Tag Archives: action

God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – God of War: Chain of Olympus merupakan salah satu Action Adventure dengan paduan Hack and Slash yang ikonik dikalangan para fansbase PlayStation. God of War: Chain of Olympus dirilis pada Maret 2008 oleh Sony Computer Entertainment. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable dan PlayStation 3.

Sinopsis God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Berawal dari Kratos yang mempertahankan sebuah kota dari serbuan pasukan Persia dan seekor hewan seperti ular raksasa yang dikenal dengan Basilisk.

Setelahnya Kratos mendapatkan tugas dari para dewa Olympus. Tugas ersebut antara lain seperti membantu Helios, menangkap Atlas, hingga menghabisi Persefone. Dirinya lelah dengan semua itu, merasa dirinya hanya dimafaatkan oleh para petinggi Olympus .

Dengan izin Athena, Kratos dipersilahkan untuk membalaskan dendamnya terhadap Ares yang telah membuat dirinya menghabisi keluarganya sendiri. Ares adalah dewa yang memberikan Blade of Chaos kepada Kratos yang berakhir dengan terbantainya keluarga Kratos yang menjadi korban.

Baca Juga : Coromon, Pokemon Emerald-nya Mobile yang Nggak Kalah Keren

Gameplay (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Gameplay – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War: Chain of Olympus merupakan game ActionAdventure bergaya Hack and Slash yang menarik untuk dimainkan. Memiliki mekanisme dan gameplay yang serupa untuk God of War 3 Generasi PlayStation.

Memiliki gameplay dan POV yang sama dengan God of War: Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II. Hanya dibedakan dari alur cerita yang memiliki jarak beberapa tahun dari seri sebelumnya.

Hadir dengan sudut pandang yang terkadang berubah menyesuaikan dengan tempat, tetapi masih mempertahankan POV dari pemain yang dapat melihat Kratos secara full dengan gerakan bertarung bersama Blade of Chaos pemberian Ares.

Graphic (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Graphic – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda untuk series God of War: Chain of Olympus, Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II yang hampir tidak ada perbedaanya dalam urusan visual.

Hadirkan texture monster yang lebih kompleks daripada series Ghost of Sparta, hal inilah menjadi nilai tambah untuk God of War: Chain of Olympus.

Control (9/10)

God of War: Chain of Olympus tidaklah berbeda dengan Ghost of Sparta dalam urusan mekanisme, gameplay, bahkan kontrol yang diberikan. Bahkan tidak ada hal yang berubah dari mekanisme kontrol untuk waktu lama, terbukti dengan samanya mekanisme God of War series pertama hingga series yang hadir ditahun 2010 kebawah.

Setidaknya menghadirkan kontrol eksekusi dalam bergerak dan menyerang yang terpadu dalam grup kontrol yang sama. Kontrol kotak yang merupakan jenis kontrol serang tipe Light Attack, untuk Segitiga merupakan jenis kontrol penyerang juga yang merupakan tipe Heavy Attack. X dan Bulat berfungsi sebagai melompat dan eksekusi lainnya secara berurutan.

Adapula kontrol L dan R yang memiliki fungsi lebih kompleks, lebih lagi jika dipadukan dengan kontrol serangan yang mampu hasilkan serangan beruntun dan damage yang lebih besar.

Seperti kombinasi R+ Kotak merupakan tipe serangan Light Attack yang dipercepat secara berkelanjutan dengan peningkatan damage yang bertingkat, sedangkan kombinasi R + Segitiga sendiri tidak jauh dengan sebelumnya.

Addictive (10/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Addictive – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War sendiri hadir dengan perilisannya yang secara berurutan dan kebanyakan merupakan cerita canon dari seri sebelum atau sesudahnya, bahkan Chain of Olympus sekalipun. Banyak hal yang dapat meningkatkan daya tahan pemain dalam memainkan game ini. Salah satu yang dapat meningkatkan aspek tersebut adalah difficulty yang cukup menarik.

Setidaknya ada sedikit perbedaan dalam urusan difficulty antara God of War: Ghost of Sparta dengan God of War: Chain of Olympus. Chain of Olympus menghadirkan setidaknya 4 difficulty seperti Mortal, Hero, Spartan, dan yang tersulit adalah God.

Selain difficulty-nya, God of War sendiri memiliki alur cerita yang menarik dan cukup banyak dipenuhi plot yang terkadang tidak sempat terpikirkan oleh pemain.

