Tag Archives: Activision

Konten Modern Warfare 2 Bisa Ditransfer ke Call of Duty 2023?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Activision tampaknya mengungkap sederetan konten Modern Warfare 2 bisa ditransfer ke game Call of Duty 2023. Entri Call of Duty selanjutnya tengah dikembangkan Sledgehammer Games dan dipercaya akan menjadi Modern Warfare 3.

Inilah Konten dari Modern Warfare 2 yang Bisa Ditransfer ke Call of Duty 2023

Baru-baru ini, akun Twitter resmi Call of Duty menggelar poling untuk bertanya apakah operator, senjata, dan bundle dari Modern Warfare 2 harus bisa ditransfer ke game berikutnya. Uniknya, kedua jawaban dari poling itu bertuliskan “Yes”. Jawaban keduanya justru ditambah “when is reveal?”.

Call of Duty 2023 Modern Warfare 2 content transfer

Keputusan ini benar-benar berbeda daripada entri Call of Duty sebelumnya. Biasanya, item yang sudah dibeli di setiap entri mainline game FPS besutan Activision itu tidak bisa ditransfer ke entri selanjutnya. Contohnya, saat Activision mengumumkan Warzone Caldera akan dimatikan, item kosmetik dari game battle royale itu tidak dapat ditransfer ke Warzone 2.0.

Baca juga:

Namun, Activision belum mengungkap begitu banyak detail tentang hal ini, begitu juga dengan konfirmasi resmi. Berdasarkan rumor yang selama ini beredar, tampaknya konten dari Modern Warfare 2 bisa digunakan di game Call of Duty selanjutnya. Tentunya pemain dan penggemar setia yang sudah membeli sederetan item di Modern Warfare 2 akan sangat senang.

Detail Call of Duty 2023 Sejauh Ini Menurut Leak

Deretan konten dari Modern Warfare 2 yang bisa digunakan di Call of Duty 2023 bukan satu-satunya rumor menurut leaker. Informasi lainnya telah bermunculan setelah closed alpha test, termasuk deretan screenshot.

Bocoran gambar dari game Call of Duty selanjutnya itu mulai tersebar di media sosial. Namun, Activision mengirim DMCA takedown request pada sederetan akun Twitter yang kedapatan memposting gambar tersebut. Dalam takedown notice-nya, pihaknya menyebut konten itu dari Call of Duty: Modern Warfare 3 yang belum rilis.

Game franchise FPS besutan Activision itu juga dilaporkan akan menghadirkan mini-map klasik, sistem perk baru, dan lainnya. Sistem perk itu tampak seperti kategori Gear. Map Terminal dan Scrapyard dari versi klasik Modern Warfare 2 ikut disebut akan kembali sebagai remaster.

Activision tentunya akan mengungkap detail lebih lengkap tentang Call of Duty 2023 dalam waktu dekat.

Call of Duty Tetap Rilis di PlayStation, Kesepakatan Microsoft dan Sony

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft dan Sony akhirnya mencapai sebuah kesepakatan baru mengenai masa depan Call of Duty di PlayStation. Keputusan ini menyusul perselisihan kedua belah pihak mengenai akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. Kesepakatan itu diharapkan akan berlangsung selama 10 tahun ke depan.

Call of Duty Dipastikan Akan Tetap Hadir di PlayStation setelah Kesepakatan Microsoft dan Sony

Melalui Twitter resminya, CEO Xbox Phil Spencer mengumumkan Microsoft dan Sony telah menandatangani “kesepakatan mengikat” 10 tahun tentang Call of Duty.  Pihak Microsoft menjanjikan game FPS besutan Activision itu tetap akan rilis di PlayStation selama 10 tahun ke depan.

“Kami dengan bangga mengumumkan Microsoft dan PlayStation telah menandatangani kesepakatan mengikat untuk mempertahankan Call of Duty di PlayStation setelah akuisisi Activision Blizzard. Kami tidak sabar melihat masa depan di mana pemain global mendapat lebih banyak pilihan untuk bermain game favoritnya,” tulis Spencer.

