Tag Archives: Activision Blizzard

Google Khawatir Microsoft Akuisisi Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Bandung – Keputusan Microsoft untuk mengakuisisi Activision Blizzard masih mengundang protes berbagai pihak. FTC telah menuntut pemilik Xbox itu dan sudah menghadapi prasidang pada awal Januari ini. Namun, Google dan Nvidia dilaporkan khawatir dengan akuisisi seperti itu baru-baru ini.

Google dan Nvidia Ikut Khawatir dengan Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft

Menurut Bloomberg, kedua perusahaan teknologi itu khawatir bahwa Microsoft akan mendapat keuntungan tidak adil di mobile, layanan berlangganan, dan cloud. Keduanya merasa akuisisi besar seperti itu berpotensi merusak kompetisi di pasar game.

Laporan tersebut mendapati Nvidia tidak secara langsung memprotes akuisisi itu. Namun, mereka mengingatkan bahwa harus ada kebutuhan akses terbuka dan seragam bagi game.

Microsoft Nvidia Geforce Now
Nvidia GeForce cukup menonjol dalam persaingan layanan cloud gaming

Saat ini, Microsoft cukup bersinar dengan Xbox Cloud Gaming di pasar cloud gaming. Nvidia juga masih bertahan dengan GeForce Now. Google justru terpuruk dengan Stadia yang akan ditutup 19 Januari mendatang.

Microsoft google stadia
Google Stadia akan ditutup kurang lebih seminggu kemudian setelah terpuruk

Microsoft mengingatkan akuisisi Activision Blizzard bertujuan untuk menguatkan posisi mereka di mobile gaming. Pasalnya, pemilik Xbox itu tidak begitu menonjol di pasar mobile. Faktanya, Phil Spencer selaku bos Xbox menyebut tujuan utama akuisisi tersebut adalah King selaku pengembang Candy Crush Saga. Mereka dilaporkan ingin mengandalkan King untuk membuat platform mobile Xbox.

Bukan hanya Candy Crush Saga, jika akuisisi ini berhasil, Microsoft juga akan menjadi pemilik Call of Duty Mobile, Diablo Immortal, dan setiap game mobile milik Activision Blizzard.

Baca juga: Microsoft, FTC Salahi Konstitusi Terkait Activision Blizzard

Sony Protes Karena Kekhawatiran Call of Duty Selanjutnya Akan Eksklusif di Xbox

Google dan Nvidia mengikuti langkah Sony untuk memprotes akuisisi Activision Blizzard itu. Meski begitu, keduanya tidak sekejam Sony dalam mengutarakan pendapat mereka.

Microsoft Call of Duty future
Microsoft pastikan Call of Duty tidak akan jadi eksklusif di Xbox

Lebih spesifik lagi, Sony mengungkap kekhawatirannya tentang kemungkinan franchise Call of Duty akan eksklusif di Xbox dalam waktu yang akan datang. Microsoft telah membantah tuduhan itu, mereka bahkan menawar kesepakatan agar Call of Duty tetap tersedia di PlayStation selama 10 tahun. Mereka juga menjanjikan franchise terkenal itu akan tersedia di Nintendo Switch.

Proses akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft sudah disetujui oleh beberapa negara seperti Arab Saudi, Brasil, dan Serbia. Namun, persetujuan di Inggris dan Amerika Serikat tampaknya terhalang. Terlebih, FTC sudah menuntut masalah ini ke jalur hukum, Bloomberg menyebut di laporan yang sama bahwa sidang akan digelar Agustus ini.

Overwatch 2 Dikritik Perihal Matchmaking yang Tidak Adil

GAMEFINITY.ID, Bandung – Semenjak perilisannya, Overwatch 2 tidak lepas dari kritik dan kontroversi di kalangan pemainnya. Salah satunya adalah perihal matchmaking dan juga perubahan di competitive play.

Bermula dari Ketidakpuasan Pemain Terhadap Sistem Rank

Mayoritas dari pemain mengeluhkan perubahan yang terjadi pada sistem rank. Mereka merasa sistem rank tersebut tidak terasa bermanfaat jika menang banyak match. Sebaliknya, hukuman berat menanti jika mendapat satu kali kalah. Banyak pemain yang de-ranked secara tidak adil.

Pemain mengungkap kekecewaannya di Reddit. Mereka mengeluhkan sistem tersebut tidak memiliki transparansi pada cara kerjanya, melainkan hanya akan berubah setiap 20 kali menang atau 7 kali kalah.

