Category Archives: Teknologi

Berita Terbaru Seputar Teknologi

Microsoft, FTC Salahi Konstitusi Terkait Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Bandung – Upaya akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft memecah belah pendapat hingga saat ini. Ada yang menyambut dengan gagap gempita, ada juga yang menentang. Pihak yang menentang mengungkap kekhawatiran pemilik Xbox itu akan melakukan praktik monopoli setelah akuisisi itu selesai.

Salah satu pihak yang menentang adalah Federal Trade Commission (FTC), mereka telah mengajukan tuntutan untuk menghentikan proses akuisisi tersebut. Namun, Microsoft memutuskan untuk melawan, menuduh pihak FTC telah melanggar konstitusi.

Microsoft Tuduh FTC “Tidak Konstitusional”

FTC sebelumnya menuntut Microsoft demi menghentikan akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar. Mereka mengklaim perusahaan pemilik Windows itu akan memiliki kontrol yang terlalu banyak dalam industri game, terutama terkait franchise Call of Duty.

Microsoft telah memberi pernyataan sebagai respon melalui dokumen 37 halaman. Dokumen tersebut berisi penjelasan panjang tentang masalah tuntutan tersebut, mengklaim berkali-kali bahwa FTC sudah melanggar hak konstitusi Microsoft.

Microsoft menyatakan proses yang dilakukan FTC itu “melanggar haknya atas proses hukum prosedural berdasarkan Klausul Proses Tuntas dari Amandemen Kelima”.

Baca juga: FTC Hentikan Microsoft untuk Akuisisi Activision Blizzard

Tujuan Akuisisi Hanya untuk Ekspansi di Pasar Mobile Game Bagi Xbox

Microsoft Activision Blizzard 3
Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft dipercaya sebagai kesepakatan terbesar dalam sejarah industri game

Perusahaan teknologi raksasa itu mengklaim tujuan besar dari akuisisi itu adalah serius berekspansi ke mobile gaming. Pasalnya, tiga per empat dari pemain game Activision dan lebih dari sepertiga penghasilannya berasal dari mobile gaming.

Microsoft juga menyatakan bahwa tidak masuk akal jika pihaknya membayar miliaran dolar hanya untuk mengakuisisi franchise Call of Duty. Mereka juga disebut-sebut ingin menghapus aliran pendapat dari platform PlayStation perihal franchise Activision terbesar itu, klaim yang mereka sudah bantah.

Dokumen tersebut menyebutkan Xbox tetap memberi dukungan The Elder Scrolls Online sebagai game multiplatform. Hal ini dibutuhkan secara finansial karena game multiplayer harus dapat dijangkau seluas mungkin.

Bukan hanya FTC, Microsoft juga kini dihadapkan dengan tuntutan dari 10 gamer perihal akuisisi Activision Blizzard. Pihak penuntut itu mengklaim Microsoft akan mendapat kuasa yang terlalu besar di industri game.

Apakah tuntutan FTC terhadap Microsoft akan ditolak setelah klaim ini? Masih belum diketahui bagaimana dampak yang didapat oleh kedua belah pihak perihal tuntutan ini. Tampaknya ambisi pemilik Xbox ini masih akan terhalang.

Update informasi menarik lainnya seputar anime dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

PC Tipe C Siap Dominasi Pasar Komputer Dunia

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Type-C port atau dikenal dengan USB Tipe C yang digunakan di PC, ponsel dan sebagainya saat ini tengah mendominasi berbagai teknologi di dunia. Hal ini dibuktikan dengan penetapannya di Uni Eropa sebagai standar port mereka walaupun sebenarnya teknologi isi daya nirkabel telah ada namun tak semua perangkat mendukung penggunaan wireless charger tersebut untuk mengisi ulang gadget mereka.

Hingga akhirnya USB tipe C menjadi standar penggunaan pada ponsel di seluruh dunia menggantikan pendahulunya micro USB walaupun beberapa ponsel serta gadget masih menggunakan port jenis ini. Rupanya perkembangan pada teknologi memang sudah tidak dapat lagi dibendung.

Pengiriman Perangkat USB Tipe C Diperkirakan Sumbang 5 Persen Pada Tahun Depan

Dilansir dari Giz China, diperkirakan pada tahun 2023 mendatang perangkat yang telah mendukung isi ulang daya melalui port tipe C ini akan menyumbang total 5 persen dari keseluruhan di China. Terlihat beberapa perangkat seperti proyeksi layar, transmisi data, dan lain sebagainya kemudian diikuti oleh perangkat nirkabel yang mampu membuat pekerjaan lebih mudah.

