Tag Archives: Activision Blizzard

Rayakan Anniversary, Diablo Immortal Gelar Event Diablo IV

GAMEFINITY.ID, Bandung – Diablo Immortal akan merayakan anniversary pertamanya pada 2 Juni 2023. Untuk merayakannya, Blizzard akan menggelar event bertema Diablo IV. Ini bisa dibilang menjadi hal yang tidak disangka oleh siapapun. Tentunya, Diablo Immortal akan menyediakan berbagai aktivitas di dalam game untuk menaikkan hype Diablo IV yang akan rilis 6 Juni 2023.

Rayakan Anniversary Pertama, Diablo Immortal Berkolaborasi dengan Diablo IV!

Blizzard mengumumkan dalam laman resminya bahwa sebuah event untuk merayakan perilisan Diablo IV akan digelar pada awal Juni. Tentunya hal ini bertepatan dengan anniversary Diablo Immortal.

Dalam event tersebut, disebutkan terdapat event Merciless Monstrosity, Hatred’s Heritage Phantom Market, dan Battle Pass bertema Diablo IV bertajuk Children of Lilith. Saat ini, Blizzard belum menyebut detail ketiganya lebih lanjut.

Jika menilai dari event, memang terlihat Blizzard ingin penggemar segera berpindah ke Diablo IV, entri utama terbaru dari franchise. Namun, penggemar Diablo Immortal ternyata akan memiliki sesuatu yang baru.

Baca juga:

Kejutan! Ada Class Baru!

Diablo Immortal x Diablo IV new class
Class baru di Diablo Immortal

Blizzard memastikan Diablo Immortal akan memiliki class baru sebagai bagian dari update gratis. Sebelumnya, pihaknya sudah lama mengumumkan hal ini. Class baru tersebut hanya dideskripsikan sebagai “monstrous” dan “mengeluarkan darah baru pada universe Diablo”.

Class baru tersebut akan muncul pada Juli mendatang. Tim pengembang hanya membagikan gambar seperti siluet dari kelas itu. Namun, Gamespot mendapati bahwa class tersebut mengarah pada class bertema darah dan mendekati vampire.

Baca juga:

Berbagai Update Lain

Diablo Immortal x Diablo IV sanctuary
Diablo Immortal akan dapat sebuah zona baru

Terakhir, Blizzard juga sudah mengumumkan Diablo Immortal akan mendapat update pada pertengahan Juni. Update tersebut akan meneruskan main story dalam game dan juga sebuah zona baru, Ancients’ Cradle. Dalam zona baru itu, pemain akan menghadapi berbagai musuh, side quest, dan juga event PvP baru.

Diablo Immortal bukan satu-satunya game Blizzard yang menggelar event untuk merayakan perilisan Diablo IV. World of Warcraft juga akan menggelar event serupa dengan menyediakan berbagai item bertema Diablo.

Diablo Immortal akan resmi merayakan anniversary-nya yang pertama. Di sisi lain, Diablo IV akan rilis 6 Juni 2023 di PC, PlayStation 4, Xbox One, dan Xbox Series X|S.

Absen 4 Tahun, BlizzCon Akhirnya Kembali Digelar Tahun Ini!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah absen selama empat tahun sebagai event langsung, Blizzard akhirnya mengumumkan BlizzCon akan kembali tahun ini. Event tersebut akan kembali digelar di Anaheim Convention Center, California pada 3-4 November 2023. Ini menjadi kabar gembira bagi penggemar yang ingin mengetahui detail terbaru tentang deretan game besutan Blizzard.

Sebelumnya Sering Batal karena Pandemi

Blizzard sebelumnya memang berencana untuk kembali menggelar BlizzCon selama empat tahun terakhir. Sayangnya, pandemi Covid-19 menjadi halangan utama untuk mewujudkan event tahunan itu. Event pada tahun 2020 saja batal karena pandemi yang berdampak pada industri game.

Blizzard justru menggelar event showcase secara digital pada Februari 2021. Alih-alih BlizzCon, event itu justru bertajuk BlizzConline. Pengembang di balik franchise Warcraft dan Diablo itu sempat berencana untuk menggelar BlizzCon sebagai event langsung setelah BlizzConline sebelum akhirnya.batal.

