Tag Archives: Artificial Intelligence

Gaet OpenAI, Spotify Luncurkan Fitur DJ Berbasis AI

GAMEFINITY.ID, Bandung – Spotify menghadirkan fitur baru bernama DJ. Fitur tersebut merupakan DJ bertenaga artificial intelligence (AI) yang mengurasi pilihan musik berdasarkan favorit penggunanya. Fitur ini juga menampilkan menghadirkan komentar dari AI tentang musik dan musisi favorit pengguna. Dengan fitur ini, pengguna seakan-akan sedang mendengarkan radio, namun berbasis AI.

Spotify sendiri telah mendeskripsikan fitur ini sebagai “AI DJ di sakumu” yang “tahu kamu dan musik favorit kamu sangat baik sehingga dapat memilih lagu yang akan dimainkan”. Mereka menggaet OpenAI, pembuat ChatGPT untuk meluncurkan fitur terbaru ini.

Cara Kerja Fitur DJ di Spotify

Spotify menjelaskan di laman resminya bahwa fitur DJ buatannya akan mengetahui selera musik pengguna sangat baik. Fitur DJ akan melacak lagu dan album terbaru yang pastinya akan disukai pengguna atau membawa kembali ke playlist yang membuat nostalgia. Mereka memastikan sudah membuat DJ sebagai cara baru pengguna mendengar musik di Spotify.

Spotify DJ feature
Fitur DJ di Spotify

Fitur DJ ini mengandalkan teknologi personalisasi yang memberi daftar rekomendasi musik berdasarkan selera pendengarnya. Teknologi ini sudah pernah digunakan untuk membuat playlist yang sudah dipersonalisasi seperti Discover Weekly, Release Radar, Daily Mix, Daily Drive, dan lainnya. Spotify juga menjadi trendsetter untuk membuat playlist tahunan berdasarkan selera musik selama setahun terakhir, yaitu Spotify Wrapped.

Fitur ini juga mengandalkan teknologi milik OpenAI untuk membuat AI generatif. Berkat teknologi ini, Spotify akan menyediakan informasi mendalam tentang musik, artis, dan genre yang sedang didengarkan penggunanya.

Tidak hanya dari OpenAI, pihaknya juga mengandalkan teknologi dari Sonantic untuk membuat suara AI secara dinamis. Untuk membuat model suara DJ AI, Spotify mengandalkan Xavier “X” Jernigan selaku Head of Cultural Partnerships. Suaranya menjadi model pertama untuk fitur DJ.

Baca juga: Google Buat Chatbot Bard untuk Bersaing dengan ChatGPT

Baru Diluncurkan Sebagai Beta di Amerika Serikat dan Kanada

Fitur DJ AI ini sudah diluncurkan sebagai beta pada 22 Februari lalu di Amerika Serikat dan Kanada. Tentunya, hanya pelanggan Spotify Premium yang dapat menikmati fitur ini.

Saat ini masih belum diketahui kapan fitur DJ akan hadir di negara lain selain Amerika Serikat dan Kanada. Jika tahap beta-nya sukses, bukan tidak mungkin fitur DJ AI akan segera hadir secara global.

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Akhir–akhir ini ramai di perbincangkan perihal Kecanggihan AI (Artificial Intelligence) di media sosial. Kemampuan dari AI ini sendiri, dari menulis skrip, menjawab pertanyaan, menciptakan AI Art, hingga membuat sesosok karakter yang sedang ber-cosplay, tepatnya AI sendiri yang melakukan kegiatan cosplay ini dengan sangat sempurna.

Awalnya AI ini banyak diperdebatkan karena kemampuannya yanng cukup merugikan para seniman digital mengenai kemunculan gambar ciptaan langsung dari AI itu sendiri. Sejujurnya AI ini mengambil referensi dari karya-karya tangan atau digital yang sudah ada sebelumnya, namun di compile sesuai keinginan dari pengguna AI itu sendiri.

Baca juga: Cosplay dan Segala Macam Pro Kontra Hingga Problem yang Ada

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Kanyon Industries merupakan artis Twitter yang mendedikasikan dirinya untuk mengubah suatu fantasi menjadi hal yang nyata. Sejak ilustrasi yang diciptakan oleh AI menjadi ramai di tahun 2022, pengguna sendiri mengembangkan atau melatih AI untuk menciptakan ilustrasi yang lebih realistis.

