Tag Archives: AI

Benar Gak Nih, IOS 17 Iphone akan Hadirkan Fitur AI?

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Apple baru saja merilis patch update terbarunya, iOS 17 guna menggantikan versi sebelumnya, 16.4. Dirilisnya iOS 17 ini menimbulkan pro serta kontra. Di sisi iOS 17 menjanjikan fitur baru yang belum ada pada ponsel pengguna. Namun di sisi lain perilisan tersebut terlalu awal lantaran versi 16.4 masih tergolong baru. Meskipun demikian salah satu keunggulan sistem operasi IOS dibandingkan pesaing lainnya yakni diberikannya update secara berkala walaupun usia perangkat tersebut cukup lama.

Direncanakan Rilis September Akhir

Peluncuran pada iOS 17 direncanakan akan dilakukan pada akhir bulan September tahun ini. Pengumuman ini kemungkinan juga bertepatan pada event WWDC pada bulan Juni mendatang dimana detail penting mulai dari fitur, perangkat yang mendapat update, dan lain sebagainya. Namun salah satu sumber telah membocorkan bahwa perangkat pertama yang akan mendapatkan iOS 17 adalah ponsel keluaran baru Apple, Iphone 15 Series.

Baca juga:

Munculnya AI Dan Perbudakan Era Modern

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Fitur Yang Akan Hadir Di IOS 17

Pada IOS 17 ini, fitur yang dihadirkan adalah modernisasi dari fitur sebelumnya. Meskipun ada fitur yang baru, tetapi patut dinantikan akan seperti apa fitur di IOS terbaru. Penasaran fitur-fitur apa sajakah yang akan hadir pada sistem operasi besutan Apple ini? Diantaranya adalah sebagai berikut,

AI Siri Versi Mutakhir

IOS 17 Super Siri

Fitur pertama yang akan hadir di IOS 17 adalah teknologi AI milik Apple Siri yang kini mulai terintegrasi dengan bot AI yang tengah populer saat ini, ChatGPT. Ini memungkinkan pengguna mencari informasi lebih akurat. Namun sebuah laporan menunjukkan bahwa Apple cukup tertinggal jauh mengenai teknologi AI. Demikian yang dilansir dari Giz China. Jauh sebelum Apple mengembangkan teknologi Super Siri, Google dan Microsoft rupanya telah curi start lebih awal dibandingkan Apple melalui teknologi mandiri mereka.

Pembaruan Notifikasi Ponsel

Selanjutnya, Apple juga memperbaharui notifikasi menjadi lebih sederhana, seperti perpesanan yang lebih cepat dari sebelumnya, actionable notification, dan lain sebagainya. Meskipun demikian perubahan pada notifikasi bersifat minor, sehingga tidak begitu berpengaruh besar terhadap update terbaru ini.

Dukungan RCS 

Iphone RCS Support

Terakhir, IOS 17 menghadirkan fitur baru lainnya RCS atau Rich Communication Service yang dimana pesan sms dialihkan ke aplikasinya tersendiri. Meskipun baru, fitur ini sudah terlebih dahulu ada pada ponsel Android seperti Messages by Google yang dimiliki oleh Google dengan menawarkan fitur serupa. Walaupun sudah lama ada hal ini tidak dapat dinafikan lantaran perkembangan teknologi yang semakin maju.

Kemunculan AI dan Perbudakan Jenis Baru di Zaman Modern

GAMEFINITY, Jakarta – Kemunculan AI digadang-gadang membawa perubahan pada tatanan dunia. AI atau Artificial Intelligence merupakan sebuah Kecerdasan buatan yang memiliki basis data komputerisasi. Kesulitan-kesulitan manusia terhadap aktivitasnya akan menjadi terbantu. Tetapi, adanya AI yang awalnya untuk memudahkan perlahan-lahan mulai mengancam kehidupan manusia.

kecerdasan buatan atau AI, perlahan-lahan mulai menggeser manusia sebagai main character. Hal itu mulai menimbulkan histeria pada manusia yang merasa terpinggirkan. Dampaknya mulai meluas dengan adanya aksi “No AI Art” pada portofolio para seniman. Wajar saja AI kini mulai menjadi musuh, terutama bagi pelaku seni. Kehadiran AI apalagi seperti yang dikembangkan Adobe Firefly, dapat mematikan para seniman.

