Tag Archives: budaya Jepang

Nonton Anime Bajakan! Emang Masih Relevan Ya?

GAMEFINITY.ID, PATI – Pertanyaan tentang keberadaan praktik menonton anime bajakan masih menjadi topik yang diperdebatkan. Meskipun industri anime terus tumbuh dengan popularitas globalnya, banyak orang masih bergantung pada konten anime bajakan sebagai cara untuk mengakses seri dan film yang mereka sukai.

Namun, dengan perkembangan platform streaming legal dan peningkatan upaya perlindungan hak cipta, pertanyaan pun muncul: Apakah nonton anime bajakan masih relevan?

Alasan Nonton Anime Bajakan

Sebelum menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami beberapa faktor yang melatarbelakangi popularitas anime bajakan. Salah satu alasan utama adalah aksesibilitas dan ketersediaan konten. Beberapa seri anime mungkin tidak secara resmi dilisensikan atau dirilis di wilayah tertentu. Hal inilah yang mengharuskan penonton untuk mencari sumber konten alternatif.

Selain itu, biaya berlangganan platform streaming legal masih terbilang mahal bagi beberapa orang. Yang terakhir, karena sudah terbiasa dengan konten bajakan membuat para penonton kurang rela mengeluarkan uangnya untuk berlangganan layanan streaming legal.

Baca Juga:

anime bajakan

Namun, meskipun alasan-alasan ini dapat dipahami, ada argumen yang kuat untuk meninggalkan praktik menonton anime bajakan. Pertama, menonton anime secara bajakan melibatkan pelanggaran hak cipta.

Melanggar hak cipta adalah tindakan ilegal yang merugikan industri anime dan pencipta karya tersebut. Dalam jangka panjang, hal ini dapat merugikan industri dan menghambat perkembangan kreativitas dan inovasi di dalamnya.

Baca Juga:

Kemunculan Platform Streaming Legal

Peningkatan platform streaming legal telah mengubah panorama anime secara signifikan. Saat ini, ada banyak platform yang secara resmi melisensikan dan menghadirkan konten anime secara global. Misalnya, platform seperti Crunchyroll, Bstation, IQiYi, Diney+ dan Netflix menawarkan berbagai seri anime yang dapat diakses secara legal dengan berlangganan bulanan yang terjangkau.

adapula kanal Youtube yang menyajikan anime legal seperti Ani-One dan Muse. Dengan dukungan keuangan yang diberikan oleh penggemar anime yang berlangganan platform ini, para pembuat anime memiliki sumber pendapatan yang diperlukan untuk melanjutkan produksi dan merilis lebih banyak konten berkualitas.

Anime Bajakan
Muse indonesia menyediakan berbagai anime legal di kanal youtube
anime bajakan
Bstation punya banyak koleksi anime legal yang dapat diakses secara gratis

Selain itu, menonton anime secara legal melalui platform streaming resmi memberikan manfaat tambahan kepada penonton. Fitur-fitur seperti kualitas video yang lebih baik, terjemahan profesional, dan dukungan langsung terhadap industri anime adalah beberapa keunggulan yang tidak dapat ditemukan dalam konten bajakan.

Baca Juga:

Pada akhirnya, apakah nonton anime bajakan masih relevan merupakan pertanyaan yang kompleks dan tergantung pada perspektif masing-masing individu. Namun, dengan adanya platform streaming legal yang semakin berkembang dan upaya perlindungan hak cipta yang lebih ketat, semakin banyak orang yang beralih ke metode yang legal dan mendukung industri anime secara langsung.

Dukungan terhadap karya orisinal dan upaya untuk memperoleh akses secara legal dapat membantu memastikan kelangsungan dan pertumbuhan industri anime yang kita cintai.

Bagaimana menurut kalian? Masih suka nonton anime bajakan? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Belajar Jepang: Stop! Ini Lho Kesalahan yang Suka Dilakukan

GAMEFINITY.ID, DKI Jakarta – Untuk kamu penyuka jejepangan, pasti tak asing belajar bahasa Jepang, entah sebagai hobi atau serius menekuninya. Namun, tak jarang saat belajar bahasa Jepang, secara tak sadar melakukan kesalahan yang justru membuatmu kurang memahami mereka.

