Tag Archives: console

Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Turn Based atau game berbasis giliran merupakan salah satu genre yang telah banyak diadaptasi untuk game-game masa kini. Umumnya dikenal dan dibedakan dalam 2 jenis, yaitu Turn-Based Strategy dan Turn-Based Tactics.

Untuk Turn-Based Tactics berumula pada tahun 1980-an yang dimana mikrokomputer dan komputer menjadi lebih berpengaruh dan umumnya telah banyak digunakan. Beberapa game Turn-Based Tactis pada saat itu seperti Commodore 64 dan Apple II: Panzer Strike.

Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Namun akhir-akhir ini banyak pemain yang mencari berbagai game Turn Based dalam jenis apapun itu, baik Strategy ataupun Tactics. Hampir disemua platform gaming dari dahulu hingga sekarang memiliki setidaknya lebih dari satu game yang mengusung gaya Turn Based ini. Berikut daftar Turn Based keren untuk PlayStation Portable.

Baca Juga : Daftar Martial Arts Game yang Kaya akan Seni Beladiri

Jeanne d’Arc

Turn Based PSP
Jeanne d’Arc – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Menjadi salah satu game Turn Based yang terkemas dalam genre SRPG yang menarik. Sebuah game strategy bergaya Turn Based yang mengambil kisah Joan of Arc dan diadukan dengan unsur konsep fantasy yang lebih luas.

Jeanne d’Arc memiliki alur cerita serta visual yang menarik dan bersinar dengan kombinasi kedua aspek tersebut. walaupun sedikit berbeda dari Tactics Ogre, Final Fantasy Tactics, dan Disgae dalam urusan konsep yang terpengaruhi oleh visual.

Turn Based PSP
Jeanne d’Arc Gameplay – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Jenane d’Arc diriis pada November 2006 di Jepang dan menyusul setahun kemudian untuk Amerika pada Agustus 2007. Game ini dikembangkan oleh Level-5 dengan Sony Computer Entertainment sebagai publisher. Jeanne d’Arc hadir untuk PlayStation Portable.

The Legend of Heroes: Trails in the Sky

Turn Based PSP
The Legend of Heroes Trails in The Sky – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Salah satu game yang punya detail visual yang memukau dan menakjubkan untuk ukuran game yang hadir di platform pada saat itu. Sebuah game RPG kembangan Nihon Falcom.

Game ini mengambil alur cerita yang berfokus kepada perjalanan Estella Bright dan saudara angkatnya bernama Joshua, yang melakukan perjalanan melalui negara Liberl untuk berlatih menjadi Elite Bracers.

Turn Based PSP
The Legend of Heroes Trails in The Sky Gameplay – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Sebuah organisasi multinasional nongoverment yang bertindak untuk menjaga perdamaian dan melindungi warga sipil. Dalam perjalanannya tersebut, mereka terlibat dan akhirnya menghentikan upaya kudeta untuk penggulingan monarki.

The Legens of Heroes: Trails in the Sky dirilis awal pada Juni 2004 oleh Nihon Falcom. Hadir untuk beberapa platform berbeda yang salah satunya merupakan PlayStation Portable yang dapatkan jadwal rilis pada November 2006 hingga 2011.

Crimson Gem Saga

Turn Based PSP
Crimson Gem Saga – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Merupakan salah satu Korean-RPG atau KRPG yang masuk dalam daftar rekomendasi kali ini. Crimson Gem Saga adalah RPG Turn Based yang dikembangkan oleh IRONNOS, dengan visual indah memukau, kisah fantasi yang kompleks, dan banyak karakter menarik.

Turn Based PSP
Crimson Gem Saga Gameplay – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Pada umumnya memiliki gameplay yang kurang lebih sama dengan Turn Based lainnya. Khas yang paling mencolok adalah sistem penyergapan. Game yang mengambil sudut pandang dari Killian von Rohcoff yang selalu saja ada pada  ujung nasib yang salah. Entah bagaimana dirinya dapat terjebak dalam pencarian artefak kuno yang kuat.

Crimson Gem Saga dirilis pada Oktober 2008 yang dikembangkan oleh IRONNOS dan diterbitkan oleh SK Telecom, Sega, Atlus, dan NateGames untuk keempat region berbeda. Game ini hadir untuk PlayStation Portable dan IOS.