Pada September 2021, Activision Blizzard tersandung skandal diskriminasi dan pelecehan seksual. Pihaknya mendapat tuduhan telah menerapkan budaya kerja frat boy yang beracun bagi karyawannya. Skandal inilah yang memicu acara tahunan itu kembali batal pada 2022. Awalnya, Blizzard berencana menyatukan komponen BlizzConline dengan acara langsung berskala kecil saat itu.

Baca juga:

Lama Ditunggu, BlizzCon Akan Kembali Tahun Ini!

Setelah empat tahun vakum, Blizzard kembali menggelar event tahunannya itu tahun ini. Tidak seperti BlizzConline 2021 yang menjadi acara digital, acara itu menjadi event langsung di Anaheim Convention Center sesuai yang dikatakan laman resminya.

Blizzcon Anaheim Convention Center

BlizzCon kembali digelar di Anaheim Convention Center tahun ini!

Blizzard saat ini belum mengungkap detail tentang pemesanan tiket dan informasi lainnya. Walau begitu, pemesanan kamar hotel kini sudah tersedia.

Baca juga:

Tentunya Blizzard akan membagikan berbagai detail terbaru tentang game besutannya dalam event tahunan tersebut. Ada kemungkinan penggemar akan mendapat kabar terbaru dari Overwatch 2, Diablo IV, Diablo Immortal, World of Warcraft, Warcraft: Arclight Rumble, dan Hearthstone di sana. Bahkan, Blizzard saat ini sedang mengerjakan sebuah game AAA bergenre survival yang belum resmi mendapat pengumuman secara publik.

BlizzCon 2023 akan digelar di Anaheim Convention Center, California pada 3-4 November 2023. Bagi yang tidak dapat hadir secara langsung, Blizzard juga akan melakukan live stream acara tersebut.

Overwatch 2 Ungkap Roadmap Season 5-7, PvE Hero Mode Batal

GAMEFINITY.ID, Bandung – Blizzard mengumumkan roadmap konten untuk Overwatch 2 pada season 5, 6, dan 7. Pihaknya memfokuskan roadmap tersebut berisi beragam konten yang sudah direncanakan untuk beberapa season mendatang.

Kabar buruknya, PvE Hero Mode, mode yang sudah lama dinantikan penggemar, telah dibatalkan. Sebagai gantinya, mereka akan merilis konten PvE seasonal yang lebih kecil.

Saat ini Overwatch 2 sedang berada di season keempat yang dimulai 11 April dan diharapkan berakhir pertengahan Juni. Season tersebut memperkenalkan hero baru, Lifeweaver.

Baca juga:

Hero Mode Batal, Ini Alasannya

Saat Blizzard pertama kali mengumumkan Overwatch 2, tim pengembang sempat membocorkan bahwa game tersebut akan memiliki mode campaign PvE yang akan hadir bersama mode kompetitif PvP. Sayangnya, Aaron Keller, sutradara game, mengabarkan bahwa bahwa PvE Hero Mode, mode campaign yang dimaksud, telah dibatalkan.

“Kami memiliki pilihan sulit untuk diambil Kami dapat lanjut bekerja dengan visi awal untuk Overwatch tanpa bayangan end date yang pasti atau mengubah strategi kami dan segera memberi sesuatu pada pemain. Kami memilih [pilihan] yang kedua, dan kami merilis Overwatch 2 Oktober lalu dengan hero baru, map baru, mode, dan dan update seasonal regular. Tapi lebih dari itu, kami mengubah visi bagaimana kami ingin mengembangkan game. Sekarang, kami memiliki komitmen untuk selalu memprioritasikan game live [service] dan semua orang yang memainkannya serta untuk memprioritaskan usaha pengembangan kami di sana,” ungkap Keller.

