GAMEFINITY.ID, YOGYAKARTA – Bulan lalu, Activision mengumumkan bahwa Snoop Dogg akan datang ke Call of Duty: Vanguard, Call of Duty: Warzone, dan Call of Duty: Mobile pada April 2022. Trailer itu menampilkan dua set dog tags dengan tanggal terpisah untuk penambahan Snoop Dogg di masing-masing game. Snoop Dogg telah ditambahkan ke CoD: Mobile awal bulan ini pada tanggal 1 April, dan dia juga telah muncul sebagai operator di CoD: Vanguard dan Warzone sejak hari ini, tanggal 20 April 2022.
Activision merilis trailer baru serta postingan resmi di website mereka untuk menjelaskan lebih detail tentang bundle Snoop Dogg ini. Pemain dapat membeli Tracer Pack: Snoop Dogg Operator Bundle dengan harga 2400 CoD poin, yang setara dengan sekitar 20 USD. Bundle ini juga menambahkan empat tantangan yang memberikan Operator XP.
Call of Duty Snoop Dogg Operator Bundle Breakdown
Operator Snoop Dogg hadir dengan voice line dan progression pathnya sendiri, dimana player dapat membuka “beberapa hadiah XP dan PPSH-41 Weapon XP, serta dua Spray, dua Quips Operator, Calling Card, Stiker, Emblem, weapon charm, Killcam Vanity eksklusif untuk Call of Duty Vanguard, dan empat alternate Operator outfits.
Trailer itu juga menampilkan tiga blueprints untuk Legendary Weapons, dan semuanya datang dengan Green Weed Tracer Rounds. Senjata pertama adalah “Bong Ripper” Sniper Rifle, senjata bolt-action dengan 10,0x telescopic sight. Selanjutnya adalah “West Coast Bling” Assault Rifle, yang telah dikonfigurasikan sebelumnya dengan fast fire rate, dan juga memberikan movement speed yang lebih baik kepada Operator. Terakhir, bundle Snoop Dogg menambahkan SMG yang disebut “Tha Shiznit,” yang hadir dengan fitur Unmarked Proficiency dan On-Hand Perk.
Pemain yang membeli Tracer Pack: Snoop Dogg Operator Bundle juga mendapatkan beberapa bonus tambahan seperti golden leaf “Mellow Medal” Weapon Charm, Legendary “The Original Gangsta” Emblem, “High Art” Spray, dan “Finishizzle Movizzle”. Untuk player Call of Duty: Vanguard, ada dua hadiah eksklusif berupa Match Intro “Tactical Toke” dan MVP Highlight “Hit This, Fam”.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Call of Duty Vanguard, sebuah game dari franchise terkenal Call of Duty yang rilis pada tahun 2021 kemarin sebagai game Call of Duty yang rilis pada tahun tersebut.
Ketika kalian mencari Call of Duty Vanguard di Google, kalian akan langsung disuguhi oleh nilai positif yang hanya ada pada 52% yang menyukai game ini di Google. Ya, 52%, hanya lebih sedikit di atasnya.
Bila dilihat di website review lainnya seperti Metacritic, PC Gamer, dan IGN, bahkan Call of Duty Vanguard bersaing nilainya. Bersaing dengan siapa? Dengan Call of Duty Ghost, game seri CoD yang dikenal menjadi salah satu yang terburuk selain CoD Infinity Warfare yang bahkan saya sudah lupa kalau CoD: IW pernah rilis.
Namun, apakah yang membuat CoD Vanguard menjadi buruk? Padahal beberapa tahun sebelumnya Activision telah merilis CoD WWII yang menerima review yang jauh lebih baik dari Vanguard tetapi juga bukan yang terbaik.
Disini saya akan menyampaikan berbagai masalah yang dikeluhkan oleh fans franchise CoD dan opini saya juga sebagai seorang fans dari franchise ini.
Call of Duty Vanguard, Campaign Mode: Latar Belakang Perang Dunia 2 (?)
Yak, kita mulai dari Campaign. Ah, campaign atau main story dari Call of Duty, sangat bagus hingga karakter yang ada di dalamnya dikenal hingga saat ini.
Captain Price, Soap, Ghost, Reznov, Chernov, dll, semua ada di pikiran bagi yang sudah memainkan game-nya.
Didukung dengan latar belakang cerita yang menarik, dan juga alur yang membuat kita tidak bosan, membuat campaign dari Call of Duty menjadi salah satu yang terbaik. Namun, datanglah Call of Duty Vanguard.
