Tag Archives: call of duty

Arma Reforger Menjadi Judul Arma Selanjutnya

GAMEFINITY.ID, Pati – Sudah lama sekali sejak seri terkahir Arma di rilis yaitu Arma 3 pada tahun 2013. Bohemia Interactive selaku pengembang dari game Arma kabarnya sedang mengembangkan engine baru untuk game-game mereka kedepannya. Para fans pun berharap Bohemia Interactive akan mengembangkan Arma 4 sebagai lanjutan dari Arma 3.

Beberapa hari lalu muncul bocoran mengenai seri lanjutan dari franchise Arma yang tersebar melalui forum reddit. Hal ini pun diperkuat melalui tweet dari Bohemian yang akan membahas tentang masa depan seri Arma. Berdasarkan informasi tersebut judul terbaru dari franchise Arma kemungkinan adalah Arma Reforger.

Mengenai Arma Reforger

Arma Reforger akan memakai engine game Enfusion. Bohemia Interactive bermaksud untuk menjadikan game ini cocok baik bagi player lama maupun player yang baru mengenal seri Arma. Arma Reforger akan menjadi penengah antara Arma 3 dengan Arma 4 yang juga sudah direncanakan untuk dibuat. Game ini rencananya bakal rilis untuk PC maupun konsol Xbox dan PlayStation.

ArmaArma 3 | Source: Steam

Arma Reforger akan mengambil setting di sebuah pulau fiksi bernama Everon di lautan Atlantik. Latar waktu yang diambil yaitu tahun 1989 dimana konflik antara Amerika Serikat dan Soviet sedang berlangsung. Arma Reforger kemungkinan bakal memiliki kompleksitas yang lebih rendah dibanding seri sebelumnya. Ini akan membuat Arma Reforger lebih dapat diterima baik untuk player lama maupun player baru.

Bohemia Interactive berharap komunitas modder Arma tetap hidup meskipun engine yang digunakan pada Arma Reforger merupakan engine baru yang berbeda dari seri pendahulunya. Dengan begini ketika Arma 4 rilis, komunitas modder sudah terbiasa dengan tool pada engine Enfusion.

Bocoran tersebut juga menekankan bahwa Bohemian Interactive masih bekerja sama dengan Komite Palang Merah Internasional seperti yang telah mereka lakukan di DLC Laws of War Arma 3. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan seri Arma sebagai franchiseanti-war humanitarian focus” yang bertujuan untuk mengenalkan lebih luas sekaligus mempromosikan Hukum Kemanusiaan Internasional melalui media game.

Baca Juga : Jadi Game Free To Play, Profit PUBG Meningkat

Sekilas Tentang Game Arma

Arma (Armed Assault) merupakan game FPS simulasi perang yang dikembangkan oleh Bohemian Interactive. Hal yang membedakan game Arma dengan game simulasi perang lainnya yaitu kompleksitas yang dibawakan. Di Arma player akan membutuhkan kerjasama dan perencanaan yang matang dalam menyelesaikan misi. Berbeda dengan game – game seperti Call of Duty atau pun Battlefield dimana player dapat bermain layaknya tokoh Rambo.

Ikuti berita lainnya mengenai game hanya di Gamefinity. Jangan lupa buat yang mau top up untuk game kesayangan bisa banget klik gamefinity.id

Penjualan Elden Ring Lampaui CoD: Vanguard di Amerika

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sukses memukau pemain dan mendapat berbagai pujian dari kritikus, Elden Ring menjadi salah satu game dengan penjualan tercepat. Bahkan, baru dua bulan setelah peluncurannya, Elden Ring telah melampaui angka penjualan Call of Duty: Vanguard di Amerika Serikat.

Elden Ring pertama kali dirilis pada 25 Februari 2022 dan langsung mendapat sorotan pemain dan kritikus. Gameplay-nya yang menantang dan brutal yang menjadi ciri khas pengembangnya, FromSoftware. Elden Ring juga memukau melalui sistem open world, worldbuilding dari George R.R. Martin, dan juga visualnya yang mengagumkan.