Spencer tidak membagikan begitu banyak tentang kesepakatan tersebut. Namun, Karl Perez, kepala komunikasi global Xbox, berbicara pada The Verge pada bahwa kesepakatan itu hanya berlaku pada Call of Duty.

Hal ini serupa dengan keputusan Microsoft untuk membawa Call of Duty ke platform lain selama 10 tahun ke depan. Mereka sudah mencapai kesepakatan dengan Nintendo, Nvidia, dan layanan cloud gaming lainnya.

Sempat Ditolak oleh PlayStation

Microsoft sempat menawarkan kontrak 10 tahun untuk mempertahankan Call of Duty dan game konsol Activision lainnya di PlayStation pada Desember 2022, termasuk hak untuk memasukkannya ke dalam katalog PlayStation Plus.

Namun, hal ini ditolak mentah-mentah oleh pihak PlayStation. Pihaknya bersikukuh menganggap Microsoft akan menyabotase Call of Duty versi PlayStation atau bahkan membuatnya eksklusif di Xbox.

Jim Ryan, CEO PlayStation, ikut bersaksi dalam persidangan FTC melawan Microsoft perihal akuisisi Activision Blizzard. Pihaknya berharap agar FTC dapat resmi memblokir akuisisi tersebut karena menilainya sebagai antipersaingan.

Baca juga:

“Saya tidak mau kesepakatan Call of Duty baru, saya hanya ingin memblokir merger kalian,” sebut Jim Ryan pada Bobby Kotick, CEO Activision Blizzard saat menyampaikan testimoninya di sidang FTC melawan Microsoft.

Microsoft akhirnya keluar sebagai pemenang sidang tersebut. FTC sempat mengajukan banding sebelum ditolak pengadilan.

Microsoft dan Activision Blizzard resmi memperpanjang tenggat waktu sebelum merger itu menjadi sah. Kini, tanggal 18 Oktober 2023 menjadi tenggat waktu baru.

Microsoft Menang Lawan FTC Perihal Akuisisi Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Bandung – Hasil persidangan antara Microsoft dan Federal Trade Commission (FTC) akhirnya sudah terungkap! Hakin Jacqueline Scott Corney menetapkan Microsoft menjadi pemenang dari sidang tersebut. Beliau juga menolak permintaan FTC untuk menjatuhkan preliminary injunction demi mencegah proses akusisi Microsoft terhadap Activision Blizzard.

Persidangan antara Microsoft dan FTC telah berlangsung selama lima hari semenjak 22 Juni 2023 untuk menentukan nasib akuisisi Activision Blizzard senilai US$68.7 miliar. Pihak FTC mengajukan preliminary injunction demi mencegah Microsoft mengesahkan akuisisi tersebut. Kedua belah pihak sudah menyampaikan argumen penutup pada 2 Juli 2023.

Hakim Putuskan Microsoft sebagai Pemenang Sidang

Microsoft victory against FTC about Activision Blizzard

“Akuisisi Activision oleh Microsoft telah disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah teknologi. Hal itu layak mendapat pengawasan, itupun sudah terbayar: Microsoft telah berkomitmen dalam tulisan, pada publik, dan selama persidangan untuk mempertahankan Call of Duty di PlayStation selama 10 tahun bersama dengan Xbox. Mereka sudah membuat kesepakatan dengan Nintendo untuk membawa Call of Duty ke Switch. Dan mereka juga menyetujui beberapa kesepakatan untuk bertama kalinya untuk membawa konten Activision pada beberapa layanan cloud gaming,” ungkap hakim Jacqueline Scott Corney dalam menetapkan hasil sidang itu.

Pihak pengadilan menyebut telah mendapati FTC sudah gagal mempertahankan klaimnya bahwa merger antara Microsoft-Activision Blizzard dapat merugikan persaingan pasar game. Oleh karena itu, mereka menolak permintaan preliminary injunction.

