Tag Archives: Crystal Dynamics

Serial Animasi Tomb Raider Tayang di Netflix Tahun 2024

GAMEFINITY.ID, Bandung – Netflix baru-baru ini merilis sneak peek dari serial animasi Tomb Raider: The The Legend of Lara Croft, serial animasi dari franchise game legendaris besutan Crystal Dynamics. serial yang diproduksi Legendary Television dan Powerhouse Animation itu akan tayang perdana di Netflix pada tahun 2024.

Serial Animasi Tomb Raider Berlatar setelah Akhir Reboot Trilogy

Serial animasi adaptasi Tomb Raider pertama kali diumumkan oleh Netflix pada 2021. Saat itu, Crystal Dynamics bekerja sama dengan Legendary Television dan Powerhouse Animation untuk mewujudkan serial animasi adaptasi tersebut. Bagi pegguna Netflix, Powerhouse Animation memang sudah menjadi nama yang tidak asing. Perusahaan produksi itu telah memproduksi Castlevania, Blood of Zeus, dan Master of the Universe: Revelation.

Tomb Raider: The Legend of Lara Croft akan mengambil latar setelah reboot trilogy atau lebih dikenal sebagai Survivor Trilogy (berawal dari Tomb Raider 2013 dan berakhir pada Shadow of the Tomb Raider).Teaser yang dibagikan Netflix saat event Drop 01 menunjukkan Lara Croft, sang tokoh utama, menggunakan panah dan busur, kembali bertualang, dan mengenang beberapa petualangan sebelumnya.

Baca juga: 

Hayley Atwell Berperan sebagai Lara Croft

Tomb Raider Netflix 1

Netflix juga mengumumkan Hayley Atwell akan memerankan Lara Croft di serial animasi Tomb Radier: The Legend of Lara Croft. Sang aktris sebelumnya terkenal berkat perannya sebagai Peggy Carter di Marvel Cinematic Universe dan Grace di franchise Mission Impossible.

Atwell akan menggantikan peran Camilla Luddington di serial televisi ini. Luddington sebelumnya mengisi suara karakter perempuan ikonik itu di Survivor Trilogy besutan Crystal Dynamics.

Serial animasi original Netflix ini bukan satu-satunya adaptasi serial televisi dari Tomb Raider yang akan datang. Amazon Prime Video saat ini sedang mengembangkan serial adaptasi live-action yang ditulis Phoebe Waller-Bridge.

Tidak hanya itu, Amazon memegang hak publikasi game Tomb Raider selanjutnya dari Cystal Dynamics melalui Amazon Games. Game tersebut menggunakan Unreal Engine 5 dan digadang-gadang sebagai game terbesar dalam franchise sekaligus kelanjutan dari Survivor Trilogy.

Tomb Raider: The Legend of Lara Croft akan tayang perdana pada tahun 2024 eksklusif di Netflix.

Embracer Group Restrukturisasi, Beberapa Judul Game Batal

GAMEFINITY.ID, Bandung – Embracer Group, perusahaan game raksasa asal Swedia, baru-baru ini mengungkap keputusannya untuk melakukan restrukturisasi. Alhasil, pihaknya akan mem-PHK karyawan, menutup studio, dan membatalkan beberapa judul game.

Selama beberapa tahun terakhir, Embracer Group menarik perhatian karena melakukan begitu banyak akuisisi hingga menghabiskan US$8 miliar. Salah satunya dari akuisisi tersebut adalah Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal dari Square Enix yang menjadi sah pada akhir Agustus lalu.

Baca juga:

CEO Embracer Group umumkan Restrukturisasi

Embracer group restructure 2

“Kami mengumumkan sebuah program restrukturisasi di Embracer Group yang akan membuat perusahaan semakin kokoh dan lebih fokus secara mandiri,” tuilis Lars Wingefors selaku CEO Embracer melalui sebuah surat terbuka.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Embracer Group telah mengakuisisi secara besar-besaran berbagai perusahaan game. Saat ini, mereka tidak hanya memiliki Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal yang masuk grup CDE Entertainment. Pengembang game yang juga dimiliki oleh Embracer di antaranya THQ Nordic, Deep Silver, Saber Interactive, Coffee Stain, dan Asmodee. Mereka juga pemilik Middle-earth Enterprises, pemilik IP The Lord of the Rings.

