Tag Archives: EA

Tiga Game Medal of Honor Dimatikan Server-nya

GAMEFINITY.ID, Bandung – Kabar buruk kembali menimpa penggemar game EA atau Electronic Arts. Kali ini, mereka menambah tiga game dari seri Medal of Honor dalam daftar game yang dimatikan server-nya. Padahal, Medal of Honor telah sukses lebih dahulu sebelum kedatangan Call of Duty dan Battlefield.

Entri Terbaru Medal of Honor Kurang Memuaskan

Medal of Honor sebelumnya menjadi franchise FPS yang sukses bagi EA. Masa kejayaannya terjadi pada era konsol generasi keenam. Medal of Honor pertama kali hadir pada 1999 dengan entri pertamanya buatan Dreamworks Interactive. Konsep cerita game-nya sendiri dibuat oleh sutradara kondang Steven Spielberg.

Medal of Honor telah mempopulerkan tren shooter berlatar Perang Dunia II. Saat kesuksesannya, setiap serinya mendapat ulasan dan penjualan memuaskan. Franchise tersebut mendapat reboot pada 2010 dengan judul Medal of Honor buatan Danger Close Games.

Medal of Honor Warfighter
Medal of Honor: Warfighter menjadi entri terbaru yang gagal di pasaran

Namun, pada 2012, entri utama terbarunya, Medal of Honor: Warfighter mendapat ulasan dan angka penjualan tidak memuaskan. Hal ini memicu EA memutuskan untuk menghentikan pembuatan game Medal of Honor. Namun, game terbarunya untuk VR berjudul Medal of Honor: Above and Beyond rilis 2020 dan dibuat oleh Respawn Entertainment.

Baca juga: Medal of Honor: Seri yang Dimatikan oleh Saudaranya Sendiri

Server Ketiga Game-nya Akan Dimatikan

Pihak EA mengumumkan bahwa mereka akan menutup server Medal of Honor (2010), Medal of Honor: Airborne, dan Medal of Honor: Warfighter. Ketiganya dijadwalkan tutup pada 16 Februari 2023. Berarti komponen online termasuk multiplayer dipastikan tidak akan bisa diakses mulai tanggal tersebut.

Meski server-nya ditutup, akses single-player campaign-nya masih dapat diakses. Namun, pemain yang sudah menikmati multiplayer harus rela kehilangan. Ini mengundang kekecewaan bagi pemain setianya.

Medal of Honor akhir-akhir ini telah disusul oleh franchise Call of Duty oleh Activision sebagai seri first person shooter besar. Bahkan, Battlefield buatan EA sendiri juga secara tidak langsung membunuhnya. Kedua franchise tersebut telah sukses bertransisi ke generasi konsol selanjutnya.

Mengingat kegagalan Medal of Honor: Warfighter, tampaknya EA tidak memiliki rencana untuk mengembangkan franchise tersebut dengan membuat game selanjutnya.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk membeli Playstation 5? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita-berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

EA Patenkan Sistem AI Anti Troll dan Kolusi

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah beberapa waktu lalu mematenkan sistem AI untuk konfigurasi kontroler otomatis, kini Electronic Arts (EA) dikabarkan telah mengusulkan hak paten sistem AI baru, yang akan menghukum pemain jika mereka bekerjasama dengan musuh dalam permainan.

Salah satu raksasa industri video game asal Amerika Serikat, Electronic Arts (EA), sepertinya sedang bereksperimen dengan mengintegrasikan AI ke dalam mekanika inti permainan. Hal ini dibuktikan dengan adanya laporan paten untuk Sistem AI konfigurasi kontroler otomatis yang sebelumnya telah diusulkan oleh perusahaan. Dan selain paten tersebut, laporan terbaru bahkan menyebut bahwa EA akan mengeksplorasi sistem yang cukup kontroversial yang berpotensi menimbulkan respon negatif dari para pemain.

Mengutip dari laman web Exputer (via PC Gamer), Electronic Arts dilaporkan telah menerbitkan paten sistem AI baru bernama “DETECTING COLLUSION IN ONLINE GAMES”, yang mengusulkan sebuah sistem AI khusus untuk mendeteksi apakah pemain sedang bekerja sama atau tidak, dengan tim lawan yang seharusnya ia kalahkan. Tujuannya, adalah untuk memastikan bahwa tidak ada aksi kerjasama diantara kelompok pemain yang saling bersaing, demi mendapatkan keuntungan lebih dari permainan.

