Tag Archives: Activision Blizzard

Buat Fans Kecewa Hearthstone Kurangi Program eSports

GAMEFINITY.ID, Bandung – Blizzard Entertainment telah mengumumkan format kompetisi esports untuk Hearthstone tahun ini. Anehnya, pihak Blizzard telah mengurangi jumlah program esports tersebut secara drastis. Hal ini mengundang kritikan dan kekhawatiran dari penggemar setianya.

Berbagai Kompetisi eSports Hearthstone yang Akan Digelar Tahun Ini

Memasuki satu dekade, kompetisi ssports di Hearthstone telah lama menjadi salah satu yang paling dinanti. Baru-baru ini, Blizzard Entertainment mengumumkan melalui laman blognya mengenai sistem esports game TGC besutannya itu untuk tahun ini. Kabar buruknya, Blizzard akan menggelar tujuh event dengan total hadiah sebesar US$650 ribu.

Sistem esports Heartstone tahun akan berisi tiga Master Tour Seasonal Championship sebelum World Championship yang menawarkan total hadiah US$500 ribu. Ditambah juga terdapat tiga turnamen Battlegrounds: Lobby Legends yang masing-masing memiliki total hadiah US$50 ribu.

Blizzard sendiri mengaku mereka telah mengevaluasi program esports tersebut dan menentukan format terbaik untuk tahun ini. Berbagai faktor seperti perubahan lanskap produksi menjadi pemicu pengurangan kompetisi esports.

Penggemar Mengamuk dan Kecewa pada Keputusan Blizzard!

Kabar ini mengundang kekecewaan bagi penggemar setianya. Banyak dari pemain kompetitif meluapkan amarahnya bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapat hadiah kecuali lolos ke World Championship. Tidak hanya itu, beberapa pengembang dan caster juga kecewa dengan keputusan Blizzard.

Juara bertahan World Championship, Raphael “Bunnyhopper” Peltzer, berani berpendapat melalui akun Twitter-nya. Ia menyimpulkan esports Hearthstone pada dasarnya mulai mati dan mengaku ini menjadi kabar buruk bagi penggemarnya.

Beberapa lagi percaya bahwa berakhirnya kemitraan NetEase dan Blizzard memicu pengurangan total hadiah. Padahal kompetisi esports Hearthstone tahun lalu menawarkan total hadiah US$3 miliar yang tersebar di banyak event. Nilai uang tersebut kurang lebih lima kali lebih besar daripada tahun ini.

Baca juga: Activision Blizzard: NetEase Tolak Perpanjang Hak Publikasi

Sementara itu, jumlah penonton kompetisi esports Hearthstone akhir-akhir ini menurun. Esportscharts mencatat terdapat rata-rata 13 ribu penonton yang menyaksikan World Championship tahun lalu. Puncak jumlah penontonnya hanya mencapai 21 ribu.

Penggemar Khawatir Akan Nasib Game TCG Besutan Blizzard

Hearthstone esports fate
Penggemar takut nasib Hearthstone di ujung tanduk

Tidak sedikit pula penggemar khawatir akan nasib Hearthstone setelah kabar ini. Mereka takut game TCG besutan Blizzard itu akan bernasib sama dengan Heroes of the Storm yang menghentikan update konten baru pada Juli 2022. Kompetisi esports Heroes of the Storm sendiri sudah dibatalkan pada 2018 dan pengembangannya mulai dikurangi.

Meski begitu, Blizzard memastikan di FAQ bahwa mereka masih memiliki rencana untuk menambah konten baru pada Hearthstone. Namun, hal itu masih belum cukup untuk meredakan kekhawatiran penggemar setianya.

Kompetisi esports Hearthstone tampaknya akan bergantung pada tahun ini. Beberapa penggemar berharap game TGC besutan Blizzard itu dapat bangkit kembali di pasar esports. Akan tetapi, pengurangan program kompetisi resmi juga dapat berdampak buruk pada nasibnya.

