Tag Archives: Activision Blizzard

Call of Duty Mobile Akan Dihentikan demi Warzone Mobile?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Meski menjadi salah satu game mobile terbesar saat ini, Call of Duty Mobile kini dikabarkan akan segera dimatikan Activision dan Microsoft. Microsoft dilaporkan menyebut game FPS mobile populer itu akan dihentikan pengembangannya begitu Warzone Mobile resmi meluncur.

Microsoft Akan Hentikan Call of Duty Mobile?

Dalam sebuah dokumen sebagai tanggapan atas regulator Inggris Competition and Markets Authority (CMA), Microsoft menyebut pihaknya akan menghentikan CoD Mobile demi peluncuran Warzone Mobile. Mereka mengatakan bahwa game FPS mobile ikonik itu tidak akan dimatikan di China.

Call of Duty Mobile
CoD Mobile telah menjadi salah satu game FPS terpopuler di mobile

Padahal, CoD Mobile sudah di-download sebanyak total 650 juta kali, lebih dari enam kali pencapaian Warzone saat tahun pertamanya. CoD Mobile berhasil meraup satu miliar dolar AS, setidaknya mendekati Warzone yang meraup 1,9 miliar dolar AS per Januari 2022.

Microsoft menekankan bahwa Call of Duty Mobile dikembangkan dan dimiliki oleh TiMi Studios, anak perusahaan Tencent. Tampaknya Microsoft akan lebih berfokus pada Warzone Mobile agar pihaknya dan Activision Blizzard tidak berbagi penghasilan dan kontrol dengan Tencent. Itupun jika Microsoft berhasil secara resmi mengakuisisi Activision Blizzard.

Warzone Mobile Gantikan Posisi CoD Mobile?

Activision sendiri mengumumkan pada Maret 2022 bahwa mereka berencana merilis Call of Duty: Warzone Mobile. Game battle royale untuk mobile tersebut akan menghadirkan match berisi maksimal 120 pemain dan juga map ikonik dari Warzone, Verdansk.

Call of Duty Mobile warzone
Pengumuman perdana Warzone Mobile memicu pertanyaan tentang nasib CoD Mobile

Pengumuman Warzone Mobile saat itu memicu pertanyaan dari penggemar setianya. Akankah Warzone Mobile akan hadir bersampingan atau justru menjadi pengganti Call of Duty: Mobile? Saat itu, pihak Activision masih bungkam untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Baca juga: Call of Duty: Warzone Mobile Siap Meluncur 2023!

Call of Duty: Mobile memiliki sistem battle pass tersendiri. Saat ini, CoD: Mobile sudah me-reset season dan memasuki season kedua yang bertajuk Heavy Metal. Sementara itu, Warzone Mobile justru akan memiliki sistem cross-progression dengan Warzone versi PC dan konsol. Walau begitu, kedua versi itu tidak akan memiliki fitur cross play

Activision saat ini belum menganggapi kabar Call of Duty: Mobile akan segera dimatikan. Sementara itu, Call of Duty: Warzone Mobile akan meluncur tahun ini,

FTC Minta PlayStation Ungkap Kontrak Eksklusif Pihak Ketiga

GAMEFINITY.ID, Bandung – PlayStation milik Sony mengalami kekalahan pertama saat mereka memperjuangkan keberatan pihaknya terhadap merger Microsoft-Activision Blizzard. Federal Trade Commission (FTC) menetapkan Sony harus mengungkap kontrak eksklusif pihak ketiga yang dimiliki PlayStation.

Microsoft Paksa Sony Ungkap Berbagai Dokumen, Termasuk Kontrak Eksklusif

Saat menghadapi tuntutan hukum dari FTC karena akuisisi Activision Blizzard, Microsoft mengajukan subpoena (perintah yang memaksa) pada Sony agar mengungkap deretan dokumen yang jadi relevan dalam kasus tersebut. Subpoena itu berisi 45 permintaan terpisah untuk dokumen milik Sony. Dokumen tersebut termasuk data dari arsip personnel dari para eksekutif PlayStation, deretan kontrak eksklusif dengan pihak ketiga, dan rahasia dagang.

