Tag Archives: AI

Aplikasi Cortana Resmi Dimatikan Microsoft Akhir Tahun Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Microsoft mengumumkan bahwa mereka akan resmi mematikan Cortana, aplikasi voice assistant besutannya sendiri. Aplikasi tersebut sayangnya tidak mendapatkan kesuksesan dan popularitas masif seperti pesaingnya. Pengumuman ini muncul setelah pengenalan alat Windows Copilot saat event Microsoft Build pada 23 Mei lalu.

Awalnya Ditujukan sebagai Pesaing Siri

Cortana on Windows

Cortana pertama kali diluncurkan pada tahun 2014 sebagai aplikasi voice assistant untuk Windows Phone. Microsoft kemudian menghadirkan aplikasi tersebut di Windows 10 mulai 2015. Versi Android dan iOS kemudian resmi dirilis pada 2015.

Faktanya, Cortana ditujukan sebagai pesaing Siri besutan Apple yang sudah lama digemari. Bahkan, pesaing lainnya, Alexa milik Amazon, baru meluncur pada November 2014. Sementara Siri dan Alexa mendapat popularitas lebih besar, Cortana justru kesulitan menarik perhatian dan minat pengguna.

Microsoft sendiri sudah mematikan versi iOS dan Android dari aplikasi voice assistant-nya pada 2021. Ini menjadi pertanda bahwa Microsoft mulai berhenti fokus pada pengembangan Cortana. Bahkan, perusahaan teknologi raksasa itu sudah menghapus aplikasi dari device tertentu seperti smart speaker.

Baca juga:

Aplikasi Cortana Akan Dimatikan Akhir 2023

Microsoft sudah mengumumkan melalui laman support-nya bahwa mereka akan resmi mematikan Cortana sebagai aplikasi tersendiri di Windows 10 dan Windows 11. Pihaknya berencana untuk menghentikan dukungan tersebut mulai akhir tahun ini.

Cortana replaced by Windows Copilot

Sebenarnya, berakhirnya Cortana di Windows tidak terlalu mengejutkan. Microsoft sudah mengumumkan alat Windows Copilot sebagai personal assistant baru pada event Build. Alat itu akan tersedia di taskbar dan menggunakan AI untuk membantu dalam mengerjakan berbagai hal. Fungsinya tidak jauh berbeda daripada Cortana.

Windows Copilot bukan satu-satunya fitur berteknologi AI terbaru dari Microsoft tahun ini. Fitur berbasis AI lainnya meliputi Bing versi baru (termasuk chatbot Bing Chat), Microsoft 365 Copilot, dan voice command di Windows 11.

Meski akan dimatikan di Windows, Cortana masih akan tersedia di Outlook mobile, Teams mobile, Microsoft Teams display, dan Microsoft Teams room. Microsoft mengatakan pihakanya akan terus berinovasi dalam penggunaan AI demi membantu pengguna menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan bijak.

Rayark Bantah Pecat Semua Artist demi Penggunaan AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Rayark Games, pengembang franchise Cytus dan Deemo, akhir-akhir ini tersandung kontroversi. Pengembang rhythm game asal Taiwan itu telah mendapat tuduhan bahwa pihaknya sudah memecat semua artist dan menggantikannya dengan AI. Klaim itu telah dibantah Rayark sendiri.

Berawal dari Tuduhan Gambar yang Dibuat Menggunakan AI

Rayark Games using AI accusations in Cytus II

Kontroversi ini berawal dari temuan oleh akun Twitter CeRA_WHiTE_1_10 yang memposting artwork promosi Cytus II, salah satu rhythm game terbesar Rayark. Ia mendapat gambar itu memiliki beberapa kejanggalan tidak biasa secara detail, yakin bahwa semuanya tidak dibuat oleh manusia.

Contohnya, terdapat enam jari pada tangan seorang karakter pada gambar. Gambar ini memicu netizen menuduh Rayark menggunakan Ai dalam pembuatannya.

Rayark Games AI in Cytus x Arcaea collaboration promotion

Contoh lain terdapat pada gambar promosi kolaborasi Cytus II dan Arcaea, rhythm game besutan Lowiro. Menurut netizen, terdapat berbagai kesalahan mendasar yang seharusnya tidak mungkin dibuat oleh manusia. Salah satunya adalah jepit rambut yang salah tempat.

Baca juga:

Rumor Rayark Pecat Semua Artist

Tidak lama setelah kontroversi itu mencuat, akun Twitter SaltPPC mengunggah tuduhan bahwa Rayark sudah memecat semua artist-nya demi AI untuk desain gambar. Selain itu, akun Cbotme yang mengaku sebagai mantan sutradara art untuk Cytus II murka terhadap keputusan pihak pengembang untuk penggunaan AI.