Per April 2022, Bandai Namco mencatat melalui laporan keuangannya bahwa Elden Ring telah terjual sebanyak 13,4 juta kopi.

Call of Duty: Vanguard Sebelumnya Menjadi Game Dengan Penjualan Tertinggi Pada 2021

Sementara itu, Call of Duty: Vanguard diluncurkan pada 5 November 2021 dan menjadi game dengan penjualan tertinggi tahun tersebut. Akan tetapi, Call of Duty: Vanguard mendapat hujatan dari pemain dan kritikus karena kurangnya inovasi. Call of Duty: Vanguard juga menjadi salah satu game Call of Duty dengan penjualan terburuk.

Activision sendiri telah mengakui bahwa pihaknya kurang mengeksekusi pengembangan dengan baik. Mereka juga menambah tema Perang Dunia II (World War II) kurang mengena pada seluruh pemain.

Tanggapan pemain dan kritikus terhadap Call of Duty: Vanguard tentu berbanding terbalik dengan Elden Ring. Tidak heran, dalam dua bulan di Amerika Serikat, Elden Ring mampu melampaui angka penjualan Call of Duty: Vanguard yang rilis enam bulan lalu.

Elden Ring Menjadi Game Dengan Penjualan Tertinggi Selama 12 Bulan Terakhir

Elden Ring

Menurut data NPD yang dibagikan oleh akun Twitter Mat Piscatella, Elden Ring memuncaki peringkat teratas game dengan penjualan selama 12 bulan terakhir (per April 2022). Tidak hanya Call of Duty: Vanguard, Elden Ring juga berhasil mengalahkan Pokemon: Brilliant Diamond/Shining Pearl, Battlefield 2042, dan Resident Evil: Village.

Elden Ring juga sebelumnya melampaui Dark Souls III sebagai game Bandai Namco dengan penjualan tercepat sepanjang masa Maret lalu.

Baca juga: 5 Game Souls-Like yang Wajib Dicoba Selain Elden Ring

Dengan angka penjualan yang kemungkinan terus bertambah dan semakin banyak pemain yang memuji, akankah Elden Ring mempertahankan posisinya hingga akhir tahun ini? Bisakah juga game besutan FromSoftware itu menggaet gelar Game of the Year nanti?

Untuk info terbaru tentang Elden Ring, pantau terus Gamefinity.

Activision Blizzard Dituntut Kota New York!

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Activision Blizzard kembali mendapat masalah besar. Setelah dilanda kontroversi kekerasan seksual dan diskriminasi di tempat kerja, mereka mendapat satu lagi tuntutan hukum. Kali ini, pihak kota New York yang mengajukan gugatan hukum di Delaware pada 2 Mei 2022.

Penyebab Pihak Kota New York Menuntut Activision Blizzard

Activision Blizzard CEO

Pihak kota New York mengklaim CEO dari Activision Blizzard, Bobby Kotick, ingin mempercepat akuisisi perusahaan senilai 68.7 miliar dolar oleh Microsoft. Mereka juga menduga keras pihak Activision Blizzard ingin menghindari tanggung jawab, liabilitas, dan akuntabilitas dari berbagai kontroversi diskriminasi setelah merger selesai pada Maret 2023 mendatang.

Baca juga: Blizzard Umumkan Warcraft: Arclight Rumble untuk Mobile!

Kotick juga dituduh tidak layak menegosiasi perusahaannya dalam akuisisi oleh Microsoft. Tanggung jawab pribadi dan liabilitas terhadap lingkungan kerja perusahaan yang sudah rusak menjadi alasan utamanya.