Mulai dari menghapal kosa kata hingga mendengarkan percakapan, ternyata metode belajar sederhana ini tak sepenuhnya benar lho. Dalam artikel ini penulis akan menjelasakan beberapa kesalahan dalam belajar Jepang yang sering dilakukan oleh pemula.

Kesalahan Pas Belajar Jepang: Menulis Hal yang Sama

kesalahan belajar jepang
Foto YouTube Onomappu

Terdapat beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh orang yang baru memplajari Jepang, yang pertama adalah dengan menulis kata yang sama berulang kali.

Kesalahan pertama ini pasti sering dilakukan?

Ini karena kebanyakan masih beranggapan dengan menulis hal yang sama berulang kali akan mempercepat menghafal huruf Jepang. Tapi hal ini adalah kurang benar, sebagai contoh dalam video YouTube di channel Onomappu, Hitoki, memberikan gambarannya.

Di Jepang anak-anak pasti belajar menulis berbagai Kanji (huruf Jepang), ada anak yanh mendapatkan nilai bagu dan ada yang tidak.

Baca juga: 

Anak yang mendapatkan nilai jelek, dalam PR-nya selalu menuliskan 10 Kanji yang sama dalam satu baris. Sedangkan, anak yang mendaat nilai bagus, menuliskan 10 Kanji yang berbeda-beda di satu barisnya, lalu mengulanginya di baris selanjutnya.

Kesimpulannya adalah sama dengan Gestaltzerfall, yaitu jika menulis satu kata yang sama maka kata tersebut akan terasa kurang berarti.

Begitupun saat belajar nulis Jepang, jika menulis satu huruf, sebaiknya di teruskan dengan hurus yang berbeda-beda agar lebih efektif.

Kesalahan Pas Belajar Jepang: Hanya Menghafal Katanya

Jepang
Foto YouTube Onomappu

Lanjut kesalahan belajar bahasa Jepang yang kedua adalah hanya menghafal kata-katanya saja. Akan lebih bagus jika membuat kalimat dari kata-kata tersebut lalu menghafalnya dari sana, dibandingkan per kata.

Pada titik ini mungkin akan berpikiran jika menghafal kata saja sudah susah, apalagi diminta menghafal kalimat? Ampun deh angkat tangan.

Begini penjelasannya, memang jika menghafal setiap kalimat akan terdengar tak masuk akal.

Baca juga: 

Namun kamu bisa memulainya dengan menghafalkan kalimat-kalimat penting yang digunakan sehari-hari di Jepang. Misalkan kalian ingin menggunakan kata “Tsukau” (artinya: memakai). Daripada menghafal dengan kata saja, sebaiknya dengan membuatnya jadi kalimat sebagai berikut.

“Pasokon wa tsukaitai” (Aku mau pakai PC/laptop), jika mengucapkanya saat sendirian, dalam otak akan terpancing kalimat lainnya seperti, “Pasokon wa dokko” (PC/laptopnya di mana ya?), seperti itu.

Dalam kata lain, memulainya dengan kalimat akan membuatmu bisa ngobrol dengan sendirinya. Semakin banyak kalimatnya, kamu akan makin mudah mengungkapkan banyak hal. Lalu tanpa disadari kamu sudah bisa mengerti dan mengobrol dnegan orang Jepang.

Kesalahan Pas Belajar Jepang: Tak Mengucapkannya

jepang
Foto YouTube Onomappu

Lalu kesalahan yang ketiga adalah tak mengucapkan kata-katanya, bagaimana maksudnya?

Meski kamu mengerti arti kata atau kalimatnya, namun hanya membacanya tanpa belajar mengatakannya maka sama saja belajar Jepangmu masih kurang efektif.

Sebagai manusia yang punya 5 indera, usahakan untuk tak hanya melihat atau membacanya saja, tapi juga mengucapkannya. Urutannya adalah dengan melihat kata atau kalimatnya, menulisnya, lalu mengucapkannya dan mendengarkan bagaimana itu diucapkannya.

Dengan menggunakan berbagai macam indera kita, maka belajar Jepang akan lebih efektif. Karena meski kita mengingat kalimat/katanya, tapi tak diucapkan, lama-lama kita akan melupakan cara mengucapkan kata/kalimat tersebut. Itulah tiga kesalahan dasar yang sering dilakukan pemula dalam belajar Jepang, keberapa yang masih suka kamu lakukan?

