GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Game mobile dilaporkan telah menjadi pemasok keuntungan terbesar bagi Activision Blizzard, pada kuartal kedua tahun ini. Jumlahnya sendiri tercatat jauh lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pendapatan dari game PC maupun game Konsol mereka.
Mengutip dari laman web TweakTown, game mobile dilaporkan telah mendominasi sebagai pemasok keuntungan terbesar, dari salah satu publisher ternama asal Amerika Serikat, Activision Blizzard. Persentase pendapatannya pun tidak main-main, yaitu sekitar 51 persen, atau lebih dari separuh total pendapatan, pada kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan dokumen keuangan yang baru-baru ini dirilis, publisher tersebut tercatat telah meraup keuntungan sebesar US$831 juta, atau sekitar Rp.12,4 triliun, dari beberapa judul game mobile seperti Diablo Immortal, Call of Duty Mobile, hingga Candy Crush Saga.
Sementara untuk game konsol, telah menghasilkan keuntungan sekitar US$376 juta (Rp.5,6 triliun), yang kemudian diikuti oleh game PC dengan US$332 juta (Rp.4,96 triliun). Selain dari game, Activision Blizzard juga melampirkan keuntungan dari event dan esport mereka, dengan nominal US$105 juta (Rp.1,5 triliun).
“Pada Q2 2022, mobile menghasilkan $831 juta dan menyumbang 51% dari total pendapatan kuartalan.” Tulis artikel TweakTown.
“Mobile (telah) mengalahkan semua segmen lain yang digabungkan termasuk konsol ($376 juta), PC ($332 juta), dan lainnya, yang mencakup distribusi dan pendapatan Overwatch/Call of Duty League ($105 juta).”
Candy Crush Saga Jadi Game Mobile Dengan Pendapatan Terbesar
Game mobile memang semakin digemari dalam satu dekade terakhir, dengan genre permainan yang semakin bervariasi.
Meski di ranah mobile terkenal dengan game Call of Duty Mobile, mayoritas pendapatan Activision Blizzard justru berasal dari game kasual besutan King. Dimana dalam laporan, game Candy Crush Saga dan Farm Heroes telah berkontribusi sebesar US$684 juta, dari total pendapatan untuk platform mobile.
“Kontributor terbesar adalah King, yang menghasilkan $684 juta dari total $831 juta pendapatan bersih, atau sekitar 82%.” Imbuh artikel TweakTown
“Sudah mudah untuk melihat mengapa Microsoft ingin membeli Activision sebelumnya, tetapi dengan pertumbuhan pendapatan Mobile seperti ini, insentif (pun) menjadi jauh lebih terlihat.”
Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id
GAMEFINITY.ID, Bandung – Meski harus bersaing ketat dengan game shooter mobile lainnya seperti PUBG Mobile dan Free Fire, Call of Duty: Mobile masih tetap bersinar. Activision sendiri telah konsisten memberikan update berupa season baru berisi berbagai konten agar pemain tetap puas. Meski begitu, mereka juga sedang mengerjakan dari Call of Duty: Warzone versi mobile.
Call of Duty: Mobile akan meluncurkan update Season 7 pada 3 Agustus mendatang. Akan tetapi Activision menyiapkan kabar mengejutkan untuk menyambut season terbaru itu. Call of Duty: Mobile berkolaborasi dengan serial anime original Netflix Ghost in the Shell: SAC_2045!
Season 7 Dari Call of Duty: Mobile Menghadirkan Kolaborasi Dengan Ghost in the Shell: SAC_2045
Call of Duty: Mobile Season 7 mengambil judul New VIsion City
Season 7 dari Call of Duty: Mobile sepertinya akan menjadi bentuk kolaborasi dengan Ghost in the Shell: SAC_2045. Pasalnya berbagai konten baru yang akan hadir tampil terinspirasi dari serial anime original Netflix itu. Judul season 7 dari Call of Duty: Mobile adalah “New Vision City”, cocok dengan tema cyberpunk dari Ghost in the Shell: SAC_2045.