Baca juga: Tactical Nuke Killstreak Juga Dipastikan Ada Dalam Warzone 2

Diagram AI
Diagram AI | Ancaman Hukuman Ban Berdasarkan Pertimbangan Sistem AI

Ancaman Hukuman Ban Berdasarkan Pertimbangan Sistem AI

Sistem ini rencananya akan menggunakan program AI untuk menyaring banyak data pemain, sebagai pertimbangan penilaian “apakah perilaku dalam game mereka merupakan aksi kolusi atau tidak”. Jika pemain dan lawan berbagi guild di game EA lain, telah bertukar pesan obrolan di masa lalu, atau bahkan jika kedua pemain diketahui mengenal satu sama lain di akun media sosial yang mereka sambungkan kedalam game, semuanya akan diperhitungkan oleh sistem sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Jika analisis data pemain di luar game dan data dalam game (yang mencakup perilaku mereka dalam riwayat pertandingan) menunjukkan adanya kejanggalan, maka sistem akan memberikan hukuman kepada para pemain yang bersangkutan, seperti “dihapus dari pertandingan, didiskualifikasi dari hadiah, suspended, banned, dan sebagainya”. EA sendiri mengatakan bahwa hukuman akan diterapkan secara otomatis atau akan mengikuti “tinjauan manusia atau algoritmik” terlebih dahulu setelah terdeteksi.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Battlefield 2042 Umumkan Season 3, Escalation

GAMEFINITY.ID, Bandung – Menyambut hari jadinya yang pertama, Battlefield 2042 akan merilis Season 3-nya yang berjudul Escalation. Seperti dua season sebelumnya, EA dan DICE menjanjikan season terbaru ini memiliki lebih banyak konten baru. Terlebih, season 2-nya menunjukkan game ini telah berkembang jika dibandingkan dengan saat peluncurannya.

Map Baru di Battlefield 2042: Spearhead

Battlefield 2042 Season 3 Spearhead Map
Map baru di Battlefield 2042, Spearhead

Battlefield 2042 menghadirkan map terbarunya, Spearhead. Map tersebut mengambil latar di alam liar Swedia dan juga sekitar dua pabrik pembuatan senjata high-tech. Menariknya, ini menjadi map Battlefield pertama yang berlatar di Swedia. Pemain bisa berperang di alam liar atau di dalam pabrik.

Season 3 juga akan menghadirkan versi rework dari Manifest dan Breakaway. Kedua map itu sudah tersedia sejak peluncuran Battlefield 2042. Manifest versi rework akan hadir pada Desember 2022, sementara Breakaway akan tiba pada Januari 2023.

Specialist Baru: Rasheed Zain

Battlefield 2042 Season 3 Rasheed Zain
Rasheed Zain, specialist baru di Battlefield 2042

Persis seperti dua season sebelumnya, Battlefield 2042 menambah specialist baru di Season 3-nya. Ia adalah Rasheed Zain yang merupakan specialist Assault asal Mesir.

Zain memiliki keuntungan healing lebih cepat setelah mengalahkan musuh daripada specialist lain. Hal ini karena sifat gigihnya yang kuat. Specialist baru itu memiliki senjata khas XM370A Airburst Launcher yang cocok untuk close-quarter-combat (CQC).

Rasheed Zain akan menjadi salah satu unlockable reward di free tier Battle Pass Season 3.

Class Kembali di Battlefield 2042!

DICE juga mengumumkan sistem class akan kembali di Battlefield 2042. Sistem class tersebut akan kembali pada sistem khas franchise Battlefield. Ini menjadi salah satu permintaan penggemar setianya semenjak peluncuran resminya.

Saat Season 3 dimulai, semua specialist akan diurutkan berdasarkan class masing-masing. Tidak lengkap sampai di situ, masing-masing dari mereka akan mendapat equipment, gadget, dan keahlian senjata spesifik. Meski begitu, sistem baru tersebut belum akan selesai hingga dimulainya Season 4.

Baca juga: Battlefield Mobile Mulai Beta Test di Asia Tenggara

Detail Lain di Season 3

Battlefield 2042 Season 3 new stuffs
Semua yang akan datang di Battlefield 2042 Season 3

Bersama dengan specialist baru dan sistem class, Battlefield 2042 mulai menyediakan tiga senjata high-tech baru. Ketiganya adalah railgun Rorsch MK4, shotgun NVK-522, dan pistol NVK-P125. Terdapat juga senjata yang dapat dilempar Throwing Knives. Throwing Knives sendiri menjadi senjata populer di judul Battlefield sebelumnya. Semua senjata tersebut menjadi unlockable reward di free-tire Battle Pass Season 3.