Yggdra Union: We’ll Never Fight Alone

Turn Based PSP
Yggdra Union – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Salah satu SRPG yang tampil dengan gaya serupa seperti Tactics Ogre, Yggdra Union: We’ll Never Fight Alone.  Sebuah entry dari seri Dept. In the Heaven, Sting membuat salah satu sistem battle yang paling kompleks dan dikemas dalam sudut 2D layaknya sidescrolling.

Turn Based PSP
Yggdra Union Gameplay – Daftar Turn Based Keren untuk PlayStation Portable

Hadir dalam banyak karakter yang tentunya memiliki latar belakang yang kelewa detail dan kompleks. Hampir seperti sebuah CV yang terkemas dalam game, potret karakter yang lucu, dan animasi sprite yang menacing.

Yggdra Union: We’ll Never Fight Alone awal rilis pada Maret 2006 oleh Sting Entertainment yang awalnya hadir untuk Gameboy Advance. Tidak lama selang dua tahun secara berurutan kembali rilis untuk PlayStation Portable, Android, IOS, dan Nintendo Switch.

Sekian daftar Turn-Based untuk PlayStation Portable yang dapat penulis sampaikan. Masih banyak Turn-Based menarik lainnya yang dapat pemain mainkan.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Metal Slug X merupakan salah satu seri Spin-Off dari seri ke-3 dengan judul yang sama. Metal Slug X dirilis pada Maret 1999 oleh SNK Playmore. Game ini tersedia dan dapat dimainkan di Android, Nintendo Switch, PlayStation Portable, PlayStation, Windows, Arcade Machine, dan Amazon Luna.

Sinopsis Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

Bercerita tentang 4 petarung dunia pertempuran yang diberikan misi untuk menghancurkan markas besar musuh di Timur Tengah, kelompok yang terdiri atas 2 laki-laki dan 2 perempuan handal. Petarung tersebut adalah Marco, Eri, Tarma, dan Fio.

Baca Juga : Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

Gameplay (9/10)

Review Metal Slug X
Gameplay – Review Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

Metal Slug X merupakan salah satu game Run and Gun yang dapat dimainkan hampir diseluruh platform yang ada. Game ini awalnya hadir di PlayStation generasi pertama dengan judul Metal Slug X. Memiliki mekanisme yang umum seperti kebanyakan game Arcade Run and Gun yang ada.

Metal Slug X hadir secara umum dengan Run and Gun yang terkemas rapih dalam game Arcade, selain itu juga game ini tampil dalam wujud Run and Gun Side-Scrolling yang umum ada di game platformer di mesin Arcade atau konsol.

Pemain dituntut untuk terus maju dan mengalahkan musuh sebanyak mungkin dengan menggunakan senjata yang telah disediakan dan bisa didapatkan di pertempuran juga. Beperan dalam satu karakter yang sebelumnya dapat pemain pilih, dan bertarung di pertempuran yang berlatar dinegara timur Tengah atau padang pasir dan banyak lagi.

Karena Metal Slug X merupakan game Arcade, dapat dipastikan bahwa game ini mengusung mekanisme Endless Game yang tidak terlalu mencolok berkat mekanisme cerita yang berjalan maju dan perpindahan lokasi yang variatif.

Graphic (9/10)

Review Metal Slug X
Graphic – Review Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

Metal Slug X tampil dengan cukup baik terlebih dalma urusan visual. Visual-nya sendiri sudah lebih baik, mengingat mayoritas visual yang tersaji pada saat itu telah lebih baik dan Metal Slug X masuk dalam kategori visual yang baik tersebut.

Hadir dengan visual yang umum dengan gaya Retro serta Pixel yang mungkin tersusun atas susunan pixel 32 untuk tiap objek yang ada, dan juga turut hadirkan environtment serta latar yang matching dengan karakter ataupn kondisi permainan.

Control (9/10)

Secara garis besar, Metal Slug X menghadirkan kontrol yang menyesuaikan dengan controler pada konsol di masa itu. Hadir pada PlayStation generasi 1, Metal Slug X tampil dengan mekanisme kontrol yang sederhana.

Kontrol yang hadir pada Metal Slug X seperti X untuk melompat, Kotak untuk menembak, Bulat untuk melempar granat/bom, D-Pad untuk bergerak serta mengarahkan senjata, dan masih banyak lagi yang menyesuaikan.

