GAMEFINITY.ID, PATI – Marvel Cinematic Universe kembali merilis seri baru mereka yang berjudul Secret Invasion. Secret Invasion menceritakan mengenai invasi Alien Skrulls ke bumi untuk menjadikan bumi sebagai rumah baru mereka. Sayangnya MCU kurang berhasil dalam mengadaptasi salah satu event terbesar dalam sejarah Marvel Comik.
Secret Invasion Jadi Serial Terburuk MCU?
Seri terbaru Marvel Cinematic Universe yang tayang di Disney+ mendapat banyak sekali kritikan. Mulai dari penggunaan AI untuk opening credit hingga jalan cerita yang sangat buruk hingga membuat sutradara dari Secret Invasion, Ali Selim takun mendapatkan ancaman pembunuhan. Cerita Secret Invasion berfokus pada usaha Nick Fury dalam mencegah invasi yang dilakukan oleh alien Skrull secara diam – diam.
Secret Invasion menjadi salah satu serial MCU dengan penonton terendah di Disney+. Ini ditunjukkan oleh Runtime yang sangat sedikit hingga memecahkan rekor sebagai runtime terpendek.
Menurut laporan dari Screenrant, total durasi Secret Invasion hanya sekitar 3 jam 43 menit 30 detik jika dihitung tanpa credit dan rekap. Menjadikan seri Secret Invasion sebagai seri terpendek dari MCU sejauh ini. Secret Invasion bahkan berada di bawah She-Hulk yang berdurasi lebih panjang 10 menit 10 detik dari Secret Invasion. Ini memperjelas bahwa sebenarnya seri ini bisa dijadikan sebagai movie saja dengan penyajian cerita yang lebih baik.
Secret Invasion menerima banyak sekali keluhan sejak penayangan perdananya. Serial ini dimulai dengan episode berdurasi lebih panjang tetapi seiring berjalannya waktu, seri ini berakhir semakin mengurangi durasi tayangnya. Cerita yang terkesan mondar – mandir dan penuh ketidakjelasan membuat serial ini gagal membangkitkan emosi penontonnya. Parahnya lagi, serial ini ditutup dengan episode yang menayangkan pertarungan antara G’iah dan Gravik dengan kualitas CGI yang buruk.
Banyak yang berpendapat bahwa cerita Secret Invasion lebih cocok untuk dijadikan sebuah movie dibanding serial. Ini juga membuat cerita di movie jauh lebih mendekati versi komiknya. Karena Secret Invasion bukan bagian dari Avenger maka serial ini sama sekali tidak melibatkan para member Avengers. Ini juga merupakan salah satu keluhan terbesar para penggemar terutama mereka yang telah membaca komiknya.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton Secret Invasion? Jangan lupa ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Disney+ kini menjadi layanan streaming selanjutnya yang sksn membatasi password sharing atau berbagi password. CEO Disney Bob Iger sudah mengumumkannya pada earning call pekan lalu. Netflix sebelumnya menerapkan kebijakan yang sama demi mengatasi kerugian besar.
Langkah terbaru dari Disney ini menyusul naiknya harga paket premium setiap layanan streaming-nya, termasuk Disney+. Di Amerika serikat, Disney+ Premium (tanpa iklan) akan dibanderol seharga US$13,99 per bulan efektif 12 Oktober 2023.
Disney+ Batasi Password Sharing Mulai 2024
“Kami sedang aktif mencari tahu cara untuk mengatasi berbagi akun (account sharing) dan opsi terbaik untuk pelanggan berbayar untuk membagi akunnya dengan teman dan keluarga. Tahun ini, kami akan mulai memperbaharui kesepakatan pelanggan dengan syarat dan ketentuan tambahan serta kebijakan berbagi kami. Dan kami akan menerapkan taktik itu untuk mendorong monetisasi pada 2024,” tutur Iger dilansir dari IGN.
Keputusan ini tidak mengherankan mengingat Disney+ telah merugi miliaran semenjak peluncuran resminya. Meski begitu, Iger menyebut Disney tetap berkomitmen pada streaming sebagai salah satu pilar inti bagi Perusahaan ke depannya. Hal ini terlihat pada mayoritas dari ratusan saluran televisinya di seluruh dunia yang sudah tutup
Disney akan terus mengandalkan franchise utama untuk layanan streaming-nya. Contohnya, ada Ashoka dari franchise Star Wars yang akan tayang perdana bulan ini, sementara Loki Season 2 akan tayang Oktober ini.
