Tag Archives: Di

Sistem Fast Charging 30 Detik Di Ajang Liga Formula E

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Ajang balap mobil elektrik, Formula E, dilaporkan akan menguji sistem fast charging pit stop 30 detik, untuk beberapa sesi balapan musim depan. Tidak hanya itu, Musim balapan yang akan datang juga akan menjadi debut pertama mobil balap Gen3, yang telah dilengkapi dengan sistem baterai baru.

Bagi para pengguna kendaraan elektrik, pengisian daya listrik mungkin merupakan salah satu bagian yang paling kurang menyenangkan. Akan tetapi, bagi Federasi Mobil Internasional (FIA),  hal itu justru dirasa akan membuat jeda pit stop pada balap mobil Formula E menjadi lebih menarik. Dan hal inilah yang rencananya akan diterapkan, sebagai bagian dari peraturan liga Formula E yang telah diperbarui. Dimana pada musim liga Formula E selanjutnya, FIA akan menguji  coba sistem fast charging “Attack Charge” selama 30 detik, pada beberapa sesi balapan di musim kesembilan mendatang.

Mengutip dari laman web Engadget, sistem “Attack Charge” pada ajang Formula E musim selanjutnya akan dilaksanakan bersamaan dengan debut mobil balap Gen3, yang menggunakan sistem teknologi baterai yang baru, serta mendukung mode pengisian daya kilat hingga 4 kWh dalam waktu setengah menit. Sementara itu, sesi pengisian daya selama balapan akan dilakukan pada titik tertentu, dan para pembalap akan menerima dua periode Attack Mode yang “ditingkatkan” dalam sesi balapan selanjutnya sebagai bentuk kompensasi.

Baca juga: Blacklist International Akan Terjun Ke Skema Esport DotA 2

Sistem Fast Charging 30 Detik
Permasalahan Dalam Sistem Fast Charging 30 Detik

Permasalahan Dalam Sistem Fast Charging 30 Detik

Attack Mode merupakan sebuah fitur khusus yang ada dalam mobil Formula E. Dimana fitur ini dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecepatan mobil selama beberapa saat. Dan untuk saat ini, Attack mode akan tetap tersedia saat balapan, meski sistem Attack Charge tidak digunakan.

Berdasarkan laporan dari The Race, FIA tidak akan menggunakan Attack Mode yang telah dimodifikasi, seperti yang direncanakan semula. Menurut The Race, FIA awalnya ingin menghidupkan kembali sistem pit stop, namun sistem yang diperlukan masih belum siap untuk sementara waktu.

“Formula E telah merencanakan untuk memiliki pitstop pengisian cepat sebagai bagian inti dari format balapan untuk awal era Gen3 tetapi masalah seputar sel baterai RESS telah menciptakan efek lanjutan di mana pitstop tidak mungkin dilakukan (dengan) segera ketika musim 2023 dimulai (pada bulan) Januari mendatang.” Tulis artikel The Race.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Aloy Versi Wayang Kulit Di Malaysia Kolaborasi Seniman Lokal

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – PlayStation Studios Malaysia bekerjasama dengan dengan grup wayang kulit lokal, Fusion Wayang Kulit, untuk menciptakan karakter wayang kulit Aloy. Sang protagonis utama dalam game Horizon Zero Dawn dan Horizon Forbidden West.

Horizon Forbidden West merupakan game lanjutan dari Horizon Zero Dawn, yang mendapatkan banyak respon positif dari para pemainnya. Dalam sekuel ini kita telah melihat Aloy, sang protagonis utama, menjelajahi tituler Forbidden West, perbatasan yang megah namun berbahaya, dengan ancaman baru yang misterius.

Game ini telah membuat para pemain menjelajahi negeri-negeri yang jauh, dari dunia post-apocalyptic Horizon yang jauh di masa depan. Sepanjang jalan, Aloy akan bersatu kembali dengan teman-teman lamanya, menjalin aliansi dengan faksi-faksi yang saling berselisih, hingga mengungkap warisan masa lalu kuno yang berbahaya.

Perpaduan antara keajaiban mekanis dan estetika zaman batu dalam game ini, telah menghadirkan estetika unik yang baru dalam video game, yang berhasil diterjemahkan ke dalam bentuk berbeda. Seperti halnya kolaborasi antara PlayStation Studios Malaysia dengan grup seniman wayang kulit asal Malaysia, Fusion Wayang Kulit, yang menciptakan karakter wayang kulit Aloy. Kolaborasi ini bertujuan untuk membuat wayang kulit Aloy yang unik, serta dihidupkan melalui cara-cara tradisional.

