GAMEFINITY.ID, Bandung – EA dan Marvel akhirnya resmi mengumumkan game Iron Man terbaru. Game tersebut akan menjadi game single-player third-person action-adventure. Proyek tersebut masih dalam praproduksi dan belum memiliki judul.
Game Iron Man Akan Dikembangkan Motive Studio
EA menyebut judul game Iron Man terbaru itu akan menampilkan cerita original yang menyentuh masa lalu Iron Man yang kaya, menyalurkan kompleksitas, kharisma, dan kejeniusan kreatif Tony Stark. Pemain diharapkan dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi Iron Man.
Game Iron Man terbaru itu tengah dikembangkan oleh Motive Studio, studio yang juga tengah membesut Dead Space remake. Menariknya, pengembangan game tersebut dipimpin oleh Olivier Proulx, senior produser game Guardians of the Galaxy oleh Square Enix. Ia dibantu oleh veteran industri game Ian Frazier, Maëlenn Lumineau, dan JF Poirier.
“Sebuah kehormatan dan keuntungan untuk mengambil kesempatan membuat game berdasarkan salah satu superhero terikonik di dunia hiburan,” tanggap Proulx dalam laman resmi EA, “kami memiliki sebuah kesempatan hebat untuk membuat cerita unik dan baru yang bisa kami miliki. Marvel mendorong kami membuat sesuatu yang segar. Kami punya kebebasan, yang sangat menarik bagi tim.”
Bill Rosemann, wakil presiden dan direktur kreatif di Marvel Games, menambah bahwa pihaknya bersemangat untuk berkolaborasi dengan Motive Studio dan EA. Ia menyebut game Iron Man terbaru itu sebagai surat cinta untuk sang superhero legendaris.
Selain Dead Space remake, Motive Studio juga pernah membesut Star Wars: Squadrons dan turut membantu DICE dalam mengembangkan Star Wars: Battlefront 2.
Jadi Game Marvel Pertama yang Diumumkan EA
EA telah menyebut game Iron Man telah menjadi game pertama yang diumumkan dari kolaborasinya dengan Marvel. Berarti mereka tengah mengembangkan game Marvel lainnya yang akan diumumkan nanti.
EA masih enggan mengungkap detail dari game Marvel lainnya. Dipercaya bahwa beberapa studio miliknya sedang mengembangkan beberapa judul tersebut.
Game Iron Man merupakan salah satu game dari Marvel yang diumumkan baru-baru ini. Sebelumnya, game Black Panther and Captain America yang masih belum memiliki judul tengah dikembangkan oleh Skydance New Media. Nuverse juga akan merilis game kartu Marvel SNAP di mobile pada 18 Oktober 2022.
Marvel sendiri sebelumnya telah sukses besar dengan Marvel Spider-Man dan Spider-Man: Miles Morales yang juga dibesut Insomniac Games. Guardians of the Galaxy buatan Square Enix juga menuai pujian, namun dapat dikatakan mengecewakan secara komersial. Sementara itu, The Avengers yang juga dikembangkan Square Enix justru menuai kritikan pemain dan gagal secara komersial.
Apakah game Iron Man besutan EA menjadi langkah sukses berikutnya bagi Marvel dalam dunia game? EA belum mengumumkan tanggal perilisan game ini sama sekali.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Awal tahun 2000-an, menjadi sebuah waktu dimana banyak game terkenal rilis dan bahkan diingat sampai sekarang. Dan salah satu dari game tersebut adalah Medal of Honor.
Medal of Honor menjadi salah satu primadona para gamers di kala itu. Namun, nama Medal of Honor saat ini dapat dikatakan telah punah. Meskipun juga merilis beberapa judul di pertengahan tahun 2000-an, game baru tersebut juga tidak dapat mendongrak nama Medal of Honor kembali seperti ke masa emasnya lalu.
Sejarah Pengembangan Medal of Honor
Medal of Honor pertama kali dirilis untuk publik pada akhir tahun 1999. Game pertamanya terinspirasi dari film karya Steven Spielberg, “Saving Private Ryan” yang dirilis dua tahun sebelumnya.