“Pengembangan pengalaman PvE tidak terlalu mendapat progress yang kami inginkan. Tim kami sudah membuat banyak konten hebat. Jadi, ada banyak misi hebat yang sangat menyenangkan, ada juga musuh baru yang super menyenangkan untuk diajak bertarung. Tapi sayangnya, usaha untuk membawa semua hal itu pada pengalaman berkualitas Blizzard yang kami bawa ke pemain sangat besar, dan benar-benar tidak ada akhir yang terbayang. Kami harus membuat pilihan sulit: Apakah kami ingin menaruh semua usaha kami ke PvE atau tetap berfokus pada game live [service] dan melayani pemain?” tambah Jared Neuss, produser eksekutif.

Baca juga:

Neuss memaparkan timnya tidak dapat membawa visi awal dari mode PvE yang pertama kali diumumkan pada 2019. Dengan kata lain, keputusan untuk membatalkan PvE Hero Mode demi memprioritaskan komponen multiplayer. Sebagai gantinya, tim pengembang tetap akan menghadirkan elemen PvE dengan arah yang berbeda sesuai dengan roadmap yang baru-baru ini terungkap.

Inilah Roadmap Konten untuk Overwatch 2 Season 5-7

Overwatch 2 roadmap season 5-7
Roadmap konten untuk Overwatch 2 Season 5-7

Blizzard membagikan rencana konten untuk tiga season mendatang dari Overwatch 2, termasuk di antaranya konten PvE yang lebih kecil dari rencana. Sejauh ini, setiap season dari game FPS itu sudah menghadirkan battle pass penuh reward berupa item kosmetik, berbagai limited event, berbagai item eksklusif limited di Premium Shop, dan satu hero baru.

Pertama, season 5 akan memiliki tema fantasi medieval berdasarkan tulisan Mischief and Magic. Dalam season tersebut, terdapat limited time event bertajuk Questwatch yang sama sekali belum terungkap detailnya. Seqason tersebut akan memiliki sebuah cinematic baru yang menampilkan companion seekor anjing, kembalinya Summer Games, 5v5 season Competitive mini, Creator Workshop, dan berbagai konten untuk menyambut hari jadi pertama Overwatch 2.

Baca juga:

Bagi yang sudah kecewa dengan batalnya PvE Hero Mode, jangan khawatir. Season 6 masih akan menghadirkan konten PvE dalam bentuk Story Mission. Ada juga Hero Mastery dan sistem Player Progression. Ditambah lagi, terdapat mode Flashpoint dan satu hero Support baru.

Konten untuk season 7 dan bahkan season mendatang sudah dibocorkan Blizzard. Di season 7, akan ada hero Tank baru. Rework untuk hero Roadhog dan Sombra juga sudah dalam pengembangan. Terdapat pula rencana untuk menghadirkan berbagai mode favorit di anataranya Mystery Heroes, sebuah map Control baru, sebuah event kolaborasi, dan event untuk musim dingin.

Keputusan tim pengembang untuk membatalkan PvE Hero Mode yang juga disebut sebagai campaign dari Overwatch 2 mungkin mengecewakan penggemar. Setidaknya, bagi yang masih menikmati game FPS besutan Blizzard itu, masih ada berbagai konten yang akan datang tahun ini dan ke depannya.

Merger Microsoft-Activision Blizzard Disetujui Uni Eropa

GAMEFINITY.ID, Bandung – Regulator Uni Eropa, European Commission, akhirnya menyetujui merger Microsoft-Activision Blizzard senilai US$68,7 miliar! Ini menjadi kabar baik demi mengesahkan merger antara perusahaan raksasa teknologi dan pengembang game terkenal tiu. Uni Eropa menyimpulkan komitmen Microsoft terhadap pasar cloud gaming menjadi pemicu pihaknya menyetujui kesepakatan itu.

Sebelumnya, regulator Inggris, Competition and Markets Authority (CMA), memutuskan untuk memblokir merger Microsoft-Activision. Mereka beralasan bahwa merger itu akan berdampak negatif terhadap pasar cloud gaming. European Commission sebenarnya mengemukakan pendapat yang sama, namun pihaknya sudah puas dengan solusi yang ditawarkan Microsoft.