Matchmaking di Overwatch 2 Terasa Tidak Adil

Overwatch 2 unfair matchmaking
Pemain mengeluhkan sistem matchmaking di Overwatch 2 tidak adil

Sistem rank bukan satu-satunya masalah yang dihadapi pemain. Masalah matchmaking di sebenarnya bukan hal baru bagi pemain Overwatch 2. Namun, hal itu kembali mencuat ketika seorang pemain mengeluhkan hal tersebut di Reddit.

Pemain menduga sistem rank menjadi penyebab matchmaking di Overwatch 2 terasa tidak adil. Pemain tidak match dengan sesama rank dan skill yang mirip. Misalnya, pemain rank Gold atau Platinum match dengan rank Grandmaster. Ini sangat menganggu bagi yang memiliki skill rendah maupun skill tinggi.

“Aku dapat rekan tim Genji dengan tag top 500. Awalnya, kupikir itu hanyalah glitch untuk dapat title itu. Dia BENAR-BENAR MENGHANCURKAN tim lawan. Tim terbantai habis, mereka tidak dapat kesempatan. Sangat luar biasa tapi tidak adil,” ungkap pengguna Reddit Dru427 yang kemudian mengecek profil pemain itu.

Baca juga: Jumlah Pemain Overwatch 2 Capai 25 juta Orang

Pengguna lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Sering sekali, mereka frustrasi pemain dengan rank dan skill yang jauh berbeda ikut match.

“Semenjak OW2 dimulai, game ini jadi sampah. Aku saat ini dapat rank Master di queue DPS, dan aku masih sering dapat pemain Gold/Silver, atau pemain dengan ikon default yang tampaknya tidak tahu cara mainnya,” tutur pengguna Reddit guillotineswordz.

Beberapa minggu lalu, pihak Blizzard mencoba untuk menjelaskan hal ini di laman resminya. Mereka mengklaim penyebab keluhan matchmaking yang sering dialami pemain adalah miripnya SR yang tersembunyi dan perubahan berdasarkan rasio menang/kalah.

Belum diketahui apakah Blizzard akan menganggapi kembali terhadap masalah matchmaking yang masih berlangsung itu. Update informasi menarik lainnya seputar esports dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Microsoft, FTC Salahi Konstitusi Terkait Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Bandung – Upaya akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft memecah belah pendapat hingga saat ini. Ada yang menyambut dengan gagap gempita, ada juga yang menentang. Pihak yang menentang mengungkap kekhawatiran pemilik Xbox itu akan melakukan praktik monopoli setelah akuisisi itu selesai.

Salah satu pihak yang menentang adalah Federal Trade Commission (FTC), mereka telah mengajukan tuntutan untuk menghentikan proses akuisisi tersebut. Namun, Microsoft memutuskan untuk melawan, menuduh pihak FTC telah melanggar konstitusi.

Microsoft Tuduh FTC “Tidak Konstitusional”

FTC sebelumnya menuntut Microsoft demi menghentikan akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar. Mereka mengklaim perusahaan pemilik Windows itu akan memiliki kontrol yang terlalu banyak dalam industri game, terutama terkait franchise Call of Duty.

Microsoft telah memberi pernyataan sebagai respon melalui dokumen 37 halaman. Dokumen tersebut berisi penjelasan panjang tentang masalah tuntutan tersebut, mengklaim berkali-kali bahwa FTC sudah melanggar hak konstitusi Microsoft.

Microsoft menyatakan proses yang dilakukan FTC itu “melanggar haknya atas proses hukum prosedural berdasarkan Klausul Proses Tuntas dari Amandemen Kelima”.

Baca juga: FTC Hentikan Microsoft untuk Akuisisi Activision Blizzard

Tujuan Akuisisi Hanya untuk Ekspansi di Pasar Mobile Game Bagi Xbox

Microsoft Activision Blizzard 3
Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft dipercaya sebagai kesepakatan terbesar dalam sejarah industri game

Perusahaan teknologi raksasa itu mengklaim tujuan besar dari akuisisi itu adalah serius berekspansi ke mobile gaming. Pasalnya, tiga per empat dari pemain game Activision dan lebih dari sepertiga penghasilannya berasal dari mobile gaming.

