Tag Archives: call of duty

Steam Tidak Tertarik akan Perjanjian Seperti Nintendo-CoD

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Valve mengapresiasi dukungan yang terus diberikan oleh Microsoft terhadap platform digital Steam. Mereka juga beranggapan bahwa tidak memerlukan perjanjian formal untuk terus bekerjasama di masa yang akan datang.

“Kami senang bahwa Microsoft akan terus menggunakan platform kami untuk memasarkan franchise Call of Duty ketika proses akuisisi mereka terhadap Activision selesai”, ucap sang CEO Valve sendiri, Gabe Newell kepada Kotaku. “Microsoft sudah berada di Steam dalam jangka waktu yang cukup lama dan kami menganggap hal tersebut bahwa mereka senang dengan tanggapan para gamers tentang hal tersebut dan apa yang sedang kita lakukan. Tugas kami adalah untuk terus membangun bukan hanya untuk Microsoft, melainkan untuk seluruh pelanggan Steam.”.

Steam Tidak Tertarik In-image | FireX
Deal Antara CoD dengan Nintendo | FireX

GabeN menjelaskan bahwa ia menerima sebuah draft dari Microsoft untuk jangka panjang dengan tujuan agar Call of Duty dapat terus dipasarkan di Steam. Namun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut tidak perlu untuk dilakukan.

Ia juga menambahkan bahwa Valve tidak memerlukan para partner bisnis untuk membentuk sebuah perjanjian dimana mereka hanya dapat memasarkan game-nya di Steam.

Baca juga: Cyberpunk 2077 Dapatkan Game of the Year Edition

GabeN juga mengutip bahwa Phil Spencer dan Xbox Team selalu mengikuti komitmen mereka dan GabeN menghargai hal tersebut. Ia percaya bahwa nantinya Microsoft akan menyediakan Call of Duty di seluruh platform yang para pemain inginkan untuk dapat bermain.

Beberapa waktu yang lalu, Microsoft berkomitmen untuk membawa franchise Call of Duty ke platform Nintendo dalam 10 tahun ke depan jika merger dengan Activision-Blizzard mendapatkan lampu hijau. Phil Spencer juga mengatakan bahwa Microsoft masih belum membuat perjanjian yang sama dengan PlayStation.

Baca juga: Tiga Game Medal of Honor Dimatikan Server-nya

Akuisisi Activision-Blizzard oleh Microsoft

Sampai saat ini proses akuisisi Activision-Blizzard oleh Microsoft masih berlangsung. Kabar terbaru bahwa mereka proses akuisisi ini masih dikaji oleh FTC (Federal Trade Comission) di Amerika Serikat dan beberapa lembaga lainnya yang berada di Eropa dan Inggris. Deadline untuk menutup proses negosiasi ini ada hingga Juli 2023 nanti, bila melebihi batas waktu, maka proses negosiasi ulang akan diadakan.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Sony Belum Berencana Rilis Playstation 6

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sony nampaknya kembali memberikan rambu-rambunya mengenai konsol Playstation barunya yang akan dirilis. Namun menurut dokumen yang diterbitkan oleh Sony kepada Otoritas di Britania Raya, Sony belum memutuskan untuk merilis Playstation 6 dalam beberapa tahun mendatang.

Sony mengatakan kepada Playstation life bahwa kemungkinan di tahun 2027 atau 2028 Playstation 6 mulai diluncurkan di pasar Global. Menurutnya seri terakhir Playstation 5 terbilang masih cukup baru, dan idealnya pergantian tersebut berlangsung setiap tujuh tahun sekali. Apabila kalian memperhatikan siklus perilisan konsol mereka Playstation 4 saat itu dirilis global pada 2013, kemudian dilanjutkan oleh Playstation 5 pada 2020 yang lalu, maka Playstation ke-6 nya akan dirilis pada 2027 mendatang.