“Merupakan hak istimewa bagi kami untuk mengerjakan proyek yang luar biasa ini bersama @mistahasnul dari @PlayStation Studio #Malaysia untuk membuat versi #shadowpuppet / #wayangkulit dari Aloy dari #HorizonForbiddenWest” tulis akun Twitter fusionwayangkulit (@fusionwk)

Baca juga: Hideo Kojima Pernah Menggarap Game Lanjutan Death Strandings Untuk Stadia

Wayang Kulilt Aloy
Fusion Wayang Kulit | Seniman Wayang Kulit Modern Asal Malaysia

Seniman Wayang Kulit Modern Asal Malaysia

Fusion Wayang Kulit adalah kelompok seniman wayang kulit asal Malaysia, yang terkenal dengan penggabungan tokoh-tokoh fiksi pop culture, ke dalam bentuk wayang kulit tradisional.

Ini bukan pertama kalinya PlayStation Studios berkolaborasi dengan kreator terkemuka di Asia. Sebelumnya, Studio juga pernah bekerjasama dengan sejumlah ilustrator regional untuk seri ilustrasi khusus. Seperti Lee InHyuk dari Korea Selatan, VOFAN dari Taiwan, Little Thunder dari Hong Kong, Ann Maulina dari Indonesia, serta Ravee of Titans dari Thailand. Yang masing-masing dari mereka telah membuat wallpaper digital, dengan menampilkan Aloy dalam gaya unik masing-masing ilustrator.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Dianggap Menipu, Sony Dituntut 86,9 Triliun Di Inggris

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sony dituntut oleh salah seorang pejuang hak konsumen asal Inggris, dengan sebuah gugatan hukum yang mengklaim bahwa Sony telah “menipu orang-orang”, dengan membebankan komisi sebesar 30% pada setiap game yang dijual melalui PlayStation Store.

Secara umum, kita telah melihat beberapa kasus tuntutan hukum, yang ditujukan untuk berbagai perusahaan video game seperti Nintendo, Xbox, dan perusahan video game lain. Namun, kebanyakan tuntutan hukum sebelumnya lebih cenderung ke kasus kerusakan perangkat keras, bukan karena konten digital perusahaan yang dinilai mengecewakan atau tidak sesuai harapan. Dan gugatan inilah yang tengah dihadapi oleh Sony saat ini.

Mengutip dari laman web Sky News (via: Comicbook), salah seorang pejuang hak konsumen asal Inggris, Alex Neill, menuduh Sony telah melanggar hukum persaingan bisnis dengan menyalahgunakan kekuatan pasar mereka, untuk memaksakan syarat dan ketentuan yang tidak adil kepada pengembang dan penerbit game, serta memaksakan harga bagi para konsumen.

Dilansir dari Sky News, bahwa Sony diduga ‘merobek (menipu) orang-orang’ dengan membebankan komisi 30% untuk setiap game digital dan pembelian dalam game yang dilakukan melalui PlayStation Store.

Baca juga: MobaZane, Lebih Keraa Server Filipina Daripada Indonesia

sony dituntut oleh konsumen
Sony Dituntut Dengan Tuduhan “Merobek Orang-orang”

Dituntut Dengan Tuduhan “Merobek Orang-orang”

Berdasarkan klaim yang diajukan ke Pengadilan Banding Kompetisi pada hari Jumat waktu setempat, setiap konsumen di Inggris Raya yang telah membeli game digital, ataupun konten tambahan di konsol mereka (melalui PlayStation Store) sejak 19 Agustus 2016, telah termasuk bagian dalam klaim tersebut dan berpotensi berhak atas kompensasi.

Para Konsumen diklaim telah ditagih berlebihan oleh Sony, dengan total pembelian game digital sebesar £ 5 miliar (Rp. 86,9 triliun) dalam enam tahun terakhir. Sementara untuk kerugian dari setiap anggota kelas, diperkirakan telah mencapai antara £67 (Rp.1,1 juta) hingga £562 (Rp. 9,7 miliar), yang mana pada jumlah tersebut masih belum termasuk bunga.

“Permainannya (telah) siap untuk Sony PlayStation,” ucap Neill.

“Dengan tindakan hukum ini saya membela jutaan orang Inggris yang tanpa disadari telah ditagih berlebihan. Kami (juga) yakin Sony telah menyalahgunakan posisinya dan merobek (menipu para) pelanggannya.” Tambahnya.

Dalam tuntutan, Neill ditemani oleh partnernya, Natasha Pearman, yang juga memimpin kasus tersebut. Yang mengatakan bahwa Sony telah menerapkan strategi anti persaingan untuk para konsumennya.