Seperti biasa, battle pass baru akan menghadirkan berbagai reward terbagi dalam tier free dan premium. Tier premium dalam battle pass tersebut menghadirkan skin bertema Ghost in the Shell untuk Blackjack, Stryker, dan Battery.
Karakter Motoko Kusanagi dari Ghost in the Shell: SAC_2045 juga termasuk dalam daftar reward dari battle pass sebagai reward utama.
Masih terinspirasi dari Ghost in the Shell: SAC_2045, season 7 menghadirkan map Battle Royale baru New Vision City. Kota tersebut memiliki nuansa malam dengan lampu neon bertema cyber mengiringi berbagai pencakar tinggi.
Berbagai fitur baru juga akan hadir, yaitu mekanik baru untuk revive rekan tim dengan mencari ghost-nya, musuh baru berupa robot AI dan mechanical dog yang bisa dikalahkan untuk mendapat parts-nya. Terakhir, parts tersebut bisa digunakan untuk Cyberware Enhancements.
Event Bertema Ghost in the Shell: SAC_2045: Togusa’s Survey
Call of Duty: Mobile juga menghadirkan event baru bertema Ghost in the Shell: SAC_2045 bertajuk Togusa’s Survey. Dalam event ini, pemain harus menyelesaikan berbagai misi di mode Battle Royale dan Multiplayer. Pemain juga bisa menemukan yellow node untuk memicu berbagai misi Battle Royale unik.
Pemain yang berhasil menyelesaikan semua misi sebelum event berakhir akan mendapat sebuah reward utama.
Call of Duty: MobileSeason 7 akan dimulai 3 Agustus mendatang. Sementara itu, Call of Duty: Vanguard dan Call of Duty: Warzone telah merilis updatemid-season-nya yang menampilkan kolaborasi franchiseTerminator hari ini!
Nah, untuk dapat menikmati hal-hal terbaru dalam event seasaon terbaru Call of Duty: Mobile, kalian bisa top up dengan mudah dan harga murah di Gamefinity.id.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Call of Duty, sebuah seri game yang sudah menjadi nama yang diketahui secara umum. Mulai dari para pemain barunya hingga para pemain lamanya juga masih ikut andil secara aktif di komunitasnya.
Sebagai salah satu game generasi lama yang sudah ada hampir 20 tahun ini, tentu saja Call of Duty atau CoD terus mengalami perubahan.
Diawali dari sebuah persaingan pasar yang diperebutkan oleh dua perusahaan. Hingga menjadi salah satu pelopor dalam genre fps shooting, semua pernah dialami oleh seri CoD.
Namun, belakangan ini, CoD sering dianggap menjadi sebuah game yang repetitif. Meskipun para pemain barunya tidak ada yang komplain dengan hal tersebut, namun para pemain lamanya terus mengungkapkan kekecewaan mereka.
Sejarah dan Persaingan Awal dari Call of Duty
Call of Duty 2, Salah Satu Game Terkenal di Era Awal CoD Series | Wikipedia
Berawal dari tahun 2000-an awal, sebuah game mendominasi pasar fps shooter. Dengan mengusung tema perang dunia kedua, Medal of Honor atau MoH pada saat itu menjadi game paling dominan di tema dan genrenya.
Hal ini pun membuat Activision memiliki ide untuk membuat sebuah saingan dari Medal of Honor milik EA yang mengalami kesuksesan. Mereka mencoba merekrut orang-orang yang bertugas untuk mengembangkan Medal of Honor.
Akhirnya pada tanggal 29 September 2003 game tersebut rilis dengan nama Call of Duty. CoD mendapatkan tanggapan bagus dari para pemain saat perilisannya sama seperti Medal of Honor yang pada saat itu dibawa oleh sekuelnya, MoH Allied Assault.