Baca juga: Vendor Besar Smartphone Laporkan Kurangi Produksi Ponsel Mereka

Untungkan Pasar Serta Konsumen Yang Mementingkan PC Dengan Daya Refresh Tinggi

Menurut laporan yang dikeluarkan oleh lembaga riset di Tiongkok, IDC diperkirakan pengiriman pada layar PC alami penurunan YoY sebesar 1,6 persen pada 2023 selanjutnya pada 2024 mulai alami peningkatan. Laporan tersebut juga memprediksi bahwa produk dengan proporsi tinggi akan terus tumbuh. Dengan turunnya harga layar panel maka biaya keseluruhan akan lebih dipangkas serta harga layar beresolusi dan refresh rate tinggi akan mengalami penurunan sehingga konsumen yang mementingkan kedua hal tersebut untuk penggunaan mereka sehari – hari juga akan meningkat pesat.

IDC juga mengklaim bahwa turunnya segmen pasar ini dipengaruhi oleh intensnya persaingan pada pasar di Tiongkok. Namun untuk display yang dibanderol dengan harga 1000 yuan atau 2,1 juta rupiah ke atas mungkin tidak begitu berpengaruh.  Diperkirakan segmen harga utama pasar akan meningkat hingga mencapai range 1000 s.d 1499 yuan atau 2 sampai dengan 3 jutaan rupiah pada 2023. Meningkat sebesar 13 persen YoY.

Vendor Ponsel Kurangi Produksi Smartphone, Ada Apa?

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Meskipun beberapa vendor besar Smartphone tengah gencar-gencarnya meluncurkan produk barunya, namun belakangan ini dunia mengalami kelesuan pada pengiriman ponsel yang ditandai dengan adanya penurunan jumlah unit selama tiga kuartal berturut- turut.

Sementara itu faktor turunnya jumlah pengiriman ponsel selular diantaranya gelombang PHK pada perusahaan teknologi, kondisi ekonomi global yang belum juga kondusif, dan inflasi yang membuat konsumen berpikir dua kali sebelum mengganti ponsel mereka yang lebih baru. Pada beberapa waktu yang lalu, perusahaan teknologi Xiaomi tengah pangkas karyawannya di berbagai divisi hingga 10 persen akibat lesunya perdagangan Smartphone di Tiongkok.

Vendor-Vendor Besar Smartphone Tengah Kurangi Produksi Mereka Tahun Depan

Untuk mencegah kerugian yang dialami di masa mendatang akibat penumpukan stok gudang yang tentunya akan mengurangi nilai ekonomi produknya, beramai-ramai perusahaan ponsel besar seperti Apple, Samsung , dan lainnya melaporkan bahwa mereka tengah mengurangi jumlah produksi ponsel mereka.

Baca juga: Samsung Suntik Mati Seri A7x

dilansir dari Giz China, seorang pakar ekonomi selanjutnya melakukan analisa pada potensi pasar Smartphone dan mendapatkan hasil bahwa pengiriman ponsel di dunia hanya mencapai 1,26 Milyar unit, turun YoY (year on year) sebesar 6,8 persen tahun ini. Sementara pada tahun depan diperkirakan jumlah ponsel yang dikirim akan mengalami peningkatan YoY sebesar 5,2 persen menjadi 1,327 milyar unit.

Ponsel Android Alami Dampak Terparah, Alami Penurunan YoY Hingga 20 Persen

Akibat turunnya jumlah tersebut, dibandingkan Apple vendor ponsel android seperti Xiaomi, dan grup BBK ( Realme, Vivo, Oppo ) alami penurunan YoY yang paling besar, yakni sebesar 20 persen. Namun ponsel Apple berpeluang positif dalam pertumbuhan jumlah pengiriman smartphone pada tahun depan. Namun untuk kuartal ini pengiriman untuk ponsel Apple kemungkinan tak akan sebaik prediksi sebelumnya.

Selain Xiaomi, pabrik perakitan ponsel di Vietnam juga melakukan hal serupa, dilaporkan jumlah produksi HP Samsung alami penurunan hingga 50 persen akibat adanya pemangkasan jumlah buruh di sana. Sementara pada ponsel Iphone dilaporkan tengah alami penurunan produksi unit hingga 30 persen akibat Lockdown serta resign besar-besaran di China.