Event Imlek Overwatch 2 Bikin Fans Kecewa!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Overwatch 2 baru saja menggelar event bertajuk Year of the Rabbit untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Event tersebut menghadirkan skin baru untuk pemain dan juga mode favorit seperti Capture the Flag, Capture the Flag Blitz, dan Bounty Hunter.

Sayangnya, penggemar kecewa dengan event Imlek tersebut. Mereka mengatakan event tersebut hanya daur ulang dari Overwatch 1.

Detail Event Tahun Baru Imlek Overwatch 2: Year of the Rabbit

Overwatch 2 Year of the Rabbit Event
Year of the Rabbit, event Tahun Baru Imlek di Overwatch 2

Event Year of the Rabbit sudah dimulai pada 17 Januari 2022 dan dijadwalkan berakhir 6 Februari 2023. Event Tahun Baru Imlek ini sekaligus menjadi akhir dari Overwatch 2 season 2. Pihak Blizzard telah membeberkan detailnya di laman resminya bahwa mode favorit penggemar telah kembali beserta reward unik yang bisa didapat.

Pemain dapat berpartisipasi dalam mode Capture the Flag. Mode ini mengharuskan tim untuk mengambil bendera lawan dan memastikan musuh tidak melakukan hal yang sama. Capture the Flag Blitz merupakan versi singkatnya, di mana bendera terpasang di tengah map dan tim harus mencapainya terlebih dahulu daripada musuh untuk menang.

Mode Bounty Hunter merupakan mode free-for-all brawl. Siapapun yang dapat melakukan kill pada musuh terlebih dahulu akan menjadi bounty. Saat menjadi bounty, mereka dapat mendapat poin ekstra saat melakukan kill selanjutnya. Namun, pemain bounty juga menjadi pusat perhatian karena menjadi incaran semua pemain.

Selama event berlangsung, pemain bisa memperoleh reward gratis hanya dengan log in. Akan ada juga berbagai tantangan baru berhadiah Battle Pass XP dan item kosmetik baru. Jika berhasil menyelesaikan keempat tantangan, pemain berhak mendapat skin Legendary Kkachi untuk Echo.

Fans Kecewa, Mengatakan Bahwa Event Tersebut Hanya Daur Ulang

Sayang sekali, event ini justru mengundang kekecewaan dari penggemar setianya. Mereka mengatakan event Year of the Rabbit di Overwatch 2 hanya sebuah daur ulang dari yang sudah dikenalkan di Overwatch 1. Banyak dari penggemar mengatakan event tersebut tidak ada manfaatnya.

Baca juga: Overwatch 2 Dikritik Perihal Matchmaking yang Tidak Adil

Banyak dari penggemar mengutarakan keluhannya di media sosial. Mereka menyindir Blizzard telah gagal menggelar event Imlek di Overwatch 2 karena minim konten baru.

Overwatch 2 Mei skin Lunar New Year
Skin spesial Tahun Baru Imlek untuk Mei

Lebih mengejutkannya lagi, skin baru bertema Imlek untuk Mei dan juga skin untuk Rammatra yang tidak terkait dengan event terkunci di cash shop. Satu-satunya skin yang unlockable secara gratis hanyalah daur ulang dari Overwatch 1, yaitu skin Legendary Kkachi untuk Echo.

Semenjak peluncurannya, Overwatch 2 masih mengundang kekecewaan dari penggemar setianya. Mulai dari peluncuran, matchmaking, battle pass menggantikan loot box, hingga event. Tampaknya event Year of the Rabbit masih belum dapat mengubah pikiran penggemar.

Diablo Immortal Diselidiki karena False Advertising

GAMEFINITY.ID, Bandung – Diablo Immortal berpotensi tersandung masalah hukum! Sebuah firma hukum tengah menginvestigasi game free-to-play besutan Blizzard Entertainment itu karena false advertising pada salah satu item yang membuat pemainnya frustrasi.

Blessing of the Worthy, Item Gem yang Dikritik Pemainnya sebagai False Advertising

Sebuah item Legendary telah memicu kemungkinan masalah hukum yang akan dihadapi Blizzard Entertainment terkait dengan Diablo Immortal. Item yang dimaksud adalah Blessing of the Worthy, sebuah item gem Legendary yang dianggap menipu pemainnya.