Pihak New York juga ingin Activision Blizzard menunjukkan jejak rekam dokumen selama perbincangan akuisisi dengan Microsoft. Mereka percaya, dengan menjadikan dokumen-dokumen tersebut publik, Kotick dan dewan direksi dapat terekspos terhadap keterlibatan berbagai kontroversi tersebut. Sebelumnya, Activision Blizzard menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

Kotick dikabarkan sudah tahu berbagai kasus pelecehan seksual dan diskriminasi di Activision Blizzard, tetapi sama sekali tidak melakukan apapun untuk melindungi korban atau mencegahnya merajalela. Justru, Kotick cenderung melindungi karyawan yang dituduh melakukan pelecehan. Tidak heran, perusahaan juga dituduh mengasuh budaya frat boy.

Activision Blizzard memberi pernyataan pada IGN bahwa mereka keberatan dengan tuduhan pihak kota New York. Mereka juga menyatakan siap untuk berargumen di pengadilan nanti. Pihak perusahaan juga menyatakan akan bekerja sama dengan Securities and Exchange Commission dalam penyelidikan masalah ketenagakerjaan dan masalah terkait. Sebelumnya, negara bagian California juga menuntut karena alasan yang sama.

Hari demi hari, tuntutan terhadap Activision Blizzard semakin bertambah. Baik dari kelompok maupun perorangan. Contoh lain, pada Maret lalu, perusahaan dituntut orangtua dari karyawan yang bunuh diri atas kematian yang salah.

Akankah reputasi perusahaan pembuat Call of Duty dan Warcraft itu semakin hancur? Nantikan terus update-nya dan informasi tentang game lainnya di Gamefinity.

Semakin Terpuruknya Game Annual Release pada Saat Ini

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Sebuah game, khususnya sebuah franchise, biasanya memiliki pola perilisannya masing-masing. Ada yang masa pengembangannya panjang lalu diisi oleh berbagai DLC seperti seri Grand Theft Auto (GTA). Dan ada juga yang merilis game setiap tahun atau dapat disebut annual release seperti yang dilakukan biasanya oleh game AAA.

Namun, keberadaan dari game annual release sendiri menjadi masalah problematik tersendiri. Bukan hanya bila dilihat dari perspektif seorang pemain, namun juga ketika dilihat dari perspektif seorang developer.

Apa itu Annual Release

Annual Release merupakan sebuah jadwal perilisan game dari sebuah franchise yang diadakan satu tahun sekali. Sudah banyak contoh game yang menerapkan sistem annual release seperti Call of Duty, Need for Speed, dan game olahraga lainnya seperti FIFA.

Baca Juga: Ubisoft Konfirmasi Leak Gameplay Skull and Bones

Karena setiap tahun rilis, maka hingga saat ini franchise yang menerapkan sistem ini pasti mempunyai judul game yang lebih banyak dari biasanya. Bahkan, seri Need for Speed sendiri yang memulai annual release-nya dari game NFS Hot Pursuit 2, pernah beberapa kali merilis 2 game di tahun yang sama.

Annual Release Call of Duty | Jugo Mobile
Call of Duty yang Mengumumkan untuk Tidak Merilis Game di Tahun 2023 | Jugo Mobile

Dilema Annual Release dalam Industri Game Saat Ini

Sebagai perilisan sebuah seri game di setiap tahunnya, maka pengembangan annual release sendiri juga terbatas. Hal ini yang menjadi masalah utama dalam industri game saat ini. Pengembangan sebuah game oleh sebuah tim dalam jangka waktu 1 tahun dapat dikatakan merupakan waktu pengembangan yang cukup pendek. Bila berbicara tentang game yang rilis di tahun 2000-an, mungkin saja waktu tersebut dapat terbilang cukup.

Namun, berbicara tentang game AAA akhir-akhir ini, pengembangan dengan waktu 1 tahun merupakan sesuatu yang terkesan memaksa bagi seorang developer. Mulai dari grafis dengan kualitas tinggi, kualitas audio yang biasanya diambil dari sampel asli, dan juga belum termasuk periode pembukaan tahap open dan closed alpha & beta bila diperlukan.