Dari judulnya kalian sudah paham maksudnya, kan? Bahkan yang menjadi dasar terbentuknya game ini masih dipertanyakan.
Mulai dari senjata hingga detail karakter, hampir semuanya kacau. Bahkan ada yang mengatakan bahwa CoD Vanguard membawa tema perang dunia kedua, namun dari universe lain.
Membahas tentang senjata, contohnya saat kita memasuki salah satu misi yang dimana kita menjadi seorang pilot AS yang tertangkap oleh Jepang.
Kalau diperhatikan lebih lanjut, ada tentara Jepang yang menanyai kita dengan kalimat yang terkesan konyol, “DO YOU SPEAK JAPANESE?”, menenteng senjata milik Jerman.
Meskipun terkesan berlebihan, namun kesalahan detail kecil dengan sejarah juga berpengaruh pada permainan.
Hal ini juga diperparah dengan berbagai senjata fiksi di campaign mode atau beberapa senjata yang dipakai saat pada latar waktunya sebuah misi, senjata tersebut masih belum dibuat.
Cerita dari CoD Vanguard juga terkesan lebih dibuat-buat. Tugas pemain adalah untuk membunuh penerus pemimpin Hitler yang terkesan, menjadi sebuah hal yang perlu dipertanyakan.
Disini saya paham, sang penulis terinspirasi dari cerita Modern Warfare series di tahun 2010-an dimana kita terus-menerus memburu Makarov.
Namun, ini adalah kasus yang berbeda, Modern Warfare series memiliki latar fiksional, sedangkan Call of Duty Vanguard memiliki latar perang asli yang memiliki hubungan erat dengan sejarah.
Seharusnya, akhir dari sebuah peperangan bukanlah membunuh seseorang dan perang berakhir dan juga harusnya tidak ada tokoh villain di dalam sebuah peperangan.
Karena di dalam peperangan, setiap pihak berjuang untuk kehidupan yang mereka masing=masing percaya menjadi lebih baik.
Seperti di CoD Vanguard, ending-nya adalah ketika kita melawan villain utama dan membunuhnya, menurut saya itu adalah hal yang meremehkan arti sebuah perang.
Karena dari pengalaman saya, saya tidak pernah memainkan game CoD yang berlatar belakang perang dunia kedua berakhir seperti itu.
Melainkan, semua berakhir dengan kisah seorang prajurit yang akhirnya merasakan kemenangan setelah berada di medan perang.
Call of Duty Vanguard, Multiplayer Mode: Sebuah Modifikasi yang Monoton
Mungkin kata modifikasi ini memanglah tepat, karena setiap modifikasi senjata di game ini dapat membuat senjata yang dipakai kehilangan ciri khas miliknya.
Mulai dari berbagai equipment yang menurut Activision bisa dipakai untuk seluruh senjata meskipun senjata tersebut nantinya akan memiliki penampilan yang jauh berbeda dari senjata asli di perang dunia kedua.
Dan yang paling parah, adalah holographic dan red dot sight yang entah mengapa dapat berada di era perang dunia kedua. Padahal holographic sight sendiri baru ditemukan pada tahun 1996 dan red dot sight pada tahun 1975.
Hal lainnya, adalah senjata yang diberi equipment tadi, dapat dikenakan tanpa batas sehingga merusak permainan.
Bayangkan saja, kalian baru bermain dengan peralatan dan senjata dalam kondisi stock harus bertanding melawan pemain dengan senjata penuh akan equipment dan mod. Tentu saja tidak asik bukan?
Diperburuk lagi tentang pembelanjaan di dalamnya. Ada sebuah gerakan yang sama dijual sebagai 4 item yang berbeda. Dan poin yang paling penting dari ini adalah, sebagian merupakan recycle dari CoD BO Cold War dan CoD Modern Warfare.
Call of Duty Vanguard, Zombie Mode: Bahkan CoD WaW Punya Zombie Mode yang Lebih Baik
Ketika berbicara Zombie Mode, saya tidak dapat mengutarakan opini saya terlalu banyak karena saya sendiri dari dulu suka takut untuk bermain game zombie bahkan mode zombie di CoD.
Sebagai gantinya, akan saya hadirkan beberapa opini berbentuk list dari beberapa influencer seperti The Act Man dan lainnya.
Tidak memiliki easter egg apapun seperti di mode zombie di game sebelum-sebelumnya.