Mulai saat itulah MoH memiliki sebuah saingan sepadan di pasarnya. Namun, hal tersebut mulai berubah total ketika sekuel CoD, Call of Duty 2, rilis.
Pada saat itu MoH melawan dengan merilis berbagai judul game-nya, namun pasar lebih memihak kepada Call of Duty 2 yang punya hype tinggi. Hal ini pun membuat pasar MoH semakin terhimpit.
Dengan rilisnya Call of Duty 3 di tahun 2006 menandakan berakhirnya masa awal CoD dan beralih ke masa puncak kejayaannya. Total ada 4 game utama yang rilis dan berhasil membangun langkah pertama Activision dalam mengembangkan CoD. Gmae tersebut yaitu Call of Duty, Call of Duty: Finest Hour, Call of Duty 2, dan Call of Duty 3.
Kejayaan Call of Duty: Inovasi, Gebrakan, dan Kontroversi
Call of Duty Modern Warfare, Dianggap Menjadi Game Terbaik Sepanjang Sejarah Call of Duty | Wikipedia
Memasuki tahun 2007, seri Call of Duty merilis satu seri game yang dikenal sebagai sang legenda hingga saat ini. Game tersebut adalah Call of Duty 4 atau Call of Duty: Modern Warfare.
Mengusung tema baru yang keluar dari asalnya perang dunia kedua, Modern Warfare merupakan sebuah gebrakan baru yang diusung. Gebrakan tersebut tidak hanya mempengaruhi serinya, namun juga berbagai game modern shooter lain.
Gebrakan ini juga dibarengi dengan inovasi mode multiplayer yang masih segar pada masa itu dan menjadi dasar dari mode multiplayer pada game berikutnya. Selain itu, adanya tokoh ikonik seperti Captain Price dan Gaz menambah nilai plus dari game legendaris ini.
Lanjutan sekuel Modern Warfare selanjutnya adalah MW2 dan MW3 yang rilis pada tahun 2009 dan 2011. Dengan membawa tema yang sama, kedua game ini menyempurnakan mode multiplayer yang dibawa pada game sebelumnya.
Pada kedua game tersebut hadir killstreak yang masih dibawa pada mode MP di game CoD hingga saat ini. CoD MW3 juga membawa mode survival yang kurang diminati.
Berlanjut ke cerita lain, yaitu CoD Black Ops series. Berawal dari CoD World at War yang merupakan latar belakang cerita dari CoD BO, WaW mempunyai tema paling gelap dalam sejarah Call of Duty.
Feel dari CoD WaW terkesan suram dan membawa hawa perang yang nyata. Namun, bukan hal tersebut yang menjadikan CoD WaW diingat.
CoD WaW menandakan awal dari mode zombie di seri Call of Duty. Mode inilah yang merupakan salah satu nilai jual mahal dari Call of Duty khususnya milik seri Black Ops.
Mode zombie pada CoD WaW sendiri terkenal sebagai mode inovatif dan menghibur, apalagi bila dimainkan berempat bersama teman. Mulai dari membangun barrier, wall buy, hingga dream weapon yang menjadikan zombie mode ini berkesan.
Mode zombie ini juga dilanjutkan bersama dengan CoD Black Ops 1 dan 2 yang membawa latar belakang perang dingin. Terlebih lagi mode MP milik BO2 yang terkenal, membawa nama BO series ke puncak pada masa kejayaan Call of Duty.
Pada masa ini juga, CoD mulai mendapat perhatian dari dunia orang awam. Puncaknya, pada saat CoD MW2 mengalami hal kontroversi pada misi “No Russian” yang terkenal.
Pada misi itu, pemain diharuskan untuk membunuh seluruh orang yang ada di bandara. Tak khayal ada beberapa versi khusus di beberapa negara yang melarang pemain melakukan hal tersebut. Namun, pada akhirnya kontroversi tersebut hanya menjadi ladang promosi besar-besaran untuk CoD MW2.
