Tag Archives: console

Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan salah satu game Martial Arts dengan gerakan yang cukup smooth dan menarik. Dragon Ball Z: Shin Budokai rilis pada Maret 2006 yang diterbitkan oleh bebetapa publisher yang salah satunya adalah BANDAI. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable.

Baca Juga : Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Sinopsis Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Berula dari kembali damainya dunia yang sebelumnya pernah Son Goku sang tokoh utama selamatkan. Perdamaian ini tidak berjalan lama, karena kemunculan musuh bertipe Majin yaitu, Majin Buu.

Demi mempertahankan bumi, Son Goku bersama rekan berpetualang dan terus bertarung melawan musuh yang kuat hingga menghancurkan dunia. Apakah Son Goku dan kawan-kawan berhasil mengembalikan kedamaian dunia?.

Gameplay (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Gameplay – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle dengan visual dan konsep martial arts yang cukup keren. Memiliki mekanisme yang sedikit lebih baik dalam koreografi dan pertarungan dari beberapa game sejenisnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki gameplay yang cukup biasa, namun sedikit sentuhan yang membuatnya punya sedikit perbedaan dalam urusan gameplay dan mekanisme yang series ini bawakan.

Hadir dengan gameplay yang cukup unik, terlewat dari gameplay pertarungan 1 vs 1 pada umumnya. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan gaya tampilan yang menarik, gaya penampilan ini akan dibahas pada ulasan aspek selanjutnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan 3 inti mode permainan yaitu, Dragon Road, Arcade, dan Network Battle. Dragon Road merupakan mode aling utama dalam game ini, sedangkan Arcade merupaan mode pertarungan biasa yang dimana pemain dapat memilih karakter, dan Network Battle adalah mode multiplayer yang dimana pemain dapat battle dengan teman melalui koneksi LAN.

Setidaknya Dragon Ball Z hadir dengan 5 chapter di mode Dragon Road. Chapter 1 yang dimulai dari kemunculan Majin Buu dan berakhir dengan lawan terakhir pertarungaan yang salah satunya adalah Gogeta melawan Janemba.

Graphic (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Graphic – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki visual yang menarik dan sedikit lebih baik dari Dragon Ball Z Tenkaichi series Tag Team. Hadir dengan tampilan yang lebih halus dan sesuai.

Game ini menghadirkan visual yang baik dan ramah dimata. Jika diperhatikan sedikit lebih dekat, visual Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil serupa dengan Harvest Moon: Save The Homeland. Baik dari kaarakter hingga pewarnaan.

Sebagai game yang diadaptasi dari animasi Jepang yang penuh dengan warna, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga turut hadirkan beberapa kemiripan bahkan sangat mirip seperti di anime-nya.

Latar yang diciptakan menyesuaikan dengan latar tempat pada anime-nya. Hadir dengan cukup baik, dan mampu menyatu dengan karakter game tanpa harus merusak visual dari karakter tersebut.

Mengambil sudut pandang bergaya Side Scrolling dengan nuansa 3D layaknya game TPP. Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil dengan pengambilan angle yang baik dan hadir secara Semi 3D. Hal ini dibuktikan dari gaya pertarungan dan pergerakan dari tiap karakter.

Control (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Control – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Sebagai game action battle martial arts, Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil lagi hadir dengan banyak fitur kontrol yang kompleks dan juga variatif. Hal ini didasari dari gaya bertarung karakter di Dragon Ball Z dan combo-combo yang dapat terbentuk.

Setidaknya ada 3 jenis kontrol menyerang dan 1 kontrol pendukung pada Dragon Ball Z: Shin Budokai. Kontrol tersebut berperan penting dalam eksekusi karakter dalam pertarungan demi memenangkan pertarungan tersebut.

Kontrol tersebut seperti kotak yang berfungsi sebagai perintah menyerang menggunakan kaki, segitiga yang berfungsi sebagai perintah menyerang juga hanya saja menggunakan tangan, bulat berfungsi sebagai kontrol serang jarak jauh, dan X berfungsi sebagai kontrol untuk membuat karakter dapat menghindar dari serangan musuh (dodge dan counter).

Selain kontrol inti diatas, sisanya merupakan kontrol pendukung dalam menghasilkan combo-combo yang menarik. Salah satunya adalah kontrol untuk mengeluarkan Kamehameha.