Netflix sudah menerapkan keputusan serupa, yaitu membatasi password sharing, setelah kehilangan pjumlah pelanggan. Keputusan ini berbuah positif bagi layanan streaming pesaing Disney+ itu. Pada Juli saja, Netflix menyebut penerapan pembatasan password sharing membuat penghasilan meningkat.
Mulai 12 Oktober mendatang, harga paket Premium (tanpa iklan) Disney+ akan naik dari US$10,99 menjadi US$13,99 per bulan di Amerika Serikat. Angka ini naik 27 persen. Harga paket Basic (dengan iklan) tetap dibanderol seharga US$7,99 per bulan.
Disney juga berencana untuk memperluas jangkauan paket Basic Disney+ ke Inggris, Kanada, dan beberapa negara Eropa mulai 1 November 2023. Langkah ini menyusul kesuksesan paket dengan dukungan iklan yang berhasil mencapai 3,3 juta pelanggan semenjak peluncurannya pada Desember lalu.
Sementara itu, harga Hulu paket bebas iklan naik dari US$14,99 menjadi US$17,99. ESPN+ juga mengalami kenaikan harga dari US$9.99 menjadi US$10,99.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Secret Invasion semakin mendekati akhir, dan para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) dihibur dengan berbagai Easter egg dan referensi di episode 5.
Dalam episode ini, rencana Gravik untuk Skrull menjadi pusat perhatian, dan kita juga mendapatkan lebih banyak latar belakang tentang Nick Fury. Penemuan-penemuan ini membuka jalan bagi banyak Easter egg MCU, banyak di antaranya sebagai penghormatan terhadap film-film sebelumnya seperti Avengers: Endgame dan Black Widow.
Judul episode 5 adalah “The Harvest,” yang secara langsung mengacu pada DNA Avengers. Sepanjang Secret Invasion, Fury menekankan bahwa Avengers tidak dapat membantu melawan Skrull karena takut mereka bisa ditiru.
Di sisi lain, Gravik mencari DNA Avengers yang bermuatan super untuk Super Skrull miliknya, tetapi dia menghadapi rintangan dalam mendapatkannya.
Episode ini mengungkapkan ketajaman pikiran Fury, karena dia dengan cerdik menyembunyikan DNA Avengers dari Gravik. Sebelumnya, Fury telah menyebutkan kode untuk mengambil DNA dari “pertempuran di Bumi,” mengacu pada pertarungan epik Avengers melawan Thanos dan pasukannya. Dalam pertempuran ini, Skrull berhasil mengumpulkan darah yang tumpah, dan Gravik adalah salah satu Skrull yang melakukannya.
Menariknya, Fury mengungkapkan bahwa DNA yang dicari Gravik termasuk di dalamnya terdapat milik Captain Marvel. Dengan umur panjang dan kemampuannya mengendalikan energi, terlihat bahwa Captain Marvel-lah yang sebenarnya menjadi target utama Gravik, bukan seluruh anggota Avengers.
Cull Obsidian dan Flora Colossus di Secret Invasion
Ketika Fury menanyakan tentang DNA yang dimiliki Gravik, G’iah hanya menyebutkan dua sumber: Cull Obsidian dan Flora Colossus, yang dikenal sebagai Groot. Fury sudah mengetahui bahwa Gravik dan G’iah memiliki Extremis, seperti yang telah diberitahu Talos sebelumnya.
Episode ini menunjukkan kemampuan-kemampuan tersebut dalam aksi Gravik saat menggunakan kekuatan Cull Obsidian dan anggota tubuh seperti ranting pohon Groot. Dia menggunakan kekuatannya untuk melawan Skrull lain yang mencoba menggulingkannya.
Menariknya, G’iah tidak menyebutkan DNA Frost Beast, meskipun pernah terlihat di layar komputer dalam episode 2 Secret Invasion. Sampel yang tidak digunakan ini tetap menjadi misteri.