Mungkin cukup sedikit sulit pada kebanyakan seri Metal Slug yang ada. Pemain diharuskan mengarahkan serangan kemusuh dengan 1 jenis kontrol yang berfungsi ganda, bergerak serta mengarahkan senjata.

Addictive (10/10)

Review Metal Slug X
Addictive – Review Metal Slug X, Run and Gun Spin-Off dari Seri ke-3

Metal Slug X tampil dengan cukup baik dan disambut baik oleh fans SNK serta PlayStation. Kebanyakan series Metal Slug memiliki gameplay yang hampir sama dan perkembangan visual yang terus meningkat walau tidak secara signifikan.

Pada tiap serinya bahkan Metal Slug X hadirkan 4 karakter ikonik yang dapat pemain gunakan seperti Marco, Eri, Tarma, dan Fio. Beberapa yang membedakan dari keempat pejuang ini adalah ekspresi, visual, serta reaksi mereka saat bertempur.

Music (9/10)

Untuk aspek musik, Metal Slug X masih mengadaptasi secara keseluruhan musik yang telah ada sebelumnya, baik latar musik maupun sound effect. Walaupun begitu, latar musik dan sound effect yang dihadirkan ini sangat ikonik dan mungkin sulit diterima jika mengalami perubahan secara signifikan.

Untuk sound effect yang membuat menarik, voice action setiap kali mati ataupun menyelematakan prisioner hingga mendapatkan senjata yang berbeda, semua terasa menarik dan ikonik di telinga para penikmat dan pengguna PlayStation.

Kesimpulan

Metal Slug X menjadi salah satu Run and Gun Arcade yang ikonik pada masanya. Berikut kelebihan dan kekurangan Metal Slug X yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Metal Slug X memiliki mekanisme kontrol yang selalu sama dan terasa nyaman di mekanik atau teknik tangan para pemain. Jika pemain menggunakan emulator seperti PSX, kontrol tersebut dapat dikustomisasi sesuka hati, bahkan visual-nya sekalipun.

Kekurangan

Sedikit kekurangan Metal Slug X yang dapat penulis sampaikan. Dari masa ke masa dan dari series ke series, ada satu hal yang membuat game ini dirasa sangat menyulitkan seperti ketidak bergunaannya bar Health Point. Jika karakter terkena serangan 1 kali, maka langsung mati, hal ini membuat Health Point bar tidak berguna sama sekali, kecuali jika pemain menaiki Tank.

Untuk Metal Slug X, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Metal Slug X yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Emulator dan Kontroversi yang Muncul di Sekitarnya

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Emulator merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi sebagai program yang dapat menjalankan file game dari sebuah konsol tertentu. Biasanya emulator identik dengan PC dan smartphone, namun penggunaan emulator di saat ini telah menjamur juga ke ranah handheld console seperti Steam Deck.

Keberadaan emulator sendiri sering diperdebatkan oleh para gamers maupun pengembang game. Mereka terbagi menjadi ke dalam dua kubu. Kubu pertama menganggap bahwa emulator merupakan software ilegal yang dapat merusak keberadaan konsol.

Emulator in-image | APK Pure
Salah Satu Contoh Emulator, PPSSPP | APK Pure

Kubu kedua punya argumen lain bahwa emulator merupakan produk legal, alibi mereka adalah bahwa emulator dapat menjadi sarana pengawetan sebuah game bila konsolnya sudah jarang ditemui. Lalu, apakah sebenarnya emulator ilegal atau legal? Mari kita bahas!

Keberadaan Emulator di Industri Game

Seperti yang kita tahu, emulator di industri game biasanya dibuat oleh pihak ketiga selain dari pembuat konsol tersebut. Hal inilah yang sering dijadikan alasan bahwa keberadaan emulator merupakan sebuah hal ilegal.

Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar. Penentuan antara legal atau tidaknya berada di kode program yang dipakai pada sebuah emulator. Beberapa produk emulator merupakan produk open-source yang membuat kodenya sendiri. Dalam kasus ini pihak pembuat emulator dapat dinyatakan legal karena mereka menjual produk mereka sendiri.

Beda cerita bila ternyata ada program emulator yang menyalin kode program asli dari sebuah konsol. Pada kasus ini, emulator dapat dinyatakan ilegal karena pemggunakan properti intelektual orang lain. Kalian patut berhati-hati dengan emulator closed-source karena bisa saja mereka hanya modal menyalin dari yang aslinya.

