Tag Archives: AI

Setelah Redaksi, Kini Seiyuu atau Voice Over Tergantikan AI

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Asosiasi Voice Over atau seiyuu dan musisi, mengadakan konferensi pers di Tokyo pada 8 Mei 2023 untuk menyampaikan keprihatinan mereka semua terhadap perkembangan kecerdasan buatan atau dikenal dengan AI ini dapat menghilangkan seni berekspresi, dan karena banyak orang di sektor ini dapat kehilangan pekerjaan juga.

Setelah Redaksi, Kini Seiyuu akan digantikan oleh AI

Pada hari yang sama dengan konferensi pers, asosiasi tersebut mengirimkan petisi tertulis kepada Badan Urusan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang dan lembaga lain demi meminta pembentukan undang-undang yang memperkuat upaya perlindungan hak.

Baca Juga : 

Setelah Redaksi, Kini Pengisi Suara akan digantikan oleh AI

Pada konferensi pers kali ini, asosiasi menjelaskan jika AI sangat mungkin dapat membuat animasi, fil, dan musik tanpa pengisi suara atau demonstrasi aktor maupun pekerja staf yang terlibat akan segera hilang. Salah satu kasus serupa adalah, penyiar berita AI yang kini semakin menggantikan peran manusia.

Setelah Redaksi, Kini Seiyuu akan digantikan oleh AI

Megumi Morisaki selaku presiden dari asosiasi dan seorang aktris juga, turut berpendapat mengenai hal ini. Katanya menjelaskan jika kemajuan AI akan semakin menggoyahkan cara kerja mereka. Dirinya  menekankan perlunya ketentuan baru untuk hak-hak yang terkait maupun terkorelasi dengan seniman dan undang-undang yang memungkinkan seniman dan lainnya untuk mendapatkan upaya kompensasi yang memadai ketika AI mampu membuat sebuah karya berdasarkan referensi dari karya mereka.

Baca juga: 

Asosiasi yang Menampung Para Seniman Jepang

Asosiasi ini pada awalnya dibentuk pada tahun 2021 dan memiliki kurang lebih sekitar 52.000 anggota, termasuk pengisi suara, artis, aktor, dan personel panggung. Menurut situs website sendiri, Art Works Japan bertujuan bukan lain guna menciptakan lingkungan di mana orang yang bekerja di bidang seni dan hiburan dapat menerima jaminan sosial, menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, serta menerima imbalan yang adil, dan juga terus bekerja dengan aman di bidang seni dan hiburan.

Diharapkan kemajuan AI dapat digunakan secukupnya tanpa perlu mengancam posisi manusia itu sendiri di dunia. AI sendiri cukup membantu, namun dapat sangat berbahaya jika berlebihan dalam memanfaatkan potensi dari teknologi luar biasa satu ini.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Muncul Kecemasan Potensi AI sebagai mekanik video game

GAMEFINITY, Jakarta – Potensi AI kembali menjadi kekhawatiran dikalangan gamers, karena dapat digunakan dalam Mekanik. Seperti bermain dragonborn di tanah Skyrim memang menyenangkan. Namun Ketika kita sudah bermain di dunia tersebut lebih dari 10 tahun, barangkali kebosanan pemain bisa muncul meskipun ratusan mod sudah mengganti dunia skyrim vanila.

Satu mod yang barangkali akan membikin pemain Kembali mengunjungi dunia Skyrim adalah implementasi GPT-4 untuk NPC. Alih-alih memilih dialog yang sudah ditetapkan, pemain bisa mengetik sendiri dialog dan menunggu NPC yang responsive. Hal-hal ini dapat ditemukan di kolom pencarian youtube dengan mengetik “Skyrim NPC ai mod”.

Baca juga: 

Penggunaan GPT-4 sebagai aplikasi semacam itu adalah potensi sederhana aplikasi generative ai dalam dunia video game. Dalam mod skyrim di atas, GPT-4 digunakan untuk menciptakan dialog dinamis dan responsive. Sedangkan voice acting yang menghasilkan dialog apapun menggunakan voice sampling di aplikasi semacam eleven labs.