Tidak memiliki boss yang membuat level menjadi menantang.
Hanya mempunyai beberapa tipe zombie yang dapat dilawan.
Menurut Youtuber The Act Man, map-nya terinspirasi 25% dari map Shi no Numa.
Tidak adanya wonder weapon seperti Ray Gun.
Tidak ada wall buys yang identik dengan awal mula mode zombies.
Tidak ada map progression seperti di game zombie biasanya.
Tidak ada interaksi pada map seperti jebakan.
Tidak adanya sistem uang
Dari poin-poin tersebut, dapat saya simpulkan, bahwa beberapa kesalahan fatal yaitu menghilangkan unsur zombie mode di game sebelumnya tanpa membawa hal baru yang disukai oleh pemain dapat membuat pemain kecewa.
Setelah beberapa poin di atas, tentu saja ada beberapa hal lain yang menjadi poin plus di game ini seperti BGM yang terkesan bagus, dan mungkin beberapa hal baru.
Kenapa saya ingin membuat artikel ini? Sebab saya tahu, bahwa Call of Duty pada dasarnya merupakan game yang merevolusi FPS dengan tema perang dunia keduanya, hal itu pun juga memiliki kesuksesan di beberapa game selanjutnya seperti Call of Duty World at War.
Namun, dengan adanya Call of Duty Vanguard, game ini terkesan memberikan sesuatu yang main-main sebagai game yang membawa tema perang dunia kedua
Game bertema perang dunia kedua seharusnya, dijadikan sebagai wujud apresiasi untuk para veteran perang yang berjuang untuk menjaga kebebasan. (Ending Quote dari CoD WaW)
GAMEFINITY.ID, KOTA BATU – Rivalitas klasik antara game FPS yang mengusung tema perang dunia kedua pada saat awal mereka rilis, hingga menjadi dua brand game FPS yang sama-sama populernya saat ini. Battlefield dan Call of Duty adalah kedua game tersebut. Game besutan EA dan Activision ini telah lama memiliki rivalitas yang panas baik dalam segi perkembangan game, maupun rivalitas antar fans masing-masing. Tahun ini kita kedatangan game baru dari kedua game ini, Battlefield 2042 dan Call of Duty Vanguard. Dua game ini akan mengusung tema yang berbeda, BF2042 akan mengusung tema peperangan futuristik, sementara CoDV akan kembali mengusung tema orisinilnya, perang dunia kedua. Mari kali ini kita akan membahas game mana yang lebih layak dibeli pada tahun ini.
Battlefield 2042
TrailerBattlefield 2042 terbilang cukup mengesankan. Semua detail dan grafis pada game ini dipaparkan nyata dalam trailer tersebut. Ya, sebagai ciri-ciri dari seri Battlefield mulai dari BF3, seri game ini mempunyai kualitas grafis yang sangat indah berkat Frostbite Engine yang digunakan. Mode multiplayer pada game ini juga lebih masif dibandingkan dengan pesaingnya.
GameplayTrailer yang dirilis menurut admin memenuhi berbagai kriteria yang ada untuk sebuah game Battlefield. Area yang besar, banyak obyek yang dapat dihancurkan, serta mode multiplayer yang masif, membuat sebuah harga beli untuk game BF ini.
Kelemahan dari seri BF sendiri merupakan story mode yang disuguhkan. Bila dibandingkan dengan story mode game CoD yang memiliki banyak ikon legendaris seperti Cpt. Price dan Ghost serta ceritanya yang dalam, story mode di game BF bukanlah tandingannya. Namun, seperti yang dikatakan tadi, BF menjual sisi multiplayer miliknya. Di dalam BF pemain dapat merasakan bagaimana rasanya menghancurkan sebuah gedung seutuhnya. Hal ini tidak dapat dilakukan pemain ketika bermain CoD.
Call of Duty Vanguard
Oke, untuk CoDV sendiri telah merilis trailergameplay yang mempertontonkan sebuah misi di story mode yang berlatar belakang Stalingrad. Latar ini juga memiliki kesamaan dengan tema soviet campaign yang ada pada Call of Duty World at War. Grafis yang ada di game ini juga terkesan seperti biasa saja, tidak ada yang spesial sama sekali. Hampir seluruh elemen yang ada pada game ini juga terkesan monoton khas bergaya campaign dari serial CoD.