Tim Gamefinity, mulai melakukan penelusuran terkait keresahan yang terjadi dengan cara bertanya pada ChatGPT. Pertanyaan ini harusnya hanya dapat dijawab ketika seseorang memiliki pengalaman, tetapi hal ini dijawab oleh AI. Berikut ringkasan pertanyaan pada ChatGPT yang membuat tim Gamefinity terkaget.

Baca juga:

Ikuti Twitch, TikTok Larang Konten Buatan Teknologi AI

Ciptakan Music dengan Google MusicLM, Bot AI Milik Google

Ringkasan dengan ChatGPT dan Histeria Kemunculan AI

Kemunculan AI

Percakapan dimulai dengan pertanyaan apakah AI itu berbahaya atau tidak dijelaskan oleh ChatGPT. Dalam penjelasannya ChatGPT seolah memberikan penjelasan sekaligus membela diri. Kemunculan AI yang awalnya untuk membantu manusia dapat menimbulkan masalah. Hal itu juga sama diamini oleh Elon Musk, dengan mengeluarkan statement untuk memberhentikan proyek AI.

ChatGPT ketika ditanyai dampak kemunculan AI
Jawaban ChatGPT ketika ditanya dengan pertanyaan menyudutkan “Tetapi AI menggeser manusia dari banyak pekerjaan?”

Baca juga:

Google Buat Chatbot Bard untuk Bersaing dengan ChatGPT

Berkat AI Chatbot, Bing Capai 100 Juta Pengguna Aktif

Sama seperti kemunculan revolusi industri yang dibarengi mesip uap dan mengubah kondisi pekerjaan. Kemunculan mesin uap memang membantu, tetapi membuat kesenjangan sosial dan ekonomi. Begitu juga dengan kemunculan AI, tentu saja makin mempermudah tetapi akan menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi.

Kekhawatiran Mulai Timbul

Kekhawatiran atas munculnya AI mulai dirasakan bukan saja oleh pelaku seni, tetapi penggiat teknologi. Hal itu ditandai dengan munculnya sebuah petisi berjudul “Pause Giant AI Experiments: An Open Letter“. Petisi yang dipublikasikan di sebuah website futureoflife.org itu telah ditandatangani banyak orang, termasuk Elon Musk.

Kekhawatiran AI ini bermula pada hilangnya project-project yang dapat dilakukan oleh manusia dan tergantikan AI. Multifungsinya AI menjadi manfaat sekaligus permasalahan baru, efektifitas dan efisiensi pekerjaan membuat perusahaan memangkas pekerjanya. Pemangkasan ini yang menjadi hal yang dikhawatirkan akan memicu resesi sosial di masyarakat.

Baca juga:

Kemunculan AI, Ancaman Perusahaan Teknologi Karena Buat Rugi

Dragon Quest Memasukkan Salah Satu Vtuber Sebagai Robot

Bila berkaca pada film berjudul Black Mirror, Permasalahan kehidupan karena teknologi telah digambarkan secara nyata jauh sebelum ada keresahan ini. Oleh sebab itu, Kemunculan AI tidak terus menerus menjadi sebuah jawaban atas kesulitan manusia. Laju teknologi, khususnya perkembangan AI juga harus dikelola dengan baik sebelum menimbulkan masalah baru.

Dampak Kemunculan AI Adalah Perbudakan Jenis Baru

Bagaimana mungkin AI dapat menimbulkan perbudakan? pertanyaan yang sama muncul ketika Gamefinity mencoba bertanya pada ChatGPT. Pada dasarnya AI dianggap tidak mampu melakukan itu, tetapi permasalahan perbudakan jenis baru karena AI ini sudah terlihat. Beberapa hal yang mungkin terlinghat menyenangkan ternyata itu membuat seseorang terperangkap dalam AI.

  • Penggantian Pekerjaan: AI dapat menggantikan pekerjaan manusia pada sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur dan transportasi. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan dan ketidakpastian ekonomi bagi masyarakat yang bergantung pada pekerjaan tersebut.
  • Keamanan Data: AI dapat digunakan untuk membobol atau memanipulasi data, yang dapat mengancam privasi dan keamanan data pribadi manusia.
  • Kecenderungan Bias: AI dapat menunjukkan kecenderungan bias yang tidak disengaja, tergantung pada data yang digunakan untuk melatihnya. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dan diskriminasi dalam keputusan yang dibuat oleh AI.
  • Ketergantungan pada Teknologi: Ketergantungan pada teknologi AI dapat membuat manusia kehilangan keterampilan dan kemampuan asli mereka dalam melakukan tugas-tugas tertentu, yang dapat membatasi kreativitas dan inovasi manusia.
  • Penggunaan Buruk: Seperti teknologi lainnya, AI dapat digunakan untuk tujuan yang buruk atau merugikan, seperti menciptakan senjata otomatis atau memanipulasi informasi untuk tujuan politik atau keuntungan pribadi.