Tidak hanya senjata, tank EMKV80-TOR juga akan hadir di Season 3. Terdapat dua mode dalam tank ini, yaitu Mobility untuk mobilitas cepat dan Siege yang dapat menembak dengan cepat. Tank ini juga memiliki railgun yang dapat membuat musuh tidak berkutik.

Bakal Hadir di Xbox Game Pass dan EA Play

Battlefield 2042 akan hadir di Xbox Game Pass Ultimate melalui EA Play. Pelanggan Xbox Game Pass Ultimate nantinya dappat bermain Battlefield 2042 secara gratis dan sepuasnya. Hal ini turut berlaku bagi pemain yang hanya berlangganan EA Play.

Meski peluncurannya yang disambut buruk oleh pemain, EA dan DICE tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan Battlefield 2042. Contohnya, Season 2 telah mendapat pujian besar dari pemain setianya. Tampaknya ambisi EA untuk menunjukkan game ini telah berkembang dari sebelumnya masih akan berlanjut.

Battlefield 2042 Season 3 akan dimulai 22 November 2022. Sementara itu, game ini akan menjadi free-to-play secara limited time pada 1-4 Desember 2022 di Xbox, 1-5 Desember 2022 di PC, dan 16-23 Desember 2022 di PlayStation.

Battlefield Mobile Mulai Beta Test di Asia Tenggara

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah pengumuman perdananya pada April tahun lalu, EA akhirnya menggelar regional beta test pertama untuk Battlefield Mobile. Game FPS itu sudah bisa diunduh di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Akhirnya, Battlefield Mobile Resmi Gelar Regional Beta Test di Asia Tenggara!

Battlefield Mobile lobby
Lobby Battlefield Mobile

EA akhirnya gelar regional beta test pertama untuk Battlefield Mobile mulai 8 November 2022. Terdapat 5 negara Asia Tenggara yang berkesempatan untuk mencoba game tersebut, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Karena ini menjadi open beta, pihak EA mengizinkan untuk merekam video dan mengambil screenshot selama gameplay. EA juga berharap setiap pemain yang berkesempatan untuk menikmati Battlefield Mobile dapat berkomentar tentang pengalamannya di media sosial. Diharapkan setiap komentar dapat membantu EA untuk semakin mengembangkan game ini sebelum perilisan resmi.

Saat ini Battlefield Mobile versi beta hanya tersedia di Android. Tampaknya pengguna iOS harus bersabar terlebih dahulu sebelum pengumuman lebih lanjut. Terlebih, Battlefield Mobile merupakan game khusus mobile, maka cross-play dan cross-progression tidak tersedia.

Semua progress selama beta test akan dihapus saat perilisan resminya. Semua pembelian dalam game di versi beta akan dikonversi menjadi Battlefield Coins dengan bonus 25% saat peluncuran nanti.

Baca juga: PMGC 2022 Umumkan Format dan Jadwalnya

Masih Mempertahankan Gameplay Khas Battlefield

Battlefield Mobile gameplay
Gameplay Battlefield Mobile

Pemain masih dapat menikmati gameplay khas Battlefield secara on the go. Untuk itu, terdapat mode yang sudah tidak asing termasuk Conquest, Warpath, Rush, dan Team Deathmatch.

Pemain dapat memilih salah satu dari empat kelas yaitu Assault, Engineer, Support, and Recon. Sambil bermain dan menaikkan rank di player profile, pemain akan unlock ability, gadget, item, dan specialization yang akan menambah keuntungan untuk kelas pilihannya.

Map yang menjadi favorit pemain franchise Battlefield juga tersedia seperti Noshahr Canals dan Grand Bazaar dari Battlefield 3. Kendaraan seperti tank akan muncul dan dapat dikendarai selama gameplay.

Battlefield Mobile sudah dapat diunduh di Google Play Store di Indonesia. Regional beta test rencananya akan merambah ke negara-negara lain. Game ini free-to-play dan tentunya akan menghadirkan microtransaction.

Electronic Arts Patenkan Sistem Kontroler Otomatis

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Electronic Arts berhasil mendapatkan hak patennya, untuk sistem pengubah konfigurasi kontroler otomatis dengan machine-learning. Program bernama Automatic controller configuration recommendation system ini diklaim dapat menguraikan sistem kontroler pada video game, serta akan menyesuaikan konfigurasi secara otomatis, tergantung pada keterampilan penggunanya.