Addictive (8/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle yang memiliki fokus pada satu pertarungan bergaya 3D Side-Scrolling, dan ini jadi fokus pertama pada game ini. Sebagai game battle yang mengusung story dalam satuan per chapter, Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki tingkat efektivitas lama bermain yang cukup panjang.

Hanya saja, Dragon Ball Z: Shin Budokai hanya hadir dengan 5 chapter yang cukup singkat dan karakter yang kurang banyak, bahkan hanya ada  1 karakter wanita dalam seri ini yaitu, Android 18.

Music (9/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan berbagai macam sound yang tampil ketika bertarung, baik dari karakter, serangan, bahkan aspek menarik lainnya.

Hadir dengan Background Music dan Sound Effect yang keren. Menggunakan Background Music berupa instrumen yang  cukup baik. Kemudian hadir juga dengan sound effect yang keren, salah satunya terdapat pada suara serangan, voice action, dan lainnya. Bahkan game ini hadir dengan 2 tipe voice action yaitu, dalam bahasa Inggris dan Jepang.

Kesimpulan

Dragon Ball Z: Shin Budokai menjadi salah satu Martial Arts game yang tampil dengan baik sebagai hasil adaptasi. Berikut kelebihan dan kekurangan Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki keunggulan pada visual dan gameplay pertarungannya. Memiliki gameplay yang cukup baik terlihat dari martial arts yang dibawakan, dan visual yang cukup rapih dengan latar yang tidak terlalu merusak movement dari karakter sendiri.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis smapaikan pada ulasan kali ini. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan story Dragon Road-nya yang menarik, hanya saja terlalu sedikit dan cepat chapter yang dibawakan.

Selain itu, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga menghadirkan karakter yang terbilang cukup sedikit, mengingat bahwa karakter tersebut include sesuai dengan chapter yang dibawakan.

Untuk Dragon Ball Z: Shin Budokai, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

GAMEFINIY.ID, Bandar Lampung – Rhythm Game kini telah menjadi salah satu genre yang banyak peminat. Hampir tiap seri Rhythm mampu cross-platform. Beberapa game hanya dapat dimainkan di perangkat Mobile, Android. Kebanayakan hadir dalam platform konsol, nintendi, dan banyak lagi.

Deretan Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

Beberapa rhythm game membutuhkan perangkat dengan spesifikasi yang lebih baik. Hal ini disebabkan dengan visual game idol ataupun rhyhm yang cenderung penuh dengan efek. Ada beberapa game konsol yang cocok dimainkan di perangkat pengguna emulator spesifikasi rendah. Apa saja itu? Simak dibawah ini.

Baca Juga : Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku Series

Rhythm Console
Hatsune Miku Project Diva Extend – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

Hatsune Miku merupakan salah satu vocaloid asal Jepang yang sangat ikonik dan terkenal diseluruh dunia. Vocaloid sendiri merupakan software atau perangkat lunak musik berupa nyanyian seorang gadis sekolahan, dan Hatsune Miku menjadi salah satunya.

Tidak lama setelah kehdaian dari Hatsune Miku sendiri, telah banyak game yang mengadaptasi dari Hatsune Miku sendiri dengan memasukkan unsur Rhythm dan beberapa musik vocaloid bawaan Hatsune Miku, salah  satunya adalah Hatsune Miku: Project Diva.

Kali ini penulis akan merekomendasikan salah satu series di Hatsune Miku: Project Diva, yaitu Hatsune Miku: Project Diva Extend yang dapat pemain mainkan di PlayStation Portable ataupun emulator yang mendukung.

Hatsune mIku: Project Diva Extend dirilis pada November 2011 dengan Dingo Inc, Crypton Future Media, Sega sebagai developer dan Sega juga yang menjadi publisher. Game ini dapat dimainkan di PlayStation Portable, dan PlayStation 3.

K-On! After School Live

Rhythm Console
K-On! After School Live – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

K-On! merupakan series dari animasi Jepang yang bergenre Music, dan Slice of Life. K-On! sendiri  memiliki visual hingga alur cerita yang santai layaknya sebuah Slice of Life pada umumnya.