Namun, akhir Mei lalu, Embracer Group telah gagal mencapai sebuah kontrak kesepakatan sebesar US$2 miliar. Komentar dari Wingefors tentang kesepakatan itu tampaknya untuk memudahkan perusahaan menutupi biaya produksi game beranggaran tinggi dan melancarkan cash flow dalam jangka menengah hingga panjang.

Wingefors mengaku pada surat terbuka itu bahwa memburuknya ekonomi global menjadi pemicu restrukturasi Embracer. Hal itu memicu perusahaan game raksasa asal Swedia itu mengubah strateginya dari pendekatan akuisisi menjadi lebih berfokus pada cash flow sebelum akhir tahun ini.

Embracer Tutup Studio dan Batalkan Beberapa Judul Game

Meski belum diketahui seberapa besar dampak restrukturisasi pada perusahaan, Embracer Group sudah memastikan pihaknya akan mem-PHK karyawan, menutup studio, dan membatalkan beberapa judul game. Pihaknya akan mengurangi publikasi judul third-party dan berfokus pada IP internalnya serta menambah pembiayaan eksternal untuk game beranggaran tinggi.

“Kemungkinan program ini akan berdampak pada hampir semua proyek yang belum diumumkan. Semua game penting akan tetap rilis sesuai rencana,” tambah Wingefors.

Februari lalu, Embracer Group sempat mengumumkan rencana untuk merilis 31 judul game AAA dalam lima tahun ke depan. Tampaknya angka itu sudah dipastikan berkurang sebagai dampak dari restrukturisasi. Untungnya, Tomb Raider terbaru dan Perfect Dark reboot sudah dipastikan tidak terdampak.

Baca juga:

Beberapa judul lain yang akan rilis di antaranya Payday 3, Arizona Sunshine 2, Remnant 2, Hot Wheels Unleashed 2: Turbocharged, dan Alone in the Dark. Star Wars: Knights of the Old Republic juga menjadi salah satu game yang akan datang dari Aspyr, namun saat ini pengembangannya dilaporkan bermasalah.

Tahun ini, Embracer Group sudah sukses dengan Dead Island 2 besutan Deep Silver. Wingefors menyebut game zombie shooter itu sebagai salah satu kesuksesan terbesar perusahaannya. Sementara itu, Saints Row reboot justru disambut dingin meski sudah diantisipasi penggemar.

Crystal Dynamics dan Eidos Rilis 5 Game AAA sebelum 2028

GAMEFINITY.ID, Bandung – Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal baru-baru ini mengungkap rencana selanjutnya untuk merilis 5 game AAA sebelum Maret 2028. Ini dapat dibilang menjadi keputusan besar setelah kedua studio itu terjual oleh Square Enix kepada Embracer Group.

Tujuan ambisius itu telah terungkap oleh Lars Wingefors, CEO Embracer Group. Ia mengungkap rencana proyek game AAA dari setiap studio anak perusahaannya dalam presentasi pendapatan kuartal pada 16 Februari lalu.

Sebagaimana yang ditulis VGC, Wingefors mendefinisikan game AAA sebagai proyek dengan tim beranggotakan lebih dari 100 pengembang saat fase puncak, Tentunya, setiap judul game beranggaran tinggi diharapkan terjual sebanyak lebih dua juta unit agar meraup untung.

Jika pengembangan tersebut dibayar oleh mitra eksternal, Embracer Group wajib memiliki keuntungan secara ekonomis.

Kemungkinan Proyek yang Akan Masuk Daftar Game AAA oleh Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal

Wingefors sama sekali belum menyebut judul manakah yang akan menjadi salah satu dari 5 game AAA yang dimaksud. Namun, berdasarkan syarat yang terungkap, terdapat berbagai kemungkinan berdasarkan kabar-kabar sebelumnya.