Microsoft juga menyatakan bahwa tidak masuk akal jika pihaknya membayar miliaran dolar hanya untuk mengakuisisi franchise Call of Duty. Mereka juga disebut-sebut ingin menghapus aliran pendapat dari platform PlayStation perihal franchise Activision terbesar itu, klaim yang mereka sudah bantah.

Dokumen tersebut menyebutkan Xbox tetap memberi dukungan The Elder Scrolls Online sebagai game multiplatform. Hal ini dibutuhkan secara finansial karena game multiplayer harus dapat dijangkau seluas mungkin.

Bukan hanya FTC, Microsoft juga kini dihadapkan dengan tuntutan dari 10 gamer perihal akuisisi Activision Blizzard. Pihak penuntut itu mengklaim Microsoft akan mendapat kuasa yang terlalu besar di industri game.

Apakah tuntutan FTC terhadap Microsoft akan ditolak setelah klaim ini? Masih belum diketahui bagaimana dampak yang didapat oleh kedua belah pihak perihal tuntutan ini. Tampaknya ambisi pemilik Xbox ini masih akan terhalang.

Update informasi menarik lainnya seputar anime dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Gamers Minta Akuisisi Activision Blizzard Dihentikan

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft kembali mendapat tuntutan hukum karena upaya akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar. Kali ini, sebuah tuntutan muncul dari sekelompok gamers beranggotakan 10 orang demi menghentikan proses merger tersebut. Ini menyusul tuntutan dari Federal Trade Commission (FTC) yang diajukan dua minggu sebelumnya.

10 Gamers Dari Amerika Serikat Tuntut Microsoft Atas Akuisisi Activision Blizzard

Microsoft Activision Blizzard
Merger Microsoft-Activision Blizzard ditentang sejumlah pihak, termasuk FTC

Upaya akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft digadang-gadang sebagai kesepakatan terbesar dalam sejarah industri game. Begitu kabar itu diumumkan pertama kali pada Januari 2022, publik menjadi pro dan kontra. Salah satu yang menolak upaya akuisisi ini datang dari FTC yang menuntut Microsoft demi menghentikannya.

Baca juga: FTC Hentikan Microsoft untuk Akuisisi Activision Blizzard

Kali ini, sebuah tuntutan hukum berasal dari sekelompok gamers beranggotakan 10 orang. Tuntutan itu sudah diajukan pada 20 Desember 2022 di pengadilan federal California.

Alasan mereka mengajukan tuntutan karena proses akuisisi Activision Blizzard akan memberi Microsoft kuasa terlalu besar di industri game dengan kemampuan untuk menutup akses bagi pesaing, membatasi output, mengurangi pilihan konsumen, menaikkan harga, dan menghalangi persaingan.

“Industri game terus berubah dan berkembang, sangat penting bagi kita untuk melindunginya dari merger monopolistik yang akan merugikan konsumen dalam jangka panjang,” ungkap Joseph Savari, pengacara pihak penuntut di San Fransisco.

Menurut Kotaku, sekelompok gamers itu menggunakan The Clayton Antitrust Act of 1914 untuk menuntut pemilik Xbox itu. Hukum tersebut memperbolehkan publik Amerika Serikat menuntut sebuah perusahaan atas perilaku antikompetitif.

Mayoritas Publik di Inggris Justru Setuju dengan Proses Akuisisi

Berbeda dari Amerika Serikat, publik Inggris justru menyatakan setuju dengan proses merger ini. Hal ini menyusul permintaan Competition and Market Authority (CMA) mengundang publik untuk berpendapat.

CMA mengungkap 75% dari komentar publik melalui lebih dari 2.100 email menyatakan setuju. Regulator Inggris itu membagikan pendapat publik melalui sebuah dokumen PDF.

“Sony dan Nintendo lebih kuat daripada Microsoft di console gaming, dan merger itu akan membantu Microsoft bersaing dengan keduanya,” komentar salah satu yang menyatakan setuju.

“Microsoft sudah dominan di OS PC, dan merger ini menjadi upaya untuk mendapat posisi serupa di gaming,” komentar salah satu yang menyatakan menentang.

Sementara itu, Microsoft telah menganggapi tuntutan dari FTC baru-baru ini. Mereka mengaku kesepakatan untuk melakukan merger dengan Activision Blizzard tidak akan membahayakan kompetisi.