Generative Mendorong Potensi AI

Potensi AI
Potensi Ai Gaming

Dorongan utama aplikasi generative ai dalam video game adalah potensi untuk menciptakan kebaruan dan personalisasi. Setiap playtrough dapat berbeda, pemain selalu dapat menemukan pengalaman bermain baru setiap memulai game baru. Game-game ala Bethesda seperti Skyrim dan Fallout dapat memanfaatkan elemen ini untuk menciptakan elemen narasi yang unik. Terutama setiap judul dari 2 franchise itu tidak memiliki keterkaitan langsung selain berada di universe yang sama.

Sebenarnya berbagai elemen AI yang disebutkan diatas sudah ada sejak awal sejarah video game itu sendiri. Pada awalnya Ai digunakan dalam game jadul seperti Space Invader untuk mengarahkan pixel atau game seperti Pong untuk menjadi lawan pemain. Tentu saja pada perkembanganya seiring kemajuan teknologi, AI menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan dari pengembangan video game.

Baca juga: 

Aplikasi salah satu aplikasi AI kontemporer in-game dalam game yang canggih terdapat pada Nemesis System dalam game Shadow of Mordor yang disempurnakan dalam Shadow of War. Dalam satu playtrough, pemain bisa mendapat cerita dinamis berdasarkan musuh yang dikalahkan. Jika kebetulan karakter justru dikalahkah, musuh tersebut akan jadi lebih kuat. Kemudian ada intrik-intrik tertentu yang membuat permainan lebih dinamis.

Potensi AI untuk Game Telah Digunakan

Potensi AI
Potensi AI in Alien Isolation

Aplikasi AI cerdas serupa digunakan untuk game Alien Isolation yang menempatkan AI untuk musuhnya (alien) bukan sebagai musuh yang maha tahu, tapi memiliki keterbatasan seperti pemain. Namun AI Director sesekali memberi tahun si alien posisi pemain sehingga terjadi kejar-kejaran dinamis yang cukup fair.

Atau aplikasi procedure generation dalam game roguelike yang belakangan ini muncul dalam skena indie. Judul semacam Hades atau Spelunky 2menggunakan AI untuk mengacak berbagai elemen game namun tetap membatasinya sehingga gameplay dapat dimainkan. Hal serupa diterapkan dalam game penjelajahan angkasa No Man’s Sky.

Keberadaan generative AI seperti GPT-4 membuat potensi baru arah perkembangan video game. Memang GPT-4 terbatas pada unit Bahasa. Beruntungnya aplikasi AI lainnya dikembangkan disaat bersamaan dengan kapasitas generative untuk model 3D, video, dan lainnya. Namun pun ini tidak dapat dianggap sebagai terobosan mutakhir karena keberadaan AI sama seperti keberadaan video game itu sendiri.

Google Bard: AI versi Google yang Akan Lebih Canggih?

GAMEFINITY, Jakarta – Google mengumumkan produk baru yang akan segera diluncurkan yaitu Google Bard. Hal ini disampaikan melalui konferensi Google I/O 2023 (11/5). Pencarian dengan kata kunci “Bard” juga sempat menjadi trending di Google pada 12 Mei 2023. Namun saat ini Google Bard masih dalam tahap uji coba yang bisa digunakan oleh masyarakat.

Seperti pada AI lainnya, Google Bard mampu memenuhi perintah maupun menjawab pertanyaan dari pengguna. Sayangnya AI ini masih tersedia dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Google berjanji akan meningkatkan Bard untuk mendukung 40 bahasa dalam waktu dekat.

Baca juga: 

Google Bard nantinya juga akan mampu mengekspor teks ke Google Docs dan Gmail. Kemudian Bard juga akan mampu melakukan pencarian visual dan nantinya akan bekerja sama dengan AI keluaran Adobe, yaitu Adobe Firefly.