K-On! berkat kepopulerannya kini telah memiliki beberapa game yang salah satunya berjudul K-On! After School Live yang telah rilis cukup lama di tahun 2010-an.

Bukan hanya sebatas kepada gaya permainan rhythm-nya, namun tidak dapat disangkal juga kalau game ini menekankan pada konsep konser musik. Dalam K-On! After School Live sendiri memiliki gameplay yang cukup menarik dan lagu-lagu yang cukup variatif.

K-On! After School Live dirilis awal pada September 2010 dengan Sega sebagai publisher sekaligus pengembangnya. Game ini juga dapat dimainkan di PlayStation Portable dan PlayStation 3.

The iDOLM@STER Series

Rhythm Console
iDOLM@STER Shiny Festa – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

The iDOLM@STER merupkan salah satu franchise idol yang terkenal di era-era berjayanya gameboy dan arcade game. Menjadi salah satu yang terdekat dalam urusan gameplay dengan Syn Sophia yang juga merupakan pendahulu dari Aikatsu.

Memiliki fokus game yang ditekankan pada metode rhythm, dan fokus pada konser musiknya juga. Hadir dengan banyak karakter dan alur cerita yang beragam, dan banya kustomisasi yang cukup menarik perhatian para penikmat idol game.

The iDOLM@STER Shiny Festa akan menjadi fokus bahasan dari rekomendasi penulis kali ini. The IDOLM@STER Shiny Festa sendiri merupakan salah satu series yang fleksibel dan cross-platform. Memiliki visual yang bagus dan lagu-lagu yang cukup variatif.

The iDOLM@STER Shiny Festa dirilis pada Oktober 2012 oleh BNE Entertainment dan BANDAI NAMCO Studios yang turut mengembangkan game ini. Game ini dapat dimainkan di platform IOS, PlayStation 3, dan PlayStation Portable.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Black: Sebuah Hidden Treasure dalam Perkembangan FPS Konsol

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Black, mungkin sebagian besar anak rental PS di Indonesia kenal game ini. Jika mengingat masa lalu, Black menjadi salah satu game yang sering dimainkan selain WE, GTA SA, The Warrior, Resident Evil 4, God Hand, dll.

Akan tetapi, nama Black sendiri masih kurang dikenal di luar dari games PS2. Hal ini dikarenakan game FPS masih kurang laris di konsol pada zaman PS2. Rata-rata game yang dapat mencapai kesuksesan tidak berasal dari genre FPS.

Black Gameplay | Youtube
Gameplay dari Game Black | Youtube

Meskipun kurang dikenal secara global, game Black menjadi salah satu game “hidden treasure” yang ada di konsol PS2. Apa yang menjadikannya layak menyandang gelar tersebut?

Masa Pengembangan Black

Black sendiri mulai digarap oleh Criterion Games pada awal tahun 2005. Criterion sendiri belum pernah membuat game FPS sebelumnya dan Black merupakan pengalaman mereka yang pertama.

Pada masa itu, game FPS masih belum banyak dimainkan di konsol. Hanya TimeSplitters dan HALO yang meraih sukses sebagai game FPS konsol. Criterion ingin mengembangkan game ini seperti ketika mereka mengembangkan Burnout. Acuannya adalah “hancurkan semua”, sama seperti yang mereka lakukan dengan Burnout.

Dengan acuan tersebut, Criterion mulai mengembangkan Black dengan beberapa referensi dari film hollywood yang suka membesar-besarkan sesuatu. Mulai dari efek pencahayaan, ledakan, suara, hingga gerakan musuh semua dibuat heboh. Hal ini membuat game-nya berbeda dari game modern shooter lain yang ada di pasar pada saat itu.

Baca Juga: PUBG Mobile Umumkan Kolaborasi Dragon Ball Super!

Efek “Berlebihan” Black yang Berakhir Baik

Seperti yang disebutkan sebelumnya, efek dalam game ini terkesan akan berlebihan. Akan tetapi, berlebihan itulah yang menjadi salah satu nilai plus dari Black.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah dari berbagai sisi grafisnya. Black sendiri terkenal akan efek blur miliknya ketika kita melakukan reload. Dengan adanya blur, pemain dapat merasakan perpindahan fokus antara senjata dan kejadian di depan. Hal ini didukung dengan animasi reload yang fluid dan memuaskan untuk dilihat.

