GAMEFINITY.ID, Jakarta – Activision Blizzard kembali mendapat masalah besar. Setelah dilanda kontroversi kekerasan seksual dan diskriminasi di tempat kerja, mereka mendapat satu lagi tuntutan hukum. Kali ini, pihak kota New York yang mengajukan gugatan hukum di Delaware pada 2 Mei 2022.
Penyebab Pihak Kota New York Menuntut Activision Blizzard
Pihak kota New York mengklaim CEO dari Activision Blizzard, Bobby Kotick, ingin mempercepat akuisisi perusahaan senilai 68.7 miliar dolar oleh Microsoft. Mereka juga menduga keras pihak Activision Blizzard ingin menghindari tanggung jawab, liabilitas, dan akuntabilitas dari berbagai kontroversi diskriminasi setelah merger selesai pada Maret 2023 mendatang.
Baca juga: Blizzard Umumkan Warcraft: Arclight Rumble untuk Mobile!
Kotick juga dituduh tidak layak menegosiasi perusahaannya dalam akuisisi oleh Microsoft. Tanggung jawab pribadi dan liabilitas terhadap lingkungan kerja perusahaan yang sudah rusak menjadi alasan utamanya.
Pihak New York juga ingin Activision Blizzard menunjukkan jejak rekam dokumen selama perbincangan akuisisi dengan Microsoft. Mereka percaya, dengan menjadikan dokumen-dokumen tersebut publik, Kotick dan dewan direksi dapat terekspos terhadap keterlibatan berbagai kontroversi tersebut. Sebelumnya, Activision Blizzard menolak mentah-mentah permintaan tersebut.
Kotick dikabarkan sudah tahu berbagai kasus pelecehan seksual dan diskriminasi di Activision Blizzard, tetapi sama sekali tidak melakukan apapun untuk melindungi korban atau mencegahnya merajalela. Justru, Kotick cenderung melindungi karyawan yang dituduh melakukan pelecehan. Tidak heran, perusahaan juga dituduh mengasuh budaya frat boy.
Activision Blizzard memberi pernyataan pada IGN bahwa mereka keberatan dengan tuduhan pihak kota New York. Mereka juga menyatakan siap untuk berargumen di pengadilan nanti. Pihak perusahaan juga menyatakan akan bekerja sama dengan Securities and Exchange Commission dalam penyelidikan masalah ketenagakerjaan dan masalah terkait. Sebelumnya, negara bagian California juga menuntut karena alasan yang sama.
Hari demi hari, tuntutan terhadap Activision Blizzard semakin bertambah. Baik dari kelompok maupun perorangan. Contoh lain, pada Maret lalu, perusahaan dituntut orangtua dari karyawan yang bunuh diri atas kematian yang salah.
Akankah reputasi perusahaan pembuat Call of Duty dan Warcraft itu semakin hancur? Nantikan terus update-nya dan informasi tentang game lainnya di Gamefinity.