Google Bard with Adobe Firefly
Google Bard with Adobe Firefly

Hasil visual yang akan disajikan oleh Bard mirip dengan hasil yang disajikan pencarian Google. Perusahaan mendemonstrasikan Bard dengan menulis “Apa saja pemandangan yang harus dilihat di New Orleans?”. Kemudian Bard menjawab dengan daftar lokasi yang sesuai dengan gambar yang bisa kamu dapatkan saat mencari dengan pencarian Google.

Saat melakukan perintah dengan gambar, rasanya ini tidak jauh berbeda dengan Google Lens yang sudah ada sebelumnya. Namun, Google mencoba menampilkan saat mengunggah gambar Anjing disertai perintah “Tulis keterangan lucu tentang keduanya”. Bard akan menuliskan sesuatu yang relevan dengan karakteristik anjing tersebut berdasarkan rasnya.

Google Bard didukung Google Lens
Google Bard

Baca juga: 

Google Bard Hadir Sebagai Penantang AI Baru

Google Bard dengan respon bergambar
Google Bard

Perlu dicatat bahwa Google hanya menjaga kesamaan fitur dengan para pesaingnya. Pada bulan Maret, Microsoft mengintegrasikan pembuatan gambar dengan dukungan AI DALL-E OpenAI ke Bing. OpenAI dan Microsoft juga akan menautkan chatbotnya dengan web. Kemampuan ini tadinya diungkapkan OpenAI untuk ChatGPT pada tahun ini. Nantinya bot mampu memesan makan malam melalui OpenTable atau mengatur pengiriman belanja melalui Instacart. Google mengklaim akan bekerja dengan layanan yang sama.

Meskipun fitur-fitur ini merupakan peningkatan yang signifikan bagi Bard, pertanyaan besarnya adalah “Untuk apa ada Bard?”. Secara Google sudah banyak memiliki produk yang dapat dikatakan dapat memenuhi kebutuhan umat manusia. Namun Google menekankan bahwa bot tidak akan mengganti pencarian.

Baca juga: 

Apakah Bard adalah produk hasil ambisi perusahaan terhadap AI? Jika ini masalahnya, saya rasa AI bukanlah sesuatu hal yang mengerikan.

Demikian pembahasan Google Bard: AI versi Google yang Akan Lebih Canggih? Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Tools AI Buat Ariana Grande dan Jokowi Nyanyikan Lagu Indo

GAMEFINITY, Jakarta – Konten video yang menampilkan Suara AI Ariana Grande dan Jungkook BTS menyanyikan lagu-lagu Indonesia yang populer tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Kredit atas hasil kreatifitas tersebut diberikan kepada teknologi kecerdasan buatan (AI) yang digunakan oleh akun TikTok @ianyxi.

Octavianus Kalistus, pemilik akun tersebut, berhasil menciptakan konten yang membuat Ariana dan Jongkook terlihat seakan-akan benar-benar menyanyikan lagu-lagu Bahasa Indonesia seperti “Sial – Mahalini”; “Komang – Raim Laode”; “Tak Segampang Itu – Anggi Marito”; “Rungkad – Happy Asmara”; “Merasa Indah – Tiara Andini”; dan “Deen Assalam – Sabyan Gambus”.

Baca juga: 

@ianyxi_

Sial – Ariana Grande (@Mahalini Raharja ) #aivoice #arianagrande #sial #sialmahalini

♬ Cidro Vs Kluthuk – Waru Leaf

Jongkook diwakili dalam video dengan membawakan lagu-lagu populer seperti “Janji Setia” dan “Merasa Indah” karya Tiara Andini. Namun, keahlian Octavianus dalam mengoperasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) melampaui itu semua karena ia bahkan berhasil mencampurkan suara Ariana dan Jungkook dalam lagu “Percayalah – Raisa dan Afgan”. Video-video karya Octavianus itu sangat populer di media sosial dan banyak netizen yang memuji kemampuannya menghasilkan suara Ariana dan Jongkook yang menyanyikan lagu Bahasa Indonesia dengan sangat baik.