Diablo Immortal Blessing of the Worthy gem
Blessing of the Worthy

Blessing of the Worthy telah terjual di berbagai bundle dalam game dengan harga hingga US$100. Item tersebut disebut-sebut sangat bermanfaat dan dapat memaksimalkan kemampuan pemain dalam melakukan damage pada musuh.

Awalnya, Blessing of the Worthy memiliki deskripsi dapat memberi peluang 20 persen untuk memicu damage pada musuh sebesar 12 persen dari HP maksimal penggunanya. Kenyataannya, damage yang dipicu hanya sebesar 12 persen dari HP penggunanya saat itu, menjadikan gem ini tidak sekuat yang dijanjikan.

Pemain setia Diablo Immortal membanjiri sebuah postingan Reddit untuk meluapkan amarahnya. Mereka meminta Blizzard mengganti deskripsi item tersebut sekaligus memberi ganti rugi pada pemainnya berupa koleksi gem gratis.

Blizzard memberi klarifikasi bahwa deskripsi asli dari Blessing of the Worthy hanya berlaku saat sudah di-upgrade ke level tiga. Deskripsi untuk level satu dan dua sudah mereka ganti. Pemainnya justru sama sekali tidak mendapat ganti rugi dalam bentuk apapun.

Baca juga: Sultan Diablo Immortal Ingin Refund Karena Sulit Matchmaking

Sebuah Firma Hukum Mengincar Pemain Diablo Immortal yang Telanjur Membeli Blessing of the Worthy

Kasus ini mencuri perhatian firma hukum Migliaccio & Rathod yang saat ini tengah melakukan investigasi. Pihak firma hukum tersebut mengatakan Blizzard sudah memanfaatkan pemain untuk menghabiskan uangnya setelah melakukan false advertising.

“Praktik ini pada dasarnya setara dengan bait-and-switch, semenjak item yang bisa dibeli itu sudah diiklankan dengan efek yang diinginkan pemainnya dan berakhir sangat berbeda,” ungkap Migliaccio & Rathod.

Migliaccio & Rathod mengincar pemain yang sudah telanjur membeli item tersebut dan merasa tertipu. Dengan demikian, pihaknya dapat menyimpulkan klaim tersebut. Ditambah lagi, firma hukum itu menyebut kasus tersebut sudah menarik perhatian Communications Workers of America.

Kasus ini bukan kali pertama Diablo Immortal mendapat kritik negatif. Saat rilis pertama kali, game besutan Blizzard dan NetEase itu dikritik karena sistem pay to win dalam microtransaction-nya. Meski begitu, Blizzard mengatakan Diablo Immortal tetap menguntungkan.

Modern Warfare 2 dan Warzone 2 Season 2 Alami Penundaan

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kabar buruk bagi penggemar setia Call of Duty. Activision telah mengumumkan bahwa season 2 dari Modern Warfare 2 dan Warzone 2 resmi ditunda. Meski begitu, pihaknya memberikan detail yang dijanjikan akan datang dalam kedua game Call of Duty itu.

Sebelumnya Sudah Dikabarkan Akan Mendapat Penundaan

https://twitter.com/codsploitz_imgs/status/1615158500493037568

Kabar penundaan ini sebelumnya menjadi rumor berkat kabar dari akun Twitter leaker CODSploitzImgs. Ia menyampaikan season kedua dari Modern Warfare 2 dan Warzone 2 akan dimulai pada 15 Februari 2023. Padahal, battle pass di dalam kedua game menyebut season pertama dijadwalkan berakhir 1 Februari.

Akhirnya, kabar ini dibenarkan oleh pihak Activision. Mereka memutuskan untuk menunda peluncuran season 2-nya. Pihaknya mengatakan bahwa mereka sedang membuat beberapa perubahan berdasarkan saran dari komunitas pemain.

Akun Twitter Charlie Intel menekankan bahwa ini menjadi tahun kedua berturut-turut bagi Activision untuk menunda season kedua game Call of Duty itu karena masalah jadwal. Tahun lalu, Call of Duty: Vanguard season 2 mengalami penundaan dari 2 Februari menjadi 14 Februari.

