GAMEFINITY.ID, Jakarta – Co-director Final Fantasy 7 Remake, Naoki Hamaguchi mengakui bahwa dia sangat dipengaruhi oleh game dari Guerrilla Games, Horizon: Zero Dawn. Menyoroti dunia dan visual Zero Dawn sebagai elemen yang memengaruhinya sebagai pembuat konten, Hamaguchi mengatakan bahwa FF7 Remake diharapkan akan berkembang serupa dengan Forbidden West, game berikutnya yang akan dirilis Guerrilla.
“Horizon Zero Dawn, game pertama dari franchise tersebut, meninggalkan kesan yang sangat besar bagi saya sebagai pembuat game. Saya terpesona oleh pengalaman mendalam yang diberikan oleh grafik yang luar biasa serta dunia unik tempat saya berada, masa depan di mana peradaban telah runtuh.”
Seperti dikutip dari Blog PlayStation, Hamaguchi mengakui bahaw dirinya merupakan penggemar dari game Horizon, sembari berharap gamenya bisa sukses layaknya game action RPG milik Guerrilla Games itu.
“Saya memiliki ketertarikan pribadi pada Horizon. Sebagai penggemar, saya sangat menantikan Horizon: Forbidden West.”
Episode pertama Final Fantasy 7 Remake tahun 2020 memperkenalkan beberapa elemen non-linier ke gameplay-nya. Walau begitu game ini masih mencakup bagian Midgar pembuka dari game PlayStation klasik, sambil menjaga ketegangan naratif yang diingat penggemar dari aslinya.
“Struktur cerita Final Fantasy 7 yang asli dirancang agar cukup linier hingga pelarian dari Midgar, jadi kami selalu sadar akan risiko merusak rasa ketegangan dan ketegangan bawaan jika kami memperkenalkan lebih banyak keterbukaan tentang bagaimana itu dimainkan,” Hamaguchi menjelaskan dalam wawancara Games Radar tahun lalu.
Hamaguchi menyebut struktur Remake sengaja diputuskan untuk menarik pemain modern secara lebih luas. Hal ini demi menghindari linieritas dan tidak ada derajat kebaruan yang cenderung dipersepsikan secara negatif oleh pemain.
“Oleh karena itu, kami menerapkan beberapa kebebasan bergerak ke dalam skenario di lokasi pemukiman, sehingga pemain dapat menikmati konten sampingan dalam cerita pada poin-poin yang sesuai dengan narasi, tanpa risiko kehilangan rasa urgensi di bagian lain.”