Pengembangan game ini mulai dikembangkan di tahun yang sama dengan rilisnya film tersebut. Berawal dari ide seorang Spielberg sendiri tentang game FPS bertema perang dunia kedua setelah melihat anakanya bermain game GoldenEye 007.
Pada awalnya, Peter Hirschmann ragu tentang keberhasilan game ini. Hal tersebut dikarenakan perkiraannya bahwa tema perang dunia kedua sudah terlalu lawas dan tidak relevan lagi.
Beberapa waktu kemudian, para pengembang menunjuk Dale Dye sebagai seorang penasihat niliter di game tersebut. Penunjukan Dale Dye sebagai bukan tanpa alasan, ia sebelumnya sudah menjadi penasihat Steven Spielberg dalam “Saving Private Ryan” dua tahun sebelumnya.
Prototip pertama dari Medal of Honor disebut oleh Dye gagal. Meski begitu, ia tetap ingin game ini diproduksi dan dikembangkan. Ia menilai bahwa pembuatan game ini memiliki tujuan yang mulia dan dapat mengedukasi para pemain tentang perang dunia kedua.
Kemudian hari, ketika prototipnya telah dirilis secara publik, Medal of Honor kembali mendapatkan kritik. Meskipun diterima dengan baik oleh sang publisher, EA, Medal of Honor dikecam karena bertepatan dengan 1999 Columbine High School massacre. Kritik juga disampaikan oleh asosiasi penerima Medal of Honor di AS. Mereka mengecam karena judul game tersebut sama dengan medali kehormatan tertinggi di AS. Namun pada akhirnya seluruh drama dan konflik tersebut dapat diselesaikan.
Ketika rilis, Medal of Honor mendapat umpan balik yang baik dari para pemain. Game ini juga mendapat nilai 92/100 dari website Metacritic. Kesuksesan inilah yang menjadi awal dari seri Medal of Honor kedepannya.
Dengan kesuksesan besar di game pertamanya, tentu saja EA melanjutkan proyek Medal of Honor milik mereka. Game kedua bertajuk “Medal of Honor: Underground” juga berhasil sukses di pasaran. Kali ini pasarnya adalah konsol PlayStation. Sementara itu versi GBA-nya tidak terlalu memuaskan.
Namun, tahun 2002 lah yang menjadikan game Medal of Honor naik kembali ke permukaan. Tahun tersebut menandai rilisnya salah satu game MoH paling terkenal, yaitu “Medal of Honor: Allied Assault”.
Meskipun dapat dikatakan hasil penjualan dari Allied Assault ini memuaskan, namun di tahun berikutnya, tepatnya di tahun 2003, sebuah game yang mengubah pasar FPS hadir di publik. Game tersebut berjudul Call of Duty.
Sebelum rilisnya CoD, MoH menjadi satu-satunya pilihan terbaik untuk game FPS bertema perang dunia kedua pada saat itu. Dan di 2003 MoH untuk pertama kalinya mempunyai rival yang dapat dikatakan sepadan.
Seperti yang diketahui, CoD menjadi sebuah tren dan hits di pasaran. Penjualannya bahkan mampu menutupi kesuksesan dari MoH Allied Assault yang rilis di tahun sebelumnya.
Di tahun-tahun berikutnya, beberapa judul dari Medal of Honor dapat dikatakan tertutup oleh kesuksesan Call of Duty. Ketika Medal of Honor meraih hasil baik, maka Call of Duty mendapatkan hasil yang lebih baik.
Meskipun EA telah mengambil alih studionya, seri MoH tidak dapat berkutik sama sekali, baik dalam sisi penjualan maupun kualitas bila dibandingkan dengan CoD. Istilahnya, Medal of Honor sudah menjadi game “mediocre”.
Judul game Medal of Honor yang kembali meraih kesuksesan adalah “Medal of Honor: Airborne” yang dirilis pada 2007. Game tersebut dinilai lebih baik daripada beberapa game sebelumnya dengan peningkatan grafis yang signifikan.