Persidangan tersebut berlangsung sangat dramatis. Cukup banyak detail yang terungkap saat itu. Salah satunya adalah ambisi Microsoft untuk mengakuisisi Bethesda, termasuk saat mengetahui Starfield awalnya jadi game eksklusif PlayStation. Argumen tentang Xbox Game Pass dari CEO PlayStation Jim Ryan yang mengklaim semua publisher tidak menyukai sistem itu mencuat.

Baca juga:

Ini Reaksi Kedua Belah Pihak

Microsoft dan Activision Blizzard tentu saja menyambut gembira hasil persidangan itu. Mereka sangat berterima kasih pada pengadilan atas proses persidangan yang cukup cepat.

“Kami berterima kasih pada pengadilan di San Fransisco karena keputusan cepat dan mendalam ini dan berharap yurisdiksi lain akan terus berupaya dalam menetapkan resolusi tepat waktu,” ungkap Brad Smith, presiden Microsoft.

“Kami berterima kasih pada pengadilan untuk menentukan kami yang menang. Bukti yang ditunjukkan membuktikan kesepakatan Activision Blizzard baik untuk industri dan klaim FTC tentang konsol, layanan berlangganan multi-game, dan cloud tidak menunjukkan kenyataan terhadap pasar game,” ungkap Phil Spencer, CEO Xbox.

“Merger kami akan menguntungkan konsumen dan karyawan. Ini akan bermanfaat untuk kompetisi alih-alih memungkinkan pemimpin pasar yang terus dominan dalam industri kami,” tambah Bobby Kotick, CEO Activision Blizzard.

Dalam pernyataan pada IGN, pihak FTC mengaku kecewa dengan hasil pengadilan tersebut. Mereka mengaku akan terus melindungi konsumen dan mempertahankan kompetisi.

“Kami kecewa dengan hasil ini mengingat merger ini mengancam persaingan terbuka di cloud gaming, layanan berlangganan, dan konsol. Dalam beberapa hari ke depan, kami akan mengumumkan langkah selanjutnya untuk terus berjuang demi melestarikan persaingan dan melindungi konsumen,” tutur Douglas Farrar, perwakilan FTC.

Saat ini, Microsoft dan Activision Blizzard harus menghadapi Competition Markets Authority (CMA) Inggris yang memblokir merger karena dampak terhadap cloud gaming. Microsoft sendiri sudah mengajukan banding dan persidangan akan berlangsung pada 28 Juli hingga 4 Agustus 2023.

Terlebih lagi, Microsoft memiliki batas waktu 18 Juli 2023 untuk resmi menyelesaikan akuisisi Activision Blizzard. Jika batas waktu itu terlewatkan, mereka harus bernegosiasi ulang atau membayar US$3 miliar untuk membatalkan merger itu.

CEO PlayStation sebut Xbox Game Pass Tidak Disukai Publisher

GAMEFINITY.ID, Bandung – Persidangan Microsoft melawan FTC tentang Activision Blizzard ternyata mengungkap berbagai detail mengejutkan, termasuk tentang Xbox Game Pass, Bethesda, dan Call of Duty. CEO PlayStation, Jim Ryan, mengklaim bahwa pihak publisher tidak suka dengan Game Pass secara keseluruhan.

Xbox Game Pass sendiri telah diluncurkan pada Juni 2017 dan langsung menjadi pusat bisnis game Microsoft. Layanan berlangganan itu memudahkan pemain untuk bermain game yang tersedia, termasuk AAA, dengan biaya terjangkau per bulannya. Namun, layanan game milik Xbox ini sering sekali disebut mengkanibalisasi penjualan game bagi publisher.

CEO PlayStation: Tidak Ada Satupun Publisher yang Suka Xbox Game Pass

judging CEO Playstatio for Xbox Game Pass Ultimate

Melalui rekaman video dalam persidangan Microsoft melawan FTC, Jim Ryan selaku CEO PlayStation memberi testimoni selama bersaksi. Ia mengklaim bahwa tidak ada satupun publisher yang menyukai Xbox Game Pass karena “menghancurkan nilai”.

