Tag Archives: CEO

Setelah 25 Tahun Reed Hastings Mundur Sebagai CEO Netflix

GAMEFINITY.ID, Riau – Setelah 25 tahun menjabat, kini Reed Hastings selaku pendiri dari perusahaan Netflix memutuskan untuk melepaskan jabatannya sebagai CEO. Hal ini telah di umumkan oleh perusahaan netflix sendiri sejak Kamis, 19/1/2023. Reed Hastings di kabarkan mundur dari posisi CEO karena akan menjabat sebagai ketua eksekutif. Dengan demikian, posisi CEO Netflix akan di gantikan oleh rekan kerjanya, yaitu Ted Sarandos sebagai Co-CEO dan Greg Peter selaku Chief Operating Officer. Keduanya akan bertanggung jawab untuk meneruskan semua kinerja yang telah di ciptakan oleh Reed Hastings.

Reed Hastings berkata dalam sebuah pernyataan Reuters “Itu adalah pembaptisan api, mengingat adanya Covid dan tantangan baru dari bisnis kami. Mereka berdua berhasil dengan sangat baik menjadi dewan. Saya percaya ini adalah waktu yang tepat untuk bersaing dalam suksesi saya”. Hal ini dapat di simpulkan bahwa Reed Hastings ingin memperbaiki kinerja Netflix agar dapat bertahan, dimana sekarang aplikasi streaming semakin banyak.

Direktur Pelaksana Global Data Netflix, Neil Saunders mengatakan bahwa jika Reed Hastings mengundurkan diri dari jabatannya, hal ini akan berpengaruh besar terhadap mental perusahaan.

Netflix sudah berdiri sejak 1997, hal ini berawal sejak memulai bisnis DVD hingga akhirnya cara menonton film berubah menjadi live streaming.

Reed Hastings dan Sejarah Perkembangan Netflix

Reed Hastings CEO Netflix

Sejak awal berdirinya di tahun 1997, Netflix di dirikan bertujuan untuk suatu bisnis layanan penyediaan streaming film maupun televisi. Bisnis Netflix berawal dari penjualan DVD-by-Mail. Hingga pada tahun 2010, Netflix mulai memperkenalkan layanan streaming. Seiring berjalannya waktu, Netflix telah beroperasi lebih dari 190 negara.

Saat ini banyak aplikasi streaming yang mempermudah masyarakat untuk mengakses film atau program televisi yang di inginkan, hal itu membuat kinerja Netflix menurun karena kehilangan pelanggan. Salah satu strategi yang di lakukan Netflix agar penonton tetap bertahan yaitu dengan cara membuat diskon besar – besaran dari setiap film yang di tonton.

Baca Juga : Netflix Akan Segera Melarang Berbagi Kata Sandi Akun

Ternyata hal tersebut sangat menarik perhatian masyarakat. Hingga Netflix mengalami peningkatan sebanyak 7,6 juta pelanggan. Hal ini mengalami peningkatan yang cukup baik, karena melebihi dari target perusahaan sebanyak 4,5 juta pelanggan.

Jangan lupa ikuti terus uptade informasi terbaru seputar game, anime, musik, lifestyle, dan lainnya hanya di website gamefinity.id

CEO Xbox Tuduh Sony Sengaja Menghalangi Akusisi Microsoft

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Phil Spencer dilaporkan telah melontarkan sebuah komentar pedas, dalam sebuah wawancara podcast beberapa hari yang lalu. CEO Xbox tersebut, mengklaim bahwa Sony merupakan “salah satu penentang utama” dari kesepakatan akuisisi Microsoft terhadap pengembang game Call of Duty, Activision Blizzard.

Pertempuran yang akan mengubah Microsoft menjadi publisher terbesar di industri video game, telah menghadapi penolakan yang signifikan dari Sony dan para regulator di kedua sisi laut Atlantik. Pada hari Kamis kemarin (waktu Amerika Serikat), regulator AS bahkan mengklaim sedang berusaha untuk memblokir kesepakatan akusisi dari kedua perusahaan, karena diyakini akan memungkinkan Microsoft untuk “menekan para pesaingnya”.

Dan setelah menerima banyak penolakan dari berbagai pihak, sang CEO dari Microsoft Gaming, Phil Spencer, akhirnya buka suara dalam sebuah wawancara podcast baru-baru ini. Dimana dirinya menuduh Sony sebagai “salah satu penentang utama” dari kesepakatan akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard.