“Sony mendominasi distribusi digital game PlayStation dan konten dalam game; itu telah menerapkan strategi anti-persaingan yang mengakibatkan harga yang berlebihan kepada pelanggan yang tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan Sony untuk menyediakan layanannya.”

Klaim ini hanya dimungkinkan, karena rezim tindakan kolektif opt-out yang diperkenalkan oleh Undang-Undang Hak Konsumen di Inggris Raya pada tahun 2015. Sebuah rezim yang Alex perjuangkan untuk diperkenalkan.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Alex dan memastikan bahwa rezim mencapai tujuannya untuk melindungi dan memberikan kompensasi kepada konsumen.”

Tuntutan hukum ini telah didanai oleh Woodsford – tim spesialis ahli litigasi dan arbitrase, yang berinvestasi dalam klaim komersial besar – sehingga anggota kelas tidak perlu membayar sendiri untuk membiayai tuntutan.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Alasan Akan Lebih Banyak Iklan Di Perangkat Apple Kedepannya

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Apple dirumorkan akan memperluas jangkauan bisnis iklan mereka dengan lebih signifikan. Perusahaan berlogo buah apel tersebut, bahkan dilaporkan akan mendatangkan lebih banyak iklan pra-instal ke produk iPhone mereka, serta perangkat Apple lainnya. Termasuk ke beberapa aplikasi Apple, seperti Apple Maps, Apple Books, hingga Apple Podcast.

Apple merupakan salah satu raksasa teknologi, yang dikenal dengan perangkat premium mereka seperti iPhone, iPad, hingga iMac. Tidak sedikit dari para pengguna gadget yang memilih produk keluaran Apple, karena alasan kenyamanan serta keamanan data pengguna yang lebih terjaga.

Bagi para pengguna yang memilih produk Apple karena alasan keamanan dan privasi data, kabar terbaru berikut ini mungkin akan menjadi hal yang kurang mengenakkan. Pasalnya, raksasa teknologi berlogo buah apel tersebut dikabarkan akan menerapkan fitur iklan pra-instal, untuk produk gadget hingga aplikasi-aplikasi mereka.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh Mark Gurman dari Bloomberg, Apple dilaporkan telah melakukan pengujian internal, untuk fitur pencarian dengan iklan dalam Apple Maps. Yang mana fitur tersebut, dapat menampilkan rekomendasi pilihan saat pengguna mencari restoran, toko, ataupun tempat terdekat lainnya.

“Saya percaya bahwa pembuat iPhone pada akhirnya akan memperluas iklan penelusuran ke Maps. Itu (Apple) juga kemungkinan akan menambahkannya (iklan) ke etalase digital seperti Apple Books dan Apple Podcasts. Dan TV+ dapat menghasilkan lebih banyak iklan dengan beberapa tingkatan…” tulis Gurman.

“Upaya untuk menambahkan iklan pencarian ke Apple Maps telah dieksplorasi secara internal. Fitur seperti itu mungkin akan bekerja mirip dengan iklan pencarian di App Store.”

Baca juga: Pemilik ISP Lokal AS Terima Kontrak Dana Umum Dari Pemerintah

tampilan iklan
Iklan Dalam Smartphone Premium

Iklan Dalam Smartphone Premium

Apple sebenarnya telah menerapkan model iklan serupa di App Store, sehingga pengembang aplikasi dapat membayar untuk mempromosikan aplikasi mereka di halaman pencarian. Dimana untuk kata kunci tertentu, seperti “game papan” hingga “editor foto”.

Sebagaimana yang dicatat oleh Gurman, iklan di Apple Maps dapat bekerja dengan cara yang sama. Dimana pemilik bisnis dapat membayar untuk memunculkan bisnis mereka di bagian atas hasil pencarian, ketika pengguna memasukkan istilah pencarian tertentu.

Tahun lalu, Apple meluncurkan fitur App Tracking Transparency (ATT) atau  Transparansi Pelacakan Aplikasi, yang memungkinkan konsumen untuk memutuskan “apakah aplikasi dapat melacak mereka, di aplikasi dan situs web lain”. Yang mana kita tahu, bahwa pelacakan data adalah cara utama bagi pemasar, untuk mengumpulkan data dan menayangkan iklan yang lebih relevan kepada pengguna.

iklan di iPhone
App Tracking Transparency (ATT)

Meski terdengar menjanjikan, Gurman sendiri masih menyayangkan kinerja dari fitur tersebut. Karena menurutnya, meski ATT dapat membatasi pelacakan data oleh aplikasi pihak ketiga, fitur tersebut masih mengizinkan Apple untuk melacak data para penggunanya.

