Tag Archives: Artificial Intelligence

Potensi AI Membunuh Seorang Ilustrator Karena Meniru Karya

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Perkembangannya AI yang konstan tampaknya mengkhawatirkan para profesional dan menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Akhir ini tidaklagi hanya banyakanya pertanyaan apakah akan muncul seseorang yang melakukannya lebih baik dari saya?” atau jika “akankah muncul seseorang yang berpenghasilan lebih rendah dari saya? “,namun di balik itu semua muncul kekhawatiran baru. Kekhawatiran yang diduga akan muncul kepermukaan. Akankah AI yang akan melakukan pekerjaan saya untuk selamanya?

Baca Juga : 

Ketika satu topik hangat menjadi sangat populer dan viral, banyak pernyataan yang masih simpang siur kebenarannya, membuat seorang tidak tahu ini benar atau salah. Ada sebuah cerita baru-baru ini yang beredar di Twitter dan cukup menarik perhatian publik.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Muncul sebuah cerita yang akhir-akhir ini beredar di Jepang, dimana ada seorang user Twitter yang mengklaim bahwa salah satu teman artinya berakhir dengan bunuh diri setelah mengetahui bahwa AI meniru style gambarnya.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Dalam komentar atau utas postingan di Twitter yang masih menyangkut kasus hangat diatas. Twitter milik pengguna Jepang yang kali ini akan diartikan dalam bahasa Indonesia. Kurang lebih seperti ini.

  • “Saya tidak dapat berhenti menangis”
  • “Saya merasa sakit”
  • “Saya tidak bisa tidur”
  • “Saya ingin mendengarkan anda”
  • “Kemarahan dan kesedihan membuatku gila”
  • “Saya tidak bisa berhenti mual”

Siapa sangka utas postingan Twitter diatas memiliki maksud dan akibat yang disebabkan oleh AI dan berdampak akan keterpurakan hingga hilangnya nyawa seseorang. Untuk melihat hasil tangkapan layar kedua ini, setidak dapat dipahami mengapa ini bisa terjadi.

Pendapat Netizen akan Kasus Ini

Para netizen dunia, salah satunya di Jepang memberikan pendapat mengenai kasus ini. Beberapa opini ada yang pro dan kontra, cukup beragam namun tidak sedikit yang kontra akan kasus hilangnya nyawa seornag artis akibat AI.

Seorang Ilustrator Meregang Nyawa Setelah AI Meniru Karyanya

Mereka berpendapat jika sang artis memiliki mentalitas yang lemah, jika seninya ditiru oleh seorang AI. Bukankah belakangan ini banyak orang-orang yang menjiplak suatu karya dan menjualnya. Menyangkut hal ini, masih belum ada bukti yang valid selain postingan Twitter tersebut. bukti hilangnya nyawa seseorang akibat ulah AI.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

The Portopia, Game Murder Case Kembangan AI

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Square Enix mengumumkan akan merilis free version dari The Portopia Serial Murder Case di Steam pada 24 April 2023 yang lalu. Game klasik Famicom ini diperlakukan sebagai semacam objek game eksperimen, di mana para developer akan menggunakan beberapa kemampuan dari teknologi AI untuk meningkatkan aspek gameplay secara penuh.

The Portopia Serial Murder Case sebagai uji kasus, Square Enix juga bertujuan untuk memahami dampak AI pada sebuah game adventure, serta memperdalam pemahaman mereka tentang teknologi NLP. Apa hal ini akan mempengaruhi filosofi developing mereka ke depan yang masih belum diketahui.

Baca Juga : 

Penggunaan AI dalam Pengembangan Game The Portopia

Sebagai game tahun 1983, ada satu aspek di mana keterbatasan teknologi saat itu membuatnya terlihat sedikit rumit. Pemain harus spesifik tentang apa yang harus pemain ketik, atau karakter tidak akan dapat memahami perintah dari pemain, dan hal ini sedikit membuat jengkel.

Kali ini dan baru ini telah menggunakan beberapa teknologi AI. Dua di antaranya adalah Natural Language Processing (NLP) dan Natural Language Understanding (NLU). Dengan cara menggabungkan teknologi ini bersama-sama, pemain dapat mengetik secara alami atau lugas, dan game akan dapat memahami nuansa di balik perintah yang pemain ketik.

Lanjut ada teknologi yang dapat dimanfaatkan, yang dikenal sebagai SpeechtoText atau Automatic Speech Recognition (ASR), memungkinkan untuk mengubah input suara menjadi teks tertulis. Dengan menggunakan teknologi ini, pemain dapat memberikan instruksi menggunakan suara daripada keyboard.