Crystal Dynamics Eidos Montreal Perfect Dark reboot
Perfect Dark reboot oleh The Initiative dan Crystal Dynamics

Sebuah proyek game yang berpotensi memenuhi syarat tersebut adalah Perfect Dark reboot dari Microsoft. Crystal Dynamics tengah mengembangkan game tersebut bersama The Initiative, studio in-house Xbox.

Crystal Dynamics Eidos Montreal Tomb Raider
Tomb Raider

Selain itu, game Tomb Raider baru yang akan dipublikasi Amazon ikut berpotensi menjadi salah satu game AAA dari Crystal Dynamics. Entri terbaru Tomb Raider tersebut sedang dikembangkan menggunakan Unreal Engine. Pengumuman resmi secara utuhnya diharapkan bakal digelar tahun ini.

Baca juga: Amazon sedang Kembangkan Tomb Raider sebagai TV Series

Crystal Dynamics Eidos Montreal Deus Ex
Deus Ex

Baru-baru ini, terdapat rumor bahwa game Deus Ex terbaru sedang dalam tahap awal pengembangan oleh Eidos-Montreal. Thief dan Legacy of Kain juga dirumorkan bakal dapat sekuel, remake, remaster, atau reboot.

Rencana Crystal Dynamics dan Eidos-Interactive untuk merilis 5 game AAA sebelum 2028 memang lebih ambisius daripada lima tahun terakhir. Pasalnya, kedua studio tersebut hanya merilis tiga game AAA sejak 2018 saat masih menjadi anak perusahaan Square Enix Europe. Ketiganya adalah Shadow of the Tomb Raider, Marvel’s Avengers, dan Marvel’s Guardians of the Galaxy. Namun, ketiga game itu disebut gagal secara komersial oleh Square Enix karena tidak mampu mencapai standar tinggi yang sudah ditetapkan.

Rencana Embracer Group untuk Merilis 31 Game AAA dalam 5 Tahun ke Depan

Embracer Group Crystal Dynamics Eidos Montreal
Rencana Embracer Group dalam 5 tahun ke depan

Wingefors mengumumkan Embracer Group berencana untuk merilis 31 game AAA sebelum Maret 2028. Lima di antaranya dari Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal. Daftar tersebut juga meliputi delapan judul dari Saber Interactive, delapan dari Gearbox Entertainment, enam dari Plaion, dan satu dari THQ Nordic.

Empat di antaranya direncanakan meluncur pada tahun fiskal selanjutnya yang berakhir Maret 2024. Setelah itu, Embracer berencana untuk merilis 7-8 judul setiap tahunnya. Sejauh ini hanya enam game yang sudah diumumkan.

Amazon sedang Kembangkan Tomb Raider sebagai TV Series

GAMEFINITY.ID, Bandung – Amazon tengah dilaporkan sedang mengembangkan serial TV berdasarkan franchise Tomb Raider. Ini kemungkinan menjadi comeback bagi Lara Croft di layar setelah adaptasi filmnya tidak berlanjut. Tidak lengkap sampai di situ, Amazon juga ingin membuat filmnya untuk membuat sebuah universe.

Adaptasi TV Series Tomb Raider Ditulis oleh Phoebe Waller-Bridge

Tomb Raider Phoebe Waller Bridge
Phoebe Waller-Bridge didapuk sebagai penulis naskah dan eksekutif produser

The Hollywood Reporter melaporkan Phoebe Waller-Bridge dipercaya sebagai penulis naskah dan eksekutif produser dari serial tersebut. Waller-Bridge sendiri sebelumnya sukses sebagai kreator sekaligus bintang dari Fleabag yang sukses terlebih dahulu di Amazon. Namun, dirinya tidak akan menjadi bintang utama dari TV series adaptasi franchise game itu.

Tidak hanya TV series, adaptasi film juga tengah dalam pengembangan. Mereka ingin membuat sebuah universe yang saling berkaitan dengan game-nya. Sebelumnya, Amazon juga akan menjadi publisher game Tomb Raider terbaru dari Crystal Dynamics. Sejauh ini, pihak Amazon menolak berkomentar tentang kabar ini.