“Kami tetap berkomitmen untuk membuat solusi kreatif pada regulator yang akan melindungi kompetisi, konsumen, dan pekerja di sektor teknologi,” tutur Brad Smith, presiden Microsoft.

Jika Microsoft berhasil menyelesaikan proses akuisisi Activision Blizzard pada pertengahan 2023, mereka akan menjadi pemilik sah franchise besar Call of Duty, Crash Bandicoot, Warcraft, dan Overwatch.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

FTC Hentikan Microsoft untuk Akuisisi Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Federal Trade Comission (FTC) pada hari Kamis lalu mengajukan sebuah antitrust case terhadap Microsoft untuk melawan percobaan mereka dalam mengakuisisi Activision Blizzard, mereka beranggapan bahwa akuisisi tersebut dapat melanggar peraturan di Amerika Serikat.

Antitrust Case sendiri merupakan sebuah hukum di Amerika Serikat untuk menekan perusahaan swasta yang “serakah” dan ingin menguasai total kondisi pasar.

Di Inggris, mereka masih mencaritahu apakah proses akuisisi ini dapat merubah ekosistem ekonomi atau tidak, masih belum ada keputusan yang pasti.

Hal ini bukan menjadi yang pertama kalinya bagi Microsoft. Pada tahun 1998 U. S. Justice Department mengajukan gugatan yang sama. Hasilnya Microsoft harus mengganti beberapa praktik bisnis yang terkait dengan OS Windows.

FTC Microsoft Activision In-image | IGN
Hal yang Dapat Terjadi saat Akuisisi Diizinkan | IGN

Microsoft mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Activision Blizzard dengan harga US$ 68,7 pada Januari 2022 lalu. Rencana awal mereka adalah menyelesaikan proses ini paling lambat hingga Juni 2023 nanti.

Kesepakatan ini membuat Microsoft dalam tekanan yang hebat dari para kompetitornya dalam industri game seperti Sony. Pihak Microsoft sendiri mengatakan bahwa meski proses akuisisi ini berhasil mereka tidak akan menjadi penguasa industri game dunia dan akan tetap mendistribusikan Call of Duty ke platform lainnya dan bukan hanya milik mereka sendiri.

Baca juga: Steam Tidak Tertarik akan Perjanjian Seperti Nintendo-CoD

“Kami terus mempercayai bahwa kesepakatan ini akan menumbuhkan kompetisi dan membuat lebih banyak peluang untuk para gamers dan game developers’ ujar Brad Smith, wakil presiden dari Microsoft. “Kami telah berkomitmen dari hari pertama untuk memperhatikan kompetisi yang ada, termasuk dalam menawarkan konsesi pada FTC awal minggu ini. Kami juga percaya untuk memberikan jalur damai sebuah kesempatan, kami percaya penuh dalam kasus kami dan menerima dengan baik permintaan kehadiran kami di pengadilan.”

Dalam sebuah pernyataan di website-nya, FTC mengatakan bahwa terdapat sebuah jejak Microsoft seperti tahun 2021 lalu. Microsoft mengakuisisi ZeniMax dalam hal pembelian game dan menempatkannya secara ekslusif untuk platform mereka.

Microsoft berjanji pada European Comission Antitrust bahwa mereka tidak memiliki niatan untuk menghentikan para pelanggan untuk memainkan game ZeniMax selain di Xbox. Namun, setelah EEC memberikan izin, mereka mengumumkan game seperti Elder Scrolls 6, Redfall, dan Starfiel akan menjadi game eksklusif Xbox. Hal tersebut yang dijadikan salah satu nilai pertimbangan oleh FTC.

FTC beranggapan bahwa Activision Blizzard telah membawa berbagai game-nya ke bermacan platform. Namun, bila Microsoft jadi mengakuisisi mereka, hal tersebut dapat berubah. Microsoft dapat merubah harga dan memberikan pengalaman bermain lebih buruk jika dimainkan di platform kompetitor seperti PS milik Sony atau menyimpan game mereka secara eksklusif untuk platform mereka sendiri.

Meski begitu, Microsoft melawan argumen FTC tersebut. Phil Spencer, CEO dari Microsoft Gaming, mengatakan bahwa mereka tidak seperti apa yang FTC deskripsikan. Contohnya adalah Minecraft, meskipun mereka membeli Minecraft mereka tetap menyediakan game tersebut ke platform lain.