Sistem pencahayaan juga tidak kalah bagusnya. Setiap efek tembakan yang terjadi menimbulkan cahaya yang tercipta dari muzzle maupun impact. Ingat, pada tahun 2006, masih jarang game yang dapat melakukan hal tersebut, terkhususnya game FPS.

Dan yang terakhir, adalah sistem destructible environment miliknya. Sebelum Battlefield terkenal dengan lingkungan yang dapat dihancurkan total, Black sudah melakukannya dahulu.

Para pemain dapat menghancurkan hampir setiap benda yang ada di dalam game. Hal ini termasuk destructible wall yang dapat menambah sedikit variasi gameplay.

Baca Juga: Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Pelopor Game FPS Konsol

Setelah perilisannya, Black mampu menyabet berbagai gelar. Meskipun jarang dilirik, prestasi Black yang banyak menunjukkan bahwa game ini memang memiliki kualitas.

Didukung dengan rilisnya CoD MW dan suksesnya HALO di Xbox, Black menjadi salah satu signature game FPS konsol di zaman PC masih merajai game FPS. Setelahnya, game FPS mulai bermunculan ke konsol, khususnya setelah PS3 dan Xbox 360 rilis. Mulai dari CoD, BF, Medal of Honor, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya Black memiliki penerus tidak langsung, yaitu Bodycount yang dikembangkan oleh developer yang juga terkenal game balapannya, Codemaster. Sayangnya, game tersebut mengalami kegagalan dan tidak laku di pasaran.

Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Hatsune Miku: Project Diva Extend merupakan salah satu game rhythm dari franchise vocaloid berupa software musik asal Jepang bernama Hatsune Miku yang hadir di 2007.

Hatsune Miku: Project Diva Extend dirilis pada November 2011 yang dikerjakan oleh Dingo Inc., Crypton Future Media, Sega, dan Sega sebagai publisher. Game ini dapat dimainkan di PlayStation Portable dan PlayStation 3.

Sinopsis Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku sendiri merupakan perangkat lunak atau software yang mampu menghasilkan suatu suara nyanyian gadis remaja Jepang.

Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri merupakan game dari franchise Hatsune Miku yang tentunya merupakan game rhythm. Menceritakan tentang sekelompok Diva disuatu sekolah yang dimana Hatsune Miku merupakan salah satu Diva disana.

Baca Juga : K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

Gameplay (9/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Gameplay – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku: Project Diva merupakan salah satu dari sekian banyak game rhythm dari franchise Hatsune Miku. Setidaknya Hatsune Miku memiliki beberapa series ang umum dimainkan seperti, Hatsune Miku: Project Diva, Hatsune Miku: Project Diva Extended, hingga Hatsune Miku berbasis Diva lainnya.

Kali ini penulis akan mengulas game Hatsune Miku dengan judul Hatsune Mike: Project Diva Extended. Kenapa memilih yang extended, bukan yang Project Diva 2nd atau Project Diva? Hatsune Miku: Project Diva Extended memiliki fitur dan fungsi yang lebih kompleks dari seri Project Diva lainnya.

Hatsune Miku: Project Diva Extended memiliki gameplay yang tidak jauh berbeda dengan seri lainnya. Mengusung gaya bermain layaknya game rhythm di PlayStation Portable. Bukan hanya sebatas mengandalkan mekanisme rhythm saja, Project Diva Extend juga memiliki beberapa keunggulan lain.

Beberapa kelebihan dan fitur menarik di Project Diva Extended antara lain seperti, pemain dapat mengganti kostum dari para Diva yang salah satunya adalah Hatsune Miku sendiri, dan banyak lagi fitur menarik lainnya.

Graphic (9/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Graphic – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku; Project Diva dan Hatsune Miku: Project Diva 2nd memiliki visual yang cukup baik dan menarik penuh VFX, tidak terkecuali dengan Hatsune Miku: Project Diva Extended yang tentunya memiliki visual diatas seri pendahulunya.

Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri hadir dengan cukup kental dalam urusan visual yang identik dengan vocaloid. Dapat dibayangkan betapa gemerlap VFX ataupun visual lainnya yang dibawakan.