Komitmen Terhadap Pasar Cloud Gaming Jadi Pemicu Merger Disetujui

Microsoft Activision Blizzard approved by European Union 2
Merger Microsoft-Activision mendapat persetujuan Uni Eropa

Keputusan itu juga tertulis pada laman resmi European Commission. Pihaknya sudah menyimpulkan bahwa Microsoft tidak memiliki insentif untuk menolak distribusi game Activision di PlayStation. Mereka juga mendapati kalaupun pemilik Xbox itu menarik game Activision dari konsol milik Sony, hal itu tidak akan merugikan persaingan di pasar konsol.

Mereka juga menyatakan keputusan Microsoft untuk menawarkan kesepakatan lisensi 10 tahun pada berbagai layanan cloud gaming menjadi solusi masalah setelah akuisisi. Komtimen tersebut menjamin semua game Activision Blizzard tidak dapat masuk katalog Game Pass Ultimate atau platfrom Xbox Cloud Gaming. Berarti konsumen yang telah membeli game Activision Blizzard apapun dapat menikmatinya melalui stream di layanan cloud gaming pilihannya. Microsoft juga akan menawarkan lisensi bebas royalti pada platform cloud gaming manapun untuk stream game Activision Blizzard.

Baca juga:

Keputusan Uni Eropa ini disambut baik oleh Microsoft. Perusahaan teknologi pemilik Xbox itu sudah menyampaikan bahwa pihaknya ingin membuat game dapat lebih terjangkau dan membawanya pada banyak pemain sebisa mungkin.

“European Commission sudah meminta Microsoft untuk memberi lisensi berbagai game Activision Blizzard pada platform cloud gaming pesaing. Ini akan berlaku secara global dan akan memudahkan jutaan konsumen di seluruh dunia untuk memainkan deretan game itu di platform pilihannya,” tutur Brad Smith, presiden Microsoft.

Respon CMA: Tetap Bersikukuh untuk Blokir Merger

Sementara itu, CMA memberi respon terhadap persetujuan Uni Eropa terhadap merger Microsoft-Activision Blizzard. Mereka sebelumnya memblokir kesepakatan itu dengan alasan dapat merugikan pasar cloud gaming. Pihaknya juga berpendapat akuisisi itu dapat memicu berkurangnya inovasi dan minimnya pilihan bagi gamer Inggris selama beberapa tahun ke depan.

Baca juga:

“Proposal Microsoft, diterima oleh European Commission, akan membuat Microsoft untuk menetapkan syarat dan ketentuan [baru] selama 10 tahun ke depan. Hal itu akan menggantikan pasaar bebas, terbuka dan kompetitif dengan sebuah regulasi yang berdampak pada game milik Microsoft, platform yang menjualnya, dan syarat penjualan. Ini menjadi salah satu alasan grup panel independen CMA menolak proposal Microsoft dan memblokir kesepakatan ini,” tulis CMA melalui akun Twitter resminya.

CMA mengakhiri responnya bahwa mereka tetap bersikukuh dengan keputusannya. Pihaknya juga menghormati persetujuan European Commission. Microsoft saat ini sudah mengajukan banding dan dilaporkan menyewa sekelompok pengacara yang sebelumnya mewakili Kerajaan Inggris

Satu lagi rintangan bagi Microsoft-Activision Blizzard adalah Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat. FTC sudah menuntut untuk memblokir akuisisi tersebut Desember lalu.

Tampaknya keputusan Uni Eropa ini memicu peluang Microsoft dapat mengesahkan akuisisi Activision Blizzard. Regulator di Afrika Selatan, Arab Saudi, Brazil, Chile, Jepang, dan Serbia sudah menyetujui merger itu. Sementara itu, regulator Australia, China, Korea Selatan, dan Selandia Baru masih mengkaji kesepakatan senilai US$68,7 miliar itu.

Overwatch League dan Call of Duty League dalam Masalah?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tampaknya Call of Duty League (CDL) dan Overwatch League (OWL) sedang dalam masalah. Hal itu terungkap oleh Activision Blizzard yang mengakui bahwa keduanya memiliki masalah yang dapat memiliki dampak, memicu pertanyaan apakah kedua liga esports itu dapat bertahan dalam jangka panjang. Pihaknya juga tidak yakin apakah mereka akan berhasil dengan segala usaha sebisanya.