Bantuan dari Rick Mason
Ketika Fury perlu segera ke Finlandia, dia mendapatkan bantuan dari pilot Rick Mason, yang menyediakan pesawat dan perlengkapan sambil bertukar candaan dengan Fury. Penggemar MCU akan mengingat Mason sebagai sekutu Natasha Romanoff di Black Widow, dan tampaknya dia masih berhubungan dengan Fury setelah kematiannya.
Dalam percakapan mereka, keduanya juga menyebut Helicarrier, kapal terbang ikonik yang diperkenalkan dalam The Avengers. Meskipun berhubungan dengan SHIELD, Helicarrier yang digunakan Fury sekarang dipensiunkan menurut penjelasan Mason.
Widow’s Veil: Topen Nano Photostatic Veil
Dalam Captain America: The Winter Soldier, Natasha Romanoff menggunakan kain di wajahnya untuk menyamar menjadi orang lain. Hingga saat ini, kain tersebut belum diberi nama di MCU, meskipun sudah muncul di beberapa film dan seri lainnya. Terutama, Natasha dan Melina Vostokoff menggunakannya untuk menyamar menjadi satu sama lain demi menyusup ke Red Room dalam film Black Widow.
Episode 5 mengenalkan istilah “Widow’s Veil”, mengkonfirmasi bahwa teknologi ini berasal dari Red Room, bukan dari SHIELD seperti yang sebelumnya diduga. Selain itu, terungkap bahwa versi yang lebih canggih juga ada, menambah daya tarik pada teknologi ini.
Secret Invasion: Banyak Kuburan Nick Fury
Sejak trailer Secret Invasion dirilis, para penggemar bertanya-tanya mengapa batu nisan Nick Fury terlihat berbeda dari yang ada dalam Captain America: The Winter Soldier. Episode 5 Secret Invasion akhirnya memberikan jawabannya: ada beberapa kuburan untuk Nick Fury. Mengingat latar belakang Fury sebagai mata-mata yang sering kali memalsukan kematiannya, pengungkapan ini sangat sesuai.
Lebih jauh lagi, menyembunyikan objek penting di dalam kubur bukanlah hal baru dalam dunia Marvel. Dalam Agents of SHIELD, taktik serupa juga digunakan. File tentang kematian dan “kebangkitan” Phil Coulson sebenarnya disembunyikan di peti mati kosongnya dalam serial TV tersebut.
Saat Secret Invasion mendekati akhirnya, setiap episode menawarkan banyak Easter egg dan referensi untuk para penggemar setia MCU. Serial ini tetap menjadi bukti interkoneksi yang rumit dalam alam semesta Marvel, membuat penggemar terus antusias menantikan hingga adegan terakhir.
Episode Secret Invasion bisa ditonton di Disney Plus setiap hari Rabu.
Demikian pembahasan Secret Invasion Episode 5 Panen Easter Egg. Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Bandung – National Treasure TV series, National Treasure: Edge of History, telah resmi dihentikan Disney+ setelah satu season. Kabar ini telah terungkap dua bulan setelah episode terakhirnya tayang di layanan streaming milik Disney itu.
Mengenal National Treasure: Edge of History
National Treasure: Edge of History merupakan ekspansi dari franchise film National Treasure. Bedanya, serial TV ini mengambil sudut pandang tokoh utama perempuan. Serial ini berfokus pada petualangan Jess (Lisette Olivera), seorang perempuan yang ingin mencari tahu tentang keluarganya. Ia menjadi pemburu harta karun dan mulai bertualang untuk mencari tahu kebenaran tentang masa lalunya dan menyelamatkan sebuah harta karun yang hilang.
Selain Olivera, Catherine Zeta-Jones, Zuri Reed, Jake Austin Walker, dan Jordan Rodrigues juga membintangi serial ini. Justin Bartha dan Harvey Keitel juga memerankan kembali perannya dari franchise film. Serial ini diproduksi oleh Jerry Bruckheimer Television dan ABC Signature.
Di episode terakhir season pertama, agen Hendrick (Armando Riesco) dari FBI mengungkap bahwa dirinya sebagai Salazar dari Cras Est Nostrum, sebuah gelar bagi seorang “wizard” di balik layar dan diam-diam menyabotase perburuan harta karun.