Music (10/10)

Hadir dengan latar musik yang ikonik dari masa ke masa. Hampir tidak ada perubahan sama sekali untuk urusan aspek musik pada seri God of War. Genderang perang yang bertabuh dan lantunan latar musik yang turut hadir dengan nada yang tinggi, selain itu juga hadir dengan nuansa maupun vibes yang mencekam. Sangat sinkron dengan latar, suasana, bahkan genre game satu ini.

Kelebihan

Memiliki alur cerita yang berkesinambungan antara satu series dengan series lainnya. Menjadi salah satu game yang penuh plot dan sentuhan emosional ditiap scene, walau kebanyakan isinya scene yang cukup brutal.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat ditutupi dengan beberapa hal. Untuk di beberapa perangkat tertentu yang berbeda, dan apabila pemain memainkan God of War: Chain of Olympus menggunakan emulator, baik di Mobile ataupun Windows memungkinkan akan alami buffered yang terkadang tidak stabil dan beberapa miss scene yang hilang tiba-tiba.

Terkadang hal ini menjadi salah satu efekk krusial yang dipukul rata untuk beberapa device tertentu, baik di Mobile ataupun PC. Antara kurang mumpuninya perangkat ataupun disk-nya yang emang begitu.

Untuk God of War: Chain of Olympus, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,4.

Sekian Review God of War: Chain of Olympus yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Game Iron Man Resmi Diumumkan EA dan Marvel

GAMEFINITY.ID, Bandung – EA dan Marvel akhirnya resmi mengumumkan game Iron Man terbaru. Game tersebut akan menjadi game single-player third-person action-adventure. Proyek tersebut masih dalam praproduksi dan belum memiliki judul.

Game Iron Man Akan Dikembangkan Motive Studio

EA menyebut judul game Iron Man terbaru itu akan menampilkan cerita original yang menyentuh masa lalu Iron Man yang kaya, menyalurkan kompleksitas, kharisma, dan kejeniusan kreatif Tony Stark. Pemain diharapkan dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi Iron Man.

Game Iron Man terbaru itu tengah dikembangkan oleh Motive Studio, studio yang juga tengah membesut Dead Space remake. Menariknya, pengembangan game tersebut dipimpin oleh Olivier Proulx, senior produser game Guardians of the Galaxy oleh Square Enix. Ia dibantu oleh veteran industri game Ian Frazier, Maëlenn Lumineau, dan JF Poirier.

Iron Man The Avengers Square Enix
Iron Man di The Avengers (Square Enix)

“Sebuah kehormatan dan keuntungan untuk mengambil kesempatan membuat game berdasarkan salah satu superhero terikonik di dunia hiburan,” tanggap Proulx dalam laman resmi EA, “kami memiliki sebuah kesempatan hebat untuk membuat cerita unik dan baru yang bisa kami miliki. Marvel mendorong kami membuat sesuatu yang segar. Kami punya kebebasan, yang sangat menarik bagi tim.”

Bill Rosemann, wakil presiden dan direktur kreatif di Marvel Games, menambah bahwa pihaknya bersemangat untuk berkolaborasi dengan Motive Studio dan EA. Ia menyebut game Iron Man terbaru itu sebagai surat cinta untuk sang superhero legendaris.

Selain Dead Space remake, Motive Studio juga pernah membesut Star Wars: Squadrons dan turut membantu DICE dalam mengembangkan Star Wars: Battlefront 2.

Jadi Game Marvel Pertama yang Diumumkan EA

EA telah menyebut game Iron Man telah menjadi game pertama yang diumumkan dari kolaborasinya dengan Marvel. Berarti mereka tengah mengembangkan game Marvel lainnya yang akan diumumkan nanti.

EA masih enggan mengungkap detail dari game Marvel lainnya. Dipercaya bahwa beberapa studio miliknya sedang mengembangkan beberapa judul tersebut.

Game Iron Man merupakan salah satu game dari Marvel yang diumumkan baru-baru ini. Sebelumnya, game Black Panther and Captain America yang masih belum memiliki judul tengah dikembangkan oleh Skydance New Media. Nuverse juga akan merilis game kartu Marvel SNAP di mobile pada 18 Oktober 2022.

Baca juga: Daftar Game di Disney & Marvel Games Showcase 2022

Marvel sendiri sebelumnya telah sukses besar dengan Marvel Spider-Man dan Spider-Man: Miles Morales yang juga dibesut Insomniac Games. Guardians of the Galaxy buatan Square Enix juga menuai pujian, namun dapat dikatakan mengecewakan secara komersial. Sementara itu, The Avengers yang juga dikembangkan Square Enix justru menuai kritikan pemain dan gagal secara komersial.