Sony menyatakan keberatan dengan berupaya untuk membatalkan subpoena tersebut. Pihaknya menyatakan Microsoft sedang melakukan “pelecehan yang jelas”. Mereka juga berargumen bahwa jumlah permintaan tersebut sangat menyita waktu dan sama sekali tidak relevan pada kasus merger Microsoft dan Activision Blizzard.

FTC Tetap Minta PlayStation Ungkap Kontrak Eksklusif Pihak Ketiga

Namun, menurut dokumen dari laman resminya, pihak FTC menolak banyak dari permintaan Sony.

PlayStation Final Fantasy XVI exclusivity
Final Fantasy XVI jadi salah satu game dengan kontrak eksklusivitas PlayStation

“Kenyataan dari kontrak lisensi konten SIE (Sony Interactive Entertainment) sangat relevan dengan dugaan pengaturan eksklusivitas antara pengembang konsol game dan pengembang serta publisher game,” tutur FTC menetapkan.

FTC juga menetapkan Sony harus memberikan dokumen mulai 1 Januari 2019 ke depan. Ini pengurangan dari permintaan Microsoft yang menuntut agar Sony menunjukkan dokumen dari 1 Januari 2012.

Microsoft juga berargumen bahwa karena banyak topik dari masalah akuisisi Activision Blizzard terkait dengan pertanyaan mendapat akses terhadap IP dapat berujung menjadikannya judul eksklusif Xbox yang dapat merugikan kompetisi. Mereka merasa sangat penting agar memahami kontrak eksklusif yang diterapkan PlayStation secara utuh dan “efeknya pada industri kompetitif”. FTC justru menyatakan mendukung pendapat Microsoft.

Untuk mengatasi masalah regulator, Microsoft telah menawarkan kontrak Call of Duty pada Sony agar setiap judulnya tersedia di PlayStation pada hari yang sama dengan di Xbox. Pihaknya sebelumnya menyepakati kesepakatan yang sama dengan Nintendo dan Nvidia.

Baca juga: Microsoft Sepakat Bawa Call of Duty ke Konsol Nintendo

Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft Berpeluang Besar Jadi Sah

Sementara itu, beberapa analis industri berpendapat akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft kini berpeluang besar menjadi sah. Komentar mereka bermunculan setelah Phil Spencer selaku box Xbox menyatakan percaya diri bahwa pihaknya dapat resmi mengakuisisi Activision Blizzard.

Uni Eropa kini dikabarkan akan segera mengesahkan proses akuisisi tersebut. Menurut GameRant berdasarkan beberapa sumber, kesepakatan Microsoft dengan Nintendo dan Nvidia dapat meyakinkan pihak Uni Eropa. Keputusan ini secara langsung mengatasi kekhawatiran regulator dan tampaknya memperlancar proses agar akuisisi menjadi final.

Baru-baru ini, China juga bersiap untuk menyetujui proses akuisisi ini. Meski begitu, Microsoft masih harus menghadapi dan meyakinkan FTC di Amerika Serikat dan Competition and Markets Authority di Inggris.

Call of Duty 2023 Akan Lanjutkan Cerita Modern Warfare 2?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Detail terbaru tentang game Call of Duty 2023 akhirnya telah terungkap melalui sederetan laporan dan rumor. Setelah Activision sendiri bahwa entri CoD untuk 2023 berupa full premium release, banyak penggemar setianya berspekulasi game tersebut bukan berupa expansion untuk Modern Warfare 2.

Bloomberg melaporkan rencana Activision untuk entri terbaru CoD pada 2023 telah berubah. Laporan tersebut mengungkap game itu akan menjadi sebuah full game baru yang akan menjadi lanjutan Modern Warfare 2.

Akan Dikembangkan Sledgehammer Games

Sledgehammer Games, pengembang di balik Call of Duty: Vanguard yang rilis pada 2021, dipercaya akan bertanggung jawab di balik produksi game terbaru itu. Studio milik Activision lainnya, termasuk Infinity Ward dan Treyarch.