Salah satu konsep yang menarik dan cukup keren adalah pengambilan sudut pandang dalam PV yang dibawakan. Gerakan yang relatif halus, menjadikan pendukung PV yang cukup keren tersebut.

Control (9/10)

Hatsune Miku: Project Diva Extended merupakan game yang dapat dijalankan di PlayStation Portable. Memiliki kontrol yang hampir tidak jauh berbeda dengan Project Diva lainnya. Setidaknya ada beberapa kontrol eksekusi alam memainkan not rhythm pada Hatsune Miku: Project Diva Extended.

Menggunakan 2 jenis kontrol eksekusi not, yaitu D-pad dan kontrol eksekusi inti di sebelah kanan. Pemain akan menekan tombol sesuai dengan not yang keluar di layar. Beberapa not tombol tersebut seperti Segitiga, X, Kotak, dan Bulat, ini untuk kontrol yang paling sering digunakan.

Untuk D-pad sendiri sedikit memiliki perbedaan. Dalam menekan kontrol D-pad pada saat konser, bukan semata menekan D-pad begitu saja. Dalam melakukan kontrol ini, pemain dapat menekan D-pad beserta salah satu kontrol inti disebelah kanan, jika tidak maka akan terjadi miss not.

Addictive (8/10)

Hatsune Miku: Project Diva Extended merupakan salah satu series yang sangat menarik daripada beberapa series lainnya. Hal ini didukung dengan beberapa keunggulan dalam segi fitur dan fungsi yang dibawakan.

Namun dilain sisi, game ini dirasa cukup membosankan, dikarenakan Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri membawakan lagu-lagu vocaloid tahun-tahun tertentu. Dan lagunya juga dirasa cukup minim.

Music (10/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Music – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Sebagai game rhythm, Hatsune Miku: Project Diva Extended tidak perlu diragukan lagi kalau soal urusan musik, hampi menyediakan berbagai aliran gaya musik seperti, electronic, beat, mellow, dan banyak lagi. Selain itu,  juga hadir dengan beberapa pengaturan dan fungsi pendukung dalam menunjang jalan permainan game rhythm satu ini.

Kelebihan

Memiliki fungsi dan fitur yang cukup kompleks dan menarik, salah satunya seperti kustomisasi para Diva dan ruangan Diva itu sendiri.

Pemain dapat melakukan kustomisasi pada para Diva dan ruangan para Diva dengan cukup bebas, bahkan beberapa produk dapat dibeli melalui shop di dalam game.

Kekurangan

Sedikit kekurangan Hatsune Miku: Project Diva Extended yang tentunya terlihat cukup jelas oleh penulis. Salah satu kekuranga tersebut terdapat pada penentuan aturan penekanan not pada saat konser berjalan.

Ada sedikit kekurangan di aspek tersebut yaitu, penggunaan dual-kontrol untuk satu not. Hal ini terjadi pada not D-pad yang dimana diharuskan menekan D-pad yang diperintahkan dengan salah satu kontrol bukan direct lainnya.

Untuk Hatsune Miku: Project Diva, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9.

Sekian Review Hatsune Miku: Project Diva yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Seorang Mod Konsol Merakit Switch Satu Tangan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Video gaming terutama modifikasi pada konsol game menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu bagi penonton yang telah setia mengikuti kontennya. Seorang mod yang populer akhirnya aktif kembali dan mulai membagikan konten konsol gaming-nya, Akaki Kuumeri yang cukup terkenal akan kreativitasnya merakit berbagai perangkat gaming.

Konten terbaru yang dibuatnya saat ini ialah modifikasi perangkat game Nintendo Switch yang populer di kalangan gamer hanya dengan satu tangan saja. Tentunya juga sangat ramah terhadap tangan kidal atau difabel. Kuumeri juga membagikan tahap pembuatan perangkat tersebut sepenuhnya, mulai dari pengenalan bahan dan alat sampai dengan tahap finishing. Simak dibawah bagaimana ia mengerjakannya.