Baca juga:

Gaet OpenAI, Spotify Luncurkan Fitur DJ Berbasis AI

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Perbudakan manusia bukan saja persoalan manusia diperas harta dan tenaga tanpa bayaran. Tetapi, juga terkait dengan kehilangan kekuatan seseorang secara sosial yang mengakibatkan kehilangan haknya. Kemunculan Ai ini akan memungkinkan terjadinya permasalahan perbudakan jenis baru. Tentu saja hal ini perlu diawasi dan pembatasan yang sesuai agar tidak terjadi tsunami teknologi.

Ikuti Twitch, TikTok Larang Konten Buatan Teknologi AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Minggu lalu, TikTok telah memperbaharui kebijakannya agar membuat aplikasi lebih aman bagi penggunanya. Platform media sosial sekaligus video pendek itu telah mendapat kebijakan baru tentang penggunaan AI untuk konten. Mengikuti langkah Twitch, platform besutan ByteDance itu melarang konten berbasis AI, atau mereka sebut sebagai media sintesis (synthetic media).

TikTok Resmi Larang Media Sintesis, Termasuk Konten Buatan Teknologi AI

TikTok AI ban
TikTok larang media sintesis, termasuk konten berbasis AI berupa deepfake

Baca juga: Tiktok Perkenalkan Fitur Baru Refresh Rate

Melalui laman resminya, TikTok menyebut teknologi AI bisa menyulitkan pengguna untuk membedakan antara asli dan palsu, lebih tepatnya fakta dan fiksi. Pihaknya mendefinisikan media sintesis sebagai konten yang dibuat atau dimodifikasi teknologi AI. Salah satu di antaranya adalah deepfake, konten seseorang dengan tampilan sangat realistis padahal dibuat secara digital seakan seperti orang tersebut berbicara namun dialognya telah dimodifikasi.

Kebijakan baru inilah yang membuat TikTok melarang konten AI seperti itu diunggah di platform-nya. Terlebih, mereka menambah material AI yang mengeksploitasi figur publik demi mempromosikan sebuah produk akan dihapus.

Walau begitu, mereka memaparkan media sintesis yang memperlihatkan figur publik dalam sebuah konteks, termasuk edukasi dan artistis, tetap diizinkan. Misalnya konten selebriti yang melakukan tarian populer atau tokoh sejarah yang muncul untuk membagikan informasi sejarah.

Baca juga: TikTok Terancam Diblokir di AS Jika Tidak Dijual Bytedance

Menyusul Kepopuleran Konten Berbasis AI

Akhir-akhir ini, konten berbasis AI, terutama deepfake, menjadi populer di platform tersebut. Hal ini berkat tersedianya alat AI voice cloning yang mempermudah seseorang untuk meniru suara figur publik. Contohnya, persaingan Joe Biden dan Donald Trump saat membahas online gaming.

Banyak pula yang menggunakan deepfake sebagai hate speech seakan-akan itu asli. The Verge berpendapat bahwa larang TikTok terhadap endorsement deepfake tampaknya menjadi respon terhadap sebuah video yang menggunakan AI untuk meniru Joe Rogan untuk mempromosikan penambah libido untuk laki-laki. Video tersebut sudah tersebar di Twitter dan Instagram.

Baca juga: Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Sementara itu, TikTok dikabarkan terancam diblokir di Amerika Serikat menyusul dugaan pengumpulan data pribadi penggunanya. Pemrintah Amerika Serikat meminta agar ByteDance menjual sebagian sahamnya agar menghindari pemblokiran. Aplikasi tersebut sudah dilarang di kalangan pemerintahan di Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.

Buka Early Access Google Bard AI Agar Tidak Kalah Bersaing

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Google bard menjadi teknlogi AI kesekian setelah kecerdasan buatan sedang trend. Adapun bot AI yang digunakan saat ini diantaranya ChatGPT, OpenAI, Bing, dan masih banyak lagi. Googlepun tentunya juga ikut berkontribusi dalam kemajuan AI ini.