Bagi banyak gamer, terutama mereka yang menggunakan konsol, kontroler tetap menjadi salah satu perangkat utama untuk dapat memainkan video game. Namun, tidak semua kontroler hadir dengan bentuk dan konfigurasi yang sama, karena para produsen konsol memiliki konsep kontroler mereka sendiri, yang dibuat dengan bentuk, fitur, dan ukuran yang berbeda-beda. Seperti PlayStation 5 menggunakan pengontrol DualSense yang lebih ramping, sementara konsol seri Xbox menggunakan pengontrol Xbox Wireless yang lebih besar.

Dan untuk mereka yang menginginkan fitur lebih daripada kontroler standar, para produsen konsol juga telah menyediakan beberapa opsi lain untuk memenuhi kebutuhan pemain. Misalnya, para gamer hardcore mungkin menginginkan pengontrol dengan fitur tambahan yang melengkapi gameplay mereka. Maka pengontrol seperti Xbox Elite Wireless dan DualSense Edge adalah solusinya, karena kedua kontroler tersebut akan memberi pemain segudang fitur yang tidak tersedia pada pengontrol standar.

Selain alternatif kontroler dari para produsen konsol video game di atas, terdapat pula pengontrol jenis baru yang tampaknya saat ini sedang dalam perjalanan untuk dikembangkan, dan diperkirakan akan merubah segala sesuatu dari kontroler yang telah kita kenal. Perkiraan ini datang setelah Electronic Arts (EA) mendapatkan hak patennya, atas sistem konfigurasi kontroler otomatis, yang pernah diajukan pada akhir 2020 silam.

Baca juga: Kolaborasi Google dengan Renault Kembangkan Mobil Cerdas

display kontroler electronic arts
Sistem Kontroler Otomatis Dengan Machine Learning

Sistem Kontroler Otomatis Milik Electronic Arts

Mengutip dari laman web SVG.com, Electronic Arts dilaporkan telah mendapatkan hak paten atas sistem konfigurasi kontroler otomatis yang pernah diajukan pada akhir tahun 2020. Sistem konfigurasi itu bernama “Automatic controller configuration recommendation system”, dan diklaim dapat menguraikan sistem video game, dimana game akan menyesuaikan pengaturan pengontrol tergantung pada keterampilan pengguna. 

Dalam Abstrak Paten, dijelaskan bahwa program konfigurasi otomatis ini nanti akan “menentukan (konfigurasi), berdasarkan input kontroler, profil pengguna untuk pengguna, yang terdiri dari setidaknya tingkat keterampilan dan kecenderungan input pengguna.” Kemudian, sistem akan membuat penyesuaian pada pengaturan kontroler secara eksplisit, yang “dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pengguna dalam kaitannya dengan perangkat lunak”.

Sistem konfigurasi otomatis ini sebenarnya bukanlah sebuah konsep baru. Para desainer sejak awal tahun 80-an juga telah mengerjakan sistem adaptif, guna membantu pemain yang kesulitan dalam menemukan permainan tertentu. Contoh awal yang menonjol adalah Zanac, sebuah game shooter untuk PC MSX pada tahun 1986, yang memiliki sistem bernama “Kontrol Tingkat Kesulitan Otomatis” atau Automatic Difficulty Control (ALC), yang dapat merubah intensitas menjadi lebih mudah atau lebih sulit (dengan menambah dan mengurangi jumlah musuh) berdasarkan performa pemain.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Deretan Karakter Apex Legends yang Terkait dengan Titanfall

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Apex Legends berkaitan erat dengan Titanfall. Faktanya, Respawn Entertainment menyebut game battle royale besutannya itu berlatar di dunia Titanfall.

Meski tidak terlalu mengekor pada seri Titanfall, nyatanya Respawn Entertainment menaruh berbagai referensi berupa easter egg di Apex Legends. Tidak hanya pada weapon dan map, tetapi juga lore beberapa karakter Legend-nya. Tidak heran, beberapa karakter game battle royale itu berkaitan erat dengan seri Titanfall.

Berikut adalah deretan karakter Apex Legends yang terkait dengan Titanfall.

Ash

Apex Legends Ash
Ash menjadi legend yang sebelumnya hadir di Titanfall 2 sebagai antagonis

Penggemar setia Apex Legends tentunya terkejut saat Ash menjadi Legend baru di season 11 pada November 2021. Pasalnya, Ash merupakan salah satu antagonis di Titanfall 2. Tokoh robot perempuan itu sebelumnya mati setelah bertarung dengan sang protagonis Jack Cooper dan Titan-nya, BT. Namun, ia dihidupkan kembali setelah dibangun ulang.

