GAMEFINITY.ID, Bandung – Diablo Immortal sudah tidak asing lagi dengan berbagai kontroversi. Pemain mengeluhkan sistem microtransaction-nya secara gamblang sebagai pay to win. Hal tersebut dibuktikan oleh streamer Twitch Quin69 yang menghabiskan 10000 NZD (New Zealand Dollar) hanya demi memperoleh item Legendary tanpa hasil. Lebih buruk lagi, YouTuber Josh Strife Hayes menemukan jebakan crest menyesatkan.
Baca juga: Gacha 90 Juta Tanpa Item Legenda Dalam Game Diablo Immortal
Saat berita ini ditulis, user score di Metacritic untuk Diablo Immortal versi iOS mencapai 0,4. Sebanyak 3067 dari total 3191 pengguna berkomentar negatif terhadap game buatan Blizzard dan NetEase itu, terutama sistem pay-to-win-nya. Versi PC-nya lebih buruk lagi dengan user score 0,3 (2113 dari total 2171 pengguna berkomentar negatif), masih menjadikannya game dengan user score terendah sepanjang masa di Metacritic.
Berhasil Raup 24 Juta Dolar Dalam Dua Minggu Pertama
Akan tetapi kritik dan kontroversi terkait microtransaction tidak berpengaruh banyak pada penghasilan Diablo Immortal. Buktinya, game mobile dari seri Diablo itu telah meraup keuntungan sebesar 24 juta US dolar dalam dua minggu pertamanya.
AppMagic telah mencatat 43 persen dari penghasilan Diablo Immortal berasal dari Amerika Serikat. Korea Selatan menjadi yang kedua dalam berkontribusi menggunakan microtransaction sebesar 23 persen. Disusul oleh Jepang (8 persen), Jerman (6 persen), dan Kanada (3 persen).
Keberhasilan menghasilkan uang sebesar ini menjadikan Diablo Immortal sebagai game mobile berpenghasilan terbanyak kedua dari Blizzard, hanya kalah dari Hearthstone.
Blizzard Menyatakan Diablo Immortal Sebagai Peluncuran Terbesar Sepanjang Franchise
Minggu pertama setelah perilisannya, Blizzard mengklaim melalui Twitter bahwa Diablo Immortal telah menjadi “peluncuran terbesar sepanjang sejarah franchise”. Mereka juga mengklaim game tersebut telah terinstal total lebih dari 10 juta kali semenjak peluncurannya. Hal ini karena faktanya Diablo Immortal merupakan game free-to-play, sementara Diablo III merupakan game dengan full price.
Peluncuran Di China Justru Tertunda
Meski Diablo Immortal lebih dulu sukses secara global, Netease telah memutuskan untuk menunda perilisannya di China baru-baru ini. Padahal, Diablo Immortal dijadwalkan rilis di sana pada 23 Juni, tanggal yang sama dengan negara Asia Pasifik lainnya (khususnya Asia Tenggara).
Hal ini menyusul akun Weibo resmi Diablo Immortal terkena ban pada Rabu lalu karena “pelanggaran hukum dan regulasi”. Ditambah lagi, diskusi tentang game tersebut juga menjadi topik terlarang di media sosial terbesar China itu. Karena kabar penundaan ini, saham NetEase mengalami anjlok lebih dari 9 persen.
NetEase telah menjanjikan sebuah “exclusive thank you package” khusus pemain di China yang berisi legendary equipment dan materials,
Sementara itu, Diablo IV akan menjadi game full-priced dengan sistem microtransaction berbeda dari Diablo Immortal. Game lain dari Blizzard yang akan datang, Overwatch 2, juga akan menyingkirkan loot box demi menghadirkan battle pass.
Diablo Immortal akan meluncur di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, pada 23 Juni. Untuk kabar terbaru dari Diablo Immortal dan game Activision Blizzard lainnya, pastikan untuk pantau terus di Gamefinity.