GAMEFINITY.ID, Jakarta – Polemik terkait bapak-bapak pecatur, Dadang Subur alias Dewa Kipas bertambah ruwet. Permainan catur biasa akhirnya berubah menjadi luar biasa setelah beragam pihak yang “ingin” mengklarifikasi justru membuat benang permasalahan kian kusut.
Meski telah mengklarifikasi sejumlah hal terkait permainan dirinya melawan influencer GothamChess di podcast Deddy Corbuzier, hal itu justru membuat para pecatur profesional ikut bicara. Salah satunya adalah Grand Master wanita asal Indonesia, Irene Kharisma Sukandar.
Sebelumnya, pada Jumat (12/3/2021) PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) mengadakan konferensi pers virtual bertajuk “Edukasi Catur Daring dan Problematikannya dari Kasus Dewa Kipas”. PB Percasi mengulas grafik permainan dan akurasi langkah Dewa_Kipas selama bermain di Chess.com.
Dikutip dari Kompas.com, PB Percasi menemukan sejumlah kejanggalan terutama pada perode 22 Februari hingga 2 Maret 2021, dimana grafik permainan Dewa_Kipas sangat stabil di puncak dengan persentase rata-rata akurasi langkah 90 hingga 99 persen. Hal ini dinilai tidak normal mengingat sejatinya grafik permainan pecatur profesional yang naik turun dengan batas bawah dan atas, serta rata-rata akurasi yang lebar.
Sebagai contoh, data milik Irene Kharisma memiliki akurasi langkah terendah 45 persen dan tertinggi 95 persen. Federasi juga menilai PB Percasi menilai keputusan Chess.com untuk memblokir akun Dewa_Kipas pasti dibuat dengan meninjau aturan berlaku. Mereka menyayangkan sikap warganet Indonesia yang menyerang Chess.com dan Levy Rozman alias GothamChess, yang bisa mempengaruhi nama baik Indonesia di mata dunia catur internasional.
Tak lama setelah siaran podcast Deddy Corbuzier ditayangkan, Sabtu (13/3/2021), Grand Master Irene Kharisma giliran angkat bicara.
“Berdasarkan data dan alogaritma Chess.com, akurasi langkah Dadang Subur tidak normal. Saya tidak mengerti mengapa masih banyak publik yang membela bahkan sampai menyerang Chess.com dan GothamChess,” kata Irene kepada Kompas.com.
Dirinya bahkan menuliskan surat terbuka untuk Deddy Corbuzier, yang ditembuskan ke Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Percasi.
“Jikalau Mas Deddy berkenan, mari luruskan hal ini agar tidak berimbas terlalu dalam bagi kami patriot-patriot catur Indonesia.”