Baca juga: EA Patenkan Sistem AI Anti Troll Dan Kolusi

Pill Spencer CEO Xbox
Phil Spencer | Tuduhan Dari Sang CEO Xbox

Tuduhan Dari Sang CEO Xbox

Mengutip dari laman web TheGamer, Phil Spencer dilaporkan telah melontarkan sebuah komentar pedas dalam sebuah wawancara podcast, yang mengisyaratkan bahwa Sony adalah salah satu penentang akuisisi Microsoft-Activision Blizzard. Pada sesi podcast yang membahas masalah monopoli, Spencer membagikan pendapatnya mengenai kesepakatan akuisisi yang ditentang oleh para regulator di beberapa negara negara.

Spencer bahkan dengan gamblang mengklaim bahwa Sony sedang berusaha untuk melindungi dominasinya, dengan memperkecil pengaruh Xbox di industri video game konsol.

“Sony berusaha melindungi dominasinya di (pasar) konsol dan cara mereka berkembang adalah dengan membuat (pengaruh) Xbox (menjadi) lebih kecil,” ucap Spencer, yang kemudian dilanjutkan dengan mengatakan bahwa Sony memiliki “pandangan industri yang sangat berbeda dari kami (Xbox).”

“Pembuat konsol terbesar di dunia (Sony) mengajukan keberatan tentang satu waralaba yang kami katakan akan terus hadir di platform (mereka), ini adalah kesepakatan yang (akan) menguntungkan pelanggan melalui pilihan dan akses,” Imbuhnya.

Bos Xbox itu sebenarnya telah berulang kali mengatakan bahwa Microsoft masih berniat untuk mempertahankan Call of Duty di platform lain. Dirinya bahkan juga menawarkan kesepakatan 10 tahun kepada Sony, agar dapat mempertahankan seri game shooter populer tersebut di platform PlayStation.

Sementara itu, untuk proses akuisisi Microsoft-Activision Blizzard yang saat ini sedang berlangsung, sepertinya masih harus tertunda sembari menunggu hasil keputusan dari regulator Inggris, AS, dan Uni Eropa.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Dari Xbox Hingga Disney, Sentil Metaverse Mark Zuckerberg

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Dalam konferensi WSJ Tech Live, Phil Spencer selaku CEO dari Xbox, menggambarkan Metaverse milik Meta sebagai sebuah “video game yang dibangun dengan buruk”. Senada dengan Spencer, CEO Snapchat Evan Spiegel, juga mendefinisikan metaverse sebagai “Hal terakhir yang ingin dia lakukan saat pulang bekerja.”

CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah diseret secara brutal pada bulan Agustus lalu, karena fitur meta-selfie yang dinilai tampak creepy. Yang kemudian dilanjutkan dengan pengumuman pada awal bulan ini, dimana avatar Meta akan mendapatkan kaki sebagai update terbaru. Tidak sampai disana, gelombang kritik untuk Metaverse juga masih berlanjut hingga saat ini. Dan yang terbaru, adalah kritikan dari beberapa bos perusahaan teknologi terkemuka seperti Xbox, Snapchat, Disney, hingga Apple.

Metaverse
Kompak Menolak Gagasan Metaverse

Kompak Menolak Gagasan Metaverse

Dalam konferensi WSJ Tech Live baru-baru ini, para bos perusahaan teknologi yang diwawancarai tampak mengisyaratkan bahwa mereka menolak gagasan Metaverse. Seperti Phil Spencer dari Xbox, yang menggambarkan Metaverse milik Meta sebagai sebuah “video game yang dibangun dengan buruk”, CEO Snap Evan Spiegel, yang menyebut Metaverse sebagai “tinggal di dalam komputer” dan “Hal terakhir yang ingin saya lakukan ketika saya pulang kerja, di penghujung hari yang panjang, adalah tinggal di dalam komputer.”

Wakil presiden senior Apple untuk pemasaran di global, Greg Joswiak, juga senada dengan “sebuah kata yang tidak akan pernah saya gunakan”, serta CEO Disney, Bob Chapek, yang mengatakan bahwa perusahaan cenderung “tidak menggunakan” kata metaverse, “karena bagi kami, itu adalah istilah yang besar dan luas. Bagi kami, ini adalah (model) penceritaan generasi berikutnya.”