Baca juga: Game Tomb Raider Baru Akan Gunakan Unreal Engine 5

Sebelumnya Diadaptasi Menjadi Film

Tomb Raider 2018 film
Film Tomb Raider oleh MGM dirilis pada 2018

Tomb Raider sendiri sebelumnya telah diadaptasi menjadi film pada 2001 dan 2018. Film 2001-nya oleh Paramount dibintangi oleh Angelina Jolie, sedangkan versi 2018-nya oleh MGM dibintangi Alicia Vikander. Setidaknya, film 2001 mendapat sekuel pada 2003, sedangkan rencana untuk sekuel dari versi 2018 justru batal saat masa hak MGM berakhir.

Menariknya, MGM kini menjadi milik Amazon sejak Maret 2022. Namun, Amazon Studio menjadi studio di balik universe TV dan film adaptasi Tomb Raider alih-alih MGM.

Jika kabar ini benar, ini dapat menjadi satu lagi proyek adaptasi game besar bagi Amazon. Sebelumnya, perusahaan e-commerce raksasa itu akan mengadaptasi God of War pada Desember 2022 dengan bantuan PlayStation Productions dan Sony Pictures Television.

Adaptasi game menjadi serial TV tengah menjadi trend saat ini. The Last of Us dari HBO telah mendapat sambutan hangat dan sudah dipastikan berlanjut ke season 2. Netflix juga sukses dengan serial TV adaptasi dari game seperti Arcane, Dota: Dragon’s Blood, Castlevania, dan Cyberpunk: Edgerunners.

Amazon bukan menjadi satu-satunya platform yang akan mengadaptasi franchise Tomb Raider ke layar kaca. Netflix juga akan mengadaptasi franchise besar bagi Crystal Dynamics itu sebagai serial anime produksi Legendary Television. Kunjungi Gamefinity untuk update Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan top up dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Marvel’s Avengers Berhenti Dapat Dukungan September Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah kurang lebih dua setengah tahun sejak rilis, Crystal Dynamics mengabarkan mereka akan menghentikan dukungan Marvel’s Avengers. Game tersebut akan mendapat update terakhir pada akhir Maret ini sebelum dukungannya dihentikan seutuhnya pada Oktober mendatang.

Marvel’s Avengers Tuai Kekecewaan Bagi Pemain dan Kritikus

Crystal Dynamics dan Square Enix Europe pertama kali mengungkap trailer perdana di E3 2019. Setelah penantian dari penggemar setia Marvel, game tersebut rilis pada September 2020. Marvel’s Avengers sudah terkena masalah teknis semenjak hari pertama rilis. Bahkan, pemain dan kritikus berpendapat game besutan Crystal Dynamics itu tidak sesuai ekspektasi.

Game multiplayer brawler Marvel itu kemudian mengalami penurunan jumlah pemain aktif secara drastis. Meski begitu, Crystal Dynamics tetap merilis update berisi konten seperti beberapa karakter baru seperti Thor, Black Panther, dan Kate Bishop. Namun, Marvel’s Avengers tidak pernah kembali mendapat momentum yang sama saat perilisannya.

Yosuke Matsuda selaku presiden Square Enix menyatakan game tersebut mendapat hasil mengecewakan secara finansial. Ini menjadi salah satu faktor bagi Square Enix untuk menjual Crystal Dynamics dan Eidos-Montreal pada Embracer Group.

Baca juga: Embracer Group Akuisisi Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

Update Terakhir, v2.8, Bakal Rilis Akhir Maret

Menurut laman resminya, Marvel’s Avengers bakal mendapat update terakhir pada 31 Maret 2023. Pengumuman tersebut sekaligus mengakhiri dukungan untuk menambah konten baru.

Saat update v2.8 sudah rilis, Crystal Dynamics akan menutup marketplace dalam game. Berarti credits sudah tidak lagi dapat dibeli. Semua credits yang sudah dibeli akan diubah menjadi resource dalam game untuk membantu pemain dalam bermain.

Marvel's Avengers credits convertion
Tabel konversi kredit di Marvel’s Avengers v2.8

Mulai saat itu juga, semua konten di marketplace seperti item kosmetik dan emote akan menjadi gratis. Ini menjadi apresiasi untuk setiap pemain setianya dari tim pengembang.