Apakah game Iron Man besutan EA menjadi langkah sukses berikutnya bagi Marvel dalam dunia game? EA belum mengumumkan tanggal perilisan game ini sama sekali.

Tiga Game Baru Assassin’s Creed Diumumkan!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Ubisoft Forward telah diadakan pada 10 September 2022 dan mengungkap begitu banyak informasi. Mulai dari update The Division 2 dan Trackmania hingga beberapa judul game baru seperti Skull and Bones, The Division Heartland, The Division Resurgence, dan Just Dance 2023 Edition. Namun, pemain paling menantikan pengumuman penting tentang franchise Assassin’s Creed pada akhir acara.

Tidak tanggung-tanggung, Ubisoft mengadakan showcase tersendiri bertajuk Assassin’s Creed Showcase 2022. Franchise game action-adventure stealth itu telah memasuki tahun ke-15 dan akan merayakan hari jadinya November ini. Showcase tersebut mengumumkan begitu banyak hal tentang Assassin’s Creed, mulai dari game hingga adaptasi serial live action original Netflix.

Assassin’s Creed Mirage

Assassin's Creed Mirage
Assassin’s Creed Mirage

Entri Assassin’s Creed selanjutnya telah resmi diumumkan sebagai Assassin’s Creed Mirage. Sebelumnya, game ini telah bocor berkali-kali hingga memicu Ubisoft untuk mengungkapkan judulnya pada 1 September 2022, kurang lebih 9 hari sebelum sebelum Ubisoft Forward.

Sesuai rumor dan bocoran, Mirage mengandalkan tema Timur Tengah. Game tersebut mengambil latar Baghdad pada abad ke-9. Kali ini, Basim bin Ishaq mengemban sebagai tokoh utama master assassin. Basim sendiri sebelumnya muncul di Assassin’s Creed Valhalla.

Assassin's Creed Mirage Bashim
Bashim menjadi tokoh utama dalam Assassin’s Creed Mirage

Assassin’s Creed Mirage bercerita tentang petualangan Basim muda dan perjuangannya dari street thief (pencuri jalanan) menjadi master assassin pada masa keemasan Baghdad (20 tahun sebelum Valhalla). Ia kemudian dilatih oleh mantan budak asal Persia, Roshan. Basim yang memiliki masa lalu kelam ini juga sering mendapat kumpulan firasat buruk.

Sarah Beaulieu, direktur naratif Ubisoft, menjelaskan Mirage akan kembali ke akar genre action-adventure yang menjadi ciri khas awal franchise. Ia menyebutkan game Assassin’s Creed pertama yang menjadi inspirasi utama Mirage. Berarti, elemen RPG yang telah digunakan Origins hingga Valhalla dipastikan tidak akan muncul.

Assassin’s Creed Mirage akan meluncur 2023 di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan Amazon Luna. Bagi pemain yang telah melakukan pre-order, 40 side quest Thieves eksklusif juga akan tersedia dalam game.

Assassin’s Creed Valhalla: The Last Chapter

Assassin's Creed Valhalla The Last Chapter
Assassin’s Creed Valhalla The Last Chapter

Entri sebelumnya, Assassin’s Creed Valhalla akan mengakhiri ceritanya dalam bentuk DLC gratis. Expansion arc berjudul The Last Chapter akan mengakhiri segala cerita sepanjang game, termasuk DLC post-launch-nya. Eivor dikatakan akan bertemu kembali dengan berbagai karakter penting, termasuk tokoh bersejarah. Belum ada detail lebih lanjut tentang DLC tersebut.

Assassin’s Creed Valhalla: The Last Chapter akan rilis sebagai expansion DLC gratis tahun ini.

Codename JADE

Assassin's Creed Codename Jade
Assassin’s Creed Codename JADE

Ubisoft juga mengumumkan Assassin’s Creed akan kembali ke platform mobile. Proyek tersebut tengah dikerjakan sebagai Codename JADE yang akan berubah judulnya nanti. Kali ini, game ini akan menjadi game open-world Assassin’s Creed pertama khusus mobile.