Yang admin dapat dari trailer ini adalah para pemain akan bermain sebagai seorang tokoh perempuan. Juga ada penempatan batu bata yang terkesan dibuat-buat. Ya, fitur seperti parkour ini terlihat seperti memaksa gaya game Assassin’s Creed.
Admin sendiri sebagai seorang fans serial CoD merasa kecewa dengan “belum matangnya” game yang akan rilis ini. Dengan grafis yang terkesan pas-pasan bila dibanding rivalnya, admin berharap bahwa story yang diberikan akan lebih baik dan mengangkat nilai game ini. Karena CoD tanpa ciri khas story yang kental hanyalah sebuah game “nanggung”.
Kesimpulan
Tahun ini serial BF2042 akan menjual mode multiplayer yang menjadi sebuah trademark dan ciri khas dari seri game ini. Dengan grafis yang memukau dan detail yang tidak main-main mengangkat nilai game ini. Sementara CoDV niatnya akan menjual story yang lebih kental dan dalam. Hal ini harusnya terjadi karena multiplayer yang ada di seri CoD tidak dapat disandingkan dengan seri BF.
Admin sendiri lebih condong ke Battlefield 2042 untuk tahun ini meskipun saya seorang fans CoD dari zaman CoD Modern Warfare. Hal ini dikarenakan BF2042 memiliki trailer dan bukti gameplay yang lebih menjanjikan daripada CoDV. Namun, pendapat admin mungkin dapat berubah saat perilisan kedua game ini nanti.
Tapi kalau ada promo sih ya gass beli aja, ngapain ragu-ragu ye kan.
GAMEFINITY.ID, Purworejo – Setelah banyak muncul rumor mengenai game Call of Duty baru, akhirnya Sledgehammer Games dan Actvision mengonfirmasi bahwa Call of Duty: Vanguard akan menjadi seri terbaru dari franchise Call of Duty. Detail lebih lanjut mengenai Call of Duty: Vanguard tadi malam dibagikan melalui event Battle of Verdansk dalam game Call of Duty: Warzone.
Sama seperti game Call of Duty: WW2 buatan Sledgehammer Games sebelumnya, Call of Duty: Vanguard juga akan mengangkat tema Perang Dunia II. Dalam mode campaign, pemain akan ikut bertempur dengan sudut pandang empat tentara dari empat latar utama Perang Dunia II seperti Asia Pacific, North Africa, Western Front dan Eastern Front.
Keempat tentara tersebut adalah Sgt. Arthur Kingsley, Lt. Polina Petrova, Cpt. Wade Jackson dan lt. Lucas Riggs. Mereka akan membentuk pasukan khusus bernama Task Force One untuk melawan antagonis Heinrich Freisinger, Direktur Gestapo yang ingin menjaga partai Nazi tetap hidup menjelang akhir perang.
Call of Duty: Vanguard sendiri dikonfirmasi menggunakan versi upgrade dari engine yang digunakan pada Call of Duty Modern Warfare. Hal ini membuat grafis yang dihadirkan terlihat realistis dan memanjakan mata. Selain itu, engine ini membuat kinerjanya semakin optimal yang tentunya dapat meningkatkan pengalaman dalam bermain game yang satu ini.
Untuk mode multiplayernya, Call of Duty: Vanguard akan menghadirkan 20 maps saat pertama kali dirilis, dimana 16 diantaranya adalah map inti. Selain itu, fitur seperti Gunsmith, Caliber system dan mode Champion Hill juga akan hadir dalam game ini. Mode Champion Hill sendiri merupakan versi update dari mode 2v2 Gunfight yang sebelumnya telah hadir di Call of Duty: Modern Warfare.
Menariknya, akan ada juga mode Zombies yang dikembangkan oleh Treyarch, developer Black Ops: Cold War. Mode Zombies dalam Call of Duty: Vanguard ini akan terhubung dengan cerita yang sebelumnya terdapat di mode Zombies game Call of Duty: Black Ops: Cold War.
Kehadiran Call of Duty: Vanguard juga berdampak pada game Call of Duty: Warzone. Rencananya, map dari Call of Duty: Vanguard akan dihadirkan ke Call of Duty: Warzone dengan pengembangan dari Raven Software. Raven Software juga akan membawa sistem anti-cheat baru ke Warzone ketika map tersebut diluncurkan akhir tahun ini.
Game Call of Duty: Vanguard sendiri rencananya akan rilis pada 5 November mendatang di PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, dan PC lengkap dengan dukungan cross play, cross progression dan cross gen di semua platform.