Baca Juga: AoV Hero Guide: Yue, Sang Ratu dari para Hero Harass

Legalitas dari Cara Mendapatkan Emulator

Biasanya, bila sebuah emulator sudah dalam bentuk legal, maka konsumennya yang malah melakukan tindakan ilegal. Beberapa emulator seperti emulator GBA My Boy GBA Emulator dan emulator PS1 ePSXe merupakan aplikasi berbayar. Daripada membayar dan membeli aplikasinya, kebanyakan dari kita (berdasarkan pengalaman pribadi, hampir semua) akan mengunduh aplikasi tersebut secara bajakan di internet.

Dalam kasus ini, yang melakukan tindakan ilegal bukanlah sang pengembang emulator, melainkan sang konsumen yang membajak aplikasi yang mereka miliki.

Selalu gunakan aplikasi asli untuk mendukung para pengembang emulator yang biasanya merupakan perusahaan indie. Ada beberapa contoh yang gratis seperti PPSSPP, namun biasanya pada memilih untuk membajak PPSSPP Gold. Padahal, kedua versi tersebut sama dan sudah dijelaskan orang penciptanya, bahwa versi Gold hanyalah untuk donatur saja tanpa membedakannya dengan versi biasa.

Game yang Dimainkan

Nah, biasanya kebanyakan dari kita melakukan ilegal pada momen ini. Ketika emulator sudah legal dan cara mendapatkannya legal pula, maka cara mendapatkan game-nya yang terkadang salah kaprah.

Baca Juga: Alasan Game Sport Berlisensi Perlu Dijual Setiap Tahunnya

Biasanya para pemain akan mengunduh file game tersebut dari internet dan inilah yang menjadi sebuah permasalahan. Pada dasarnya, file game berbentuk iso atau lainnya yang bertebaran di internet dapat dikatakan sebagai distribusi game dalam bentuk ilegal. Nah, bila kalian memainkannya, maka meskipun emulatornya legal, tetap kegiatan yang dilakukan adalah ilegal karena membajak game dari pengembangnya.

Lalu, bagaimana cara mendapatkan legalnya? Cara paling mudah adalah dengan melakukan burn disc terhadap kaset. Cara tersebut biasanya dilakukan untuk game konsol seperti PS2 dan PS3 yang didistribusikan secara resmi. Ingat, meskipun sudah memiliki CD-nya, para pemain hanya dapat melakukan burn dan digunakan untuk dirinya sendiri, dilarang untuk didistribusikan ke orang lain.

Untuk yang tidak memiliki versi CD atau kartrid, biasanya terdapat file yang didapatkan setelah dibeli dan disimpan di storage. Hal ini berlaku untuk game-game handheld console seperti PSP dan Switch.

Serba-Serbi Kolaborasi Destiny Child dengan Guilty Gear Strive yang Menarik untuk Dibahas

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Guilty Gear Strive merupakan salah satu game Fighting yang dirilis pada Juni 2021 dan dikembangkan juga diterbitkan oleh satu studio yaitu Arc System Works. Guilty Gear Strive merupakan seri ketujuh dari seri Guilty Gear, dan juga yang ke-25 dari keseluruhan secara global.

Baca Juga : Rune Factory Series, Spin-Off Harvest Moon dari Marvelous

Kolaborasi Destiny Child dengan Guilty Gear Strive yang Menarik untuk Dibahas

Guilty Gear Strive hadir untuk beberapa platform gaming seperti PlayStation 4, PlayStation 5, dan Windows, kemudian menyusul untuk Arcade Jepang pada Juli 2021. Rencananya, Guilty Gear Strive akan dirilis di XBOX One dan XBOX Series X/S pada awal 2023.

Destiny Child x Guilty Gear Strive
Guilty Gear Strive – Kolaborasi Destiny Child x Guilty Gear Strive yang Menarik

Pada kali ini, Destiny Child berkesempatan melakukan kolaborasi dengan Guilty Gear Strive. Kolaborasi ini menghadirkan beberapa karakter, latar, hingga alur cerita baru untuk game Destiny Child yang tengah berkolaborasi dengan Guilty Gear Strive.