Activision Blizzard Akui CDL dan OWL dalam Masalah

Menurut sebuah lembar SEC yang tersebar secara publik baru-baru ini, Activision Blizzard mengungkap kedua liga esports besutannya itu tengah mengalami berbagai masalah, terutama keuangan. Dalam bagian Management’s Overview of Bussiness Trends, konglomerat game itu secara spesifik membicarakan CDL dan OWL.

“Kesepakatan kolaboratif kami untuk liga esports profesional kami (seperti Overwatch League dan Call of Duty League) terus menghadapi headwinds yang berdampak negatif operasional dan, sangat berpotensi, umur dari semua liga dalam model bisnis saat ini. Kami terus bekerja untuk mengatasi tantangan ini, yang mungkin akan beranggaran tinggi, dan usaha seperti itu mungkin saja tidak berhasil,” ungkap Activision Blizzard.

Kedua event besar ini juga sudah kehilangan banyak sponsor baru-baru ini. Ini menjadi faktor tantangan bagi Activision Blizzard yang harus diatasi. Lebih buruk lagi, kedua liga esports itu sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Setelah itu, Activision Blizzard menghadapi kontroversi karena terungkapnya budaya frat boy yang memicu maraknya diskriminasi gender dan pelecehan seksual.

Baca juga:

Terlebih, Overwatch League kini harus menghadapi kenyataan bahwa semua tim asal China sudah tidak bertanding mulai musim 2023. Ini karena semua game Blizzard, termasuk Overwatch 2, sudah tidak lagi beroperasi di negeri tirai bambu itu.

Sean Miller: Overwatch League Takkan segera Berhenti

Kepala Overwatch League, Sean Miller, berbicara dalam wawancaranya pada Dexerto. Ia membicarakan nasib liga yang dibesarkannya tersebut, termasuk arahan Overwatch 2 sebagai esports.

“Kami tetap berkomitment pada Overwatch esports dan membesarkan komunitas, memperkuatnya. Di antara hal yang disebut, saat kamu mundur, bagaimana seismic masuknya Contender tahun ini dan produknya, kan? Dan hanya melihat secara holistic yang kami lakukan. Bagiku, hal itu menunjukkan komitmen besar pada Overwatch esports. Mereka takkan segera berhenti,” tutur Miller.

Baca juga:

Setidaknya, Overwatch League sudah dapat kembali meraih beberapa momentum berkat perilisan Overwatch 2. Namun, terdapat pertanyaan apakah momentum tersebut cukup agar dapat bertahan lama. Activision Blizzard sejauh ini belum berkomentar tentang hal ini.

Inggris Resmi Blokir Merger Microsoft-Activision Blizzard!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Regulator Inggris, Competition and Markets Authority (CMA) telah resmi memblokir merger Microsoft dan Activision Blizzard! Mereka mengemukakan pemicu utama di balik keputusan itu adalah dampak pada cloud gaming yang saat ini berkembang dengan cepat.

Keputusan ini sangat mengejutkan mengingat beberapa analis menilai CMA akan menyetujui merger tersebut. Microsoft sendiri berencana untuk mengajukan banding, mengatakan kekecewaannya terhadap regulator Inggris itu.

CMA: Dapat Berdampak Besar pada Pasar Cloud Gaming dan Minimnya Pilihan bagi Konsumen

Microsoft Activision Blizzard merger blocked by UK
Merger Microsoft-Activision resmi diblokir di Inggris!

Melalui laman resmi pemerintah Inggris, keputusan CMA untuk memblokir merger kedua perusahaan game besar itu adalah implikasi besar terhadap pasar cloud gaming. Walau kekhawatiran terhadap pasar konsol sudah teratasi, mereka merasa merger itu akan berisiko besar ketidaksepakatan antara Microsoft dan penyedia layanan cloud gaming lainnya.

Baca juga:

“Kesepakatan itu akan mengubah masa depan pasar cloud gaming yang berkembang dengan cepat, memicu minimnya inovasi dan lebih sedikitnya pilihan bagi gamer Inggris dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap CMA.

CMA juga merilis laporan sebanyak 400 halaman tentang dampak dari rencana bisnis Microsoft terhadap kompetitor, Komite CMA merasa harga dari layanan Xbox Game Pass akan naik setelah pustaka game Activision Blizzard resmi masuk.

