GAMEFINITY.ID, Bandung – Meski sudah kalah saat persidangan pada awal Juli lalu, Federal Trade Commission (FTC) ternyata masih belum menyerang untuk menentang merger Microsoft-Activision Blizzard! Pihaknya mengumumkan sudah berencana untuk melakukan proses administratif melawan merger senilai US$69 juta itu. Akan tetapi, merger tersebut bisa saja menjadi sah sebelum tenggat waktu 18 Oktober mendatang.
FTC Masih Tentang Merger Microsoft-Activision Blizzard!
Melalui laman resminya, FTC mengumumkan pihaknya masih berencana untuk menggelar persidangan administrasi untuk melawan merger Microsoft-Activision Blizzard. Pihaknya sempat rehat pada musim panas lalu setelah kekalahan persidangan demi menjatuhkan injunksi pada keduanya.
“FTC masih percaya bahwa kesepakatan ini menjadi ancaman terhadap persaingan,” ungkap Victoria Graham selaku perwakilan Federal Trade Commission. Ia mengaku pihaknya berfokus pada proses banding federal.
Dilansir dari Bloomberg, merger Microsoft-Activision Blizzard bisa menjadi sah sebelum tenggat waktu 18 Oktober 2023. Hal ini membuat Federal Trade Commission tidak mampu menggagalkannya. Mereka masih bisa melawan kesepakatan tersebut setelah merger tersebut dinyatakan selesai.
“Kami berfokus bekerja sama dengan Microsoft sebelum pengesahan. Penggunaan uang FTC dari pembayaran pajak masyarakat menjadi keputusan itu,” ungkap Lulu Cheng Merservey selaku perwakilan Activision Blizzard.
“Kami masih mempersiapkan bahwa kami akan mengesahkan transaksi ini sebelum 18 Oktober, dan kai sangat percaya diri dalam hal ini dan keuntungan kesepakatan ini bagi gamer dan persaingan,” tutur perwakilan Microsoft.
Juli lalu, Lina Khan selaku ketua FTC mendapat tuduhan bahwa pihaknya membuang-buang uang pajak demi mengajukan banding hasil persidangan Xbox dan Activision Blizzard. Ia juga mendapat kritikan setelah mengumumkan rencana persidangan administratif tersebut.
Baca juga:
Merger Sudah Mendapat Persetujuan Awal dari Inggris
Sementara itu, Competition and Market Authority (CMA) Inggris memberi persetujuan awal pada merger senilai US$69 miliar itu pada 22 September 2023. Pihaknya mengaku sebuah proposal baru yang diajukan mengatasi masalah terhadap persaingan cloud gaming. Keputusan akhir akan ditentukan sebelum tenggat waktu 18 Oktober 2023.
Sebelumnya, Microsoft mengajukan proposal baru perihal kesepakatan Activision Blizzard pada Agustus lalu. Proposal baru itu termasuk rencana pihaknya berencana menjual hak cloud gaming Activision pada Ubisoft, yang kemudian berhak untuk merilis versi cloud setiap game tersebut pada platform manapun.
“Bisa saja lebih baik, jika Microsoft sudah mengajukan hal itu saat penyelidikan awal kami. Kasus tersebut menggambarkan anggaran, ketidakpastian, dan penundaan bisa datang dari setiap pihak jika sebuah opsi kredible yang efektif ada tapi tidak bisa dimasukkan pada waktu yang tepat,” jelas Sarah Cardell, CEO CMA.
Dengan persetujuan awal dari CMA, tampaknya peluang agar merger Microsoft-Activision Blizzard terselesaikan sebelum 18 Oktober 2023 sangat besar