“Aku merasa sedikit jijik, melihat semua usaha dan kontrol kualitas yang kami lakukan berakhir menjadi AI bulls***. Jujur saja, aku lega telah meninggalkan perusahaan,” cuit Cbotme.

Netizen juga menyampaikan kekecewaannya tentang Rayark di Reddit. Salah satunya dari pengguna bernama Tyhe2388 yang menduga tren penggunaan AI di tim pengembang sudah dimulai semenjak Deemo II rilis. Menurutnya, Cytus II sudah mulai mengandalkan AI untuk pembuatan desain gambar.

Ia menuduh Rayark ingin menghemat anggaran untuk art demi meraup keuntungan dengan mengandalkan AI. Netizen kemudian menganggapi agar tidak lagi melakukan transaksi, baik berupa pembelian base game, pack musik, dan gacha, di dalam game besutan Rayark.

Baca juga:

Rayark Beri Bantahan Resmi, Tapi…

Sementara itu, Rayark telah merilis pernyataan resmi dalam media sosial resminya seperti Twitter. Mereka membantah rumor bahwa pihaknya sudah memecat semua artist demi menggunakan AI dalam pembuatan gambar.

“Kreativitas dan ekspresi melalui art selalu menjadi penting secara penuh bagi Rayark. Tim artist kami diminta untuk memperluas kemampuannya dan memamerkan bakatnya dalam segala kesempatan. Kami juga promosikan pembelajaran terus-menerus, pertumbuhan, dan perkembangan produksi game kami,” ungkap Rayark.

Namun, pengembang franchise Cytus dan Deemo itu ternyata juga tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan alat AI dalam proses pengembangan. Bahkan, pihaknya sudah merekrut karyawan dengan keahlian menggunakan AI untuk meningkatkan proses pengembangan sekaligus bersiap untuk era AIGC (AI Generated Content) yang akan datang.

Pernyataan ini rupanya masih memicu kontroversi bagi penggemar. Pasalnya, pihak pengembang sudah menyatakan berminat untuk melakukan riset AI art. Keputusan tersebut akan memicu maraknya penggunaan AI alih-alih artist sungguhan pada masa depan.

Takut Leak, Apple Larang Karyawannya Pakai ChatGPT

GAMEFINITY.ID, Bandung – Apple menjadi satu lagi perusahaan raksasa yang melarang karyawannya untuk menggunakan alat artificial intelligence (kecerdasan buatan) atau AI, termasuk ChatGPT. Pembuat Mac dan iPhone itu beralasan kekhawatiran akan bocornya berbagai rahasia perusahaan.

Baca juga:

Apple Larang Karyawannya Gunakan ChatGPT

Apple ChatGPT
Apple melarang karyawannya pakai alat AI seperti ChatGPT

Menurut laporan The Wall Street Journal yang disampaikan New York Post, Apple khawatir terhadap karyawannya yang menggunakan alat AI seperti ChatGPT dan GitHub (milik Microsoft) bisa saja membocorkan informasi rahasia tentang proyek high-tech milik perusahaan. Pasalnya, kedua alat itu mengandalkan AI untuk membuat software code.

Secara spesifik, Apple melarang penggunaan programming assistant GitHub, Copilot. Namun, Mark Gurman dari Bloomberg menyampaikan melalui Twitter pribadinya bahwa ChatGPT menjadi salah satu software terlarang di kantor Apple.

April lalu, PC Gamer mencatat karyawan Samsung tanpa sengaja membocorkan source code rahasia tiga kali menggunakan ChatGPT. Tidak heran, pembuat iPhone itu tidak ingin mengambil risiko seperti itu.

Ditambah lagi, OpenAI menambah fitur agar pengguna dapat mematikan chat history. Keputusan ini diambil tidak lama setelah Uni Eropa mulai menyelidiki ChatGPT karena berpotensi melanggar privasi. Meski begitu, OpenAI masih menyimpan riwayat percakapan selama 30 hari. Bukan hanya itu, secara default (jika fitur chat history masih menyala), OpenAI menyimpan semua interaksi antara pengguna dan ChatGPT.

Sudah Ada Perusahaan Lain yang Larang Karyawannya Pakai Alat AI

Apple tentu bukan satu-satunya perusahaan raksasa yang melarang alat AI di kalangan karyawannya. Sebelumnya, JP Morgan dan Verizon yang melakukan tindakan serupa di Amerika Serikat.

Amazon sudah memiliki sebuah alat AI internalnya sendiri. Perusahaan e-commerce raksasa tersebut dilaporkan meminta teknisi menggunakannya alih-alih platform AI besutan pesaing.