Serba-Serbi Destiny Child x Guilty Gear Strive

Destiny Child x Guilty Gear Strive
New Characters Destiny Child – Kolaborasi Destiny Child x Guilty Gear Strive yang Menarik

Pada kali ini penulis akan membahas beberapa karakter menarik yang siap meluncur pada tanggal mainnya di Destiny Child. Ada 3 karakter dari Guilty Gear Strive yang akan hadir di Destiny Child, serta merta pihak Destiny Child memberikan gambaran dari karakter tersebut. karakter tersebut antara lain seperti :

  • Sol Badguy yang disuarakan oleh Jouji Nakata
  • Milia Rage yang disuarakan oleh Yuki Sumimoto
  • Ramlethal Valentine yang disuarakan oleh Megumi Han

Guilty Gear dikenal dengan estetika bergaya anime yang berat, dengan entri terbarunya yang membuat visual 2D menggunakan aset 3D dimulai dari Guilty Gear XRD, yang kemudian  menjadi base bagi beberapa fighting game bergaya anime lainnya, seperti Dragon Ball Fighter Z, dan Granblue Fantasy Versus!.

Guilty Gear Series mengikuti Sol Badguy dalam perjalanannya mengalahkan “That Man”. Seorang individualis yang menghasut perang salib, perang ratusan tahun antara manusia dan Gears. Gears merupakan monster yang diciptakan sang villain dalam sebuah eksperimen yang salah.

Destiny Child dan Guilty Gear Strive akan dilaksanakan selama 5 hari di tanggal 13 Oktober 2022 hingga 17 Oktober 2022.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – God of War: Chain of Olympus merupakan salah satu Action Adventure dengan paduan Hack and Slash yang ikonik dikalangan para fansbase PlayStation. God of War: Chain of Olympus dirilis pada Maret 2008 oleh Sony Computer Entertainment. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable dan PlayStation 3.

Sinopsis God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Berawal dari Kratos yang mempertahankan sebuah kota dari serbuan pasukan Persia dan seekor hewan seperti ular raksasa yang dikenal dengan Basilisk.

Setelahnya Kratos mendapatkan tugas dari para dewa Olympus. Tugas ersebut antara lain seperti membantu Helios, menangkap Atlas, hingga menghabisi Persefone. Dirinya lelah dengan semua itu, merasa dirinya hanya dimafaatkan oleh para petinggi Olympus .

Dengan izin Athena, Kratos dipersilahkan untuk membalaskan dendamnya terhadap Ares yang telah membuat dirinya menghabisi keluarganya sendiri. Ares adalah dewa yang memberikan Blade of Chaos kepada Kratos yang berakhir dengan terbantainya keluarga Kratos yang menjadi korban.

Baca Juga : Coromon, Pokemon Emerald-nya Mobile yang Nggak Kalah Keren

Gameplay (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Gameplay – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War: Chain of Olympus merupakan game ActionAdventure bergaya Hack and Slash yang menarik untuk dimainkan. Memiliki mekanisme dan gameplay yang serupa untuk God of War 3 Generasi PlayStation.

Memiliki gameplay dan POV yang sama dengan God of War: Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II. Hanya dibedakan dari alur cerita yang memiliki jarak beberapa tahun dari seri sebelumnya.

Hadir dengan sudut pandang yang terkadang berubah menyesuaikan dengan tempat, tetapi masih mempertahankan POV dari pemain yang dapat melihat Kratos secara full dengan gerakan bertarung bersama Blade of Chaos pemberian Ares.

Graphic (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Graphic – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda untuk series God of War: Chain of Olympus, Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II yang hampir tidak ada perbedaanya dalam urusan visual.

Hadirkan texture monster yang lebih kompleks daripada series Ghost of Sparta, hal inilah menjadi nilai tambah untuk God of War: Chain of Olympus.

Control (9/10)

God of War: Chain of Olympus tidaklah berbeda dengan Ghost of Sparta dalam urusan mekanisme, gameplay, bahkan kontrol yang diberikan. Bahkan tidak ada hal yang berubah dari mekanisme kontrol untuk waktu lama, terbukti dengan samanya mekanisme God of War series pertama hingga series yang hadir ditahun 2010 kebawah.

Setidaknya menghadirkan kontrol eksekusi dalam bergerak dan menyerang yang terpadu dalam grup kontrol yang sama. Kontrol kotak yang merupakan jenis kontrol serang tipe Light Attack, untuk Segitiga merupakan jenis kontrol penyerang juga yang merupakan tipe Heavy Attack. X dan Bulat berfungsi sebagai melompat dan eksekusi lainnya secara berurutan.