Baca juga: Bahan Langka, Switch Tunda Perilisan Seri Barunya

Seperti Ini Proses Pembuatan Konsol Switch Satu Tangan Yang dilakukan Oleh Kuumeri

Sketsa awal konsol Kuumeri
Tahap sketsa pembuatan pada switch
Menambah tombol konsol
Dirasa kurang nyaman, Kuumeri memodifikasi desain pada tombol konsol

Melalui video Youtube nya yang berdurasi 10 menitan tersebut, Kuumeri menjelaskan secara detail proses perakitan dari Switch yang bisa dimainkan hanya dengan satu tangan. Diawali dari menggambar sketsa awal sampai dengan hasil jadi dari konsol gaming tersebut. Sangat praktis untuk digunakannya, terutama bagi yang hanya bias menggunakan sebelah tangannya dengan berbagai alasan.

Secara singkatnya Kumeri mengawali videonya dengan menggambar sketsa prototype, dirasa ada sesuatu yang kurang dari fungsi pemakaian, ia mengubah sedikit tombol penggerak game dengan memodifnya dari sparepart yang dilepasnya, sampai dengan hasil jadinya yang begitu nyaman saat digenggam. Selanjutnya pada tahap ujicoba terakhirnya, ia menunjukkan dirinya sedang melakukan tes pemakaian pada salah satu seri dari game Zelda. Menurutnya sederhana.

Hasil final switch
Switch satu tangan buatannya telah selesai

Tak hanya Zelda saja yang ia coba, ia juga melakukan tes pada game Kirby And The Forgotten Land serta Super Smash Bros. Saat ini perangkat buatannya kini dijual di situs jual beli Etsy dengan harga 200 Dolar Amerika atau sekitar 2,9 jutaan rupiah. Ada yang berminat mencobanya?

Final testing switch
Tahap terakhir yang dilakukannya yakni melakukan tes pada beberapa game

Rupanya Kuumeri juga mempersiapkan beberapa proyek lainnya, diantaranya desain konsol pada Playstation 5 dan Microsoft Xbox yang sama praktisnya seperti ia membuat Switch sebelumnya. Kuumeri juga mengatakan bahwa konsol Joy con pada  Switch sangat mudah untuk dimodifikasi lantaran setiap pasangnya dapat dibuat dengan fungsi berbeda.

Tertarik ingin mencobanya Gfers atau ingin tahu informasi seputar gaming gears lainnya? Stay tune di Gamefinity. Kalian juga dapat menikmati kemudahan fasilitas top up dan pembelian voucher game juga pulsa di Gamefinity.id.

K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – K-On! After School Live merupakan salah satu Rhythm game yang hadir di konsol dan berupa adaptasi dari serial animasi Jepang dengan judul yang sama, K-On.

K-On! After School Live dirilis pada September 2010 yang di kembangkan dan publikasikan oleh SEGA. Game ini hadir di plaform Playstation 3, dan Playstation Portable.

Baca Juga : The IDOLM@STER Shiny Festa, Jadi Produser Agensi Bakat 765

Sinopsis K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

Bercerita tentang sekelompok gadis SMA Sakuragaoka yang mengikuti sebuah ekskul disekolah tersebut. Sebuah ekskul musik ringan yang hampir ditutup yang disebut dengan  Keion-bu.

Ada seorang gadis dari salah satu anggota ekskul tersebut yang tidak memiliki pengetahuan tentang musik, namun pada akhirnya menjadi salah satu gitaris mahir di sekolah, sebut saja dirinya Yui Hirasawa.

Mereka berempat yang terdiri atas Yui Hirasawa, Mio Akiyama, Ritsu Tainaka, dan Tsumugi Kotobuki yang selalu menghabiskan waktu sepulang sekolah untuk berlatih musik dan ikut serta dalam pertunjukan sekolah.

Gameplay (8/10)

K-On! After School Live
Gameplay – K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

K-On! After School Live merupakan salah satu Rhythm game yang dapat dimainkan di salah satu platform, yaitu Playstation Portable. Hadir dengan mekanisme yang simpel, baik dari gaya permainan, mekanisme kontrol, dan banyak lagi lainnya.

K-On! After School Live hadir dengan sangat amat simpel. Dihadirkan dengan daftar menu yang menarik, dan juga hadir dengan bahasa Jepang. Walaupun berbahasa Jepang, dalam penggunaan bahasa, K-On! After School Live tidak menggunakan huruf Kanji pada tampilan bahasa yang diberikan.