Membuat ilustrasi yang objektif dengan mensimulasikan ilustrasi  realistis dengan menjadi cosplayer dengan pakaian atau kostum yang berbeda.

Ilustrasi yang di tampilkan oleh AI ini menjadi semakin sempurna seiring pengembangan leh beberapa pengembang. Cukup sulit untuk membedakan mana orang yang asli dengan ilustrasi orang buatan AI itu sendiri. Hal ini menimbulkan keramaian dan perdebatan di forum-forum Jepang, tampaknya AI disini tidak lagi hanya sebatas mengancam seniman digital, melainkan pekerjaan sebagai cosplayer juga.

Konspirasi Mengenai Sumber Referensi AI dan Cosplayer

Kecanggihan AI yang Mengancam Posisi Cosplayer

Ada satu konspirasi menarik mengenai foto cosplayer yang dibuat dengan AI. Seperti yang diketahui, AI dalam membuat suatu ilustrasi atau karya ini menggunakan referensi karya atau objek yang sebelumnya sudah ada di internet. Apakah para cosplayer ini sebelumnya menggunakan jasa AI ini untuk membuat gambaran cosplay dari diri mereka?

Banyak komentar dan Twitt yang bertebaran menyikapi hal ini dan konspirasi mengenai cosplayer di atas. Salah satunya ada cuitan dari akun Twitter dengan nama @commushows yang mengungkapkan bahwa pentingnya orang-orang untuk sadar mengapa ilustrasi dan NSFW dapat dibuat saat ini dengan mudah.

“Sudah saatnya orang lebih sadar mengapa gambar cosplayer dan NSFW dapat dihasilkan dan apa sumber data untuk pelatihan, daripada fakta bahwa gambar yang bagus dapat dihasilkan. Selain itu, saya ingin developer mewaspadai anomali dalam ranah penggunaan gambar pribadi dari pronografi, Tiktok, dll sebagai data pelatihan AI ini,” pungkasnya.

Cukup mengejutkan mengetahui perkembangan AI yang telah melampaui olah pikir manusia itu sendiri dalam waktu sesingkat ini. Apakah peran manusia selain di dunia seni dan cosplayer akan digantikan segera oleh AI ini? Tidak ada yang tahu.

Update informasi menarik lainnya seputar anime dan game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

AI Google Tidak Langgar Pedoman Pencarian

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – AI Google diklaim sebagai AI yang ramah terhadap pedoman pencarian. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan saat ini membawa banyak perubahan pada sebagian besar teknologi yang ada di dunia dan bahkan hampir seluruhnya diambil alih olehnya. Santer beberapa hari yang lalu, konten–konten AI yang beredar dinilai melanggar pedoman serta hak cipta dari sumber asalnya.

Menanggapi hal tersebut, Google lakukan konfirmasi bahwa konten–konten kecerdasan buatan yang beredar terbukti tidak melanggar pedoman pencarian yang selama ini  dikhawatirkan banyak pihak.

Google Menilai Konten–Konten AI (Artificial Intelligence) Ciptakan Karya Berkualitas Tinggi

AI Google

Melalui blog terbaru Google Search, Google lantas berikan tanggapan mengenai beredarnya karya yang dimanipulasi melalui teknologi kecerdasan buatan. Alih–alih melarang, pihak Google justru mengapresiasinya dengan mengatakan bahwa Google akan menghargai konten berkualitas tinggi, terlepas darimana sumber tersebut diproduksi.

Google mengatakan bahwa konten berkualitas tinggi tersebut dinilai berdasarkan rules EEAT atau Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness atau pengalaman, keahlian, otoritas, dan kredibilitas (PKOK). Sementara itu Google tidak memfokuskan pada cara konten tersebut dibuat.