Call of Duty 2023 premium game release
Call of Duty 2023 dipercaya akan jadi lanjutan Modern Warfare 2

Bloomberg menyebut rencana untuk entri terbaru itu untuk membawa map dan mode dari Modern Warfare 2. Game yang sebelumnya dilaporkan menjadi expansion itu juga akan memiliki single-player campaign besar, dipercaya akan menjadi lanjutan Modern Warfare 2. Namun, game besutan Sledgehammer Games itu tidak akan mengambil judul Modern Warfare 3.

Jadwal pengembangan game tersebut memicu kekhawatiran karyawan Sledgehammer Games. Pasalnya, mereka hanya diberi waktu kurang dari dua tahun untuk mengembangkannya. Penerapan jadwal yang sama juga terjadi saat pengembangan Vanguard, memicu terjadinya waktu lembur bagi beberapa staf.

Baca juga: Activision Sebut Call of Duty 2023 Full Premium Release

Arah Baru untuk Franchise Call of Duty

Sledgehammer Games sebagai pengembang utama Call of Duty 2023 tentu mengejutkan penggemar setianya. Biasanya, Infinity Ward, Sledgehammer Games, dan Treyarch akan berganti-gantian menggembangkan setiap game tersebut. Infinity Ward bertanggung jawab dalam pengembangan seri Modern Warfare, Treyarch menjadi pengembang di balik seri Black Ops, dan Sledgehammer Games menjadi tim di balik entri eksperimental seperti Advanced Warfare dan Vanguard.

Akhir-akhir ini, franchise FPS besutan Activision itu tampak mengalami kesulitan. Contohnya, Ghosts yang rilis 2013 dikritik karena kurangnya inovasi. Infinite Warfare yang rilis 2016 menuai kontroversi karena mengambil tema futuristik dan luar angkasa. Contoh terbarunya, Vanguard, telah dianggap gagal mencapai ekspektasi secara komersial.

Perwakilan Activision Neil Wood memastikan bahwa pihaknya telah mengumumkan sebuah game premium Call of Duty baru akan rilis tahun ini. Pada saat yang sama, ia mengutarakan bahwa Activision belum bisa membagikan informasi baru.

Microsoft Sepakat Bawa Call of Duty ke Konsol Nintendo

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft akhirnya menyepakati secara sah untuk membawa Call of Duty ke konsol Nintendo selama 10 tahun ke depan. Keputusan ini mengikuti pengumuman bahwa perusahaan pemilik Xbox itu berkomitmen untuk membawa franchise FPS populer itu ke Nintendo akhir tahun lalu.

Pihaknya memastikan setiap pemilik konsol Nintendo dapat menikmati Call of Duty di Nintendo pada hari yang sama dengan di Xbox. Ini menjadi bentuk komitmen bagi Microsoft untuk membawa beberapa judul game Activision pada lebih banyak pemain di platform lain. Meski begitu, kesepakatan akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft belum menjadi sah. Hal ini karena akuisisi tersebut masih harus mendapat persetujuan dari regulator pemerintah,

Kesepakatan Microsoft Bawa Franchise Call of Duty ke Konsol Nintendo selama 10 Tahun

https://twitter.com/BradSmi/status/1627926790172811264?ref_src=twsrc%5Egoogle%7Ctwcamp%5Eserp%7Ctwgr%5Etweet

“Microsoft dan Nintendo telah bernegosiasi dan menandatangani kesepakatan terikat secara hukum selama 10 tahun untuk membawa Call of Duty ke pemain [platform] Nintendo – pada hari yang sama dengan di Xbox, dengan fitur penuh dan paritas konten – maka mereka dapat menikmati Call of Duty seperti di Xbox dan PlayStation,” tulis Brad Smith selaku presiden Microsoft.

Call of Duty on Nintendo announcement
Microsoft resmi sepakati kontrak untuk hadirkan Call of Duty di konsol Nintendo selama 10 tahun

Kesepakatan ini menandakan Call of Duty dapat kembali rilis di konsol Nintendo setelah absen selama kurang lebih 9 tahun terakhir. Call of Duty: Ghosts yang juga rilis di Wii U pada 2013 menjadi terakhir kali Activision merilis entri franchise besutannya di konsol Nintendo.