Baca juga: Korbankan Uncle Ben Demi Panggil Spiderman Dalam Marvel Snap

Metaverse Mark Zuckerberg
Video Game Yang Dikembangkan Dengan Buruk

Video Game Yang Dikembangkan Dengan Buruk

Meta berganti nama dari Facebook tahun lalu sebagai bukti fokus mereka untuk mengembangkan metaverse, yang diyakini akan menjadi tempat di mana Anda tidak hanya bersosialisasi dengan teman tetapi juga melakukan pekerjaan serius dengan rekan kerja.  Dan tampaknya Spencer tidak selalu setuju dengan aspek kerja dari metaverse.

“Pembuat video game memiliki kemampuan luar biasa untuk membangun dunia menarik yang ingin kita habiskan untuk menghabiskan waktu,” Ucap Spencer konferensi tersebut.

“Jika saya berpikir tentang video game, selama bertahun-tahun kami telah menyatukan orang-orang di ruang 3D untuk pergi dan menyelamatkan dunia dari invasi alien, atau menaklukkan kastil,” imbuhnya.

“Bagi saya, membangun metaverse yang (hanya) terlihat seperti (membangun) ruang pertemuan… Saya hanya merasa bukan itu tempat saya ingin menghabiskan sebagian besar waktu saya.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Baru-baru ini, sang CEO dari Electronic Arts, Andrew Wilson, dilaporkan tengah meyakinkan para investor dengan mengatakan ‘bahwa game single-player masih menjadi bagian utama dari output perusahaan”. Statement tersebut sontak menjadi perhatian dikalangan komunitas gamer, karena publisher raksasa itu pernah dianggap mengejek genre game single-player di Twitter.

Mengutip dari laman web IGN, saat panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan pada hari Selasa (Waktu Amerika Serikat), CEO Electronic Arts, Andrew Wilson, menyatakan bahwa game single-player “sangat, sangat penting” untuk masa depan perusahaan. Meskipun, dalam prakteknya, genre single-player hanya bisa menghasilkan sekitar 30 persen pendapatan, dari total bisnis perusahaan.

“Para pemain kami, secara seimbang, mereka memiliki motivasi inti ini — inspirasi, pelarian, koneksi sosial, kompetisi, peningkatan diri, kreasi — hal-hal inilah yang menyatukan kami sebagai pemain game,” ucap Wilson, dalam transkrip panggilan melalui SeekingAlpha

“Saat kami memikirkan game single-player, kami pikir ini adalah bagian yang sangat, sangat penting dari keseluruhan portofolio yang kami berikan untuk memenuhi motivasi inti tersebut.” Imbuhnya.

Baca juga: Sultan Diablo Immortal Ingin Refunds Karena Sulit Matchmaking

EA Single Player
EA | Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Ucapan Wilson memang terdengar meyakinkan, namun statement-nya dengan cepat dilemahkan oleh pernyataan dari sang Direktur Keuangan (CFO) EA, Chris Suh. Yang menyebut bahwa bisnis layanan langsung (Live Service) seperti game multiplayer online, akan lebih menguntungkan, dengan setidaknya meraup lebih dari 70 persen keuntungan dari total bisnis perusahaan.

“Jika kita memikirkan dampak model dan dampak keuangannya, saya pikir hal pertama yang harus selalu diingat adalah bahwa layanan langsung masih mencakup, dalam basis 12 bulan, (atau sekitar) lebih dari 70 persen (pendapatan) bisnis kami.”

“Dan itu telah terbukti, sangat andal, aliran pendapatan yang sangat berulang, dan itu masih akan menjadi pendorong utama dalam P&L (Profit and Loss / laba rugi) jangka panjang kami (EA).”

Suh kemudian menjelaskan lebih lanjut, dengan menyatakan bahwa layanan langsung bisa menjadi bisnis jangka panjang, yang lebih stabil bagi perusahaan.

“Pertumbuhan jangka panjang kami akan terus berinvestasi dalam kinerja yang berkelanjutan dan stabil dari bisnis layanan langsung kami dan akan ada beberapa put and take di sepanjang jalan.”

Sebelumnya, pada awal bulan Juli lalu, akun Twitter resmi Electronic Arts sempat mengunggah cuitan yang dinilai mengejek para pemain game single-player. Dan setelah diselidiki, akun Twitter resmi EA ternyata dipegang oleh pihak ketiga yang tidak bekerja dengan EA. Bahkan, si pengunggah cuitan tidak mengetahui adanya respon negatif yang diakibatkan oleh cuitannya.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/