GAMEFINITY.ID, Salatiga – Program subsidi kuota gratis dari pemerintah sebenarnya ditujukan untuk membantu pelajar dan mahasiswa mengikuti kegiatan belajar dan mengajar. Namun sepertinya kuota gratis pemerintah tersebut malah disalahgunakan oleh para pelajar.
Seorang guru privat bernama Oktavianus Bagas menceritakan pengalamannya soal penyalahgunaan kuota gratis. Lewat komentar Facebooknya yang di-reupload di akun Twitter @sosmedkeras, ia bercerita dimana ia menegur siswanya yang menggunakan kuota gratis tidak untuk belajar.
Alih-alih belajar, siswa tersebut malah menggunakan kuota gratis tersebut untuk bermain game Free Fire.
Tak hanya berhenti sampai situ, Oktavianus Bagas juga terkejut saat melihat daftar riwayat pencarian pada HP milik siswanya. Disitu ia menemukan berbagai situs pornografi yang pernah diakses oleh siswanya.
Saat ditegur, siswa tersebut bukannya menyadari kesalahannya dan menyesal namun malah menjawab “iri, bilang bos!” dengan nada santai.
— sosmed keras (@sosmedkeras) June 15, 2021
Reaksi Para Netizen
Curhatan Oktavianus Bagus di media sosial mengundang reaksi yang beragam dari para netizen. Salah satu netizen Twitter dengan nama @ntasyaaulia merasa prihatin dengan kelakuan anak-anak di zaman sekarang.
“Waktu jaman SD-SMP takut banget ngomong kasar, bilang “bego” juga udah paling kasar bgt. Anak jaman sekarang semua kebun binatang disebutin kalo ga sesuai ekspetasi (contoh: maen ff trus temennya noob, marah2 sendiri ampe orang rumah kena marah) ade gw sendiri” ujar @ntasyaaulia.
Kemudian ada juga netizen yang mencoba menyimpulkan penyebab perilaku menyimpang anak-anak tersebut. Salah satu akun dengan username @Umaya_andriD menganggap pengaruh internet, pengaruh lingkungan dan kurangnya pengawasan orang tua sebagai penyebab buruknya perilaku anak-anak sekarang.
“1. Pengaruh internet (sosmed, game) 2. Pengaruh lingkungan disekitarnya 3. Kurang pengawasan ortu. Kalo negur anaknya cm gt2 aja. Coba perhatikan isi beberapa reply disini aja terbiasa pakai kata “ajg”. Kadang kita aja suka ngomong begitu tanpa sadar ada anak2 yg denger” tutur @Umaya_andriD.
Terlepas dari benar atau tidaknya peristiwa ini terjadi, tentunya keluarga, guru, dan orang-orang yang ada di sekitar anak-anak harus lebih memperhatikan dan mengawasi penggunaan HP anak.
Fasilitas HP yang diberikan kepada anak seharusnya menjadi penunjang belajar bukannya menjadi penghancur moral anak.