Apabila Sony menggunakan siklus tujuh tahunan untuk meluncurkan konsol tersebut benar maka perhitungan yang dilakukan perusahaan tersebut sudah tepat.

Baca juga: Sony Rilis Playstation VR2 Januari 2023

Sony Khawatirkan Dampak Akuisisi Microsoft Dengan Activision Blizzard

Pada dokumen yang diterbitkan setebal 22 halaman tersebut, di halaman ke-8 nya Sony mengatakan kepada Badan Persaingan dan Pasar Inggris Raya (CMA) bahwa rilisnya Playstation 6 akan berdampak pada kepemilikan franchise Call of Duty yang diambil alih oleh Microsoft pasca akuisisinya dengan Activision Blizzard. Ia mengatakan bahwa Call of Duty dapat dimainkan di Playstation hingga 2027 mendatang yang dimana tahun tersebut merupakan tahun konsol tersebut diluncurkan.

“By the time Sony Interactive Entertainment (SIE) launched the next generation of  its Playstation console which is likely to occur around [ Redacted ], it would have lost access to Call of Duty and other Activision titles, making it extremely vulnerable to consumer switching and subsequent degradation in its competitiveness.” Tulisnya dalam dokumen tersebut.

Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Microsoft, ia mengatakan kepada VGC, bahwa kedua perusahaan tersebut telah membuat kontrak penawaran untuk mempertahankan franchise Call of Duty setidaknya hingga akhir 2027 mendatang. Selain itu Microsoft menganggap bahwa Sony sebenarnya masih memiliki banyak waktu untuk menentukan strategi pemasarannya apabila Microsoft benar-benar menghapus Call of Duty dari Playstation.

Sony mengatakan kepada Otoritas Inggris bahwa akuisisi eksklusif yang dilakukan antara Microsoft dengan Activision Blizzard sesungguhnya merupakan strategi yang dilancarkan oleh Microsoft untuk menjadikan franchise Call of Duty seperti Nintendo dan apabila kesepakatan tersebut telah disetujui Microsoft akan mengemas ulang franchise tersebut dalam bentuk  One Stop Shop sehingga persaingan dapat terhindari.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mendapatkan informasi tentang gaming gear? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Call of Duty Warzone 2.0 Jadi Game Terburuk Dalam 2 Hari

GAMEFINITY.ID, PATI – Call of Duty Warzone 2.0 akhirnya resmi dirilis. Namun sayangnya berbeda dengan seri sebelumnya, Warzone 2.0 tidak tersedia secara gratis. Pemain harus membeli Call of Duty: Modern Warfare 2 untuk dapat memainkan Warzone 2.0. Warzone 2.0 cukup menghadirkan perbedaan yang signifikan seperti mekanisme Gulag yang diperbarui, adanya multiple safe zone, serta map baru Al Mazrah. Namun dalam peluncurannya muncul beberapa masalah yang membuat pemain tidak nyaman hingga memberikan kritikan pedas di halaman steam Warzone 2.

Call of Duty Warzone 2.0 Mendapatkan Review Terendah

Baru dua hari sejak peluncurannya, Warzone 2 saat ini mendapatkan di skor review terendah “Mostly Negative” di Steam. Para pemain melaporkan beberapa masalah yang cukup krusial seperti interface menu, lagging, dan beberapa upaya microtransaction yang kurang sehat. Saat ini beberapa bug memang sudah berhasil diatasi, tetapi masih belum bisa mengembalikan kenyaman para pemain dalam bermain Warzone 2.0.

Call of Duty
Call of Duty Warzone 2.0 banjir review negatif | Source : Steam

Hingga saat ini Warzone 2.0 masih memiliki skor “Mostly Negative” di Steam, dengan 6000 lebih ulasan. Ulasan – ulasan tersebut membahas tentang bagaimana buruknya Warzone 2.0, terutama masalah server. Para pemain juga menanyakan tentang betapa buruknya balancing antar senjata. Tak sedikit yang melaporkan sering terjadinya crash saat sedang dalam match. Sebagian bahkan ada yang menyarankan untuk menjauhi Warzone 2.0 dan mengejeknya dengan Warzone -2.0.