Walau Disney+ tidak membagikan angka penonton secara pasti, The Hollywood Reporter mencatat National Treasure: Edge of History mencapai posisi kesembilan pada peringkat streaming Nielsen minggu 16-22 Januari 2023. Ini menjadikannya satu dari dua serial original Disney+ yang berhasil masuk ke peringkat tersebut tanpa terikat Marvel dan Star Wars. The Santa Clause menjadi serial original lain yang ikut mencapai prestasi tersebut.
Ikuti Jejak Berbagai Serial TV yang Dihentikan Disney+ akhir-akhir ini
Tentunya ini menjadi satu lagi serial TV tidak terkait dengan Marvel dan Star Wars yang dihentikan setelah satu atau dua season akhir-akhir ini. Sebut saja contohnya The Mysterious Benedict Society yang dibintangi Tony Hale, Big Shot yang dibintangi John Stamos, dan The Mighty Ducks: Game Changers yang dibintangi Lauren Graham sekaligus menjadi ekspansi dari The Mighty Ducks.
Tampaknya Disney+ memang akan berfokus pada franchise Marvel dan Star Wars akhir-akhir ini. Pasalnya, mereka sudah mengumumkan deretan serial Star Wars yang akan datang saat Star Wars Celebration, seperti Ashoka dan The Acolyte.
National Treasure: Edge of History masih dapat disaksikan eksklusif di Disney+.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Akhir pekan lalu, Lucasfilm menggelar Star Wars Celebration untuk mengumumkan masa depan franchise sci-fi populer besutannya itu. Pihak Lucasfilm mengumumkan sederetan proyek terbaru yang akan rilis di bioskop dan layanan streaming Disney+ pada masa depan. Salah satu proyek itu adalah tiga film live action Star Wars terbaru. Tentunya, Daisy Ridley akan kembali memerankan sebagai Rey di salah satu filmnya.
Ini Detail Film Live Action Terbaru Star Wars yang Akan Datang!
Kabar detail tentang tiga live action terbaru itu pertama kali diumumkan Jumat, 7 April 2023 saat Star Wars Celebration di London, Inggris. Event itu dihadiri oleh berbagai bintang ikonik yang berperan besar dalam Star Wars seperti Daisy Ridley, Jude Law, dan Rosario Dawson. Jude Law akan membintangi serial televisi Skeleton Crew, sedangkan Rosario Dawson akan jadi bintang utama Ahsoka. Kedua serial televisi itu merupakan spin-off dari Star Wars yang akan tayang eksklusif di Disney+.
Berbicara tentang Ridley, yaitu pemeran Rey, ia akan membintangi sebuah film berlatarkan 15 tahun setelah Episode IX: The Rise of Skywalker berakhir. Lucasfilm mendapuk Sharmeen Obaid-Chinoy sebagai sutradara dengan Steven Knight, kreator Peaky Blinders, sebagai penulis naskah.
“Aku selalu tertarik dengan perjalanan hero dan fakta bahwa dunia butuh lebih banyak hero,” ungkap Sharmeen dilansir dari IGN.
“Aku sangat senang untuk melanjutkan perjalanan ini,” respon Ridley.
Sementara itu, Dave Filoni dan James Mangold akan menjadi sutradara dua film lainnya yang akan datang. Salah satunya akan mengambil timeline Dawn of the Jedi oleh James Mangold, film yang digarap Dave Filoni akan berfokus pada New Republic.
Deretan Serial Televisi yang Diumumkan saat Star Wars Celebration 2023
Star Wars Celebration juga menjadi momen pengumuman penting tentang deretan serial televisi spin-off yang akan tayang. Tentunya season ketiga dari The Mandalorian akan segera berakhir, namun Lucasfilm memastikan masih ada serial televisi yang akan memanjakan penggemar.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Ahsoka dan Skeleton Crew menjadi salah satu serial televisi spin-off yang akan tayang di Disney+ dalam waktu dekat. Ahsoka diumumkan akan tayang perdana pada Agustus 2023 bersama dengan trailer perdananya. Tidak hanya itu, Ahsoka juga kemungkinan besar akan mendapat season kedua. Sementara Skeleton Crew disebut akan tayang tahun ini tanpa tanggal pastinya. Setidaknya, Lucasfilm sudah membagikan trailer perdana serial yang dibintangi Jude Law itu.