The Portopia, Game Murder Case Kembangan AI

Portopia Renzoku Satsujin Jiken atau bisa diterjemahkan sebagai The Portopia Serial Murder Case in English, adalah game adventure yang dirancang oleh Yuji Horii, pencipta Dragon Quest, dan diterbitkan oleh Square Enix. Pertama kali dirilis pada NEC PC-6001 di Juni 1983 dan dipindahkan ke computer Famicom dan layanan telepon seluler genggam.

The Portopia, Game Murder Case Kembangan AI

The Portopia, Game Murder Case Kembangan AI

Pemain harus menyelesaikan misteri pembunuhan dengan mencari petunjuk, menjelajah berbagai area, berinteraksi dengan para karakter, dan memecahkan teka-teki berbasis item. Game ini juga turut menampilkan sudut pandang orang pertama, gameplay yang nonlinier, open world, dialog dengan karakter NPC, pilihan dialog bercabang, interogasi para tersangka, penceritaan secara nonlinier, dan alur cerita.

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Terancam Bing, Google Kembangkan Search Engine Berbasis AI?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Menghadapi kompetisi dari Microsoft dan OpenAI, Google kini dikabarkan sedang mengembangkan search engine berbasis AI (artificial intelligence). Kabar ini menyusul keputusan perusahaan teknologi raksasa itu mulai mengeluarkan Bard, chatbot berbasis AI buatannya.

Google Kembangkan Search Engine Baru Berbasis AI?

Google AI search
Tidak ingin ketinggalan, Google dilaporkan sedang kembangkan search engine berbasis AI

The Verge menyebut proyek itu sedang dikembangkan dengan codename Magi. Dipercaya bahwa proyek tersebut akan berdasarkan dari konsep chatbot Bard yang masih eksperimental. Namun, belum jelas lebih lengkap apa yang akan ditawarkan lebih lanjut dari proyek itu. Fitur baru tersebut direncanakan akan tersedia eksklusif di Amerika Serikat.

Baca juga:

Salah satu fitur tersebut adalah chatbot yang dapat menjawab pertanyaan dan membuat semacam code. Raksasa teknologi itu pernah bereksperimen dengan fitur yang memudahkan pengguna dalam mencari musik melalui percakapan chatbot.

Engadget menyebut tambahan fitur baru di search engine itu di antaranya “Searchalong”. Fitur itu membuat chatbot memindah laman web yang sedang dibaca pengguna untuk menjelaskan konteks dari informasi tersebut.

Pihak perusahaan berencana untuk menghadirkan Magi pertama kali pada satu juta pengguna di Amerika Serikat. Mereka akan memperluas jangkauannya hingga 30 juta pengguna pada akhir tahun.

Terancam oleh Bing?

Dipercaya bahwa Google sedang terancam oleh Bing yang telah mengandalkan chatbot untuk semakin kompetitif. Bahkan, Samsung dilaporkan tengah mempertimbangkan mengganti Google dengan Bing sebagai search engine default di setiap produk perangkat mobile-nya. Saat ini, belum diketahui seberapa seriusnya Samsung tengah mempertimbangkan keputusan ini.

Baca juga:

Bing oleh Microsoft tengah melejit popularitasnya dan menuai pujian berkat fitur AI chatbot-nya, Bing Chat. Tentunya, Samsung mungkin tertarik untuk menggaet Bing sebagai pengganti Google untuk search engine default-nya. Microsoft mungkin saja ingin memanfaatkan kelemahan Google seperti ini.

Google kini dipercaya berencana untuk mengumumkan Magi bulan depan sebelum memperkenalkan berbagai fitur baru lainnya pada musim gugur. Tentunya ini mungkin bertepatan dengan event I/O 2023, di mana Google akan memperkenalkan deretan produk baru lainnya. Google I/O 2023 akan digelar di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, California pada 10 Mei mendatang. Acara tersebut akan digelar di hadapan penonton dan juga sebagai live stream.

Italia Resmi Blokir ChatGPT Karena Masalah Keamanan Privasi

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kepopuleran ChatGPT sebagai AI chatbot saat ini masif di seluruh dunia, Bahkan, beberapa perusahaan teknologi seperti Google berbondong-bondong membuat pesaingnya. Sayangnya, Italia telah melarang AI chatbot buatan OpenAI itu karena alasan keamanan. Ini menjadi kali pertama aplikasi chatbot tersebut telah diblokir di negara Barat.