Baca Juga : Masih Beta! Call of Duty: Modern Warfare 2 Dipenuhi Cheater

Ada Juga Hal Positif

Meski ulasan di Steam didominasi dengan review negatif, masih ada beberapa ulasan positif dari para pemain. Beberapa hal yang dirasa cukup dinikmati oleh para pemain Call of Duty seperti dolphin dive, obrolan jarak dekat, dan pertemburan bersenjata yang cukup solid. Pada akhirnya semua tergantung penilaian masing – masing, namun ulasan – ulasan yang diberikan pemain lain bisa juga dijadikan bahan referensi sebelum memainkan game Warzone 2.0.

Bagi mereka yang telah memainkan seri Call of Duty belakangan ini sudah tidak begitu terkejut. Call of Duty memang sudah dikenal sebagai game yang memiliki banyak bug diawal perilisannya. Seiring berjalannya waktu, bug-bug ini akan diperbaiki oleh developer hingga layak untuk dimainkan sepenuhnya.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan game Call of Duty Warzone 2.0. Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Ubisoft dan Riot Buat AI untuk Kurangi Toxic di Game

GAMEFINITY.ID, PATI – Perilaku toxic seperti penghinaan atau ejekan bukanlah hal yang langka dalam suatu game online. Tentu saja ini bukanlah hal yang baik untuk dibiarkan begitu saja. Beberapa developer game online berusaha semaksimal mungkin dalam menciptakan regulasi pada game mereka untuk mengurangi tingkat toxicity. Inilah yang melatarbelakangi kerja sama antara Ubisoft dan Riot game untuk menciptakan suatu AI yang akan memantau sekaligus mengurangi ke-toxic-an dalam suatu game.

Kolaborasi Ubisoft dengan Riot Games

Ubisoft dan Riot Games bekerjasama dalam penelitian berbasis AI (Artificial Intelligence) untuk memerangi tingkat toxic dalam komunitas video game. Toxicity dalam game online adalah masalah terbesar yang terus dialami oleh studio game online. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya usaha tetapi ketidakberdayaan regulasi dan juga karyawan untuk mengawasi semua pemain dalam game. Karena itulah Ubisoft dan Riot berinovasi dalam menciptakan suatu AI yang dapat memantau perilaku semua pemain dalam game.

League of Legend merupakan salah satu game online multiplayer milik Riot yang bisa dikatakan mempunyai tingkat toxicity sangat tinggi. Menurut laporan pada tahun 2019, sekitar 75% pemain League of Legend pernah mendapatkan perilaku toxic mulai dari penghinaan hingga pelecehan dalam game. Untuk game – game Ubisoft seperti Rainbow Six dan juga The Division bisa dibilang tidak setinggi League of Legend untuk tingkat toxicity. Namun tetap saja melawan toxicity merupakan tujuan kedua perusahaan.

Zero Harm in Comms

Menurut laporan yang ditulis di website ubisoft, Riot Game dan Ubisoft saat ini sedang mengembangkan project yang diberinama Zero Harm in Comms. Project ini dibangun untuk membangun database yang nantinya akan digunakan untuk melatih AI yang nantinya akan digunakan untuk mengawasi perilaku toxic para pemain game online. Dengan AI ini diharapkan dapat menciptakan komunitas game yang lebih positif.

Tak lupa Ubisoft dan Riot juga memberikan kejelasan soal kekhawatiran privasi para pemain. Riot menjelaskan bahwa data yang digunakan untuk mengindentifikasi pemain akan dihapus sebelum dibagikan. Riwayat obloral yang mengandung informasi pribadi pemain nantinya akan dihilangkan.