Assassin's Creed Codename Jade ancient china
Codename JADE mengambil latar era China kuno

Game tersebut mengambil latar China kuno, lebih tepatnya 215 sebelum masehi, kurang lebih di antara latar waktu Odyssey dan Origins. Dalam cuplikan yang dibagikan saat showcase, terlihat game tersebut memiliki elemen khas franchise, termasuk parkour, namun dengan kontrol layar sentuh.

Untuk pertama kalinya dalam franchise, pemain dapat membuat karakter assassin sendiri dengan kustomisasi. Pemain juga dapat berkeliling di dalam kota, memanjat Great Wall of China, bertarung, dan mengungkap sekumpulan rahasia. Sayangnya, belum ada cuplikan gameplay yang ditunjukkan.

Codename RED

Assassin's Creed Codename Red
Assassin’s Creed Codename RED

Tidak hanya China kuno, zaman Jepang feodal menjadi latar selanjutnya dari Asia yang diambil Ubisoft. Berbagai penggemar setia sudah lama ingin melihat Assassin’s Creed dapat mengambil latar Jepang. Game tersebut akhirnya diumumkan sebagai working title Codename RED.

Assassin's Creed Codename Red Feudal Japan
Codename RED mengambil latar era Jepang feodal

Codename RED akan menjadi entri utama selanjutnya untuk franchise Assassin’s Creed setelah Mirage. Belum terungkap begitu banyak tentang proyek ini. Ubisoft Quebec, yang sebelumnya mengerjakan Odyssey, tengah mengerjakan proyek ini di bawah pimpinan Jonathan Dumont.

Codename HEXE

Assassin's Creed Codename Hexe
Assassin’s Creed Codename Hexe

Tidak tanggung-tanggung, setelah terungkapnya Codename RED, Ubisoft mengungkap satu lagi proyek Assassin’s Creed, yaitu dengan working title Codename HEXE. Dibesut oleh Ubisoft Montreal, studio yang melahirkan franchise Assassin’s Creed sendiri, game ini disebut sebagai tipe game yang berbeda dari franchise.

Belum banyak yang terungkap tentang proyek ini. Namun, teaser-nya menunjukkan daun kering yang melayang dari pepohonan mati. Berbeda dari kebanyakan entri sebelumnya, proyek ini berpotensi menjadi game terkelam sepanjang franchise.

Assassin’s Creed Infinity

Ubisoft sebelumnya mengungkap Codename: Infinity sebagai bagian dari franchise Assassin’s Creed. Marc-Alexis Cote, bos di balik franchise tersebut, menyebut Infinity bukan sebuah game, melainkan berupa hub yang akan menghubungkan semua judul mendatang dalam satu pengalaman bagi pemain.

Dalam wawancaranya dengan IGN, Cote menjelaskan proyek tersebut lebih jauh, “Saya ingin Infinity jadi titik bagus bagi seri ini. Dan di situlah di mana cerita meta dari game kami terbentuk dan membuatnya hidup di tingkat menjadi perubahan penting untuk franchise.”

Codename RED dan Codename HEXE akan menjadi dua proyek pertama yang masuk Assassin’s Creed Infinity. Proyek ini juga menandakan Period 3 franchise Assassin’s Creed bagi Ubisoft. Period 1 merupakan era action-adventure dimulai dari awal hingga Syndicate. Period 2 menjadi era RPG yang terdiri dari Origins, Oddysey, dan Valhalla.

Baca juga: Ubisoft Bocorkan Lokasi Assassin Creed Infinity

Adaptasi Serial Live Action Original Netflix

Cote juga menyebut adaptasi serial live action Assassin’s Creed masih dalam tahap awal pengembangan oleh Netflix. Sebelumnya, Netflix telah mendapat hak adaptasi pada 2020 dari Ubisoft.

Serial tersebut akan diproduksi oleh Ubisoft Film and Television dan Netflix sendiri. Jeb Stuart, penulis Vikings: Valhalla yang juga ditayangkan di Netflix, dipercayakan untuk memimpin produksi serial ini.

Selain itu, satu lagi game mobile Assassin’s Creed akan hadir eksklusif di Netflix. Ubisoft juga akan merilis Valiant Hearts 2 dan Mighty Quest 2 khusus pelanggan platform streaming raksasa itu.

Itulah detail yang telah dirangkum dari Assassin’s Creed Showcase. Siapkah pemain setia untuk menyambut masa depan dari Assassin’s Creed nanti? Sementara itu, Mirage sudah bisa di-pre-order saat ini!

Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan salah satu game Martial Arts dengan gerakan yang cukup smooth dan menarik. Dragon Ball Z: Shin Budokai rilis pada Maret 2006 yang diterbitkan oleh bebetapa publisher yang salah satunya adalah BANDAI. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable.

Baca Juga : Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Sinopsis Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Berula dari kembali damainya dunia yang sebelumnya pernah Son Goku sang tokoh utama selamatkan. Perdamaian ini tidak berjalan lama, karena kemunculan musuh bertipe Majin yaitu, Majin Buu.

Demi mempertahankan bumi, Son Goku bersama rekan berpetualang dan terus bertarung melawan musuh yang kuat hingga menghancurkan dunia. Apakah Son Goku dan kawan-kawan berhasil mengembalikan kedamaian dunia?.

Gameplay (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Gameplay – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle dengan visual dan konsep martial arts yang cukup keren. Memiliki mekanisme yang sedikit lebih baik dalam koreografi dan pertarungan dari beberapa game sejenisnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki gameplay yang cukup biasa, namun sedikit sentuhan yang membuatnya punya sedikit perbedaan dalam urusan gameplay dan mekanisme yang series ini bawakan.

Hadir dengan gameplay yang cukup unik, terlewat dari gameplay pertarungan 1 vs 1 pada umumnya. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan gaya tampilan yang menarik, gaya penampilan ini akan dibahas pada ulasan aspek selanjutnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan 3 inti mode permainan yaitu, Dragon Road, Arcade, dan Network Battle. Dragon Road merupakan mode aling utama dalam game ini, sedangkan Arcade merupaan mode pertarungan biasa yang dimana pemain dapat memilih karakter, dan Network Battle adalah mode multiplayer yang dimana pemain dapat battle dengan teman melalui koneksi LAN.

Setidaknya Dragon Ball Z hadir dengan 5 chapter di mode Dragon Road. Chapter 1 yang dimulai dari kemunculan Majin Buu dan berakhir dengan lawan terakhir pertarungaan yang salah satunya adalah Gogeta melawan Janemba.

Graphic (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Graphic – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki visual yang menarik dan sedikit lebih baik dari Dragon Ball Z Tenkaichi series Tag Team. Hadir dengan tampilan yang lebih halus dan sesuai.

Game ini menghadirkan visual yang baik dan ramah dimata. Jika diperhatikan sedikit lebih dekat, visual Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil serupa dengan Harvest Moon: Save The Homeland. Baik dari kaarakter hingga pewarnaan.

Sebagai game yang diadaptasi dari animasi Jepang yang penuh dengan warna, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga turut hadirkan beberapa kemiripan bahkan sangat mirip seperti di anime-nya.

Latar yang diciptakan menyesuaikan dengan latar tempat pada anime-nya. Hadir dengan cukup baik, dan mampu menyatu dengan karakter game tanpa harus merusak visual dari karakter tersebut.

Mengambil sudut pandang bergaya Side Scrolling dengan nuansa 3D layaknya game TPP. Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil dengan pengambilan angle yang baik dan hadir secara Semi 3D. Hal ini dibuktikan dari gaya pertarungan dan pergerakan dari tiap karakter.

Control (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Control – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Sebagai game action battle martial arts, Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil lagi hadir dengan banyak fitur kontrol yang kompleks dan juga variatif. Hal ini didasari dari gaya bertarung karakter di Dragon Ball Z dan combo-combo yang dapat terbentuk.

Setidaknya ada 3 jenis kontrol menyerang dan 1 kontrol pendukung pada Dragon Ball Z: Shin Budokai. Kontrol tersebut berperan penting dalam eksekusi karakter dalam pertarungan demi memenangkan pertarungan tersebut.

Kontrol tersebut seperti kotak yang berfungsi sebagai perintah menyerang menggunakan kaki, segitiga yang berfungsi sebagai perintah menyerang juga hanya saja menggunakan tangan, bulat berfungsi sebagai kontrol serang jarak jauh, dan X berfungsi sebagai kontrol untuk membuat karakter dapat menghindar dari serangan musuh (dodge dan counter).

Selain kontrol inti diatas, sisanya merupakan kontrol pendukung dalam menghasilkan combo-combo yang menarik. Salah satunya adalah kontrol untuk mengeluarkan Kamehameha.

Addictive (8/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle yang memiliki fokus pada satu pertarungan bergaya 3D Side-Scrolling, dan ini jadi fokus pertama pada game ini. Sebagai game battle yang mengusung story dalam satuan per chapter, Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki tingkat efektivitas lama bermain yang cukup panjang.