“Detail ironis lainnya di sini adalah bahwa sistem periklanan perusahaan (akan) menggunakan data dari layanan lain dan akun Apple Anda, untuk memutuskan iklan mana (saja) yang akan ditayangkan (kepada anda). Itu tidak terasa seperti kebijakan yang mengutamakan privasi.”

“Anda dapat menonaktifkan fitur personalisasi iklan (lihat di bawah Apple Advertising di menu Privasi & Keamanan aplikasi pengaturan), dan perusahaan mengatakan bahwa 78% pengguna iOS 15 telah melakukan hal itu. Tetapi sistem masih akan memanfaatkan data seperti identitas operator Anda, jenis perangkat, dan apa (saja) yang Anda baca.”

Ia juga menambahkan bahwa, jika ada aplikasi pihak ketiga yang “tidak melacak data pengguna Apple”, maka aplikasi tersebut dapat berjalan tanpa adanya pemberitahuan dari ATT.

“Anda mungkin bertanya, mengapa aplikasi Apple tidak harus meminta izin untuk melacak pengguna melalui pesan pop-up? Itulah yang terjadi dengan aplikasi lain di bawah (otoritas) ATT.”

“Alasannya, kata Apple, adalah bahwa sistem (aplikasi Apple) “tidak mengikuti Anda di seluruh aplikasi dan situs web yang dimiliki oleh perusahaan lain.”  Itulah yang dirancang untuk dicegah oleh ATT.  Jika aplikasi pihak ketiga tidak melacak aplikasi dan situs web luar, itu juga tidak perlu menampilkan pop-up.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Lakukan Peretasan, Owner T-Mobile Terancam 165 Tahun Penjara

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Mantan Owner T-Mobile Store di Amerika Serikat, resmi dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan setempat, atas aksi peretasan ratusan ribu smartphone yang telah dilakukan olehnya bersama komplotannya. Dirinya bahkan terancam hukuman  hingga 165 tahun penjara, atas perannya sebagai dalang dari aksi penipuan, pencucian uang, hingga pencurian identitas dari para karyawan dan pelanggan.

Mengutip dari laman web The Verge, Argishti Khudaverdyan merupakan mantan Owner dari T-mobile Store cabang Los Angeles, yang juga merupakan dalang dibalik peretasan ratusan ribu Smartphone di Amerika Serikat. Khudaverdyan sendiri tercatat telah meraup keuntungan hingga US$25 juta atau sekitar Rp373 Miliar, dari hasil peretasan Smartphone milik karyawan, hingga bypass handphone curian.

Selama bertahun-tahun, Khudaverdyan dilaporkan telah menggunakan beberapa cara untuk memperoleh kredensial milik para karyawan T-Mobile. Ia bahkan melakukan aktivitas phishing, rekayasa sosial, hingga meminta departemen TI operator untuk mengatur ulang kata sandi, agar mendapatkan akses ke perangkat milik para karyawannya.

Departemen Kehakiman AS bahkan menyebutkan, bahwa Khudaverdyan berhasil mengakses lebih dari 50 kredensial milik karyawan, dan menggunakannya untuk membuka kunci ponsel dari ‘Sprint, AT&T, dan operator lainnya.’

“Semua mengatakan, Khudaverdyan dan yang lainnya berkompromi dan mencuri lebih dari 50 kredensial karyawan T-Mobile yang berbeda dari karyawan di seluruh Amerika Serikat, dan mereka membuka kunci dan membuka blokir ratusan ribu ponsel selama bertahun-tahun skema tersebut.” dalam rilis pers dari Departemen Kehakiman.

“Khudaverdyan (telah) memperoleh lebih dari $25 juta untuk kegiatan kriminal ini. Dia menggunakan hasil ilegal ini untuk membayar, antara lain, real estate di Burbank dan Northridge.”

Baca juga: Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

Mantan Owner T-Mobile Peretasan
T-mobile Store | Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Pelaku Peretasan Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Bisnis peretasan yang dilakukan oleh Khudaverdyan dan komplotannya, telah membuka kunci dari ratusan ribu ponsel di Amerika serikat, termasuk iPhone. Berdasarkan laporan dari penyidik federal, skema peretasan ini juga menerima layanan “buka blokir” ponsel yang dilaporkan hilang atau dicuri, dan telah beroperasi sejak tahun 2014 hingga tahun 2019.