Usaha dalam mengurangi toxicity dalam game online memang tidak akan ada habisnya. Ketidakberdayaan developer dalam mengawasi ratusan hingga jutaan pemain dalam satu waktu merupakan masalah utamanya. Karena itulah diperlukan suatu sistem otomatis yang dapat memantau semua perilaku pemain. Sebelumnya para komunitas game online pernah menyuarakan untuk menganggap teabagging sebagai pelecehan seksual.

Bagaimana menurut kalian? Apakah sistem pemantauan seperti ini diperlukan untuk game onlien? Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Bos Xbox Akui Sulit Bersaing Dengan Pasar Mobile

GAMEFINITY.ID, PATI – Selepas akuisisi Call of Duty dan Activision Blizzard, Bos besar Xbox Phil Spencer mengungkapkan pendapatnya mengenai perkembangan Xbox di era mendatang. Spencer mengatakan jika bisnis Xbox akan sulit bersaing jika tidak meluas ke ranah mobile. Hal ini sejalan dengan langkah yang dilakukan oleh rivalnya yaitu Playstation yang juga telah menunjukkan ancang-ancangnya dalam menguasai pasar mobile.

Perkembangan Pasar Mobile Yang Semakin Besar

Menurut laporan dari VGC berdasarkan podcast Decoder The Verge, Phil Spencer mengakui jika bisnis game saat ini sangat didominasi oleh game mobile. Dia mengatakan selama lima atau enam tahun ke belakang, $200 miliar pertumbuhan gaming industry berasal dari segmen mobile. Sementara itu untuk pendapatan konsol dan PC relatif tidak mengalami kenaikan.

Boss dari Microsoft gaming itu memang tahu bahwa saat ini Xbox sama sekali belum menyentuh pasar mobile. “Seiring berjalannya waktu, bisnis ini akan semakin sulit untuk dipertahankan. Jika kami tidak dapat menemukan pelanggan di ponsel atau device yang dimainkan banyak orang. Kita akan benar-benar tersegmentasi ke bagian khusus dari bisnis game global yang akan semakin sulit bersaing.” kata Phil Spencer.

Xbox
Call of Duty Mobile dari Blizzard telah mencapai 650 juta download | Source: Activision Blizzard

Pill Spencer juga menyinggung tentang keberhasilan Tencent yang menjadi perusahaan game terbesar saat ini. Kesuksesan yang diraih oleh Tencent yang berasal dari mobile telah berhasil mengakuisisi studio-studio game besar di dunia dengan sangat cepat.

Jujur meski perkembangan game konsol dan PC sekarang ini sangat maju sekali, namun basis player-nya sendiri tidak begitu mengalami pertumbuhan yang besar. Jauh berbeda dengan segmen mobile yang terus menerus mengalami lonjakan player yang sangat masif.

“Sangat penting bahwa saat menjalankan bisnis game global berskala besar. Kita harus bertemu dengan pelanggan di tempat yang ingin mereka mainkan. Dan mobile-lah tempat yang saat ini ingin dimainkan banyak orang.” Ucap Spencer.

Xbox Ingin Belajar dari Activision

Diketahui saat ini Activision Blizzard memiliki basis pengguna aktif bulanannya telah mencapai 368 juta pada bulan September 2022. Beberapa penyumbang pengguna terbesar yaitu Candy Crush King dengan 240 juta pemain, World of Warcraft dan Diablo dengan 31 juta pemain, dan penerbit Call of Duty dengan 97 juta pemain. Tak disangka Candy Crush buatan King begitu mendominasi jumlah player dari Activision Blizzard.

“Menurut saya Activision Blizzard King melakukan pekerjaan yang lebih baik sebelumnya, jelas lebih baik daripada kami. Mereka sekarang berada dalam posisi di mana mereka memiliki waralaba PC yang hebat, waralaba konsol yang hebat, dan seluler yang hebat. Bagi kami perbedaan nyata yang mereka tambahkan kepada kami adalah penguasaan mobile mereka.”