Di Jepang Jangan Pake Pakaian Ini Jika Tak Mau Terlihat Aneh

GAMEFINITY.ID, DKI Jakarta – Di Jepang maupun negara manapun pakaian adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Pakaian juga memiliki berbagai jenis dan terus berkembang seiring  dengan berjalannya waktu. Sama halnya di Indonesia yang kurang lazim memakai pakaian mini atau terbuka, di negara lain budaya berpakaian berbeda-beda.

Jika kamu ingin berpergian ke Jepang, maka kamu perlu memperhatikan budaya berpakaian di sana juga agar tak terlihat seperti orang aneh. Berikut adalah budaya berpakaian di Jepang yang terlihat normal di negara lain tapi akan dianggap aneh jika dikenakan di sana.

Budaya Berpakaian di Jepang

Berpakaian di Jepang
Budaya Berpakaian Di Jepang. Foto Pixabay

Melalui survey dengan menanyakan langsung kepada orang Jepang asli yang diunggah dalam salah satu video di channel YouTube Ask Japanese, mendapat hasil berikut ini.

Sang Host CathyCat, menunjukan tiga jenis pakaian kepada beberapa wanita Jepang untuk menanyakan peakaian mana yang paling dihindari di Jepang.

Ada pun foto ketiga jenis pakaian yang diperlihatkan adalah legging, jaket kulit, dan celana pendek dengan tengtop.

Baca juga: 

Berdasarkan video itu diketahui bahwa di Jepang, warganya sangat jarang memakai pakaian jenis leggings. Saat ditanya alasannya, kebanyakan orang di Jepang menganggap, pakaian/celana lengging sama seperti memakai pakaian dalam.

Dalam kata lain, mengenakan legging di Jepang terlihat terlalu seksi dan kurang pantas. Selain itu ada yang beranggapan dengan memakai leggings itu memperlihatkan bentuk tubuh (pantat) mereka.

Kebanyakan orang Jepang (khususnya wanita) tak percaya diri dengan hal itu. Karena itulah mereka menghindari untuk memakai pakaian atau celana jenis legging. Lalu, dalam kondisi seperti apa mereka bisa dan berkemungkinan mau menggunakan legging? Saat ditanyakan, berikut jawabannya.

di Jepang pakai Legging
Memakai Legging yang di Maklumi. Foto YouTube Ask Japanese

Terdapat tiga kondisi yang yang dimaklumi terkait menggunakan legging di Jepang, pertama mengenakannya di rumah atau sebagai piyama.

Baca juga: 

Kedua adalah mereka yang bukan berasal dari Jepang, dalam artian warga negara asing (WNA), orang Jepang cenderung memakluminya. Ini dikarenakan kemungkinan budaya berpakaian yang berbeda dengan Jepang, dimana legging ini dianggap normal dan biasa saja di negara mereka.

Lalu yang ketiga, memadukannya dengan mengenakan baju panjang yang menutupi pantat, atausebagai dalaman rok/celana pendek. Kondisi yang ketiga ini bisa kamu terapkan jika ingin keluar rumah menggunakan legging di Jepang. Menjelang akhir video juga diketahui bahwa rok atau celana pendek masih aman dikenakan di sana dibandingkan dengan legging.

Ketika ditanyakan kepada laki-laki terkait wanita yang menggunakan legging, terdapat dua pendapat berbeda. Yang pertama adalah memperbolehkan karena terlihat lebih seksi, dan yang kedua beranggapan sebaliknya.

Dan itulah salah satu budaya berpakaian yang perlu kamu perhatikan saat mengunjungi Jepang. Jangan sampai terlihat aneh karena mengenakan pakaian yang mencolok atau salah ya!

Cosplayer, Hobi Menyenangkan Namun Tidak Mudah

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Ketika ada event bertema anime dan seputar Jepang pasti tidak jauh dengan cosplayer. Sebenarnya apa itu cosplay?