Pihak Microsoft juga tengah menawarkan kesepakatan yang sama dengan Sony untuk konsol PlayStation dan masih berkomitmen untuk menawarkan game dari franchise besutan Activision itu di Steam.

Sebelumnya, pihak Sony mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Microsoft bisa saja memonopoli dan bersikap antikompetitif saat menganggapi upaya akuisisi Activision Blizzard. Mereka mengklaim bahwa Call of Duty akan menjadi eksklusif di konsol Xbox dan layanan Microsoft seperti Game Pass.

Baca juga: Activision Sebut Call of Duty 2023 Full Premium Release

Beberapa Judul Game Xbox Lainnya Akan Tersedia di GeForce Now

Call of Duty Microsoft Nvidia GeForce Now
Microsoft juga sepakat bawa gamenya, termasuk Call of Duty, ke GeForce Now

Sementara itu, Microsoft juga mengumumkan rencana untuk membaca seluruh judul game PC-nya ke platform cloud gaming GeForce Now. Jika akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft menjadi resmi, semua judul game dari Activision dan Blizzard, termasuk Call of Duty juga dapat dimainkan di platform milik Nvidia itu.

Nvidia menyebut dalam laman resminya bahwa mereka kini memberi dukungan penuh pada Microsoft. Mereka juga berharap agar kesepakatan akuisisi Activision Blizzard mendapat persetujuan regulator pemerintah. Kedua belah pihak mengaku mereka akan segera mengerjakan agar game besutan Xbox dapat segera terintegrasi di GeForce Now.

Kesepakatan dengan Nintendo dan Nvidia tentu menjadi bentuk komitmen bagi Microsoft untuk menyediakan Call of Duty di platform lain selain Xbox dan PC. Pihaknya juga memastikan mereka tidak berencana untuk berhenti merilis setiap entrinya di PlayStation.

Call of Duty Mobile Umumkan Season 2, Heavy Metal

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sukses me-reset kembali menjadi season 1, Call of Duty Mobile bakal menghadirkan season 2 bertajuk Heavy Metal. Season 2 akan menghadirkan deretan konten baru, termasuk di antaranya map Diesel dari Black Ops Cold War dan senjata baru. Pihak Activision menjanjikan season bertema post-apocalypse itu akan berisi aksi epic dan reward melimpah.

Battle Pass Heavy Metal, Weapon dan Perk Baru

Call of Duty Mobile Season 2 Heavy metal new weapon
Senjata baru di Call of Duty Mobile season 2, Maddox Assault Rifle

Maddox Assault Rifle, senjata dari Call of Duty: Black Ops 4, akan tersedia di Battle Pass free tier. Rifle tersebut memiliki fire rate tinggi, recoil minial, dan magazine yang extended. Senjata tersebut dapat di-unlock di Tier 21.

Selain itu, pemain dapat meng-unlock Perk – Unit Support di Tier 14, Perk baru itu dapat membantu pemain ber-progress setiap kali seseorang di timnya membasmi musuh.

Jika membeli tier Premium-nya, pemain berkesempatan untuk mendapat reward berharga lainnya seperti Operator Skin The Marshalll dan Domino – Intimidation Tactics, serta blueprint QXR – DEAD-54 dan Maddox – Aerodynamic.

Baca juga: Modern Warfare 2 dan Warzone 2 Ungkap Roadmap Season 2

Map dan Mode Multiplayer Baru di Call of Duty Mobile

Call of Duty Mobile Season 2 Heavy metal Diesel map
Diesel, map baru di Call of Duty Mobile

Season 2 dari Call of Duty Mobile juga menghadirkan satu map multiplayer baru beserta dua mode baru. Map yang akan muncul adalah Diesel dari Call of Duty: Black Ops Cold War. Diesel merupakan map berlatar di pom bensin di sekitar gurun panas. Pemain dapat bertaring di sekitar pom bensin dan setiap toko di sekitarnya.

Mode baru di Call of Duty Mobile adalah Goliath Clash. Pemain dapat menjadi Goliath dan bertarung melawan mech lain di mode bergaya Domination di mana mereka bertarung untuk mengumpulkan capture point di map.