Hanya saja, Dragon Ball Z: Shin Budokai hanya hadir dengan 5 chapter yang cukup singkat dan karakter yang kurang banyak, bahkan hanya ada  1 karakter wanita dalam seri ini yaitu, Android 18.

Music (9/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan berbagai macam sound yang tampil ketika bertarung, baik dari karakter, serangan, bahkan aspek menarik lainnya.

Hadir dengan Background Music dan Sound Effect yang keren. Menggunakan Background Music berupa instrumen yang  cukup baik. Kemudian hadir juga dengan sound effect yang keren, salah satunya terdapat pada suara serangan, voice action, dan lainnya. Bahkan game ini hadir dengan 2 tipe voice action yaitu, dalam bahasa Inggris dan Jepang.

Kesimpulan

Dragon Ball Z: Shin Budokai menjadi salah satu Martial Arts game yang tampil dengan baik sebagai hasil adaptasi. Berikut kelebihan dan kekurangan Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki keunggulan pada visual dan gameplay pertarungannya. Memiliki gameplay yang cukup baik terlihat dari martial arts yang dibawakan, dan visual yang cukup rapih dengan latar yang tidak terlalu merusak movement dari karakter sendiri.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis smapaikan pada ulasan kali ini. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan story Dragon Road-nya yang menarik, hanya saja terlalu sedikit dan cepat chapter yang dibawakan.

Selain itu, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga menghadirkan karakter yang terbilang cukup sedikit, mengingat bahwa karakter tersebut include sesuai dengan chapter yang dibawakan.

Untuk Dragon Ball Z: Shin Budokai, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Live or Die merupakan salah satu game action survival bertema apocalypse. Game yang serupa dengan Last Day On Earth ini dapat dimainkan secara Offline. Live or Die dirilis pada Oktober 2018 oleh Not Found Games. Live or Die dapat dimainkan di Mobile, Android.

Baca Juga : Review Rebel Inc, Invasi Game Berkedok Pemberontakan

Sinopsis Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Menceritakan tentang dunia pasca kiamat. Bukan sebuah kiamat yang dikenal secara umum, melainkan sebuah kiamat wabah zombie yang mengancam kehidupan di bumi.

Kamu sebagai pemain akan menjadi salah satu orang yang mampu bertahan dari wabah ini bersama dengan perempuan cantik  yang sekaligus menjadi mentor, dirinya bernama Mia. Mia akan membantu dan berpetualang bersama dengan pemain.

Gameplay (8/10)

Review Live or Die
Gameplay – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die merupakan game action survival yang salah satu hebatnya adalah dapat dimainkan secara offline dan memiliki setting yang cukup simpel. Walaupun telah banyak game survival bertema apocalypse, salah satunya seperti Last Day On Earth yang dibawakan oleh Kefir.

Live or Die menjadi sebuah titik terang penikmat game survival yang dapat dimainkan secara fleksibel dalam genggaman mobile. Mengusung mekanisme dan sedikit gaya pengambilan latar dan sudut yang serupa dengan beberapa game Kefir bertema apocalypse.

Game ini dibawakan dengan genre survival berlatar apocalypse. Lebih tepatnya merupakan game survival bertema zombie. Dalam Live or Die hadirkan banyak jenis mayat hidup seperti, Dead Man dan ada juga hewan yang turut terinfeksi dan dapat menyerang pemain.

Live or Die sendiri menuntut pemain membawakan kemenangan mutlak umat  manusia dari gelapnya dunia pasca apocalypse zombie. Dalam petualangan ini, player akan di temani oleh seorang moderator atau pembimbing cantik bernama Mia. Mia akan memberikan banyak bantuan seperti quest, tutorial dan banyak lagi.

Karena hadir dengan fitur dan mekanisme yang nyaris serupa dengan Last Day On Earth, Live or Die menghadirkan berbagai macam tempat dan lokasi rahasia yang penuh plot sana sini.

Graphic (9/10)

Review Live or Die
Graphic – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Memiliki visual 3D layaknya game survival lainnya, Live or Die juga hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda dengan Last Day On Earth. Sedikit yang membedakan hanya pada penggayaan visual saja.

Live or Die juga hadir dengan setup dalam aspek visual yang cukup simpel. Memiliki settingan visual yang hanya terdiri atas 3 jenis yaitu, Low, Medium, dan High. Walaupun di setting low, Live or Die tetap menyajikan visual yang cukup realistis.