Diiming-imingi Kantor Pusat Twitter, Hacker ini Malah Resign

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Hacker Playstation 3 dan jailbreaker untuk Iphone, George Hotz yang juga bekerja di Twitter umumkan dirinya akan pergi dari Twitter tepat sebulan setelah dipekerjakan oleh Elon Musk guna perbaikan masalah teknis pada aplikasi Twitter. Banyak kontroversi yang terjadi pasca masuknya Elon Musk di Twitter baru-baru ini termasuk mempekerjakan peretas handal tersebut.

Pada awalnya Hotz dipekerjakan sebagai pegawai magang yang berlangsung selama tiga bulan pada bulan November yang lalu. Ia dipercayakan oleh Elon Musk untuk memperbaiki berbagai masalah teknis yang dihadapi oleh aplikasi burung biru tersebut diantaranya notifikasi serta pop up yang tak kunjung ditutup, bug pada kolom penelusuran, dan lain sebagainya.

Hotz Ungkap Dirinya Sama Sekali Tidak Berminat Bekerja Tetap Di Twitter

Melansir dari Kotaku, walaupun Musk telah menawarkan Hotz untuk magang di Twitter, Hotz sama sekali tidak tertarik menjadi pegawai tetap Twitter meski Musk mengiming-imingi Hotz biaya hidup di Kantor pusat San Fransisco. Ia justru memutuskan untuk berhenti bekerja di Twitter sebulan kemudian. Melalui postingan Twitter, ia mengucapkan salam perpisahan kepada Twitter.

Baca juga: Elon Musk Ingkar Janji Soal PHK Karyawan Di Twitter

Ia mengatakan bahwa alasan dirinya mengundurkan dari Twitter adalah ingin mencari lingkungan pekerjaan yang berbeda dari biasanya sambil membuka post jajak pendapat yang ditujukan kepada pengikutnya. Sementara itu diwaktu yang bersamaan, CEO Twitter Elon Musk juga membuat  sebuah jajak pendapat bahwa apakah dirinya harus mundur dari kursinya Twitter.

Dalam jajak pendapat yang dibuat oleh Hotz, sebanyak 63,6 persen menjawab tidak. Namun iapun meninggalkan perusahaan tersebut sambil mengatakan alasan dirinya mundur seperti yang disebutkan di atas. Ipapun juga membaca sebuah kode Twitter dan mengatakan hal demikian.

“Mengundurkan diri dari Twitter mulai hari ini. Saya mengapresiasi kesempatan tersebut, akan tetapi saya juga berpikir dampak yang diberikannya usai saya pergi dari perusahaan media sosial tersebut. Di lain sisi saya sedih melihat keadaan Github saya. Kembali ke Coding.”

“ Dan Mengharapkan lingkungan perusahaan Start-up yang sama sekali berbeda dari biasanya”

Samsung Suntik Mati Samsung A7 Series

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Samsung A Series saat ini menjadi seri dari Samsung yang laris terjual. A series tersebut antara lain A5x dan A7x. Spesifikasi Samsung A5 series walaupun tak sebagus dari A7, angka penjualan yang dilaporkan jauh lebih tinggi daripada A7x. Sayangnya ada kabar yang cukup menyedihkan, pasca peluncuran Samsung A73 yang bersamaan dengan A53, seri A7x sudah tidak lagi merilis nomor selanjutnya.

Dapat dikatakan bahwa A73 akan menjadi seri A7 terakhir yang dirilis oleh Samsung. Pasca terhentinya A7x ini Samsung hanya akan berfokus pada A5 seriesnya saja. Namun pada kenyataannya dibandingkan A7 sebelahnya, A5x justru sering dilaporkan penggunanya mengalami banyak masalah terutama pada hardware terutama pada seri A51 dan A50.

Samsung Resmi Pensiunkan A7 Series, A73 Jadi Seri A7 Terakhir Yang Dirilis Samsung

Jauh sebelum pengumuman suntik mati tersebut, Samsung dirumorkan akan merilis seri A74. Namun rumor tersebut kini hanya tinggal angin lalu saja dan A7 series sudah tidak lagi diproduksi. Bahkan Samsung juga pernah meluncurkan A6X, A8, dan A9x, akan tetapi ketiga line up tersebut berbuah kegagalan dan hanya menyisakan dua lineup itu saja, A5x dan A7x yang lebih laku di pasaran.