Sementara itu, OpenAI sudah meluncurkan app ChatGPT untuk iOS baru-baru ini. App tersebut dapat diunduh gratis di App Store dan mendukung input suara. Sejauh ini, app chatbot tersebut hanya tersedia di Amerika serikat. OpenAI mengatakan mereka berencana untuk merilis app itu di negara-negara lain dan juga versi Android.

Apple juga memiliki berbagai produk mixed reality yang mungkin akan diumumkan di Apple’s Worldwide Developers Conference pada 5 Juni mendatang.

Monetisasi Karya AI dan Caranya Untuk Dimonetized

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Dalam beberapa hari terakhir dilaporkan bahwa situs monetisasi konten visual terpenting, beberapanya seperti Pixiv FANBOX dan FANTIA ini telah melarang publikasi konten yang dibuat dengan kecerdasan buatan atau AI. Hal ini ditujukan untuk mendukung komunitas artist sungguhan yang telah memulai untuk menghapus semua konten mereka dari platform dan menangguhkan aktivitas karya mereka.

Hasil Karya AI Pada Akhirnya bisa Dimonetisasi

Sementara users pada umumnya memuji keputusan ini guna mencegah “seniman” ini menghasilkan keuntungan melalui ilustrasi yang dibuat oleh teknologi AI yang hanya mereka beri prompt, tampaknya ideologi lain pada akhirnya unjuk taring ke atas meja.

Baca Juga:

Chichi-Pui di mana banyak sekali ilustrasi yang dibuat dengan AI dihosting, dan juga mengumumkan bahwa akan menambah kemungkinan untuk memonetisasi konten yang dipublikasikan di platform satu ini.

Pernyataan Lain dari Chichi-Pui

Sedikit berbeda dengan pernyataan yang dilontarkan platform gambar lain yang turut melarang ilustrasi buatan AI, administrasi pihak Chichi-Pui mengeluarkan pernyataan cukup sederhana melalui akun Twitter resminya. Cuitan sederhana tersebut yang memiliki arti yang jika diterjemahkan dalam bahasa Jepang, [Pengumuman Penting] Kami di Chichi-Pui berencana untuk menambahkan opsi monetisasi dan donasi langsung . Menunggu untuk itu!

Hasil Karya AI Pada Akhirnya bisa Dimonetisasi

Perdebatan kusir tentang benar atau tidaknya sah atau tidaknya untuk memonetisasi ilustrasi yang dibuat dengan AI berasal dari fakta bahwa yang terbukti bahwa kecerdasan buatan AI mendasarkan model mereka pada ilustrasi yang dibuat oleh seniman sungguhan.

Mekanisme Monetisasi Karya AI

Kemudian karya ini dibagikan melalui berbagai situs yang menjadi tuan rumah berbagai jenis proyek ini. Bahkan disebutkan juga bahwa pengembang AI mengikis agar program itu memiliki akses sangat besar-besaran ke semua ilustrasi yang tersedia di galeri Internet, dan membuat pembelajaran AI menjadi lebih mudah.

Jadi apakah boleh jika konten ini dimonetisasi oleh users yang upayanya hanya mengetik rangkaian kata prompt ke dalam program dan menunggu hasilnya dikembalikan? Hal tersebut pasti tergantung pada masing-masing orang, dan berhasil atau tidaknya perihal monetisasi ini akan tergantung pada apakah ada orang yang mau mendukung mekanisme ini.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Potensi AI Membunuh Seorang Ilustrator Karena Meniru Karya

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Perkembangannya AI yang konstan tampaknya mengkhawatirkan para profesional dan menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Akhir ini tidaklagi hanya banyakanya pertanyaan apakah akan muncul seseorang yang melakukannya lebih baik dari saya?” atau jika “akankah muncul seseorang yang berpenghasilan lebih rendah dari saya? “,namun di balik itu semua muncul kekhawatiran baru. Kekhawatiran yang diduga akan muncul kepermukaan. Akankah AI yang akan melakukan pekerjaan saya untuk selamanya?

Baca Juga : 

Ketika satu topik hangat menjadi sangat populer dan viral, banyak pernyataan yang masih simpang siur kebenarannya, membuat seorang tidak tahu ini benar atau salah. Ada sebuah cerita baru-baru ini yang beredar di Twitter dan cukup menarik perhatian publik.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Muncul sebuah cerita yang akhir-akhir ini beredar di Jepang, dimana ada seorang user Twitter yang mengklaim bahwa salah satu teman artinya berakhir dengan bunuh diri setelah mengetahui bahwa AI meniru style gambarnya.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Dalam komentar atau utas postingan di Twitter yang masih menyangkut kasus hangat diatas. Twitter milik pengguna Jepang yang kali ini akan diartikan dalam bahasa Indonesia. Kurang lebih seperti ini.