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di media sosial semakin populer belakangan ini. Salah satu tren baru adalah penggunaan AI untuk mereplikasi suara manusia, yang telah tersedia dalam perangkat lunak AI open source asal Tiongkok yang disebut DiffSVC.

Baca juga: 

Perangkat lunak tersebut dikembangkan oleh para peneliti di The Chinese University of Hong Kong (CUHK) dan semakin mendapat perhatian akhir-akhir ini karena kemampuannya dalam mereplikasi suara manusia yang sangat mirip dengan aslinya.

Meskipun begitu, Octavianus sendiri tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang teknologi AI yang digunakan dalam pembuatan video Ariana Grande dan Jongkook.

Baca juga: 

Suara AI Presiden Jokowi Nyanyi Asmalibrasi

Tak hanya video Ariana Grande dan Jongkook, ada juga video Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang menyanyikan lagu “Asmalibrasi” karya Soegi Bornean yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @dhamz._ dan menjadi viral di platform media sosial lainnya, bahkan menarik perhatian penyanyi asli lagu tersebut, Fanny Soegi.

@dhamz._

Membalas @fixxx_07 nii bang #aicover #fyp #jokowi #asmalibrasi

♬ ASMALIBRASI _ ALI XD – TRIPLEEMPAT [LM]

Fanny mengingatkan di akun Twitter pribadinya bahwa sosok yang menyanyikan lagu “Asmalibrasi” dalam video tersebut bukanlah Presiden Jokowi yang asli.

Demikian pembahasan Suara AI Ariana Grande, Jungkook, sampai Jokowi Nyanyikan Lagu Indo. Ikuti informasi menarik lainnya seputar game, anime, esports, pop culture, serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Terancam Bing, Google Kembangkan Search Engine Berbasis AI?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Menghadapi kompetisi dari Microsoft dan OpenAI, Google kini dikabarkan sedang mengembangkan search engine berbasis AI (artificial intelligence). Kabar ini menyusul keputusan perusahaan teknologi raksasa itu mulai mengeluarkan Bard, chatbot berbasis AI buatannya.

Google Kembangkan Search Engine Baru Berbasis AI?

Google AI search
Tidak ingin ketinggalan, Google dilaporkan sedang kembangkan search engine berbasis AI

The Verge menyebut proyek itu sedang dikembangkan dengan codename Magi. Dipercaya bahwa proyek tersebut akan berdasarkan dari konsep chatbot Bard yang masih eksperimental. Namun, belum jelas lebih lengkap apa yang akan ditawarkan lebih lanjut dari proyek itu. Fitur baru tersebut direncanakan akan tersedia eksklusif di Amerika Serikat.

Baca juga:

Salah satu fitur tersebut adalah chatbot yang dapat menjawab pertanyaan dan membuat semacam code. Raksasa teknologi itu pernah bereksperimen dengan fitur yang memudahkan pengguna dalam mencari musik melalui percakapan chatbot.

Engadget menyebut tambahan fitur baru di search engine itu di antaranya “Searchalong”. Fitur itu membuat chatbot memindah laman web yang sedang dibaca pengguna untuk menjelaskan konteks dari informasi tersebut.

Pihak perusahaan berencana untuk menghadirkan Magi pertama kali pada satu juta pengguna di Amerika Serikat. Mereka akan memperluas jangkauannya hingga 30 juta pengguna pada akhir tahun.

Terancam oleh Bing?

Dipercaya bahwa Google sedang terancam oleh Bing yang telah mengandalkan chatbot untuk semakin kompetitif. Bahkan, Samsung dilaporkan tengah mempertimbangkan mengganti Google dengan Bing sebagai search engine default di setiap produk perangkat mobile-nya. Saat ini, belum diketahui seberapa seriusnya Samsung tengah mempertimbangkan keputusan ini.