Untuk mekanisme saat konser, K-On! After School Live disajikan dengan cukup berbeda dari Rhythm lainnya. Walaupun terbilang simpel, simpel disini hanya berlaku dalam permainan di mode Normal saja. Untuk mode diatas Normal dapat dibilang cukup rumit.

Hadir dengan papan eksekusi berbentuk balok nada yang berbeda tergantung dari not yang terpampang di layar. Sama seperti game Rhythm lainnya, K-On! After School Live juga dihadirkan dengan point seperti Perfect, Great, Normal, Bad, dan Miss.

Graphic (8/10)

K-On! After School Live
Graphic – K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

K-On! After School Live dihadirkan dengan visual yang pasaran namun cukup menarik. K-On! After School Live merupakan salah satu besutan dari SEGA. Game SEGA kebanyakan hadir dengan Chibi Style, jadi dapat dipastikan bahwa K-On! After School Live juga hadir dengan gaya visual Chibi Style.

Untuk visual pada saat konser, K-On! After School Live tetap hadir dengan gaya visual normal layak seperti Anime-nya. Bukan hadir juga dengan Chibi Style didalamnya. Kalau dilihat kembali, K-On! After School Live hadir dengan pengambbaran layaknya game Harvest Moon, chibi dan sedikit terlihat jelas garis piksel pada outline karakter.

Control (9/10)

K-On! After School Live
Control – K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

K-On! After School Live hadir dengan kontrol yang sederhana. Kontrol yang tidak terlalu merumitkan, namun sulit. Kontrol hanya mengandalkan pad pada bagian kanan PSP saja, namun hal ini akan menjadi sebuah mimpi buruk ketika memasuki mode Hard.

Kontrol permainan dalam mode normal cukup ramah dan mudah, tidak seperti di mode Hard yang sedikit sulit dalam mengontrol Tap dan Hold secara bersamaan. Tetapi tidak ada salahnya mencoba mode Hard yang satu ini.

Addictive (7/10)

K-On! After School Live
Addictive – K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

Sebagai game Rhyhtm, K-On! After School Live hadir dengan tingkat adiktif yang cukup baik namun hanya sebentar. Beberapa lagu yang dihadirkan cukup menarik dan relate seperti di anime-nya. Hanya saja ada sedikit masalah dalam game ini perihal permainan yang dibawakan.

Hadir dengan lagu yang hampir bahkan seluruhnya original karya dari band musik Yui. Sayangnya cukup membosankan dikarenakan hanya hadir dengan lagu dan fitur fungsi yang minim dan apa adanya.

Music (9/10)

K-On! After School Live sebagai game Rhythm turut menghadirkan banyak lagu-lagu original bawaan band musik yang diisi teman-teman Yui. Salah satu lagunya adalah Fuwa-Fuwa Time.

Sound Effect juga turut elengkapi game ini. Sound Effect seperti reaksi karakter dan akibat dari gagal atau miss not saat bermain konser.

Kesimpulan

K-On! After School Live menjadi salah satu Rhythm game yang cukup playable dimainkan di perangkat portable kesayangan kalian. Berikut kelebihan dan kekurangan K-On! After School Live yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

K-On! After School Live hadir dengan cukup menarik. Menarik dari desain karakter, musik, hingga aspek-aspek penting maupun pendukung lainnya. Selain itu, juga K-On! After School Live hadir dengan visual karakter yang lucu dan dapat dilihat saat mereka semua berada dalam ruang klub ekskul.

Kekurangan

Sedikit kekurangan dari banyaknya kelebihan dari K-On! After School Live yang dapat penulis sampaikan berikut ini. Mungkin kekurangan ini dirasa cukup banyak, jadi dilihat saja.

Sebagai game Rhythm, K-On! After School Live hadir dengan musik yang menarik dan seru. Walaupun begitu, musik yang hadir dirassa cukup minim, tidak ada musik selain versi original.

Selain itu juga, mekanisme konser yang dibawakan cukup tidak enak dimainkan. Sebuah mekanisme konser yang balok nada dijadikan sebagai objek permainan utama. Walaupun visual karakter pada konser cukup baik, tetap saja tidak menutup kemungkinan bahwa K-On! After School Live memiliki mekanisme gameplay konser yang kurang baik.

Untuk K-On! After School Live, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,2.

Sekian Review K-On! After School Live yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.