“Saya sudah berbicara dengan semua publisher, dan mereka sepakat tidak menyukai Game Pass karena menghancurkan nilai. Model bisnis Game Pass tampaknya memiliki tantangan, dan Microsoft tampaknya merugi banyak,” klaim Ryan.

Testimoni itu menjadi bagian dari pertentangan akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft. PlayStation justru mendukung agar FTC dapat memblokir akuisisi itu menjadi sah.

Sementara itu, PlayStation memiliki tidak mengikuti strategi yang diterapkan Xbox Game Pass dalam menghadirkan setiap game baru eksklusif pada hari pertama di layanan PlayStation Plus. Beberapa game eksklusif PlayStation akan tersedia di PlayStation Plus minimal satu tahun setelah perilisannya. Contohnya Horizon: Forbidden West tersedia gratis khusus pelanggannya, satu tahun setelah perilisan.

Baca juga:

CEO Activision Blizzard Ternyata Sepakat dengan CEO PlayStation?

Ironisnya, CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, juga sependapat dengan Jim Ryan. Ia mengakui model Xbox Game Pass memiliki dampak negatif pada game secara finansial. Bahkan, ia membandingkan dengan berbagai layanan streaming yang sering sekali merugi. Dirinya mengaku tidak akan menaruh Call of Duty ke dalam layanan Game Pass.

“Aku tidak sepakat dengan gagasan layanan berlangganan multi-game sebagai bisnis ke depannya, tapi kami [Activision dan Microsoft] bisa sepakat untuk tidak sepakat,” ungkap Kotick.

Microsoft dan FTC telah memberi pernyataan penutup pada 30 Juni 2023. Hampir setiap testimoni kedua belah pihak itu berfokus pada Call of Duty. Bahkan, pihak hakim menilai FTC hanya ingin melindungi Sony, pemilik PlayStation. Kebanyakan ahli hukum berpendapat pada IGN bahwa Microsoft dapat memenangkan kasus ini.

Microsoft kini harus mengesahkan akuisisi Activision Blizzard sebelum tenggat waktu 18 Juli 2023. Kedua belah pihak harus bernegosiasi ulang jika tenggat waktu terlewatkan.

Call of Duty: Warzone Caldera Dimatikan September Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Call of Duty: Warzone Caldera atau sebelumnya Warzone 1 telah diumumkan akan dimatikan oleh Activision. Kabar ini menyusul pergantian nama Warzone 2.0 menjadi Warzone mulai season 4. Activision akan mematikan game Warzone Caldera pada 21 September 2023.

Call of Duty: Warzone pertama kali rilis pada 10 Maret 2023 sebagai game free-to-play. Game FPS free-to-play itu menghadirkan dua mode, yaitu Battle Royale dan Plunder. Warzone telah sukses besar setelah dilaporkan mencapai 30 juta pemain tepat 10 hari setelah peluncuran. Setelah peluncuran Warzone 2.0, game pendahulunya itu berganti nama sebagai Warzone Caldera.

Call of Duty: Warzone Caldera DImatikan demi Fokus Konten CoD Mendatang

Call of Duty Warzone Caldera as Warzone

Activision menyebut dalam laman resminya bahwa mereka akan mematikan Call of Duty: Warzone Caldera. Timnya mengemukakan alasan di balik penutupan server game itu adalah untuk fokus mengembangkan konten Call of Duty yang akan datang, termasuk Warzone 2.0 atau saat ini berganti nama sebagai Warzone.

“Pemain sebaiknya bersiap  untuk lebih banyak konten Warzone di konsol dan PC, dan juga sebagai era baru Battle Royale secara on the go dengan peluncuran Call of Duty: Warzone Mobile, yang sudah termasuk Battle Pass dan cross-progression yang sama,” tulis Activision.

Penutupan Call of Duty: Warzone Caldera tidak akan berdampak pada gameplay Warzone saat ini sama sekali. Tim pengembang juga berterima kasih telah menjadikan Warzone Caldera sebagai tempat menyenangkan untuk bermain bersama.