Dikutip dari Lib Guides, cosplay adalah pertunjukkan yang para pesertanya atau yang disebut dengan cosplayer ini mengenakan kostum dan membentuk riasan berdasarkan karakter tertentu. Karakter-karakter tersebut berasal dari anime, video game, serial televisi, hingga film. Kostum dan make-up pun dibuat secara autentik dan juga unik agar menonjol dan menarik perhatian.

Baca juga:

Para pelaku cosplay atau cosplayer ini biasanya mempelajari karakter yang akan mereka tiru. Mereka akan meniru dari cara berpakaian, detail aksesoris, make-up, hingga karakteristik dari si karakter tersebut.

Suka Duka jadi Cosplay

Cosplayer
Cosplayer

Bagi pecinta anime dan budaya Jepang, tentu menjadi cosplayer menjadi hobi yang menyenangkan. Namun, perlu diketahui bahwa untuk melakukan hobi ini tidak segampag yang kalian pikirkan. Ada suka duka yang dialami para cosplayer. Apa saja itu?

  1. Keinginan untuk cosplay banyak karakter terhalang dengan dana

Untuk cosplay suatu karakter diperlukan pembelajaran secara mendalam dan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, beberapa cosplayer tidak maksimal mendadani dirinya menjadi karakter secara sempurna.

Baca juga:

  1. Buru-buru mengejar deadline kostum sebelum hari-H dipakai

Rata-rata cosplayer membuat kostum mepet dengan hari-H. Apalagi jelang H-1, para cosplayer kebingungan untuk detail kostum dan make-up hingga tidak tidur untuk bisa membuatnya sebaik mungkin.

  1. Ketika kostum selesai, terkadang tidak sesuai dengan ekspetasi

Ini yang selalu menjadi masalah yang sering dihadapi para cosplayer. Tak jarang mereka sedih dan kecewa ketika hasilnya tidak sesuai yang mereka bayangkan. Terutama detail-detail yang ingin ditunjukkan untuk para penontonnya.

  1. Sering kebingungan ketika tidak ada ruang ganti atau ruang gantinya panas

Ada beberapa event yang tidak menyediakan ruang ganti dan ruang make-up. Bahkan jika ada terkadang ruang ganti tersebut bisa panas, kecil, maupun pengap. Tentu itu jadi masalah apalagi jika kostum dan make-up yang dipakai agak rumit.

  1. Tidak ada yang kenal ketika menjadi cosplayer

Oleh karena mengenakan kostum dan make-up karakter, maka otomatis wajah dan perawakan jelas berubah. Tidak heran jika menunjukkan foto kalian saat menjadi cosplayer kepada teman-teman, mereka tidak bakal percaya. Pasalnya sangat berbeda dengan kehidupan kalian sehari-hari.

  1. Mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan

Salah satu keuntungan menjadi cosplayer di suatu event, kalian bakal bertemu sesame cosplayer dan saling berbagi pengalaman.

Baca juga:

  1. Banyak orang yang masih meremehkan cosplay

Masih banyak orang menganggap hobi cosplay dinilai negatif dan aneh. Ada yang mengatakan tidak mencintai budaya sendiri hingga mengumbar aurat. Meskipun begitu para cosplayer tidak patah semangat dan terus mengasah kreativitas untuk membuat kostum dan make-up karakter yang unik.

Pengalaman Para Cosplayer

Cosplayer Anya Forger
Cosplayer Cantik

Suka duka ini disetujui oleh cosplayer asal Bali, Jocelyn, yang diwawancarai Sindonews.com pada Selasa (14/3).  Ia sendiri sudah terjun di dunia cosplayer sejak tahun 2015. Ia pun mengatakan jika mau memasuki komunitas cosplayer tidak akan dikenakan biaya sepeser pun. Biasanya dalam komunitas akan bicara mengenai gathering, event, hingga props making.

Baca juga:

Sama halnya dengan Vera, cosplayer asal Jakarta Utara. Ia pun sudah mengenal dunia cosplayer pada tahun 2019 lalu. Vera pun menjelaskan untuk menjadi cosplayer suatu karakter membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Untuk membuat kostum dan membentuk riasan satu karakter saja sudah harus mengeluarkan dana sekitar Rp300-700 ribu. Itu pun harus sewa semuanya. Kalau beli bisa mencapai jutaan,” kata Vera.