Mengusung sudut pandang Eye Bird Views yang dipadu dengan sedikit latar yang dibentuk secara isometrik. Live or Die juga menghadirkan penggambaran karakter dalam bentuk fan art ataupun splash art yang melimpah.

Control (9/10)

Review Live or Die
Control – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die sebagai game action survival bertema apocalypse menghadirkan kontrol yang cukup baik, walau sedikit sulit bahkan tidak bisa di ubah settingan-nya. Memiliki kontrol perintah pada umumnya.

Menghadirkan kontrol yang minimalis dan tidak seribet beberapa game sejenisnya. Live or Die tersedia dengan kontrol penggerak analog, attack, stealth, dan beberapa kontrol eksekusi lainnya.

Addictive (8/10)

Review Live or Die
Addictive – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die yang merupakan game survival apocalypse zombie memiliki kemenarikan yang cukup tinggi, terlebih kepada para veteran game di Last Day On Earth. Selain itu juga hadir dengan tingkat adiktif yang cukup unik.

Live or Die sebagai survival pada hakikatnya cukup menyenangkan untuk jangka waktu tertentu, dan dapat sangat membosankan untuk jangka permainan lama, dan didukung akan monoton akibat versi offline game ini.

Walaupun begitu, grinding di game ini cukup ramah. Pemain tidak perlu untuk keliling map demi mencari resource dan item yang dibutuhkan, karena semua telah terpampang di dalam mini map hingga resource terkecil. Hanya satu masalah yang cukup mengganggu di game ini, yaitu fungsi energy yang cukup boros dan lambat.

Music (9/10)

Live or Die yang hadir dengan kesan semi horror-nya, game ini turut hadir dengan latar musik dan sound effect yang terkesan menarik.

Hadir dengan latar musik yang cukup minimalis, bahkan terkadang game hanya disajikan penuh tanpa latar musik, game hadir dengan sunyi dan memberikan kesan nuansa yang kuat sebagai game horror.

Sound effect juga menjadi pelengkap. Hadir dengan sound effect yang umum seperti ketika menambang, menebang, melancarkan serangan tergantung senjata, hingga suara npc lain yang terbunuh dan tergantung atas jenis ras nya.

Kelebihan

Hadir dengan visual yang menarik dan cukup realistis. Selain pada aspek visual, Live or Die terbilang cukup ringan sebagai game open world di mobile dan dapat dimainkan secara offline juga. Jarak perpindahan antar lokasi yang cukup cepat dan pergerakan objek hingga karakter yang cukup baik.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang bersinggungan dengan kelebihan dari Live or Die. Live or Die sebagai game open world dengan mekanisme yang serupa dengan Last Day On Earth memiliki fitur fungsi yang umum, yaitu energy.

Energy berfungsi sebagai daya ketika bepergian berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya via map atau antar zona. Kekurangan Live or Die ada disini, cukup sulit untuk mengumpulkan energy tanpa membayar dan dirasa tidak seimbang dengan daya kuras untuk berpindah dari satu zona ke zona lainnya.

Untuk Live or Die, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,4

Sekian Review Live or Die yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy merupakan salah satu game adaptasi dari anime dengan judul yang sama, Fullmetal Alchemist Brotherhood. Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dirilis pada Juli 2005 oleh Bandai dan beberapa publisher lainnya. Game ini dapat dimainkan di platform Nintendo DS.

Baca Juga : Review NS: Ultimate Ninja Impact, Naruto Series Untuk PSP

Sinopsis Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist menceritakan tentang dua bersaudara dari keluarga alkemis, yaitu Edward dan Alphonse yang merupakan anggota intansi alkemis negara termuda berkat kemampuannya yang luar biasa.

Memiliki masa lalu yang cukup rumit. Melakukan kebodohan besar dalam hidup akibat kenaifan mereka dalam keinginan untuk membangkitkan sang ibu, hingga mengorbankan raga sang adik Alphonse dan salah satu tangan Edward.

Mereka memutuskan mencari cara untuk mengembalikan tubuh Alphonse dengan mempertaruhkan hidup dan mati mereka, serta menebus kebodohan mereka di masa lalu.

Gameplay (9/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Gameplay – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki gameplay berupa mekanisme stage game, yang dimana tiap stage memiliki arc sendiri yang tidak jauh berbeda dengan anime-nya. Selain itu, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan mengikuti alur anime-nya dengan judul yang sama, Fullmetal Alchemist Brotherhood.