Baca Juga: Review SimpleMMO, MMORPG Ringan Dengan Gaya Pixel

Tentu saja hal ini berdampak dengan kualitas game yang dihasilkan karena terbatasnya waktu yang diberikan sebelum perilisan. Beberapa game yang sejatinya “belum matang” secara terpaksa harus dirilis di publik di tenggat waktu yang sudah ditentukan. Akibatnya, banyak kritikus dan fans garis keras dari seri tersebut mengajukan komplain.

Mari kita ambil contoh dari seri Call of Duty. Call of Duty sendiri sudah melakukan annual release sejak Call of Duty 2 yang rilis di tahun 2005. Namun, mereka telah mengumumkan untuk tidak merilis Call of Duty apapun di tahun 2023. Yang menjadi alasan dari hal ini, tentu saja adalah feedback yang buruk dari para pemain dan kritikus untuk beberapa game Call of Duty di tahun 2010-an. Game seperti CoD Ghost, CoD Advanced Warfare, CoD Infinite Warfare, dan yang baru-baru ini rilis CoD Vanguard merupakan contohnya.

Game-game tersebut mendapat tanggapan yang cenderung negatif di komunitasnya. Yang menjadi masalahnya, adalah kurangnya inovasi yang diberikan oleh developer. Hal ini tentu saja merupakan salah satu dampak dari keterbatasan waktu yang diberikan. Bahkan, game seperti CoD Vanguard sendiri memiliki aset game yang merupakan aset yang sama dari 2 game sebelumnya.

Sebuah Sisi Terang

Meskipun menimbulkan banyak masalah, namun perilisan tahunan bukan tanpa tujuan. Annual release tentu saja dapat membantu para publisher dan developer untuk tetap berada dalam industri game. Alasan ini lebih masuk akal bila kita melihat game seperti FIFA, Madden NFL, dan NBA yang perlu membeli lisensi dari sebuah lembaga setiap tahunnya. Dengan menjual sebuah game dengan full price maka biaya untuk membeli lisensi tersebut dapat ditanggulangi.

Dari sisi pemain, para pemain kasual yang hanya dapat membeli 1 hingga 2 game setiap tahunnya dengan waktu bermain yang sedikit karena kesibukan juga diuntungkan. Karena pada dasarnya, game yang melakukan annual release merupakan game AAA yang memiliki ketenaran yang besar. Karena pemain seperti itu sebagian besar hanya memandang dari nama sebuah franchise, berbeda dengan hardvore gamer yang memang memperhatikan kualitas game hingga detil.

Hot News Game Minggu Ini, 24-29 April 2022

GAMEFINITY.ID, YOGYAKARTA – Berita game minggu ini banyak dihiasi oleh crossover dari beberapa game besar seperti PUBG Mobile yang berkolaborasi dengan anime Evangelion dan Call of Duty Warzone serta Vanguard yang menghadirkan bundle dan skin bertema Godzilla dan Kong. Final Fantasy Brave Exvius yang juga tidak mau kalah dengan berkolaborasi bersama salah satu franchise game RPG terpopuler, yaitu Persona 5 Royal. Berikut adalah rekap singkat tentang berita-berita menarik seputar dunia game pada minggu ini.

Call of Duty: Warzone & Vanguard Akan Hadirkan Godzilla dan Kong

Game
Call of Duty Warzone & Vanguard Akan Hadirkan Godzilla dan Kong

Season 3 dari CoD: Warzone & Vanguard yang berjudul “Classified Arms” telah dirilis pada 27 April kemarin. Selain itu, Activision selaku pengembang dari kedua game tersebut juga telah  merilis trailer berjudul Operation Monarch yang akan menghadirkan monster Godzilla, Kong, serta Mechagodzilla sebagai bundle untuk kedua game tersebut.