Update v2.7 menjadi terakhir kali bagi tim pengembang menambah konten baru, yakni hero Winter Soldier dan Cloning Lab Omega-Level Threat.

Dukungan Akan Dihentikan Sepenuhnya pada September

Kabar buruknya lagi, Crystal Dynamics mengumumkan mereka akan menghentikan dukungan sepenuhnya untuk Marvel’s Avengers pada 30 September 2023. Setelah itu, game tersebut sudah tidak dapat lagi di beli di platform digital manapun.

Meski dukungan resmi dihentikan, Crystal Dynamics memastikan mode solo dan multiplayer akan tetap tersedia. Namun, mereka tidak berjanji akan bisa mengatasi masalah yang tidak diharapkan.

“Kami tahu ini menjadi kabar mengecewakan sementara semua di komunitas kami memiliki hubungan erat pada semua karakter dan ceritanya. Kami banyak berterima kasih Anda sudah bertualang bersama kami,” tulis tim pengembang.

Sementara itu, eXputer melaporkan tim pengembang Marvel’s Avengers akan beralih ke game Tomb Raider terbaru. Game Tomb Raider tersebut akan dipublikasi oleh Amazon Games.

Marvel’s Avengers tidak akan lagi tersedia secara digital di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S mulai 30 September 2023.

Embracer Group Akuisisi Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

GAMEFINITY.ID, Bandung – Embracer Group akhirnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan akuisisi Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal. Kabar tersebut telah dirilis melalui press release-nya.

Akuisisi Pertama Kali Diumumkan Pada Mei Lalu

Akuisisi ini pertama kali diumumkan pada Mei lalu. Square Enix telah menjual tiga studio dari divisi Square Enix Europe pada Embracer Group seharga 300 juta dolar.

Shadow of the Tomb Raideer
Shadow of the Tomb Raider Embracer Group

Selama dimiliki Square Enix, Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal mendapat margin keuntungan lebih sedikit dari studio lainnya. Hal ini karena berbagai judul game AAA-nya yang sering sekali tidak menguntungkan perusahaan dan anggaran untuk membuatnya sangat tinggi.

Penjualan tersebut tidak termasuk Square Enix London Mobile dan Square Enix Collective.

Baca juga: Merugi, Square Enix Jual Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

Sah! Embracer Group Kini Miliki Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal

Perusahaan game raksasa asal Swedia itu telah menyatakan “semua syarat transaksi, termasuk persetujuan regulasi, telah dipenuhi dan selesai. Embracer telah menyelesaikan akuisisi.”

Deus Ex: Human Revolution Embracer Group
Deus Ex: Human Revolution

Hal ini berarti Embracer Group telah memiliki franchise Tomb Raider, Deus Ex, Thief, Legacy of Kain, dan lebih dari 50 judul game lainnya.

Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal akan membentuk grup operatif ke-12 milik Embracer Group. Grup tersebut akan dipimpin oleh Phil Rogers, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Square Enix America and Europe.

Apa Selanjutnya?

Square Enix telah dilaporkan sedang bersiap untuk membuka satu studio game Barat barunya. VGC melaporkan nama studio itu adalah Studio Onoma berdasarkan pengajuan yang muncul di Canadian Trademarks Database. Nama tersebut telah diajukan oleh Square Enix Newco Limited, anak perusahaan berbasis di London, Inggris.

Sementara itu, Embracer Group tengah membeli Middle-Earth Enterprises dan hak untuk The Lord of the Rings dan The Hobbit karya J.R.R. Tolkien. Pada saat yang sama, mereka juga dalam proses akuisisi Bitwave Games, Gioteck, Limited Run Games, Singtrix, Tatsujin, Tripwire Interactive, and Tuxedo Labs. Semua studio game tersebut akan beroperasi di bawah Embracer Freemode.

Dapatkan Embracer Group membangkitkan kembali Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics? Apakah keputusan Square Enix untuk menjual ketiga studio Barat-nya sudah tepat? Hal ini patut dilihat dalam waktu yang akan datang.