Diceritakan setelah hidup kembali, ia berhubungan kembali dengan Kuben Blisk, antagonis utama seri Titanfall dan pendiri Apex Games. Ia kemudian bergabung sebagai Legend baru di Apex Games.

Sebelum menjadi robot, Ash sebenarnya merupakan perempuan bernama asli Ashleigh Reid. Ia juga pernah menjadi membantu Mary Somers dalam membuat Pathfinder. Mary Somers sendiri adalah Horizon. Namun, ia berkhianat dan meninggalkan Horizon di black hole sebelum berupaya mengambil branthium untuk dirinya sendiri dari rekannya. Ia terluka parah akibat ditusuk Amelie Paquette.

Pathfinder

Apex Legends Pathfinder
Pathfinder merupakan salah satu dari MRVN atau Mk. III Mobile Robotic Versatile Entity Automated Assistant buatan Hammond Robotics

Karakter Legend robot satu ini telah menjadi favorit penggemar karena karakter yang jenaka. Namun, ternyata banyak yang tidak tahu kalau Pathfinder merupakan robot pekerja buatan Hammond Robotics.

Pathfinder merupakan salah satu dari MRVN atau Mk. III Mobile Robotic Versatile Entity Automated Assistant buatan Hammond Robotics. MRVN dapat dialihfungsikan untuk merekalibrasi sulingan branthium. Ia menjadi sosok yang mendapat alih fungsi demi misi tersebut.

Namun, saat berhasil menyelesaikan misi itu, Apex Predator menyerang. Pathfinder kemudian mengaktifkan self-destruct untuk menyelamatkan Outlands.

Bangalore

Apex Legends Bangalore
Bangalore atau Anita Williams sebelumnya menjadi anggota pasukan IMC

Anita Williams, alias Bangalore, disebut pernah menjadi anggota Interstellar Manufacturing Corporation (IMC), perusahaan yang menjadi kelompok antagonis di seri Titanfall. Ia dan keempat kakak laki-lakinya sempat bergabung dengan cabang militer IMC.

Pada Battle of Gridion, Bangalore terluka parah akibat serangan seorang pilot Militia. Jackson, saudara laki-lakinya, menyelamatkan Bangalore dan kabur ke Outlands. Namun, mereka justru diserang pilot IMC karena meninggalkan pertarungan. Mereka membunuh pilot tersebut dan Bangalore mengambil pisau itu.

Baca juga: Apex Legends Season 15 Hadirkan Karakter Transgender Pertama

Newcastle

Apex Legends Newcastle
Seperti saudarinya, Newcastle atau Jackson Williams sebelumnya menjadi anggota militer IMC

Sosok Jackson Williams ternyata adalah Newcastle, Legend yang pertama kali diperkenalkan di Apex Legends season 13. Newcastle bergabung dengan militer cabang militer IMC bersama Bangalore. Saat di IMC, Newcastle berhasil menjadi pilot bersertifikat dan memiliki Titan sendiri.

Namun, saat Bangalore terluka akibat serangan pilot, ia memilih meninggalkan IMC bersamanya. Ia mengetahui rencana asli IMC untuk menghancurkan semua planet.

Valkyrie

Apex Legends Valkyrie
Valkyrie merupakan anak dari Viper, salah satu antagonis dari Titanfall 2

Siapa sangka jika Valkyrie memiliki kaitan erat dengan salah satu antagonis Titanfall. Pasalnya, ayah dari Legend bernama asli Kairi Imahara itu adalah Viper. Sama seperti Ash, Viper juga merupakan bagian dari Apex Predator.

Seperti yang diketahui, Viper terbunuh oleh Jack Cooper di Titanfall 2. Valkyrie justru menyalahkan Kuben Blisk atas kematian sang ayah. Blisk justru menyarankan Valkyrie untuk bertanding di Apex Games.

Bloodhound

Apex Legends Bloodhound
Bloodhound merupakan karakter yang dibuat dari concept art bekas Titanfall 2

Tidak seperti Legend yang telah disebutkan sebelumnya, hubungan Bloodhound dengan Titanfall dapat dikatakan unik. Pasalnya, Bloodhound merupakan karakter yang dibuat dari concept art bekas Titanfall 2. Concept art tersebut menjadi tidak terpakai di Titanfall 2.

SVG dan Dexerto mendapati Bangalore dapat terlihat di art book Titanfall 2. Namun, Respawn Entertainment memilih tidak mengikutsertakan karakter tersebut. Mereka kemudian memilih Bloodhound sebagai salah satu Legend di Apex Legends.

Itulah rangkuman deretan karakter Apex Legends yang terkait dengan Titanfall.