Ketiga monster ini nantinya akan muncul menjadi skin untuk operator di kedua game tersebut. Selain itu, ada juga legendary weapons dari masing-masing monster ini beserta item-item lainnya yang akan muncul dalam bundle yang sama. Operation Monarch sendiri sudah dikonfirmasi akan dirilis pada 11 Mei 2022.

RRQ Hoshi Menangkan MPL Setelah Mengalahkan Onic Esport

Game
RRQ Hoshi Menangkan MPL Setelah Mengalahkan Onic Esport

Grand Final MPL Season 9 baru saja berakhir dengan kemenangan bagi RRQ Hoshi atas Onic Esport. Pada game pertama, RRQ Hoshi mengambil inisiasi serangan dengan terus melakukan tekanan pada tim Onic Esport. Hal ini membuat tim RRQ berhasil memenangkan match pertama di menit ke 20. Meskipun pada babak kedua Onic berhasil mengamankan score dengan memenangkan match di menit ke-25, pertandingan ini pada akhirnya tetap dimenangkan oleh RRQ Hoshi dengan score akhir 4-1.

Game PUBG Mobile Akan Berkolaborasi Dengan Evangelion

Game
Game PUBG Mobile Akan Berkolaborasi Dengan Evangelion

PUBG Mobile kembali memberikan berita bahagia untuk para penggemar anime Jepang. Setelah berkolaborasi dengan Jujutsu Kaisen, mereka Kembali mengumumkan kolaborasi dengan salah satu anime mecha terpopuler, Neon Genesis “Evangelion”. Evangelion sendiri merupakan salah satu anime mecha yang cukup populer dikalangan komunitas pecinta anime.

Belum diketahui tanggal pasti dari kolaborasi ini, tetapi Tencent & KRAFTON selaku publisher dari game ini sudah mengkonfirmasi bahwa kolaborasi ini akan dirilis bulan Mei ini.

Activision Resmi Mengumumkan Call of Duty: Modern Warfare 2

Game
Activision Resmi Mengumumkan Call of Duty Modern Warfare 2

Penggemar setia dari Call of Duty pasti sudah pernah memainkan Call of Duty: Modern Warfare 2 yang dirilis pada tahun 2009. Walaupun menggunakan judul yang sama, Call of Duty: Modern Warfare 2 terbaru ini tidak akan menjadi remake ataupun remastered dari CoD: MW2 2009, melainkan hanya kelanjutan dari reboot Call of Duty: Modern Warfare. Sebelum, sekuel dari reboot Call of Duty: Modern Warfare diumumkan Februari lalu bersama dengan Call of Duty: Warzone 2. Keduanya kemungkinan akan dirilis akhir tahun ini. Sementara untuk Call of Duty: Modern Warfare 2, belum ada informasi lebih lanjut tentang perilisan game ini.

Game Final Fantasy Brave Exvius Berkolaborasi Dengan Persona 5 Royal

Game
Game Final Fantasy Brave Exvius Berkolaborasi Dengan Persona 5 Royal

Kolaborasi antara Persona 5 Royal dengan War of the Visions: Final Fantasy Brave Exvius versi global telah diumumkan oleh Square Enix. Event kolaborasi ini berlangsung pada 27 April 2022 kemarin sampai 31 Mei 2022. Selama kolaborasi ini, ada karakter, event, serta special quest baru bertema Persona 5 Royal yang muncul.  Kolaborasi antara kedua franchise game RPG tersebutnya disambut hangat oleh para fans.

Player Virtus.Pro Dipecat Setelah Menggambar Simbol “Z” di minimap game Dota 2

Game
Player Virtus.Pro Dipecat Setelah Menggambar Simbol “Z” di minimap game Dota 2

Organisasi esport Rusia, Virtus.Pro, resmi memecat salah satu pemainnya yang bernama Ivan “Pure” Moskalenko setelah ia menggambar simbol huruf “Z” dalam pertandingan resmi DPC EEU. Virtus.Pro yang saat bertanding itu sebagai tim outlander, terpaksa harus menerima hukuman diskualifikasi dari panitia turnamen. Mereka secara langsung akan tereliminasi, serta kehilangan hak bermain di pertandingan Lower Bracket.