Baca juga:

Bing oleh Microsoft tengah melejit popularitasnya dan menuai pujian berkat fitur AI chatbot-nya, Bing Chat. Tentunya, Samsung mungkin tertarik untuk menggaet Bing sebagai pengganti Google untuk search engine default-nya. Microsoft mungkin saja ingin memanfaatkan kelemahan Google seperti ini.

Google kini dipercaya berencana untuk mengumumkan Magi bulan depan sebelum memperkenalkan berbagai fitur baru lainnya pada musim gugur. Tentunya ini mungkin bertepatan dengan event I/O 2023, di mana Google akan memperkenalkan deretan produk baru lainnya. Google I/O 2023 akan digelar di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, California pada 10 Mei mendatang. Acara tersebut akan digelar di hadapan penonton dan juga sebagai live stream.

Italia Resmi Blokir ChatGPT Karena Masalah Keamanan Privasi

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kepopuleran ChatGPT sebagai AI chatbot saat ini masif di seluruh dunia, Bahkan, beberapa perusahaan teknologi seperti Google berbondong-bondong membuat pesaingnya. Sayangnya, Italia telah melarang AI chatbot buatan OpenAI itu karena alasan keamanan. Ini menjadi kali pertama aplikasi chatbot tersebut telah diblokir di negara Barat.

Semenjak peluncurannya pada November 2022, ChatGPT langsung melejit di kalangan pengguna. Aplikasi tersebut mendapat pujian dari pengguna berkat kemampuannya dalam menjelaskan hal kompleks secara jelas. Walaupun begitu, aplikasi ini tidak luput dari kontroversi seperti penyalahgunaan dalam dunia akademik dan kekhawatiran terhadap AI secara keseluruhan.

Italia Resmi Larang ChatGPT Karena Masalah Keamanan

ChatGPT banned in Italy 2
ChatGPT resmi diblokir di Italia karena masalah keamanan

Salah satu kontroversi tersebut berasal dari Italia. Regulator Italia mengkritik ChatGPT karena tidak menyediakan informasi pada pengguna tentang data yang dikumpulkan OpenAI. Pihaknya juga keberatan dengan kurangnya basis legal untuk membuktikan pengumpulan data pribadi secara masif dengan tujuan melatih algoritme demi menjalankan platform.

Baca juga:

Kemunculan AI, Ancaman Perusahaan Teknologi Karena Buat Rugi

Pihak regulator Italia juga memperhatikan absennya filter untuk memverifikasi usia pengguna walau platform tersebut ditujukan untuk 13 tahun ke atas. Ini mengkhawatirkan anak-anak akan terekspos pada respon yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya.

Regulator Italia tersebut memberi kesempatan OpenAI selama 20 hari untuk menjelaskan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Jika tidak, OpenAI akan mendapat denda sebesar

€20 juta atau kurang lebih empat persen dari turnover tahunan secara global.

Kekhawatiran dalam Penggunaan AI dalam Masa Depan

Bersama dengan pengumuman ini, Italia sudah segera memblokir ChatGPT untuk pengguna di negaranya. Tidak hanya itu, Euronews juga melaporkan Europol, agensi polisi Eropa, sudah memperingatkan bahwa sekelompok kriminal dapat memanfaatkan AI chatbot untuk melakukan penipuan berupa fraud atau kasus cybercrime lainnya.

Baca juga:

Kemunculan AI dan Perbudakan Jenis Baru di Zaman Modern

Europol mengingatkan bahwa chatbot kemungkinan besar akan dieksploitasi oleh pengguna yang bermaksud melakukan tindakan kriminal. Tindakan tersebut di antaranya adalah phising, misinformasi, dan malware.

Penggunaan AI juga mengundang perhatian dari figur kunci teknologi seperti Elon Musk. Mereka meminta sistem AI seperti ini segera dihentikan karena kekhawatiran umat manusia akan terlalu bergantung hingga menjadi diperbudak.

OpenAI telah merespon bahwa mereka ingin menyediakan ChatGPT untuk pengguna internet Italia sesegera mungkin.