  • “Saya tidak dapat berhenti menangis”
  • “Saya merasa sakit”
  • “Saya tidak bisa tidur”
  • “Saya ingin mendengarkan anda”
  • “Kemarahan dan kesedihan membuatku gila”
  • “Saya tidak bisa berhenti mual”

Siapa sangka utas postingan Twitter diatas memiliki maksud dan akibat yang disebabkan oleh AI dan berdampak akan keterpurakan hingga hilangnya nyawa seseorang. Untuk melihat hasil tangkapan layar kedua ini, setidak dapat dipahami mengapa ini bisa terjadi.

Pendapat Netizen akan Kasus Ini

Para netizen dunia, salah satunya di Jepang memberikan pendapat mengenai kasus ini. Beberapa opini ada yang pro dan kontra, cukup beragam namun tidak sedikit yang kontra akan kasus hilangnya nyawa seornag artis akibat AI.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Mereka berpendapat jika sang artis memiliki mentalitas yang lemah, jika seninya ditiru oleh seorang AI. Bukankah belakangan ini banyak orang-orang yang menjiplak suatu karya dan menjualnya. Menyangkut hal ini, masih belum ada bukti yang valid selain postingan Twitter tersebut. bukti hilangnya nyawa seseorang akibat ulah AI.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Cita-cita NVIDIA Membuat Bumi Digital Bernama Earth-2

GAMEFINITY, Jakarta – NVIDIA, perusahaan yang terkenal dengan teknologi pemrosesan grafis, telah menciptakan digital twin dari bumi yang dinamakan Earth-2. Proyek ini terinspirasi oleh proyek European Union bernama Destination Earth pada tahun 2021. Earth-2 mampu memprediksi perubahan iklim dan dampaknya pada tahun 2050.

Meskipun teknologi prediksi cuaca sudah ada saat ini, diperlukan teknologi yang lebih canggih. Teknologi yang mampu untuk menganalisis data iklim dengan resolusi yang lebih tinggi dan lebih mendalam. Oleh karena itu, NVIDIA mengembangkan digital twin ini untuk mereplikasi Bumi beserta iklimnya. Hal ini  berguna untuk memberikan prediksi yang lebih akurat terhadap perubahan di masa depan.

Digital twin merupakan replika dari realitas yang dapat dibuat untuk berbagai tujuan, seperti manufaktur mobil, sistem keuangan, atau perancangan bangunan. Earth-2 dibentuk menggunakan model 3D dan mengambil data secara langsung (live data stream). Serta menggunakan teknologi machine learning untuk menganalisis peristiwa cuaca seperti Badai Dorian yang melanda Amerika pada tahun 2019.

Teknologi di balik Earth-2 dikembangkan menggunakan super komputer AI NVIDIA, yang memungkinkan pemodelan dengan resolusi tinggi. Teknologi ini dapat memprediksi yang akurat terhadap perubahan iklim untuk 10 hingga 20 tahun ke depan.

Dengan menggunakan teknik machine learning dan analisis data yang canggih, Earth-2 memberikan pandangan yang lebih akurat mengenai masa depan. Earth-2 juga memungkinkan perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan iklim.

Baca juga:

NVIDIA: Krisis Iklim adalah Nyata!

nvidi gambaran Banjir Rob
Banjir Rob di Kabupaten Demak, Jawa Tengah

Tahun lalu, ilmuwan iklim mengumumkan bahwa gelombang panas ekstrem yang melanda China adalah yang terparah yang pernah dicatat dalam sejarah. Beberapa hari kemudian, Pakistan mengalami banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan dikeluarkannya keadaan darurat nasional. Di Eropa, suhu panas musim panas mencetak rekor tertinggi yang pernah tercatat di Inggris. Selain itu, di Amerika Serikat, kekeringan terburuk dalam lebih dari seribu tahun mengeringkan dua waduk terbesar negara tersebut, memaksa jutaan orang melakukan pemadaman air. Di Indonesia sendiri, sudah sering terjadi banjir di daratan Pulau Jawa, tepatnya di bagian utara.

Kejadian cuaca ekstrem semakin meningkat menjadi masalah yang meresahkan di seluruh dunia. Saat ini, kita umumnya bereaksi terhadap peristiwa tersebut, tetapi dalam dunia ideal, kita bisa memprediksi, mempersiapkan diri, dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang kita alami.

Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini, dan prediksi yang akurat mengenai dampaknya sangat penting untuk mengurangi efeknya dan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dengan Earth-2, NVIDIA berada di garis depan dalam mengembangkan teknologi canggih untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan melindungi planet kita untuk generasi mendatang.

Demikian pembahasan Earth-2: Bumi Digital Buatan NVIDIA untuk Perubahan Iklim. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.