Call of Duty Vanguard Menerima Berbagai Kritik saat Perilisannya Karena Penggunaan Ulang Aset | Wikipedia
Tahun 2013 menandakan menurunnya hype dari Call of Duty ketika Call of Duty Ghost banyak menerima tanggapan buruk dari pemain. Main story dari game tersebut dinilai hambar, dan juga nama “Ghost” yang tidak ada hubungannya dengan karakter Ghost di CoD MW2.
Begitu pula beberapa game CoD selanjutnya seperti Advanced Warfare, Black Ops III, dan Infinite Warfare yang juga menilai banyak kritik karena tema futuristik. Para pemain lama menilai bahwa CoD sudah kehilangan jati dirinya yang membawa tema peperangan yang dinilai realistis, bukan malah perang di luar angkasa.
Kembali dengan tema perang dunia kedua di seri CoD WWII belum dapat mengembalikan kepuasan pemain yang telah lama bermain CoD. Masalahnya terletak pada lootbox yang dinilai tidak relevan untuk didapatkan.
Seri terbaru yang diterima secara positif adalah CoD Modern Warfare (2019) dan CoD Black Ops Cold War. Namun, setelah itu game seperti CoD Vanguard hanya menggunakan aset yang sama dari CoD Black Ops 4.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Tidak dapat dipungkiri lagi Call of Duty: Modern Warfare II menjadi salah satu game yang paling dinanti pemain. Penggemar setia Call of Duty tentunya berharap banyak pada game ini setelah kegagalan Call of Duty: Vanguard.
Patut diketahui sebelumnya, Call of Duty: Modern Warfare II bukan berupa remake dari game berjudul sama. Game ini justru menjadi kelanjutan dari reboot Call of Duty: Modern Warfare yang rilis 2019 lalu.
Terdapat Lima Versi Teaser Trailer-nya
Teaser trailer untuk Call of Duty: Modern Warfare II sebelumnya rilis untuk mengumumkan tanggal worldwide reveal-nya. Teaser trailer utamanya bertajuk Ultimate Team. Pemain diperkenalkan kembali Captain John Price, Kyle “Gaz” Garrick, dan bahkan karakter favorit Simon “Ghost” Riley serta John “Soap” McTavish.
Pete Davidson tampil di teaser Call of Duty: Modern Warfare II
Terdapat empat versi dari teaser yang juga masing-masing juga dibintangi oleh Pete Davidson, Steve Aoki, Trae Young, dan TimTheTatman.
Trailer untuk Call of Duty: Modern Warfare II Akhirnya Rilis!
Trailer perdana atau lebih tepatnya worldwide reveal dari Call of Duty: Modern Warfare II akhirnya rilis pada 8 Juni lalu. Sebenarnya trailer tersebut lebih berfokus pada cuplikan cerita yang akan datang dalam game dan juga beberapa karakternya.
Trailer Call of Duty: Modern Warfare II telah disambut hangat oleh pemain, terutama penggemar setianya. Mereka menilai entri terbaru Call of Duty itu cocok dengan ciri khasnya. Tampaknya seri Call of Duty memang cocok untuk latar waktu masa kini. Terlebih Activision telah mengklaim entri terbaru ini merupakan pengalaman termutakhir sepanjang franchise.
Pada waktu berita ini ditulis, trailer perdana Call of Duty: Modern Warfare II telah ditonton sebanyak 21 juta kali di YouTube. Hal ini membuktikan antusias pemain terhadap entri terbaru Call of Duty ini.
Gameplay Call of Duty: Modern Warfare II
Cuplikan gameplay-nya juga dipertunjukan dalam acara Summer Game Fest 2022 baru-baru ini. Gameplay tersebut berfokus pada sebuah misi terkait pengeboran minyak di teluk Meksiko yang berpotensi memicu konflik global. Pemain disuguhkan elemen visual realistis, terutama penggambaran latar tempatnya.