Baca juga: Xiaomi PHK Hampir 10 Persen Karyawannya Di Seluruh Dunia

Karena strategi dari Samsung yang ternyata hanya memasarkan produknya berdasarkan jumlah seri yang terlaris, Samsung justru dinilai tidak konsisten terhadap seri A mereka. Begitupun dengan seri S2x FE. Samsung juga akan memberhentikan produksinya, yang artinya S22 FE dan S23 FE menjadi dua seri terakhir yang diluncurkan.

Dilaporkan dari GizChina, pada mulanya dirilisnya A7x ini adalah melengkapi mengisi kesenjangan antara A Series dengan Flagship S mereka terlebih spesifikasi yang ditawarkan pada A7x hampir mendekati Flagship. Sayang seribu sayang popularitas A7 ini kalah dengan A5x yang lebih laku. Sikap efisien yang dilakukan oleh Samsung tersebut juga dinilai cukup unik.

Mungkin Samsung akan mengikuti jejak dari Apple yang dimana HP Flagship keluaran lama akan dibanderol dengan harga yang lebih terjangkau, hal ini yang dilakukannya ketika memasarkan A7x mereka. Direncanakan Samsung A54 akan diluncurkan pada tahun 2023 mendatang.

Update informasi menarik lainnya seputar game, anime, pop culture dan teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Meta Sepakat Bayar Denda atas Skandal Cambridge Analytica

GAMEFINITY.ID, Bandung – Perusahaan milik Facebook, Meta, menyatakan sepakat untuk membayar denda sebesar US$725 juta. Jumlah uang tunai itu disebut denda terbesar dalam sejarah tuntutan class action privasi data di Amerika Serikat. Hal ini berkaitan dengan kasus kebocoran data pengguna yang dibobol Cambridge Analytica.

Skandal Kebocoran Data 87 Juta Pengguna Facebook Terjadi pada 2018

Kabar bocornya data 87 juta pengguna Facebook pada Cambridge Analytica mencuat pada 2018. Kritik pun berdatangan satu per satu, mempertanyakan keamanan Facebook dalam mengelola data pribadi setiap pengguna.

Cambridge Analytica Meta scandal
Bocornya data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica memicu kekhawatiran akan keamanan privasi platform

Cambridge Analytica adalah perusahaan analitik data pihak ketiga asal Inggris. Perusahaan itu juga membantu kampanye Donald Trump dalam memenangkan Pemilu AS 2016. Setelah kabar skandal itu mencuat, Cambridge Analytica menyatakan bangkrut dan resmi ditutup Mei 2018.

Menurut NPR, Facebook pertama kali mengetahui kasus ini pada 2015. Saat itu, seorang profesor psikologi tengah mengumpulkan data melalui hasil tes kepribadian yang dilakukan penggunanya. Hasil itu kemudian diserahkan pada Cambridge Analytica.

Mark Zuckerberg meta testimony congress
Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan kongres pada 2020 atas kasus ini

CEO Facebook Mark Zuckerberg memberi testimoninya di hadapan kongres pada 2020 atas gugatan kasus privasi oleh Federal Trade Commission. Saat itu, pihak media sosial raksasa itu sepakat membayar denda sebesar 5 miliar dolar AS. Mereka juga harus membayar denda sebesar 100 juta dolar AS pada U.S. Security and Exchange Commission yang menyatakan perusahaan menyesatkan investor tentang penyalahgunaan data pengguna.

Baca juga: Meta Laporkan PHK Ribuan Karyawannya

Meta Sepakat Bayar Denda US$725 Juta

Pihak Meta menyatakan sepakat untuk membayar denda sebesar US$725 juta atau setara dengan 11 triliun rupiah. Keputusan ini dilakukan agar tuntutan hukum dapat terselesaikan. Kesepakatan itu masih dalam proses persetujuan pengadilan San Fransisco.

“Kesepakatan bersejarah ini akan memberikan ketenangan yang berarti dalam kasus privasi yang kompleks ini,” ungkap pihak kuasa hukum para penuntut.

Meski begitu, pihak Meta tidak mengaku bersalah atas kasus yang telah terjadi pada 2018 itu. Mereka tetap berpendapat bahwa pengguna sudah setuju pada praktik tersebut dan tidak ada kerugian apapun yang didapat.

“Selama tiga tahun terakhir kami mengubah pendekatan kami pada privasi dan menerapkan program privasi komprehensif,” tutur Meta dalam sebuah pernyataan.

Pihak pengadilan menjadwalkan sidang pada 2 Maret 2023. Sidang itu akan mengumumkan persetujuan akhir penyelesaian kasus itu oleh seorang hakim federal.

Update informasi menarik lainnya seputar game, anime, pop culture dan teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.