Melalui pengumuman resmi mereka, dikonfirmasi bahwa Google tengah membuka akses  awal AI bot mereka, Bard AI pada hari ini. Karena masih dalam tahap awal, maka Google akan membukanya di wilayah yang ditunjuk oleh Google. Adapun negara yang ditunjuk oleh Google adalah Amerika Serikat dan Inggris Raya. Bagi peserta yang sudah mendaftarnya akan dimasukkan di daftar tunggu.

Dapatkan Ujicoba Awal Setelah Lolos Seleksi

Google Bard AI Homepage

Pengguna yang berhasil lolos dari daftar tunggu akan mendapatkan large language model ( LLM ) Bard ChatGPT yang dimana Bard diberikan tanggapan. Itu mencakup pertanyaan, menghasilkan ide serta garis besar, menyederhanakan topik rumit, dan masih banyak lagi.

Jangan lewatkan juga: Spesifikasi Lengkap Oppo Pad 2

Google juga mengingatkan pada peserta bahwa Bard belum sepenuhnya menjawab dengan tepat dan tidak malu untuk memberitahunya. Google telah memiliki beberapa back up untuk mencegah kesalahan seperti diatas. Selain itu Google juga mengatakan bahwa Bard AI tidak bisa sepenuhnya digunakan sebagai acuan untuk mencari informasi. hanya sebagai pelengkap pencarian. Dengan demikian ketika peserta tengah mencari informasi terkat Bard akan mencantumkan “Google it “ Yang kemudian diarahkan menuju laman Google biasa untuk menemukan informasi yang lebih detil.

Improvement Google Bard AI Yang Masih Belum Sempurna

Google juga meminta pengguna memberikan respon atau menandai apapun jika dirasa tidak aman ataupun berpotensi mengganggu. Meskipun hasil yang didapat semencolok yang dimiliki Bing. Terkait baru dirilis lebih dahulu di Amerika Serikat dan Inggris Raya, Google seiring waktu juga akan menambah region serta bahasa lainnya. Jadi negara yang belum diikutsertakan tidak perlu kecewa.

“ Kami terus meningkatkan Bard serta menambah kemampuan lainnya seperti Coding, lebih banyak bahasa , serta pengalaman multimodal. Satu hal yang pasti bahwa kami akan terus belajar bersama kalian sebisa mungkin. Melalui feedback dari kalian Bard akan terus lebih baik kedepannya. “ Tutup Google.

Meskipun Indonesia belum mendapatkan akses langsung Bard, tidak masalah untuk mendaftarnya link ada di sini: bard.google.com

Berkat AI Chatbot, Bing Capai 100 Juta Pengguna Aktif

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kurang lebih sebulan setelah peluncuran fitur AI chatbot-nya, Bing telah berhasil tembus 100 juta pengguna aktif harian. Akhir-akhir ini, search engine milik Microsoft mencuri perhatian Tampaknya fitur AI chatbot yang bertajuk Bing Chat itu berhasil membantu perkembangan dalam jumlah pengguna. Terlebih, banyak pengguna baru yang tertarik untuk menggunakan search engine tersebut.

Berkat Bing Chat, Bing Berhasil Tembus 100 Juta Pengguna Aktif Harian

Bing chat
Jumlah pengguna aktif harian Bing naik berkat fitur chat bot bernama Bing Chat

“Kami dengan bangga menyampaikan bahwa setelah bertahun-tahun mengalami kemajuan stabil, dan berkat sedikit peningkatan dari jutaan [lebih] pengguna Bing preview, kami telah menembus 100 juta pengguna aktif harian di Bing. Secara mengejutkan ini hal yang penting, dan kami sangat paham bahwa kami masih menjadi pemain di angka kecil, rendah, satu digit. Bisa dibilang, it feels good to be at the dance!” tulis Yusuf Mehdi selaku kepala pemasaran konsumen Microsoft di blog resmi Bing.

Microsoft sendiri belum mengungkap jumlah pengguna aktif harian search engine besutannya itu sebelum penambahan fitur AI chatbot berkat teknologi OpenAI. Setidaknya, perjuangan mereka untuk menambah fitur baru itu tidak sia-sia.

Februari lalu, Microsoft mengingatkan search engine-nya, Bing, masih hidup serta mengumumkan versi barunya dengan tenaga dari teknologi AI OpenAI. Hal itu menjadi keputusan ambisius untuk menantang search engine Google yang jauh lebih populer dan mendominasi pasar. Faktanya, Google sedang mengembangkan chatbot bernama Bard untuk bersaing dengan ChatGPT.