Baca juga:

Konten yang sudah Telanjur Dibeli Masih Dapat Diakses di Ketiga Game Ini

Semua gameplay, progression, dan inventory dari Warzone Caldera sudah dipastikan akan dihapus mulai tanggal penutupannya. Berarti, tidak ada satupun konten Call of Duty: Warzone Caldera akan ditransfer ke Warzone.

Namun, semua konten yang sudah telanjur dibeli di Warzone Caldera masih dapat dinikmati dalam ketiga game Call of Duty sebelumnya. Ketiga game itu adalah Modern Warfare, Black Ops Cold War, dan Vanguard.

Sementara itu, Call of Duty: Modern Warfare 2 sudah mencapai season 4 mulai 14 Juni 2023. Season tersebut juga menandakan rebranding Warzone 2.0 sebagai Warzone. Activision tentu meminta penggemar yang setia bermain Warzone Caldera agar dapat berpindah ke Warzone.

Call of Duty: Warzone Caldera akan resmi dimatikan pada 21 September 2023.

Dev Crash Bandicoot Pastikan Activision Berminat Buat Entri Baru

GAMEFINITY.ID, Bandung – Crash Team Rumble baru saja rilis dan sudah memicu kekhawatiran penggemar franchise Crash Bandicoot. Banyak dari mereka memandang perilisan game multiplayer itu mungkin menjadi pertanda franchise ikonik itu akan kembali vakum atau lebih buruknya dihentikan oleh Activision.

Toys for Bob selaku pengembang Crash Team Rumble mengungkap bahwa rumor itu tidak tepat. Mereka memastikan bahwa Activision tidak akan menghentikan franchise Crash Bandicoot.

Perilisan Crash Team Rumble sudah Picu Kekhawatiran Penggemar

Crash Bandicoot Crash Team Rumble Activision

Crash Team Rumble telah rilis pada 20 Juni 2023 sebagai game online multiplayer untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Game tersebut merupakan game live service tidak seperti entri-entri sebelumnya semenjak Crash Bandicoot sudah di bawah naungan Activision.

Baca juga:

Beberapa penggemar justru khawatir dengan masa depan Crash Team Rumble. Bukan hanya sebagai live service, game tersebut merupakan game berbayar. Lebih parahnya lagi, terdapat microtransaction berupa battle pass berbayar dengan update seasonal.

Terlebih, akhir-akhir ini game live service satu per satu banyak yang berguguran. Sebut saja contohnya seperti Babylon’s Fall, CrossfireX, Knockout City, dan Rumbleverse yang tidak bertahan lama.

Baca juga:

Activision Takkan Mematikan Franchise Crash Bandicoot

Dan Neil, direktur kreatif Toys for Bob, menjawab kekhawatiran penggemar melalui wawancaranya dengan VGC. Dirinya memastikan Activision tetap mendukung studionya tetap mengerjakan franchise Crash Bandicoot. Bahkan, Activision sendiri dikatakan berminat untuk membuat entri terbaru yang menampilkan karakter Crash.

“Tentu saja, ada hasrat dan etos inti dari game yang telah dicontohkan Toys for Bob bahwa mereka sangat hebat dalam memproduksi selama beberapa dekade terakhir. Tapi ini tidak hanya tentang apa yang kami suka, Activision menyatakan dukungannya dan mereka ingin terus berinvestasi judul-judul baru dari franchise ini. Mereka juga percaya kami bisa melakukan sesuatu yang baru dan menyenangkan,” ucap Neil.

Neil juga membantah gagasan bahwa Toys for Bob beralih membantu mengembangkan game Call of Duty setelah penjualan Crash Bandicoot 4: It’s About Time tidak sebesar yang diharapkan. Ia justru mengandalkan pengalaman dari kerja samanya dengan tim Call of Duty untuk mengembangkan Crash Team Rumble.

Berbicara tentang Call of Duty, Activision baru-baru ini mengumumkan Modern Warfare 2 dan Warzone telah berkolaborasi dengan Crash Bandicoot. Kolaborasi ini untuk menyambut perilisan Crash Team Rumble. Bundle tersebut sudah tersedia saat ini.