Mode di Call of Duty: Modern Warfare II
Menurut laman resmi pengumumannya, terdapat tiga mode yang dipastikan hadir di Modern Warfare II. Tentu saja Campaign akan menghadirkan jalan cerita berbagai misi menantang. Masih ada mode co-op bertajuk Special Ops dan juga Multiplayer. Activision juga menjanjikan begitu banyak konten gratis setelah rilis, termasuk mode, map, dan event baru.
Gamespot telah melaporkan tidak ada mode Zombies di Modern Warfare II, sama seperti Modern Warfare.
Ditambah lagi, Call of Duty: Warzone 2.0 sudah dipastikan rilis antara setelah Modern Warfare II dan akhir tahun. Warzone 2.0 nantinya akan menjadi game yang berbeda dari Warzone, bukan sekadar update. Warzone 2.0 nantinya akan menampilkan sistem dan konten dari Modern Warfare II.
Call of Duty: Modern Warfare II Juga Diumumkan Rilis di Steam
Lebih mengejutkannya lagi, Call of Duty: Modern Warfare II juga sudah diumumkan akan rilis di Steam. Ini adalah kali pertama entri Call of Duty muncul di Steam semenjak menjadi eksklusif di platform battle.net milik Activision Blizzard pada 2018.
Tampaknya pemain harus menyiapkan tabungan lebih, karena Steam mencatat Call of Duty: Modern Warfare II dibanderol satu juta rupiah. Itupun hanya base game-nya! Belum diketahui apakah harga khusus konsol akan lebih murah daripada itu.
Call of Duty: Modern Warfare II akan meluncur 28 Oktober 2022 untuk PC, PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Pemain yang sudah pre-order bisa mengakses versi early access open beta sebelum resmi rilis nanti. Belum ada pengumuman kapan open beta akan bisa diakses.
Untuk berita terbaru dari seri Call of Duty dan game Activision Blizzard lainnya, pantau terus di Gamefinity.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sukses memukau pemain dan mendapat berbagai pujian dari kritikus, Elden Ring menjadi salah satu game dengan penjualan tercepat. Bahkan, baru dua bulan setelah peluncurannya, Elden Ring telah melampaui angka penjualan Call of Duty: Vanguard di Amerika Serikat.
Elden Ring pertama kali dirilis pada 25 Februari 2022 dan langsung mendapat sorotan pemain dan kritikus. Gameplay-nya yang menantang dan brutal yang menjadi ciri khas pengembangnya, FromSoftware. Elden Ring juga memukau melalui sistem open world, worldbuilding dari George R.R. Martin, dan juga visualnya yang mengagumkan.
Per April 2022, Bandai Namco mencatat melalui laporan keuangannya bahwa Elden Ring telah terjual sebanyak 13,4 juta kopi.
Call of Duty: Vanguard Sebelumnya Menjadi Game Dengan Penjualan Tertinggi Pada 2021
Sementara itu, Call of Duty: Vanguard diluncurkan pada 5 November 2021 dan menjadi game dengan penjualan tertinggi tahun tersebut. Akan tetapi, Call of Duty: Vanguard mendapat hujatan dari pemain dan kritikus karena kurangnya inovasi. Call of Duty: Vanguard juga menjadi salah satu game Call of Duty dengan penjualan terburuk.
Activision sendiri telah mengakui bahwa pihaknya kurang mengeksekusi pengembangan dengan baik. Mereka juga menambah tema Perang Dunia II (World War II) kurang mengena pada seluruh pemain.
Tanggapan pemain dan kritikus terhadap Call of Duty: Vanguard tentu berbanding terbalik dengan Elden Ring. Tidak heran, dalam dua bulan di Amerika Serikat, Elden Ring mampu melampaui angka penjualan Call of Duty: Vanguard yang rilis enam bulan lalu.