Xbox akan berupaya meningkatkan Xbox Store ke mobile untuk menarik gamer ke Platform Xbox Mobile baru mereka. Bersaing dengan Google Play Store dan App Store di perangkat mobile memang tantangan yang sangat besar sekali. Namun langkah ini sangat diperlukan agar mampu bertahan dalam persaingin bisnis yang semakin ganas.

Perkembangan game mobile saat ini memang telah memaksa para developer – developer besar untuk masuk jika tidak ingin tersingkir dalam persaingan. Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id.

Modern Warfare 2 Pecahkan Rekor Penjualan Franchise CoD

GAMEFINITY.ID, Bandung – Call of Duty: Modern Warfare 2 cetak angka penjualan sangat besar pada tiga hari pertama setelah perilisannya. Penghasilan yang didapat Activision juga sangat masif. Tidak hanya itu, entri terbaru Call of Duty itu turut memecahkan rekor penjualan franchise!

Modern Warfare 2 Berhasil Cetak US$800 Juta pada Tiga Hari Pertama

Call of Duty Modern Warfare 2 record 2
Call of Duty: Modern Warfare 2 berhasil raup 800 juta dolar AS pada 3 hari pertama

Debut Call of Duty: Modern Warfare 2 menghasilkan US$800 juta pada tiga hari pertama setelah rilis. Ini menjadikan entri terbaru Call of Duty itu memecahkan rekor franchise. Meski game ini mematok harga yang cukup tinggi, buktinya animo penggemar tetap konsisten masif. Tidak heran, setiap entrinya sering sekali mencapai angka penjualan tinggi setelah rilis.

Rekor game dengan penjualan tertinggi pada awal rilis di franchise sebelumnya dipegang oleh Call of Duty: Modern Warfare 3. Game tersebut sebelumya rilis pada 2011. Menurut Forbes, Modern Warfare 3 (2011) berhasil meraup US$400 juta pada hari peluncurannya. Lima hari setelah rilis, Modern Warfare 3 (2011) berhasil menghasilkan US$775 juta.

Bahkan, Activision mengklaim penghasilan Modern Warfare 2 pada akhir pekan perdana berhasil melewati penghasilan box office Top Gun: Maverick dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Tentu saja, penghasilan film dihitung dari angka penjualan tiketnya. Modern Warfare 2 mematok harga US$70 (Rp1 juta di Indonesia), harga yang tinggi untuk game manapun.

Bukan Rekor Penjualan Game Tercepat

Meski penjualan Modern Warfare 2 menjadi rekor baru untuk franchise Call of Duty, angka ini bukan rekor penjualan game tercepat. Buktinya, GTA 5 berhasil meraup satu juta dolar AS dalam tiga hari pertama perilisannya. Sementara itu, Fallout 4 berhasil menghasilkan US$750 juta pada hari pertama rilis (bukan angka penjualan secara keseluruhan).

Walau demikian, Modern Warfare 2 masih berkesempatan besar untuk mencapai angka penjualan senilai satu juta dolar AS pada minggu pertama. Meningat hype yang sangat masif pada awal peluncuran, bukan tidak mungkin lagi entri terbaru Call of Duty itu berhasil mencapai angkat tersebut.

Baca juga: Call of Duty: Warzone Mobile Siap Meluncur 2023!

Dapat Dukungan 2 Tahun?

Mengingat game Call of Duty selanjutnya akan rilis 2024, Modern Warfare 2 dilaporkan akan mendapat dukungan 2 tahun. Sebelumnya, setiap game Call of Duty dirilis setiap tahun sejak Call of Duty 2 pada 2005.

Jika rumor dukungan 2 tahun benar, Activision bisa saja menambah lebih banyak konten post-launch dari sebelumnya. Bahkan terdapat laporan bahwa Call of Duty siap meninggalkan formula annual release-nya.

Setelah Modern Warfare 2, Activision akan merilis Warzone 2.0 pada 16 November 2022. Warzone Mobile kemudian akan menyusul pada 2023 mendatang.