Baca juga: Hal Menarik Call of Duty Mobile Reset Ke Season 1 di 2023

Modern Warfare 2 dan Warzone 2 Dipastikan Dapat Konten Baru di Season 2, Ini Detailnya

Meski harus mengalami penundaan, Activision sudah membagikan detail tentang konten baru yang akan datang di season 2. Menurut akun Twitter resmi Call of Duty, update tersebut akan kembali menghadirkan mode Resurgence untuk Warzone 2. Warzone 2 juga akan kedatangan map baru yang lebih kecil.

Call of Duty Modern Warfare 2 Season 2 delay a
Call of Duty: Modern Warfare 2 dipastikan kedatangan mode Ranked Play

Modern Warfare 2 dipastikan akan kembali kedatangan mode Ranked Play. Begitu pula dengan map, senjata, dan mode baru. Pihak Activision dan Infinity Ward belum memberitahu detail lebih lanjut tentang konten di season 2 dalam kedua game ini. Setidaknya, Activision pasti akan mengumumkannya saat waktu season 2 sudah dekat.

Call of Duty: Modern Warfare 2 dan Warzone 2 dapat dikatakan mendapat peluncuran yang masif pada akhir tahun lalu. Meski begitu, pemain merasa Modern Warfare 2 masih kekurangan konten sebagai game premium jika dibandingkan dengan Warzone 2 sebagai game free-to-play. Season 2-nya diharapkan menjadi awal yang baru bagi kedua game.

Activision Blizzard: NetEase Tolak Perpanjang Hak Publikasi

GAMEFINITY.ID, Bandung – Activision Blizzard sudah mengumumkan game-nya seperti Overwatch dan World of Warcraft akan mulai tidak lagi dapat dimainkan di China November lalu. Hal tersebut buntut dari gagalnya mencapai kesepakatan baru dengan NetEase selaku publisher di China.

Namun, pihak Blizzard sendiri mengklaim NetEase telah menolak perpanjang hak publikasi di China. Saat ini mereka mencari mitra baru agar game-nya dapat dimainkan di negeri tirai bambu itu.

Menurut Activision Blizzard, NetEase Tolak Capai Kesepakatan Baru

Activision Blizzard NetEase World of Warcraft
World of Warcraft jadi salah satu game Blizzard yang tidak lagi bisa dimainkan di China

Kabar ini pertama kali disampaikan oleh Reuters. NetEase dilaporkan menolak pengajuan Activision Blizzard untuk perpanjang kemitraannya selama enam bulan. Kemitraan itu telah berjalan selama 14 tahun terakhir, membuat game besutan Blizzard seperti World of Warcraft, Starcraft II, dan Overwatch bisa dimainkan di China.

NetEase mengatakan proposal tersebut “sangat tidak logis secara komersial” dan menuduh pihak Blizzard “mengincar perpisahan tapi masih ingin erat”. Kemitraan itu akan berakhir pada 23 Januari 2023. Tanggal itu menjadi momen saat game milik Blizzard resmi hengkang dari China.

Blizzard China menganggapi kabar ini di akun Weibo-nya. Mereka mengklaim telah mengontak NetEase pada Januari lalu. Mereka berharap dapat perpanjang kontrak kemitraan di China selama enam bulan.

“Sangat disayangkan NetEase tidak ingin perpanjang layanan dari game kami selama enam bulan sambil kami mencari mitra baru,” tanggap Blizzard China.

Baca juga: World of Warcraft versi Mobile Batal Rilis?

Activision Blizzard Netease Diablo Immortal
Diablo Immortal masih dapat dimainkan di China saat kesepakatan Activision Blizzard dan NetEase berakhir

Sementara itu, Diablo Immortal masih akan tersedia di China. Ini karena game kontroversial tersebut dipublikasi dalam kesepakatan terpisah, yaitu sebagai co-production.