“Memiliki konten Activision di Game Pass akan memperlihatkan opsi baru untuk membayar konten yang sudah tersedia secara buy-to-play di Xbox, dan ini hanya memperlihatkan nilai yang lebih baik daripada sebuah status quo bagi beberapa konsumen. Terlebih, kami duga Microsoft memiliki insentif untuk menaikkan harga Game Pass sepadan dengan penambahan nilai dari penambahan konten berharga dari Activision, dan kami mendapat bahkan kenaikan harga sedikit pun dapat mengurangi atau membasmi RCB (relevant customer benefits) apapun,” tambah CMA.

Microsoft Akan Ajukan Banding!

Alasan ini cukup mengejutkan bagi Microsoft. Perusahaan teknologi raksasa itu sudah berencana untuk nengajukan banding. Pihaknya juga sangat kecewa dengan keputusan CMA yang mereka klaim tidak memahami pasar game.

“Kami sangat kecewa setelah perdebatan panjang, keputusan ini tampak memperlihatkan ketidakpahaman pasar ini dan cara kerja teknologi cloud yang relevan,” ungkap Microsoft.

“Kami tetap berkomitmen penuh pada akuisisi ini dan akan mengajukann banding. Keputusan CMA menolak sebuah jalan prakmatik untuk mengatasi kekhawatiran kompetisi dan menolak inovasi serta investasi teknologi di Inggris,” tulis Brad Smith, presiden Microsoft.

Baca juga:

Respon Activision Blizzard

Microsoft Activision Blizzard merger blocked by UK 3
Activision Blizzard ikut merespon keputusan CMA

Activision Blizzard ikut merespon terhadap keputusan CMA. Tidak jauh berbeda, mereka merasa keputusan CMA kontradiktif terhadap ambisi Inggris yang ingin menjadi negara atraktif untuk mengembangkan bisnis teknologi.

CEO Bobby Kotick memastikan melalui laman resmi Activision Blizzard bahwa hasil dari CMA itu jauh dari yang diinginkan. Namun, ia memastikan kabar ini tidak menjadi akhir dari kesepakatan ini.

Kotick juga menyindir CMA sangat tidak rasional karena menolak akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Ia mengklaim keputusan itu tidak berdasarkan fakta melalui wawancaranya dengan CNBC.

“Saat Anda melihat fakta-faktanya dan Anda lihat kesempatan untuk Inggris, ini adalah transaksi yang akan memperkuat kesempatan untuk berkompetisi, untuk pemain kami, untuk karyawan, dan ini hasil yang kacau. Dan regulator-regulator ini, mereka tidak paham tentang bisnis kami,” ungkap Kotick.

Baca juga:

Perdana Menteri Kritik Microsoft dan Activision Blizzard!

Pendapat Microsoft dan Activision Blizzard yang mengkritik keputusan CMA ini turut mencuri perhatian perdana menteri Inggris sendiri. Perwakilan dari Rishi Sunak, perdana menteri Inggris ternyata memiliki respon menohok pada kedua perusahaan game raksasa itu. Ia mengatakan presiden Microsoft sudah salah menetapkan hal seperti itu.

“Klaim-klaim seperti itu tidak berasal dari semua faktanya,” ungkap perwakilan dari Rishi Sunak dilansir dari Reuters.

Baca juga:

Bahkan Sarah Cardell, kepala eksekutif CMA juga merespon pernyataan dari Microsoft.

“Saya rasa keputusan ini menunjukkan betapa penting sebenarnya untuk mendukung kompetisi di Inggris dan bahwa Inggris sangat terbuka untuk bisnis,” ungkap Cardell.

Microsoft dan Activision Blizzard mengajukan banding menunjukkan mereka tidak menyerah agar tidak mengabaikan merger senilai US$68.7 juta itu. Tentunya ini mungkin saja berdampak pada keputusan Uni Eropa dan Federal Trade Competition di Amerika Serikat. Keduanya belum memiliki keputusan akhir terhadap mereger itu. Kepputusan akhir dari Uni Eropa diharapkan akan muncul setelah 22 Mei, sementara itu FTC masih menuntut demi memblokir merger tersebut.