Selain kedua serial baru itu, The Acolyte juga menjadi salah satu serial yang juga akan tayang di Disney+. Digadang-gadang sebagai kombinasi Frozen dan Kill Bill, showrunner Leslye Headland ingin menantang status quo dari Star Wars dengan serial televisi karyanya. The Acolyte akan berlatar pada akhir era High Republic sebelum film utama Star Wars. Serial yang dibintangi Amandla Stenberg dan Lee Jung-jae itu dipastikan akan tayang pada 2024.
Selain itu, serial animasi The Bad Batch resmi akan berlanjut sekaligus berakhir dengan season ketiganya. Serial animasi antologi Star Wars Visions juga akan memulai volume keduanya pada 4 Mei mendatang. Terakhir, Andor season 2 diumumkan kemungkinan tayang Agustus 2024.
Lucasfilm juga menyebut serial yang berfokus pada Lando Calrissian yang dibintangi Donald Glover masih akan diproduksi meski belum banyak detail yang diumumkan. Kabar buruknya, season 2 dari Obi-Wan Kenobi belum dikembangkan secara aktif, memicu kekecewaan para penggemar.
Itulah rekap dari Star Wars Celebration, termasuk tiga film live action baru yang akan datang. Bagi penggemar game Star Wars, Star Wars Jedi: Survivor akan rilis 28 April 2023 di PC, PlayStation 5, dan Xbox Series X|S.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Marvel Cinematic Universe atau lebih dikenal sebagai MCU menjadi pionir dalam membuat sebuah cinematic universe. Berkat hal ini, Marvel telah menetapkan standar baru dalam membuat film superhero. Phase 3 menjadi puncak dari franchise ini dengan Avengers: Endgame yang sekaligus menjadi akhir dari The Infinity Saga (Spider-Man: Far from Home menjadi penutup Phase 3).
Semenjak Phase 3 berakhir, banyak penggemar menilai MCU tidak lagi memiliki kualitas setara dengan ketiga phase sebelumnya, yaitu The Infinity Saga. Dapat dikatakan popularitas franchise Marvel ini tengah meredup semenjak dimulainya atau saat pertengahan Phase 4. Berikut adalah lima alasan Marvel Cinematic Universe meredup saat Phase 4.
Empat Superhero Lama Tidak Lagi Tampil Semenjak Avengers: Endgame
Seperti yang diketahui secara umum, Avengers: Endgame menjadi penutup The Infinity Saga. Avengers: Endgame tidak hanya memuaskan penggemar dan kritikus secara keseluruhan sebagai penutup saga pertama yang terdiri dari Phase 1-3, tetapi juga sempat menjadi film dengan penghasilan box office terbanyak sebelum disalip kembali oleh Avatar yang dirilis ulang di China pada 2021.
Setidaknya dua superhero lama diceritakan telah mati setelah Avengers: Endgame, yaitu Iron Man dan Black Widow. Steve Rogers diceritakan kembali tinggal di masa lalu bersama Peggy Carter setelah mengalahkan Thanos bersama The Avengers, menyebabkan dirinya menua. Rogers kemudian pensiun sebagai Captain America. T’Challa atau Black Panther juga tidak lagi tampil setelah Endgame semenjak pemerannya, Chadwick Boseman, meninggal dunia.
Absennya keempat karakter ikonik sangat terasa bagi penggemar. Meski Black Widow sempat tampil di filmnya sendiri yang rilis 2021, film tersebut berlatar pada masa lalu. Hal ini menjadi salah satu faktor penggemar mulai meninggalkan MCU.
Terlalu Banyak Proyek Marvel Cinematic Universe, Baik Film dan Serial TV
Phase 4 menjadi awal baru bagi Marvel Cinematic Universe. Tidak hanya deretan film, Marvel Studios juga mengumumkan berbagai proyek serial televisi yang akan terhubung. Keputusan ini sebagai bagian dari upaya Disney untuk memanfaatkan layanan streaming Disney+ yang meluncur pada akhir 2019. Phase 4 juga menjadi awal dari The Multiverse Saga yang akan berakhir di Phase 6.