Adapula kontrol L dan R yang memiliki fungsi lebih kompleks, lebih lagi jika dipadukan dengan kontrol serangan yang mampu hasilkan serangan beruntun dan damage yang lebih besar.

Seperti kombinasi R+ Kotak merupakan tipe serangan Light Attack yang dipercepat secara berkelanjutan dengan peningkatan damage yang bertingkat, sedangkan kombinasi R + Segitiga sendiri tidak jauh dengan sebelumnya.

Addictive (10/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Addictive – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War sendiri hadir dengan perilisannya yang secara berurutan dan kebanyakan merupakan cerita canon dari seri sebelum atau sesudahnya, bahkan Chain of Olympus sekalipun. Banyak hal yang dapat meningkatkan daya tahan pemain dalam memainkan game ini. Salah satu yang dapat meningkatkan aspek tersebut adalah difficulty yang cukup menarik.

Setidaknya ada sedikit perbedaan dalam urusan difficulty antara God of War: Ghost of Sparta dengan God of War: Chain of Olympus. Chain of Olympus menghadirkan setidaknya 4 difficulty seperti Mortal, Hero, Spartan, dan yang tersulit adalah God.

Selain difficulty-nya, God of War sendiri memiliki alur cerita yang menarik dan cukup banyak dipenuhi plot yang terkadang tidak sempat terpikirkan oleh pemain.

Music (10/10)

Hadir dengan latar musik yang ikonik dari masa ke masa. Hampir tidak ada perubahan sama sekali untuk urusan aspek musik pada seri God of War. Genderang perang yang bertabuh dan lantunan latar musik yang turut hadir dengan nada yang tinggi, selain itu juga hadir dengan nuansa maupun vibes yang mencekam. Sangat sinkron dengan latar, suasana, bahkan genre game satu ini.

Kelebihan

Memiliki alur cerita yang berkesinambungan antara satu series dengan series lainnya. Menjadi salah satu game yang penuh plot dan sentuhan emosional ditiap scene, walau kebanyakan isinya scene yang cukup brutal.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat ditutupi dengan beberapa hal. Untuk di beberapa perangkat tertentu yang berbeda, dan apabila pemain memainkan God of War: Chain of Olympus menggunakan emulator, baik di Mobile ataupun Windows memungkinkan akan alami buffered yang terkadang tidak stabil dan beberapa miss scene yang hilang tiba-tiba.

Terkadang hal ini menjadi salah satu efekk krusial yang dipukul rata untuk beberapa device tertentu, baik di Mobile ataupun PC. Antara kurang mumpuninya perangkat ataupun disk-nya yang emang begitu.

Untuk God of War: Chain of Olympus, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,4.

Sekian Review God of War: Chain of Olympus yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Sejarah DLC: Berawal dari Tambahan Jadi Penghasilan Utama

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – DLC atau juga biasa dikenal dengan istilah downloadable content merupakan sebuah cara bagi sebuah game untuk menambahkan konten baru. Konten tersebut dapat diberikan secara gratis ataupun berbayar oleh sang developer.

Tentu saja, bila kalian sering bermain game, khususnya game PC, kalian akan sering menemukan DLC di berbagai game. Mulai dari DLC yang berupa kosmetik, map expansion, extended campaign, hingga senjata dan item dapat ditemukan saat ini di berbagai game.

Bahkan, saat ini DLC dapat dijadikan oleh developer sebagai sumber penghasilan utama dalam sebuah game.

Sims 4 DLC | Steam
Contoh DLC dari Game Sims 4 | Steam

Lalu, bagaimanakah DLC bermula? Kapan DLC mulai umum digunakan? Yuk, mari kita bahas!

Ketika DLC Belum Ada

Ketika internet belum merata di seluruh dunia dan game masih dimainkan di konsol tanpa jaringan internet, DLC masih belum ada di era tersebut.

Di tahun 1980-an, para pengembang game dan konsol mengembangkan berbagai cara untuk mendistribusikan game secara digital. Pada saat itu, DLC masih berupa full-game yang dapat dimainkan dengan bentuk non-fisik.

Sebagai contoh adalah Atari 2600 yang mendukung konsumen untuk menambahkan konten game ke dalam konsol yang dikirim via kabel telefon dengan jasa GameLine. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sega dengan Sega Channel miliknya untuk Sega Genesis.