Simbol “Z” sendiri mempunyai arti sebagai tanda dukungan terhadap invasi Rusia atas Ukraina. Masih belum jelas dasar-dasar apa yang menjadikan huruf Z sebagai simbol dukungan, tetapi teori paling terkenal mengatakan bahwa simbol Z merujuk pada masing-masing daerah di mana pasukan biasanya ditempatkan.

Itulah rekap hot new game minggu ini versi Gamefinity ID. Untuk rekap lebih lengkapnya tentang keseluruhan berita apa saja yang muncul seputar game pada minggu ini, bisa simak langsung di channel Youtube Gamefinity ID di bawah ini.

Call of Duty: Modern Warfare 2 Resmi Diumumkan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Activision dan Infinity Ward telah mengumumkan Call of Duty: Modern Warfare 2! Tidak hanya itu, teaser untuk sekuel dari reboot Call of Duty: Modern Warfare telah diunggah di Twitter bersama dengan logonya!

Remake dari Call of Duty: Modern Warfare 2 (2009)?

Penggemar setia Call of Duty tentunya sudah tahu Call of Duty: Modern Warfare 2 dirilis pada 2009. Meski menggunakan judul yang sama, Call of Duty: Modern Warfare 2 terbaru tidak akan menjadi sebuah remake, melainkan hanya kelanjutan dari reboot Call of Duty: Modern Warfare. Dikabarkan pula Infinity Ward mengembangkan game ini bersama dengan 11 studio yang berbeda.

Sebelumnya sekuel dari reboot Call of Duty: Modern Warfare itu telah diumumkan pada Februari lalu bersama dengan Call of Duty: Warzone 2. Pendahulu dari keduanya telah menjadi seri game Call of Duty tersukses sejauh ini. Keduanya kemungkinan akan rilis akhir tahun ini. Sedangkan belum ada informasi lebih lanjut tentang Call of Duty: Modern Warfare 2.

Kegagalan Call of Duty: Vanguard Memicu Activision Mempromosikan Lebih Awal

Call of Duty

Ada kemungkinan Activision memutuskan untuk mempercepat promosi Call of Duty: Modern Warfare 2 dari jadwal sebelumnya, begitu juga dengan tanggal rilisnya. Terdapat pula sebuah rumor Modern Warfare 2 akan dirilis Oktober 2022 demi menutup kerugian dari Call of Duty: Vanguard.

Baca juga: Semua yang Bermasalah dengan Call of Duty Vanguard

Game Call of Duty untuk 2023 Ditunda Hingga 2024

IGN melaporkan game Call of Duty yang awalnya akan dirilis tahun depan harus tertunda hingga 2024. Padahal biasanya Activision merilis game Call of Duty setiap tahunnya dari Call of Duty 2 pada 2005. Ini adalah kali pertama Activision memutuskan untuk tidak merilis game Call of Duty dari tahun ke tahun.

Sementara itu, Microsoft mengumumkan mereka akan mengakusisi Activision Blizzard senilai $68,7 miliar pada Januari 2022. Akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada tahun fiscal 2023 Microsoft. Meski begitu, pihak Activision memastikan mereka akan merilis tiga game Call of Duty selanjutnya di platform lain, terutama PlayStation.

Apakah Call of Duty: Modern Warfare 2 akan sukses kembali menarik penggemarnya?

Untuk mengetahui informasi seputar game dari Activision Blizzard dan games lainnya, dapat kunjungi Gamefinity. Segera top up untuk permainan kesayangan kalian bisa langsung klik gamefinity.id