Mengusung model permainan stage dengan gameplay side-scrolling. Karena Fullmetal Alchemist merupakan game Nintendo DS, ada sedikit puzzle yang dibawakan pada game ini, beberapa diantaranya seperti ketika ingin memasuki sebuah pintu atau menyelamatkan korban.

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan mengikuti alur cerita pada anime-nya, hanya saja dengan sedikit perbedaan pada titik mulai dan ending. Fullmetal Alhemist Dual Sympathy dimulai pada saat bagian pertarungan melawan Cornello. Dalam battle ini, Elric bersaudara telah menjadi salah satu pasukan alkemis negara.

Graphic (9/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Graphic – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alchemist Dual Sympathy dibawakan dengan visual bergaya pixel walau hanya sedikit. Game ini menggunakan sudut pandang Side-scrolling, sedikt berbeda dengan game Fullmetal Alchemist seri lainnya yang kebanyakan menggunakan gaya 3D Battle.

Selain itu juga, pergerakan di game ini sudah lebih dari cukup baik untuk game Nintendo keluaran tahun 2005. Pergerakan yang tidak kaku, walau seni bertarung yang sedikit monoton dan diulang-ulang.

Turut menyajikan efek visual yang baik, baik dari segi pengeluaran teknik alkemis maupun martial arts. Hampir mirip seperti game platformer bergaya side-scrolling.

Control (8/10)

Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy
Control – Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Fullmetal Alhemist Dual Sympathy dibawakan dengan kontrol yang cukup simpel. Walaupun terbilang simpel, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy masih menyisipkan combo-combo hasil kombinasi skill dan serangan yang ada.

Menggunakan penggerak umum berupa d-pad, dan kontrol eksekusi seperti melompat dan menyerang. Karena ini merupakan game Nintendo DS yang dasarnya memiliki dua buah layar yang punya fungsi tersendiri, terkadang pemain dapat mengaktifkan skill atau berganti karakter pada layar eksekusi satunya.

Game ini turut dibawakan dengan beberapa puzzle unik, yang tentunya eksekusinya menggunakan other display pada perangkat Nintendo DS milik player.

Addictive (9/10)

Memiliki tingkat adiktif yang cukup baik. Terkadang penulis sendiri sulit untuk menghentikan permainan pada stage tertentu dan memutuskan untuk terus lanjut hingga last stage.

Hal ini disebabkan oleh Fullmetal Alchemist Dual Sympathy yang dibawakan dengan metode stage battle. Walaupun game lebih ditekankan pada eksekusi battle, bagi para penikmat story, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki alur cerita yang singkat dan lebih sedikit.

Untuk awal permainan, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy akan terasa sangat asing dan membingunkan, terlebih lagi dengan alur cerita yang tiba-tiba dimulai dari pertarungan Elric dihari pertamanya. Cukup menyulitkan untuk pribadi yang dasarnya bukan penikmat game Dual-display.

Music (9/10)

Sebagai game action dengan menyisipkan hack and slash didalamnya, Fullmetal Alchemist  Dual Sympathy turut menghadirkan background music dan berbagai sound effect menarik.

Fullmetal Alchemist dibawakan dengan lagu opening berjudul Melissa yang dinyanyikan oleh band Pornografiti. Lagu ini ditampilkan dalam bentuk instrumental yang cukup keren dan menegangkan sebagai pelengkap permainan, dan juga Fullmetal Alchemist Dual Sympathy menggunakan voice action berbahasa inggris.

Kelebihan

Memiliki keunggulan dari beberapa seri lainnya. Fullmetal Alchemist Dual Sympathy terbilang cukup ringan untuk ukuran game yang dapat dimainkan di emulator. Penulis sendiri awalnya mencoba memainkan menggunakan perangkat Nintendo DS, namun cukup kesulitan dan berakhir dengan menggunakan emulator.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis sampaikan pada ulasan Fullmetal Alchemist Dual Sympathy. Pada dasarnya, Fullmetal Alchemist Dual Sympathy memiliki kekurangan yang umum sebagai game Nintendo DS asil adaptasi.

Kekurangan tersebut berupa terlalu singkatnya alur cerita yang dibawakan, dan sedikit kekurangan sentuhan slice of life yang seharusnya dapat disisipkan layaknya sebuah RPG yang tidak monoton.

Untuk Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8.

Sekian Review Fullmetal Alchemist Dual Sympathy yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.