Untuk expansion pack dan hal lainnya, pada saat itu masih didistribusikan secara fisik di game store. Beberapa expansion pack terserbut memerlukan game aslinya untuk dimainkan, namun ada juga yang tidak. Contohnya adalah Half-Life dan spin-off miliknya yang dapat dimainkan tanpa terikat satu sama lain.

Saat DLC Mulai Merambah Dunia Konsol

DLC mulai sering bermunculan saat mendekati milenia baru, di sekitar tahun 2000. Di dunia konsol, Sega Dreamcast lah yang memulai adanya online service di sebuah konsol. Namun penggunaannya untuk pendistribusian DLC masih kurang optimal dikarenakan koneksi yang masih lambat dan adanya keterbatasan memori.

Kemudian konsep ini disempurnakan oleh Xbox dan DLC akhirnya dapat didistribusikan secara online. Beberapa game yang ada di Xbox Live memiliki konten tambahan berupa DLC, contohnya Halo 2.

Setelahnya kesuksesan konsep online di Xbox, Microsoft kembali melakukan pengembangan pada sistem online di Xbox 360. Pengembangan tersebut menghasilkan Xbox Live Marketplace yang memungkinkan pendistribusian game secara digital dan juga penjualan DLC yang terpisah dari game-nya. Dari saat ini jugalah DLC mulai berbentuk konten kecil yang dijual dalam jumlah banyak daripada dijual dalam sebuah expansion pack bundle.

Sony juga melakukan pengembangan yang sama untuk konsolnya. Mereka merilis PlayStation Store sebagai platform distribusi digital khusus untuk PS. Dapat dikatakan tidak ada perbedaan signifikan antara PS Store dan Xbox Marketplace dalam distribusi DLC.

Namun, Nintendo lah yang membuat langkah yang agak sedikit berbeda. Wii Shop Channel yang dikembangkan juga memiliki beberapa DLC. Namun, DLC tersebut rata-rata hanya berupa game lawas Nintendo yang diemulasikan ke Wii.

Baca Juga: Darkrise, RPG Interaktif Penuh Balutan Retro Side-Scrolling

Lalu, bagaimana DLC di platform lain?

Di dunia handheld, DLC mulai bermunculan di HP Nokia pada saat itu. Dengan adanya WAP, game yang ada di HP tersebut dapat menambahkan konten dengan didistribusikan secara digital.

Nintendo memiliki pendekatan yang berbeda untuk layanan online milik Nintendo DS. Layanan online milik Nintendo DS hanya menyediakan sebagian kecil DLC yang ada karena sebagian besar DLC sudah termasuk dalam kartridnya. Pendistribusian DLC secara online baru optimal di Nintendo 3DS dengan Nintendo eShop miliknya.

 Dan, untuk platform PC, sebenarnya sudah mendistribusikan DLC secara online dari tahun 1997. DLC tersebut biasanya berupa mod dan konten buatan para pemain. Nantinya, DLC akan mulai berjamuran saat platform dsitribusi digital seperti Windows Marketplace (Microsoft Store) dan Steam bermunculan.

Monetisasi

Monetisasi DLC awalnya menimbulkan kotroversi di kalangan gamers. Kontroversi tersebut bermula dari berbagai game di Facebook. DLC pada berbagai game tersebut dianggap tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Kontroversi tersebut memuncak dengan hadirnya DLC Horse Armor untuk Elder Scroll’s IV: Oblivion. DLC tersebut sering dianggap overpriced bagi sebagian orang yang beranggapan konten tersebut seharusnya sudah digabung bersama game-nya dari awal. Namun, DLC dari Oblivion tersebut justru malah menjadi arah DLC di masa depan sebagai mesin uang para developer.

Baca Juga: Medal of Honor: Seri yang Dimatikan oleh Saudaranya Sendiri

Saat ini DLC seringkali digunakan para developer untuk menghasilkan uang dari game yang sudah dirilis. Biasanya uang tersebut akan digunakan untuk pengembangan game selanjutnya.

DLC juga dapat berfungsi sebagai penghasilan utama. Contohnya adalah Sims 4, game tersebut memiliki DLC yang bila ditotal berharga Rp. 11 Juta di harga penuh. Harga tersebut justru jauh lebih banyak daripada harga base game-nya sendiri yang dirumorkan akan menjadi gratis.