Baca juga: Google Ciptakan AI Music LM, Bikin Lagu Melalui Hasil Pencarian

AI Google Tetap Dinilai Melanggar Hak Cipta Oleh Sejumlah Pihak

Meskipun Google tidak memberikan hukuman kepada para penyedia konten–konten tersebut. Sejumlah pihak tetap menilai bahwa penggunaan AI untuk memanipulasi hasil pencarian dianggap masih melanggar hak cipta dari sumber asal. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Google, bebarapa waktu yang lalu Google dikabarkan akan merilis Music LM yang dimana kalian dapat menciptakan musik berdasarkan apa yang kalian ketik di kolom yang disediakan.

Salah satu pengguna, Andy Baio menilai penggunaan AI masih dianggap wajar, menurutnya apa yang dihasilkan oleh AI adalah karya turunan yang dimana sumber asli masih dilindungi oleh hak cipta. Google juga menekankan bahwa konten yang dihasilkan harus dari sistem yang sama yang digunakan untuk menyempurnakan apa yang dibuat oleh manusia.

Terakhir dalam postingannya Google menjelaskan bahwa tidak perlu dijelaskan secara eksplisit jika konten yang dihasilkan berasal dari AI, dan dijelaskan bahwa itu adalah bagian dari proses pembuatan konten kepada pembaca yang hendak menggunakannya. Meski melalui berbagai pertimbangan yang ada.

Google Buat Chatbot Bard untuk Bersaing dengan ChatGPT

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah resmi. Google mengungkap mereka sedang mengerjakan sebuah chatbot pesaing ChatGPT milik OpenAI. Chatbot tersebut mereka beri nama Bard dan akan dipergunakan oleh tester sebelum tersedia secara publik.

Bard, Chatbot AI Buatan Google

Melalui laman blog resminya, Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet menyebut Bard sebagai “layanan percakapan AI eksperimental”. Cara kerjanya, alat tersebut akan menjawab pertanyaan penggunanya dan terlibat dalam percakapan seakan-akan berperan sebagai manusia.

“Bard bertujuan untuk menggabungkan ilmu dunia luas dengan daya, kecerdasan, dan kreativitas dari berbagai model bahasa raksasa kami. Alat ini menggambarkan informasi dari web untuk menyediakan response berkualitas tinggi dan baru,” tulis Pichai.

Bard sendiri dibuat berdasarkan model bahasa Lamda (Language Model for Dialogue Applications) milik Google. Awalnya, platform chatbot itu akan beroperasi menggunakan versi ringan dari Lamda.

Google ChatGPT competitor
Contoh penggunaan Bard

Contoh penggunaannya, seorang pengguna meminta pada Bard untuk merencanakan pesta syukuran bayi, membandingkan dua film nominasi Oscar, dan mendapat ide resep makan siang dari bahan yang tersedia di lemari es.

Pichai menyebut Bard sudah dapat dipergunakan oleh para tester terpercaya. Platform ini nantinya akan tersedia untuk publik secara luas pada beberapa pekan mendatang.

“Nanti, Anda akan menyaksikan fitur bertenaga AI di Search yang menyaring informasi kompleks dan beberapa perspektif menjadi mudah tercerna. Jadi Anda dapat memahami intisarinya secepat mungkin dan mengetahui lebih banyak dari web,” sebut Pichai.

Baca juga: AI ChatGPT Membuat Google Panik, Apakah Takut Tersaing?

Akan Jadi Pesaing ChatGPT Milik OpenAI

Pengumuman ini menyusul kesuksesan ChatGPT sebagai chat bot yang telah diluncurkan sebagai prototipe pada November lalu. ChatGPT mendadak viral karena fungsinya serba guna. Chat bot ini menjadi andalan dalam menulis teks seperti esai, puisi, lirik lagu, dan cerita. Saking populernya, alat buatan OpenAI ini juga tuai kontroversi.

Google sendiri dilaporkan menyatakan “kode merah” dan ingin mempercepat pengembangan AI. Setidaknya, mereka dipercaya memiliki 20 produk bertenaga AI yang akan terungkap tahun ini.

Bahkan, Microsoft telah berinvestasi jutaan dolar pada OpenAI bulan lalu. Microsoft juga mengumumkan melalui laman resminya bahwa versi baru mesin pencari Bing kini mengandalkan pondasi teknologi AI yang sama seperti ChatGPT.