Semenjak peluncurannya pada November 2022, ChatGPT langsung melejit di kalangan pengguna. Aplikasi tersebut mendapat pujian dari pengguna berkat kemampuannya dalam menjelaskan hal kompleks secara jelas. Walaupun begitu, aplikasi ini tidak luput dari kontroversi seperti penyalahgunaan dalam dunia akademik dan kekhawatiran terhadap AI secara keseluruhan.

Italia Resmi Larang ChatGPT Karena Masalah Keamanan

ChatGPT banned in Italy 2
ChatGPT resmi diblokir di Italia karena masalah keamanan

Salah satu kontroversi tersebut berasal dari Italia. Regulator Italia mengkritik ChatGPT karena tidak menyediakan informasi pada pengguna tentang data yang dikumpulkan OpenAI. Pihaknya juga keberatan dengan kurangnya basis legal untuk membuktikan pengumpulan data pribadi secara masif dengan tujuan melatih algoritme demi menjalankan platform.

Baca juga:

Kemunculan AI, Ancaman Perusahaan Teknologi Karena Buat Rugi

Pihak regulator Italia juga memperhatikan absennya filter untuk memverifikasi usia pengguna walau platform tersebut ditujukan untuk 13 tahun ke atas. Ini mengkhawatirkan anak-anak akan terekspos pada respon yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya.

Regulator Italia tersebut memberi kesempatan OpenAI selama 20 hari untuk menjelaskan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Jika tidak, OpenAI akan mendapat denda sebesar

€20 juta atau kurang lebih empat persen dari turnover tahunan secara global.

Kekhawatiran dalam Penggunaan AI dalam Masa Depan

Bersama dengan pengumuman ini, Italia sudah segera memblokir ChatGPT untuk pengguna di negaranya. Tidak hanya itu, Euronews juga melaporkan Europol, agensi polisi Eropa, sudah memperingatkan bahwa sekelompok kriminal dapat memanfaatkan AI chatbot untuk melakukan penipuan berupa fraud atau kasus cybercrime lainnya.

Baca juga:

Kemunculan AI dan Perbudakan Jenis Baru di Zaman Modern

Europol mengingatkan bahwa chatbot kemungkinan besar akan dieksploitasi oleh pengguna yang bermaksud melakukan tindakan kriminal. Tindakan tersebut di antaranya adalah phising, misinformasi, dan malware.

Penggunaan AI juga mengundang perhatian dari figur kunci teknologi seperti Elon Musk. Mereka meminta sistem AI seperti ini segera dihentikan karena kekhawatiran umat manusia akan terlalu bergantung hingga menjadi diperbudak.

OpenAI telah merespon bahwa mereka ingin menyediakan ChatGPT untuk pengguna internet Italia sesegera mungkin.

Ikuti Twitch, TikTok Larang Konten Buatan Teknologi AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Minggu lalu, TikTok telah memperbaharui kebijakannya agar membuat aplikasi lebih aman bagi penggunanya. Platform media sosial sekaligus video pendek itu telah mendapat kebijakan baru tentang penggunaan AI untuk konten. Mengikuti langkah Twitch, platform besutan ByteDance itu melarang konten berbasis AI, atau mereka sebut sebagai media sintesis (synthetic media).

TikTok Resmi Larang Media Sintesis, Termasuk Konten Buatan Teknologi AI

TikTok AI ban
TikTok larang media sintesis, termasuk konten berbasis AI berupa deepfake

Baca juga: Tiktok Perkenalkan Fitur Baru Refresh Rate

Melalui laman resminya, TikTok menyebut teknologi AI bisa menyulitkan pengguna untuk membedakan antara asli dan palsu, lebih tepatnya fakta dan fiksi. Pihaknya mendefinisikan media sintesis sebagai konten yang dibuat atau dimodifikasi teknologi AI. Salah satu di antaranya adalah deepfake, konten seseorang dengan tampilan sangat realistis padahal dibuat secara digital seakan seperti orang tersebut berbicara namun dialognya telah dimodifikasi.

Kebijakan baru inilah yang membuat TikTok melarang konten AI seperti itu diunggah di platform-nya. Terlebih, mereka menambah material AI yang mengeksploitasi figur publik demi mempromosikan sebuah produk akan dihapus.

Walau begitu, mereka memaparkan media sintesis yang memperlihatkan figur publik dalam sebuah konteks, termasuk edukasi dan artistis, tetap diizinkan. Misalnya konten selebriti yang melakukan tarian populer atau tokoh sejarah yang muncul untuk membagikan informasi sejarah.