Elden Ring Menjadi Game Dengan Penjualan Tertinggi Selama 12 Bulan Terakhir
Menurut data NPD yang dibagikan oleh akun Twitter Mat Piscatella, Elden Ring memuncaki peringkat teratas game dengan penjualan selama 12 bulan terakhir (per April 2022). Tidak hanya Call of Duty: Vanguard, Elden Ring juga berhasil mengalahkan Pokemon: Brilliant Diamond/Shining Pearl, Battlefield 2042, dan Resident Evil: Village.
Elden Ring juga sebelumnya melampaui Dark Souls III sebagai game Bandai Namco dengan penjualan tercepat sepanjang masa Maret lalu.
Dengan angka penjualan yang kemungkinan terus bertambah dan semakin banyak pemain yang memuji, akankah Elden Ring mempertahankan posisinya hingga akhir tahun ini? Bisakah juga game besutan FromSoftware itu menggaet gelar Game of the Year nanti?
Untuk info terbaru tentang Elden Ring, pantau terus Gamefinity.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Activision Blizzard kembali mendapat masalah besar. Setelah dilanda kontroversi kekerasan seksual dan diskriminasi di tempat kerja, mereka mendapat satu lagi tuntutan hukum. Kali ini, pihak kota New York yang mengajukan gugatan hukum di Delaware pada 2 Mei 2022.
Penyebab Pihak Kota New York Menuntut Activision Blizzard
Pihak kota New York mengklaim CEO dari Activision Blizzard, Bobby Kotick, ingin mempercepat akuisisi perusahaan senilai 68.7 miliar dolar oleh Microsoft. Mereka juga menduga keras pihak Activision Blizzard ingin menghindari tanggung jawab, liabilitas, dan akuntabilitas dari berbagai kontroversi diskriminasi setelah merger selesai pada Maret 2023 mendatang.
Kotick juga dituduh tidak layak menegosiasi perusahaannya dalam akuisisi oleh Microsoft. Tanggung jawab pribadi dan liabilitas terhadap lingkungan kerja perusahaan yang sudah rusak menjadi alasan utamanya.
Pihak New York juga ingin Activision Blizzard menunjukkan jejak rekam dokumen selama perbincangan akuisisi dengan Microsoft. Mereka percaya, dengan menjadikan dokumen-dokumen tersebut publik, Kotick dan dewan direksi dapat terekspos terhadap keterlibatan berbagai kontroversi tersebut. Sebelumnya, Activision Blizzard menolak mentah-mentah permintaan tersebut.
Kotick dikabarkan sudah tahu berbagai kasus pelecehan seksual dan diskriminasi di Activision Blizzard, tetapi sama sekali tidak melakukan apapun untuk melindungi korban atau mencegahnya merajalela. Justru, Kotick cenderung melindungi karyawan yang dituduh melakukan pelecehan. Tidak heran, perusahaan juga dituduh mengasuh budaya frat boy.
Activision Blizzard memberi pernyataan pada IGN bahwa mereka keberatan dengan tuduhan pihak kota New York. Mereka juga menyatakan siap untuk berargumen di pengadilan nanti. Pihak perusahaan juga menyatakan akan bekerja sama dengan Securities and Exchange Commission dalam penyelidikan masalah ketenagakerjaan dan masalah terkait. Sebelumnya, negara bagian California juga menuntut karena alasan yang sama.
Hari demi hari, tuntutan terhadap Activision Blizzard semakin bertambah. Baik dari kelompok maupun perorangan. Contoh lain, pada Maret lalu, perusahaan dituntut orangtua dari karyawan yang bunuh diri atas kematian yang salah.
Akankah reputasi perusahaan pembuat Call of Duty dan Warcraft itu semakin hancur? Nantikan terus update-nya dan informasi tentang game lainnya di Gamefinity.