Baca juga: Apex Legends Dirumorkan Akan Tambah Hardcore Mode

Hal yang sama juga diutarakan oleh Lulu Cheng Mersevey sebagai wakil eksekutif presiden dari Activision. “Kami ingin Call of Duty dapat dinikmati oleh lebih banyak pemain di seluruh dunia. Dan hal tersebut memerlukan COD untuk tersedia di berbagai platform setelah akuisisi Microsoft berhasil.

Selain dari permasalahan tersebut, dari perspektif lain, kasus ini akan menjadi sebuah kasus penting bagi Ketua FTC Lina Khan yang terkenal akan agresinya di bidang teknologi. Rekam jejaknya adalah memblokir izin Meta dalam mengakuisisi sebuah pengembang reality fitness app. Dalam kasus akuisisi Microsoft-Activision, yang paling sering diperhatikan adalah skalanya yang bila terjadi akan menjadi transaksi teknologi sebesar saat ini. Khan dan rekannya mengatakan bahwa mereka ingin agensi ini akan lebih berpengalaman dalam menangangi kasus besar yang terjadi.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

CoD: Modern Warfare II Jadi Game Terlaris di AS Tahun 2022

GAMEFINITY.ID, Bandung – Meski baru rilis resmi akhir Oktober lalu, Call of Duty: Modern Warfare II ternyata berhasil menjadi game dengan penjualan terbanyak di Amerika Serikat pada 2022. Tidak mengherankan bahwa game besutan Activision itu mengundang animo tinggi sejak rilis.

Depak Elden Ring, Call of Duty: Modern Warfare II Berhasil Jadi Game dengan Penjualan Terbanyak 2022 di Amerika Serikat

Call of Duty: Modern Warfare II berhasil memuncaki tangga penjualan game di Amerika Serikat pada Oktober 2022 versi NPD Group (dilansir dari VGC). Game FPS itu tetap berada di posisi puncak pada November. Hal ini cukup mengejutkan mengingat pada November terdapat judul game besar yang mendapat hype cukup besar seperti God of War Ragnarok, Sonic Frontiers, dan Pokemon Scarlet and Violet.

Elden Ring dethroned by Call of Duty: Modern Warfare II
Elden Ring berhasil didepak oleh Call of Duty: Modern Warfare II sebagai game dengan penjualan terbanyak di AS tahun 2022

Tidak hanya berhasil merajai tangga penjualan game pada bulan November, Call of Duty: Modern Warfare II mendepak Elden Ring sebagai game dengan penjualan terbanyak 2022 di Amerika Serikat. Sebelumnya, entri terbaru Call of Duty itu berhasil memecahkan rekor penjualan sepanjang franchise, mencapai total US$1 miliar dalam sepuluh hari, mengalahkan Black Ops 2 yang berhasil mencapai angka itu dalam 15 hari pada 2012.

Baca juga: Modern Warfare 2 Pecahkan Rekor Penjualan Franchise CoD

Activision telah melakukan promosi besar-besaran untuk Modern Warfare II. Mereka mengundang selebriti terkenal seperti Pete Davidson dan Steve Aoki untuk membintangi teaser-nya. Ditambah lagi, pemain bisa bermain campaign seminggu sebelum peluncuran resminya. Mode DMZ yang pertama kali hadir turut mengundang perhatian pemain dan banyak komentar positif.

Apa Selanjutnya?

Activision masih belum selesai dengan Modern Warfare II. Pasalnya, mereka tidak berencana untuk merilis entri baru Call of Duty hingga 2024 mendatang. Mereka sudah berencana untuk mendukung Modern Warfare II dengan berbagai konten hingga akhir 2023.

Call of Duty Modern Warfare 2 Atomgrad Raid
Atomgrad Raid akan hadir di Call of Duty: Modern Warfare II pada 14 Desember 2022

Update besarnya akan hadir 14 Desember 2022 mendatang. Salah satu konten dari patch itu adalah fitur sosial berupa pembuatan grup beranggotakan hingga 5000 pemain. Modern Warfare II juga akan menghadirkan Atomgrad Raid, di mana tiga pemain akan menyusup ke dalam markas musuh berbenteng kuat.

Tampaknya Call of Duty: Modern Warfare II sudah dipastikan akan menjadi game dengan penjualan terbanyak di Amerika Serikat tahun ini. Tentunya, Activision sudah memastikan berbagai konten fresh akan segera hadir di dalam game FPS itu.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id