Mode lainnya adalah Chaos Control. Chaos Control merupakan varian dari mode Control yang menampilkan fitur lives tanpa batas pada setiap tim. Ini membantu pemain menerapkan gaya bermain agresif. Maka, pemain yang melakukannya berpotensi mendapat reward karena mengambil risiko.

Detail Lain di Season 2

Selain itu, terdapat Ravager Launcher sebagai class baru. Ravager Launcher dapat melakukan deploy sebuah Sentry Turret yang dapat menyerang musuh di dekatnya secara otomatis. Saat di-upgrade, Sentry Turret menembakkan missile ber-damage tinggi yang dapat mengunci kendaraan.

Terdapat juga berbagai event yang akan digelar selama season 2 berlangsung. Contohnya, Limited Ticket Store yang akan buka hingga 12 Maret 2023. Pemain dapat memperoleh Limited Time Ticket sebagai reward setelah menyelesaikan beberapa event seasonal dan membasmi musuh di Battle Royale. Limited Time Ticket dapat ditukar dengan konten seperti Operator Skin, Weapon Blueprint, da lainnya.

Call of Duty Season 2, Heavy Metal, bakal dimulai 22 February 2023. Untuk lebih lengkapnya, kunjungi laman resminya.

Diablo 4 Open Beta Bakal Digelar Maret Ini!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Perilisan Diablo 4 hanya tinggal beberapa bulan lagi. Kabar baiknya, mereka mengumumkan akan segera menggelar open beta. Tahap tersebut bakal digelar Maret ini. Ditambah lagi, mereka mengunggah video opening cinematic-nya.

Open Beta Diablo 4 Digelar Maret Ini

Diumumkan saat IGN FanFest, Joe Shely selaku sutradara game mengumumkan penggemar setia franchise Diablo bakal merasakan entri keempat lebih cepat. Diablo IV akan memasuki tahap open beta.

Khusus yang sudah melakukan pre-order, mereka dapat mengakses open beta pada 17-19 Maret, Sementara itu, pemain lainnya kemudian berhak mengaksesnya pada 24-26 Maret.

Diablo 4 open beta act 1
Pemain dapat mengakses Prologue dan Act 1 saat tahap Open Beta

Menurut Shely, beta tersebut bakal berisi “tampilan signifikan dari game-nya”, prologue dan first act yang berlatar di zone Fractured Peaks. Semua karakter dapat level up hingga level 25 dan semua main quest serta sidequest di area tersebut tersedia.

Jika pemain mulai bermain pada 17-19 Maret, progress tersebut akan terbawa pada 24-26 Maret. Namun, progress beta takkan terbawa saat game rilis utuh.

Blizzard juga membagikan video opening cinematic. Karakter yang ada di video tersebut dibuat dengan custom character creator. Karakter custom tentu akan ditampilkan di opening cinematic nantinya.

Pastikan Tidak Ada Unsur Pay to Win

Blizzard sendiri juga sudah memastikan Diablo 4 tidak akan mengandung unsur pay to win di microtransaction-nya. Hal ini menyusul kontroversi yang sudah membuat Diablo Immortal dihujat para pemainnya.

Baca juga: Diablo Immortal Diselidiki karena False Advertising

Sebagai gantinya, pihak Blizzard memberitahu Washington Post bahwa toko dalam game di Diablo 4 hanya menyediakan item cosmetic. Skin tersebut akan mengubah tampilan armor dan senjata, mirip dengan sistem transmogrification di World of Warcraft.

Setiap skin dapat dibeli menggunakan mata uang premium. Seperti biasa, mata uang premium tersebut dapat dibeli menggunakan uang di dunia nyata. Pemain juga dapat memperolehnya saat melakukan grinding untuk menaikkan EXP battle pass-nya.

Pihak Blizzard menyebut tim Diablo 4 akan terus bekerja sama dengan pemain untuk feedback mengenai Shop dan Battle Pass.

Diablo 4 akan rilis secara utuh pada 6 Juni 2023 di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Sementara itu, pemain yang telah melakukan pre-order versi deluxe atau ultimate berhak mendapat early access pada 2 Juni 2023.