Baca juga: TikTok Terancam Diblokir di AS Jika Tidak Dijual Bytedance

Menyusul Kepopuleran Konten Berbasis AI

Akhir-akhir ini, konten berbasis AI, terutama deepfake, menjadi populer di platform tersebut. Hal ini berkat tersedianya alat AI voice cloning yang mempermudah seseorang untuk meniru suara figur publik. Contohnya, persaingan Joe Biden dan Donald Trump saat membahas online gaming.

Banyak pula yang menggunakan deepfake sebagai hate speech seakan-akan itu asli. The Verge berpendapat bahwa larang TikTok terhadap endorsement deepfake tampaknya menjadi respon terhadap sebuah video yang menggunakan AI untuk meniru Joe Rogan untuk mempromosikan penambah libido untuk laki-laki. Video tersebut sudah tersebar di Twitter dan Instagram.

Baca juga: Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Sementara itu, TikTok dikabarkan terancam diblokir di Amerika Serikat menyusul dugaan pengumpulan data pribadi penggunanya. Pemrintah Amerika Serikat meminta agar ByteDance menjual sebagian sahamnya agar menghindari pemblokiran. Aplikasi tersebut sudah dilarang di kalangan pemerintahan di Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.

Berkat AI Chatbot, Bing Capai 100 Juta Pengguna Aktif

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kurang lebih sebulan setelah peluncuran fitur AI chatbot-nya, Bing telah berhasil tembus 100 juta pengguna aktif harian. Akhir-akhir ini, search engine milik Microsoft mencuri perhatian Tampaknya fitur AI chatbot yang bertajuk Bing Chat itu berhasil membantu perkembangan dalam jumlah pengguna. Terlebih, banyak pengguna baru yang tertarik untuk menggunakan search engine tersebut.

Berkat Bing Chat, Bing Berhasil Tembus 100 Juta Pengguna Aktif Harian

Bing chat
Jumlah pengguna aktif harian Bing naik berkat fitur chat bot bernama Bing Chat

“Kami dengan bangga menyampaikan bahwa setelah bertahun-tahun mengalami kemajuan stabil, dan berkat sedikit peningkatan dari jutaan [lebih] pengguna Bing preview, kami telah menembus 100 juta pengguna aktif harian di Bing. Secara mengejutkan ini hal yang penting, dan kami sangat paham bahwa kami masih menjadi pemain di angka kecil, rendah, satu digit. Bisa dibilang, it feels good to be at the dance!” tulis Yusuf Mehdi selaku kepala pemasaran konsumen Microsoft di blog resmi Bing.

Microsoft sendiri belum mengungkap jumlah pengguna aktif harian search engine besutannya itu sebelum penambahan fitur AI chatbot berkat teknologi OpenAI. Setidaknya, perjuangan mereka untuk menambah fitur baru itu tidak sia-sia.

Februari lalu, Microsoft mengingatkan search engine-nya, Bing, masih hidup serta mengumumkan versi barunya dengan tenaga dari teknologi AI OpenAI. Hal itu menjadi keputusan ambisius untuk menantang search engine Google yang jauh lebih populer dan mendominasi pasar. Faktanya, Google sedang mengembangkan chatbot bernama Bard untuk bersaing dengan ChatGPT.

Baca juga: Tak Mau Kalah! Microsoft Ikut Buat ChatGPT

“Kira-kira sepertiga dari pengguna preview harian menggunakan Chat setiap harinya. Kami mendapat jumlah rata-rata, kurang lebih tiga chat per sesi dengan lebih dari 45 juta chat semenjak preview chat dimulai,” tambah Mehdi.

Microsoft Edge Juga Alami Peningkatan Penggunaan

Bing Microsoft edge
Penggunaan chatbot Bing berdampak positif bagi Microsoft Edge

Bing bukan satu-satunya yang alami peningkatan penggunaan, Microsoft Edge alami hal yang sama. Faktanya, Edge turut berkontribusi pada penggunakan search engine milik Microsoft itu.

Faktanya, Microsoft telah lama meminta setiap pengguna Windows untuk menggunakan Edge sebagai web browser utama. Mereka juga menyarankan agar menjadikan Bing sebagai search engine utama jika menggunakan Edge.

“Kami harapkan kemampuan baru, seperti menghadirkan Bing search and create di taskbar Edge, akan memicu pertumbuhan lebih jauh,” tutur Mehdi.

Microsoft tampaknya masih harus semakin berjuang agar dapat merebut hati pengguna search engine lain, terutama Google. Saat ini, Google memiliki lebih satu miliar pengguna aktif, jauh lebih banyak dari pengguna Bing. Namun, Microsoft telah mendapat start lebih awal untuk menjadikan teknologi AI sebagai senjata agar dapat bersaing dengan Google.