak game PS4 mendapat peningkatan lebih baik saat dimainkan di konsol generasi berikutnya tersebut.
Sony juga memberi akses kepada pelanggan PlayStation Plus ke beberapa lagu terpopuler PS4 melalui koleksi PlayStation Plus di PS5. Sony PlayStation 5 secara resmi akan diluncurkan pada 12 November di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Sementara di beberapa negara lainnya, PS5 baru rilis sepakan kemudian atau 19 November. Belum dipastikan pula apakah Indonesia termasuk dari kategori “negara lainnya” tersebut.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Pandemi COVID-19 yang memaksa masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya di rumah, ternyata berimbas dengan semakin banyaknya masyarakat yang menghabiskan waktu dengan bermain game. Hal ini dimanfaatkan Nintendo dalam menggenjot penjualan konsol andalannya, Nintendo Switch.
Seperti dilaporkan dari presentasi pendapatan perusahaan, dikutip dari NYPost, Nintendo mengatakan penjualan konsol Switch dan Switch Lite-nya naik hampir 81 persen menjadi 12,5 juta unit dalam periode enam bulan yang berakhir 30 September 2020. Jumlah ini termasuk penjualan sekitar 6,9 juta unit dari Juli hingga September saja, naik dari 4,8 juta pada periode yang sama tahun lalu.
“Permintaan tetap tinggi dan terus ada kekurangan di beberapa wilayah. Jadi kami berupaya untuk mengirimkan produk kepada konsumen secepat mungkin.”
Nintendo juga menaikkan perkiraan penjualan Switch-nya, serta optimistis penjualan konsol andalan mereka tidak mengalami pelambatan dalam waktu dekat. Ya, dalam waktu dekat ini Nintendo memang akan berhadapan langsung dengan peluncuran konsol generasi berikutnya milik Sony dan Microsoft, PlayStation 5 dan Xbox Series X/S yang akan rilis pekan ini.
Perusahaan yang berbasis di Kyoto itu sekarang mengharapkan untuk memindahkan 24 juta unit Switch di tahun fiskal yang berakhir pada Maret, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 19 juta. Prospek cerah datang menjelang musim liburan. Nintendo juga melaporkan penjualan sekitar 100 juta unit perangkat lunak dari April hingga September, naik 71 persen dari sekitar 58 juta tahun lalu.
Salah satu game terlaris adalah Animal Crossing: New Horizons, yang bergerak lebih dari 14 juta unit dalam enam bulan itu. Secara global, serial kelima dari Animal Crossing ini membukukan penjualan sebanyak 26,04 juta unit sejak dirilis pada Maret lalu. Animal Corssing: New Horizons berpotensi menggeser rekor Mario Kart 8 Deluxe yang saat ini masih memegang rekor sebagai game Switch terlaris, dengan penjualan 28,99 juta unit.