GAMEFINITY.ID, Jakarta – Square Enix telah mengonfirmasi bahwa penjualan awal game Marvel’s Avengers masih lambat yang mengakibatkan game dengan modal hampir 190 juta USD atau sekitar Rp2,4 triliun itu belum menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Bulan ini divisi Game HD dari perusahaan Jepang itu membukukan kerugian operasional sekitar 7 miliar yen atau sekitar Rp948 miliar untuk tiga bulan yang berakhir pada 30 September, yang dikaitkan dengan peluncuran Avengers.
Dalam dokumen keuangan baru yang diterbitkan dalam bahasa Inggris pada hari Rabu (25/11/2020), presiden Square Enix Yosuke Matsuda mengonfirmasi bahwa live service game tidak dapat menutup biaya pengembangannya selama bulan peluncurannya.
“Sub-segmen HD Games membukukan kerugian operasional karena penjualan awal Marvel’s Avengers lebih rendah dari yang kami perkirakan dan tidak dapat sepenuhnya mengimbangi amortisasi biaya pengembangan game. Selain amortisasi biaya pengembangan game tersebut, faktor penting lainnya yang terkait dengan judul tersebut adalah fakta bahwa kami melakukan kampanye iklan besar-besaran pada saat peluncurannya untuk menutupi penundaan akibat COVID-19 pandemi,” kata presiden Square Enix, Yosuke Matsuda.
Sebelumnya, seorang analis yang berbasis di Jepang mengklaim bahwa Square Enix menghabiskan biaya hampir 190 juta USD untuk produksi dan pemasaran Avengers, tetapi game tersebut hanya terjual sekitar tiga juta kopi. Avengers dirilis untuk PS4, Xbox One, PC, dan Stadia pada 4 September. Selain masalah teknis, kurangnya konten pasca peluncuran, termasuk penundaan ekspansi yang direncanakan dan versi game berikutnya, berkontribusi pada berkurangnya jumlah pemain dari game.
Square Enix berharap dapat menebus penjualan yang lambat dengan menawarkan konten tambahan yang cukup. Minggu lalu dipastikan bahwa pahlawan baru pertama Marvel’s Avengers, Kate Bishop yang semula dijadwalkan diluncurkan pada bulan Oktober, akan dirilis pada 8 Desember.
“Pada semester kedua tahun fiskal, kami berharap dapat menutupi penjualan awal yang lambat dengan menawarkan konten tambahan yang cukup untuk meningkatkan penjualan kami,” kata Matsuda.