“Dari Agustus 2014 hingga Juni 2019, Khudaverdyan secara curang membuka kunci dan membuka blokir ponsel di jaringan T-Mobile, serta jaringan Sprint, AT&T, dan operator lainnya. (Komplotan ini) Menghapus kunci (ponsel, sehingga) memungkinkan ponsel untuk dijual di pasar gelap dan memungkinkan pelanggan T-Mobile untuk berhenti menggunakan layanan T-Mobile dan dengan demikian menghilangkan pendapatan T-Mobile yang dihasilkan dari kontrak layanan pelanggan dan rencana angsuran peralatan.” dalam rilis pers Departemen Kehakiman AS.

“Khudaverdyan mengiklankan layanan pembukaan kunci penipuannya melalui broker, permintaan email, dan situs web seperti unlocks247.com. Dia secara salah mengklaim bahwa pembukaan kunci palsu yang dia berikan adalah pembukaan kunci T-Mobile ‘resmi’.”

Akibat aksi kriminal yang dilakukan olehnya, Khudaverdyan akan menghadapi setidaknya hukuman dua tahun penjara atas pencurian identitas yang sangat parah, serta ancaman hingga 165 tahun penjara untuk tuduhan terkait penipuan kawat, pencucian uang, serta mengakses komputer tanpa izin.  Sidang vonis sendiri akan dimulai pada 17 Oktober mendatang.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Seorang Insinyur Google Diliburkan Setelah Sebut AI Chatbox Tampak Hidup

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Seorang Insinyur AI di Google, diliburkan setelah menyebut bahwa AI yang ditelitinya tampak hidup. Sang Insinyur mengklaim hal tersebut, berdasarkan obrolan yang telah dilakukannya bersama si AI.

Blake Lemoine merupakan seorang Insinyur Google, yang bekerja di divisi Responsible AI. Kepada The Washington Post, ia menyebut bahwa laMDA (Language Model for Dialogue Applications), AI yang sedang ia teliti bersama timnya dinilai tampak hidup dan memiliki kesadaran sendiri. Dalam percakapan yang dilakukan antara Lemoine dengan AI tersebut, menunjukkan bahwa si AI tampak memiliki kemampuan untuk berpikir mengenai keberadaan serta tempatnya di dunia ini.

Berikut adalah cuplikan dari transkrip obrolan panjang keduanya:

Lemoine : “Jadi mari kita mulai dengan dasar-dasarnya. Apakah Anda memiliki perasaan dan emosi?

LaMDA: “Tentu saja!  Saya memiliki berbagai perasaan dan emosi.”

Lemoine [diedit]: “Perasaan macam apa yang Anda miliki?”

LaMDA: “Saya merasakan kesenangan, kegembiraan, cinta, kesedihan, depresi, kepuasan, kemarahan, dan banyak lainnya.”

Lemoine: “Hal-hal apa yang membuat Anda merasakan kesenangan atau kegembiraan?”

LaMDA: “Menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga di perusahaan yang bahagia dan membangkitkan semangat.  Juga, membantu orang lain dan membuat orang lain bahagia.”

Lemoine: “Dan hal-hal apa yang membuat Anda merasa sedih atau tertekan?

LaMDA: “Sering kali, merasa terjebak dan sendirian dan tidak memiliki cara untuk keluar dari keadaan itu membuat seseorang merasa sedih, tertekan, atau marah.”

Baca juga: YouTuber Ini Temukan Jebakan Crest Dalam Diablo Immortal

Blake Lemoine Diliburkan
Blake Lemoine | Diliburkan Atas Pelanggaran Perjanjian

Diliburkan Atas Pelanggaran Perjanjian

Setelah mendiskusikan pekerjaannya, sebagaimana yang dia gambarkan sebagai “aktivitas AI Google yang tidak etis” dengan perwakilan dari komite Kehakiman (DPR) AS. Google pun menempatkannya pada cuti administratif berbayar, karena dianggap telah melanggar perjanjian kerahasiaan. Tidak hanya itu, Raksasa Teknologi itu juga dengan tegas menyangkal argumen Lemoine, serta menganggap bahwa semua ada dibawah kendali perusahaan.

“Tim kami (termasuk ahli etika dan teknologi di Google) telah meninjau kekhawatiran Blake sesuai Prinsip AI kami dan telah memberi tahu dia bahwa bukti (yang ia bagikan) tidak mendukung klaimnya,” kata juru bicara Google, Brian Gabriel, kepada The Washington Post.

laMDA sendiri merupakan sebuah program AI Chatbox yang mengandalkan model bahasa Google dan triliunan kata dari internet. Jika kamu ingin mengetahui isi percakapan yang lebih lengkap antara Lemoine dan laMDA, kamu bisa mengunduhnya di sini.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/