Tim Game Blizzard di NetEase Dibubarkan

Pernyataan ini menyusul kabar bahwa NetEase terpaksa membubarkan tim pengembang game besutan Blizzard di China. South China Morning Post melaporkan tim tersebut mulai mengurangi anggotanya pada November lalu. Saat ini, semua karyawan dari tim itu dilaporkan mendapat PHK atau dialihtugaskan.

Sebuah kru beranggotakan 10 orang akan menangani layanan pelanggan dan masalah teknis hingga mereka akhirnya harus hengkang.

Sebelumnya, tokoh senior NetEase mengkritik habis-habisan seorang oknum karena menghancurkan hubungan antara Activision Blizzard dan NetEase November lalu. Belum diketahui identitas oknum yang dimaksud sama sekali.

Semua game Blizzard, kecuali Diablo Immortal, dipastikan tidak akan lagi bisa dimainkan di China mulai 23 Januari 2023.

Uni Eropa Keberatan Microsoft Akuisisi Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Bandung – Proses akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft tampaknya mendapat satu lagi hambatan. Kali ini, kemungkinan hambatan itu akan datang dari Uni Eropa. Pihak Uni Eropa dilaporkan bersiap untuk mengajukan pernyataan keberatan terhadap akuisisi tersebut.

Sudah Diprotes Banyak Pihak

Sebelumnya, Federal Trade Commission (FTC) telah mengajukan tuntutan ke ranah hukum demi membatalkan akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Prasidang pun sudah digelar awal bulan ini, dengan sidang perdana diharapkan dimulai Agustus ini.

Sony, Google, dan Nvidia menyatakan kekhawatiran mereka tentang akuisisi ini. Sony yang paling lantang menyatakan keberatan. Pihaknya beralasan game Call of Duty dapat menjadi eksklusif di konsol Xbox. Terlebih, akhir-akhir ini, Microsoft punya pola mengakuisisi studio game dan menjadikan judul game-nya menjadi eksklusif di Xbox.

Contohnya terlihat pada Zenimax Media, pemilik Bethesda Softworks. Microsoft berhasil mengakuisi Zenimax Media senilai US$7,5 miliar pada Maret 2021. Alhasil, semua game dari studio milik Zenimax yang akan datang, termasuk dari Bethesda seperti Redfall dan Starfield, akan rilis eksklusif di konsol Xbox dan Windows.

Publik pun pro dan kontra dengan kabar ini. Bahkan, sekelompok gamer beranggotakan 10 orang mengajukan tuntutan di California demi menghentikan akuisisi itu. Mereka beralasan Microsoft akan bersikap monopolistik, menghancurkan kompetisi di industri game, dan merugikan pihak konsumen dalam jangka panjang.

Baca juga: Google Khawatir Microsoft Akuisisi Activision Blizzard

Uni Eropa Ikut Protes Microsoft Akuisisi Activision Blizzard?

Microsoft Activision Blizzard European Union
Uni Eropa dilaporkan ikut keberatan dengan akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft

Reuters melaporkan bahwa Uni Eropa tengah mempersiapkan pernyataan keberatan pada Microsoft selama beberapa minggu ke depan. Tampaknya, Uni Eropa menjadi satu lagi pihak yang keberatan dan khawatir terhadap akuisisi ini.

Pihak Uni Eropa, melalui Komisi Eropa, telah menetapkan batas akhir untuk memutuskan apakah akuisisi itu dapat diterima pada 11 April 2023. Sejauh ini, mereka menolak berkomentar terhadap laporan tersebut.

“Kami akan terus bekerja sama dengan Komisi Eropa untuk mengatasi kekhawatiran industri. Tujuan kami agar membawa game kepada semua orang, dan kesepakatan ini akan membantu mencapai tujuan itu,” tanggap Microsoft.

Pembuat Windows dan Xbox itu mengumumkan akuisisi senilai US$69 miliar pada Januari 2022 demi bersaing dengan Tencent dan Sony. Namun, pihaknya mengaku mereka ingin melebarkan sayapnya di pasar mobile gaming dengan akuisisi tersebut.

Microsoft diharapkan akan menawarkan solusi pada regulator Uni Eropa demi mengubah pikiran dan mempersingkat proses persetujuan akuisisi.