Baca juga: Tak Mau Kalah! Microsoft Ikut Buat ChatGPT

“Kira-kira sepertiga dari pengguna preview harian menggunakan Chat setiap harinya. Kami mendapat jumlah rata-rata, kurang lebih tiga chat per sesi dengan lebih dari 45 juta chat semenjak preview chat dimulai,” tambah Mehdi.

Microsoft Edge Juga Alami Peningkatan Penggunaan

Bing Microsoft edge
Penggunaan chatbot Bing berdampak positif bagi Microsoft Edge

Bing bukan satu-satunya yang alami peningkatan penggunaan, Microsoft Edge alami hal yang sama. Faktanya, Edge turut berkontribusi pada penggunakan search engine milik Microsoft itu.

Faktanya, Microsoft telah lama meminta setiap pengguna Windows untuk menggunakan Edge sebagai web browser utama. Mereka juga menyarankan agar menjadikan Bing sebagai search engine utama jika menggunakan Edge.

“Kami harapkan kemampuan baru, seperti menghadirkan Bing search and create di taskbar Edge, akan memicu pertumbuhan lebih jauh,” tutur Mehdi.

Microsoft tampaknya masih harus semakin berjuang agar dapat merebut hati pengguna search engine lain, terutama Google. Saat ini, Google memiliki lebih satu miliar pengguna aktif, jauh lebih banyak dari pengguna Bing. Namun, Microsoft telah mendapat start lebih awal untuk menjadikan teknologi AI sebagai senjata agar dapat bersaing dengan Google.

Gaet OpenAI, Spotify Luncurkan Fitur DJ Berbasis AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Spotify menghadirkan fitur baru bernama DJ. Fitur tersebut merupakan DJ bertenaga artificial intelligence (AI) yang mengurasi pilihan musik berdasarkan favorit penggunanya. Fitur ini juga menampilkan menghadirkan komentar dari AI tentang musik dan musisi favorit pengguna. Dengan fitur ini, pengguna seakan-akan sedang mendengarkan radio, namun berbasis AI.

Spotify sendiri telah mendeskripsikan fitur ini sebagai “AI DJ di sakumu” yang “tahu kamu dan musik favorit kamu sangat baik sehingga dapat memilih lagu yang akan dimainkan”. Mereka menggaet OpenAI, pembuat ChatGPT untuk meluncurkan fitur terbaru ini.

Cara Kerja Fitur DJ di Spotify

Spotify menjelaskan di laman resminya bahwa fitur DJ buatannya akan mengetahui selera musik pengguna sangat baik. Fitur DJ akan melacak lagu dan album terbaru yang pastinya akan disukai pengguna atau membawa kembali ke playlist yang membuat nostalgia. Mereka memastikan sudah membuat DJ sebagai cara baru pengguna mendengar musik di Spotify.

Spotify DJ feature
Fitur DJ di Spotify

Fitur DJ ini mengandalkan teknologi personalisasi yang memberi daftar rekomendasi musik berdasarkan selera pendengarnya. Teknologi ini sudah pernah digunakan untuk membuat playlist yang sudah dipersonalisasi seperti Discover Weekly, Release Radar, Daily Mix, Daily Drive, dan lainnya. Spotify juga menjadi trendsetter untuk membuat playlist tahunan berdasarkan selera musik selama setahun terakhir, yaitu Spotify Wrapped.

Fitur ini juga mengandalkan teknologi milik OpenAI untuk membuat AI generatif. Berkat teknologi ini, Spotify akan menyediakan informasi mendalam tentang musik, artis, dan genre yang sedang didengarkan penggunanya.

Tidak hanya dari OpenAI, pihaknya juga mengandalkan teknologi dari Sonantic untuk membuat suara AI secara dinamis. Untuk membuat model suara DJ AI, Spotify mengandalkan Xavier “X” Jernigan selaku Head of Cultural Partnerships. Suaranya menjadi model pertama untuk fitur DJ.

Baca juga: Google Buat Chatbot Bard untuk Bersaing dengan ChatGPT

Baru Diluncurkan Sebagai Beta di Amerika Serikat dan Kanada

Fitur DJ AI ini sudah diluncurkan sebagai beta pada 22 Februari lalu di Amerika Serikat dan Kanada. Tentunya, hanya pelanggan Spotify Premium yang dapat menikmati fitur ini.

Saat ini masih belum diketahui kapan fitur DJ akan hadir di negara lain selain Amerika Serikat dan Kanada. Jika tahap beta-nya sukses, bukan tidak mungkin fitur DJ AI akan segera hadir secara global.