Namun, banyaknya proyek MCU dinilai sebagai bumerang. Pasalnya, tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan begitu banyak film dan serial televisi yang harus disaksikan jika ingin terus mengikuti Marvel Cinematic Universe. Tidak heran banyak yang mulai meninggalkan MCU karena lelah dan kebingungan saat menonton setiap film dan serial televisi dari Phase 4.
Beberapa Film Marvel Cinematic Universe Phase 4 Dapat Sambutan Kurang Memuaskan secara Komentar
Mayoritas film dari Phase 1-3 atau The Infinity Saga umumnya konsisten mendapat sambutan memuaskan dari kritikus dan penonton. Meski begitu, Thor: The Dark World menjadi contoh film yang dinilai pas-pasan bagi kritikus. Secara keseluruhan, The Infinity Saga dianggap menjadi momen MCU terbaik sekaligus standar bagi Marvel Studios untuk meneruskannya dengan Phase 4.
Walau dua film pembuka Phase 4, Black Widow dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tetap mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penonton, namun Marvel Studios tampaknya tidak dapat mempertahankan momentum itu. Hal tersebut terlihat dari Eternals yang mendapat komentar negatif dari kritikus. Doctor Strange and the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder setidaknya masih mendapat komentar positif, namun tidak sekuat dari berbagai film MCU sebelumnya. Setidaknya, Black Panther: Wakanda Forever mendapat sambutan hangat dari kritikus dan dinilai akhir yang memuaskan untuk Phase 4 bagi penggemar.
Sementara itu, semua serial televisi MCU Phase 4, dari WandaVision hingga She-Hulk: Attorney at Law mendapat sambutan relatif memuaskan dari kritikus.
Salah satu keluhan terbesar adalah berkurangnya kualitas CGI di beberapa proyek Phase 4. Hal ini sangat terlihat di Thor: Love and Thunder dan She-Hulk: Attorney at Law dengan adegan ber-CGI yang dinilai buruk.
CBR melaporkan terdapat laporan Marvel memiliki ekspektasi tidak realistis tentang CGI, terutama dalam memperlakukan VFX artist. Mereka dipercaya memberi tenggat waktu begitu ketat dan tidak masuk akal. Alhasil, ini berdampak pada kualitas CGI dalam proyek MCU Phase 4.
CGI bukan satu-satunya keluhan terbesar, tetapi juga adegan pertarungannya. Padahal hampir setiap adegan pertarungan di MCU menjadi ikonik dan dinilai mendebarkan penonton. Namun, Phase 4 memiliki adegan pertarungan yang tidak begitu menantang dan juga membosankan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat banyak film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe dimulai dari Iron Man pada 2008. Sebelum Phase 4, banyak penggemar yang rela menonton semua filmnya sebelum sebuah film terbaru rilis. Namun, karena begitu banyak konten berupa film dan serial televisi, hal ini justru dapat menjenuhkan.
Saat ini, penggemar film biasa sangat sulit untuk catch up dengan film terbaru MCU. Mereka menilai sangat sulit untuk binge-watch semua film dan serial televisi Marvel Cinematic Universe. Untuk menonton serial televisinya, mereka wajib berlangganan Disney+. Belum lagi terdapat detail penting di setiap proyeknya yang mungkin akan membingungkan penggemar saat menonton film terbaru MCU.
Marvel Cinematic Universe kini memasuki Phase 5 dengan Ant-Man and the Wasp: Quantumaania. Sayangnya, film terbaru Ant-Man itu justru mendapat komentar tidak memuaskan oleh kritikus yang mengkritik ceritanya. Alhasil, Ant-Man and the Wasp: Quantumania mendapat skor 47 persen di Rotten Tomatoes. Ini menjadi awal yang tidak sesuai harapan bagi Marvel dan juga penggemarnya.
Marvel sendiri sudah memastikan mereka akan mengurangi proyek serial televisi untuk Phase 5. Secret Invasion menjadi serial televisi terbaru bagi MCU yang akan rilis 21 Juni 2023 dan akan menghadirkan kembali Nick Fury. Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi film selanjutnya yang akan rilis 5 Mei 2023. Penggemar tentu berharap Marvel Cinematic Universe dapat kembali seperti saat masa kejayaannya saat Phase 3.