GAMEFINITY, Jakarta – Adaptasi Live Action seringkali dicap buruk karena produksi film yang bersangkutan gagal untuk membawa elemen tertentu yang jadi ciri khas anime atau manga ke medium lain. Sebagai produk animasi, sebuah anime dapat membawa narasi dengan cukup meletakan animasi ekspresif untuk adegan tertentu. Sebagai contoh, anime memiliki mannerism khas. Bisa terlihat dari raut wajah, dialog yang diisi oleh pengisi suara secara dramatis. Itu hanya lah satu dari banyak kesulitan yang harus dihadapi dalam produksi live action.
Namun tidak selamanya produksi live action anime (atau manga) menjadi live action selalu menanti kebencian dan persepsi buruk dari penonton. Beberapa series dapat berhasil dioleh dari medium animasi menjadi layer kaca. Salah satu alasan utama keberhasilan adaptasi ini adalah kedekatan kultural dengan Jepang dan tema cerita yang relatif sederhana.
Baca juga:
Berikut ini karya adaptasi yang dianggap cukup baik sebagai produk layer lebar,
-
Gintama Live Action
Saat Gintama dikabarkan akan mendapatkan adaptasi live action, Hideaki Sorachi, penulis Gintama turut mempromosikan proyek ini. Namun dia menuliskan, melalui twitter, agar penonton tidakmemiliki ekspektasi terlalu tinggi dan menganggap bahwa adaptasi Gintama sebagai acara cosplay biasa.
Tapi film tahun 2017 garapan Yuichi Fukuda ini melibatkan banyak artis papan atas seperti Shun Oguri sebagai Gintoki, Hanna Kashimoto sebagai Kagura, dan Masaki Suda sebagai Shinpachi. Film Gintama live action menggunakan banyak joke yang sudah digunakan dalam animenya dan kemudian berupaya untuk mengadaptasinya dengan actor manusia.
Gintama live action cocok untuk penonton yang sudah selesai menonton anime Gintama dan ingin tertawa lagi dengan berbagai adegan lucu series ini yang sudah dikemas berbeda.
Baca juga:
-
Blade of Immortal
Takashi Miike menjadi Sutradara film epic samurai yang tidak bisa mati sampai membunuh nyawa 100 orang jahat. Film tahun 2017 ini dianggap berhasil menangkap elemen dari manga nya dengan menampilkan berbagai adegan adu pedang yang epic dan perjalanan berdarah mencari pembalasan dendam.
-
Rurouni Kenshin
Trilogi film Rurouni Kenshin atau yang akrab sebagai samurai X dianggap sebagai salah satu adaptasi manga dan anime ke medium layer lebar paling sukses. Dibawah arahan Keishi Ohtomo, Himura Kenshin hidup dihidupkan oleh actor Takeru Satoh. Cerita perjalanan Kenshin pada era restorasi Meiji menghadapi masa lalu nya.
Baca juga:
-
Your Lie in April live action
Tiap April datang, banyak Wibu mengenang kepergian Kaori. Film yang disutradarai oleh Takhiko Shinjo Kembali menghadirkan kisah Kaori yang diperankan oleh Suzu Hirose dan Kosei yang diperankan oleh Kento Yamazaki. Film tahun 2016 ini berhasil memprotret momen-momen indah dan emosional dari animenya. Selain itu lagu Ikimonogatari adalah soundtrack yagn cocok untuk menemani penonton.
-
Kimi No Suizou Tabetai
Salah satu resep keberhasil adaptasi menjadi live action adalah kedekatan budaya dengan sumber adaptasi dan tema cerita yang disampaikan. Kimi no Suizou Tabetai kebetulan memenuhi persyarakat tersebut. Film tahun 2017 ini di sutradarai oleh Sho Tsukikawa yang diperankan oleh Minami Hamabe sebagai Sakura dan Takumi Kitamura sebagai Haruki. Film ini berhasil membawa penonton yang ingin menjelalahi tema-tema mendasar manusia mengenai hakikat kerentanan manusia.
Baca juga:
Honorable mentions :
- Speed Racer (2008) dari anime lawas Speed Racer atau yang dikenal dengan Mach Go
- Tokyo Ghoul (2017)
- Bleach live action (2018)
- Yuru Camp Live action (2022) untuk menikmati alam tanpa keluar rumah
- Relife (2017)
Tentu saja tidak semua persyaratan itu jadi penentu utama bahwa sebuah series langsung cocok dijadikan adaptasi actor manusia. Sulit membayangkan keberhasilan proyek yang memiliki latar belakang jauh dengan budaya Jepang akan berhasil. Sulit membayangkan proyek seperti adaptasi live action attack on titan atau full metal alchemist akan panen sukses.