Pada akhirnya, sedikit kesuksesan MoH: Airborne itu juga harus tertutupi kembali oleh kesuksesan besar Call of Duty di tahun 2007. Di akhir tahun tersebut rilislah sebuah game yang dikatakan menjadi salah satu revolusioner modern FPS games dan menjadi salah satu game paling laris di pasaran, yaitu Call of Duty 4: Modern Warfare.
Tidak Berkutik Melawan CoD dan EA yang Sudah Muak
Memasuki era modern di tahun 2010, seri Medal of Honor akhirnya merilis game barunya dengan judul yang sama setelah tiga tahun absen. Game ini diterima dengan baik dan dapat umpan balik yang positif dari para pemainnya. Akan tetapi, seperti sebuah kutukan, kesuksesan game MoH lagi dan lagi ditutupi oleh kesuksesan Call of Duty, dan kali ini, mereka tertutup oleh kesuksesan Call of Duty: Black Ops.
Namun, siapa sangka Medal of Honor (2010) akan menjadi game MoH terakhir yang diterima baik oleh para gamers. Hal ini dikarenakan Medal of Honor: Warfighter yang rilis di tahun 2012 adalah sebuah kegagalan besar dan akan menjadi game terakhir dari seri MoH.
Pada saat itu, EA telah memutuskan untuk menghentikan produksi dari seri Medal of Honor. Penyebabnya adalah kegagalan MoH: Warfighter di pasaran.
Tahun 2012 juga sebenarnya sudah menjadi tahun yang sulit bagi MoH. Saudaranya, yaitu seri Battlefield, baru saja merilis game Battlefield 3 di tahun 2011 dan menjadi tren dengan mode multiplayer yang dibawanya.
Tentu saja EA akan lebih memprioritaskan seri BF yang dapat bersaing dengan mode multiplayer dari CoD yang sukses pada saat itu dengan CoD: Black Ops II, daripada game gagal seperti MoH Warfighter. Lagipula nama Medal of Honor pada saat itu sudah tidak segemilang seperti di awal tahun 2000-an.
Ya, ada satu game lagi yang rilis di tahun 2019, yaitu Medal of Honor Above and Beyond, namun game tersebut tidak masuk ke dalam list disini. Hal tersebut dikarenakan seri Medal of Honor sebenarnya telah dimatikan sejak lama bahkan terlalu lama, punya umpan balik yang buruk, dan khusus untuk VR saja.
Tahun 2012 menjadi sebuah akhir dari perjalanan hebat Medal of Honor. Sebuah game yang punya banyak potensi di awal, namun dikalahkan oleh pesaingnya dan pada akhirnya dikalahkan oleh saudaranya sendiri.
Banyak yang bilang bahwa Medal of Honor gagal karena EA. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena kegagalan MoH sendiri juga disebabkan oleh faktor eksternal dan beberapa faktor internal.
Fun Fact: Banyak yang beranggapan kejatuhan Medal of Honor sebenarnya sudah terjadi mulai awal tahun 2000-an. Pada saat itu sebagian besar karyawan pengembangan MoH direkrut dan pindah ke studio lain. Studio tersebut adalah milik Activision bernama Infinity Ward. Merekalah yang akhirnya mengembangkan game Call of Duty (2003) untuk bersaing dengan MoH.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Baru saja sukses besar dengan rekor pemain aktif terbanyak selama season 14, Apex Legends akhirnya kembali mengadakan event. Melalui trailer terbarunya, event tersebut berjudul Beast of Prey Collection.
Event tersebut tampaknya terinspirasi dari film alien klasik. Telah dipastikan juga bahwa event terbaru Apex Legends itu akan menghadirkan berbagai item cosmetics, battle pass baru, gameplay adjustment, dan time-limited mode baru.
Berbagai Item Skins Bertema Film Alien Klasik
Beast of Prey Collection akan menghadirkan 24 item skin. Dideskripsikan laman resminya, item tersebut didesain untuk menanamkan rasa takut bagi sang mangsa. Legendary skin yang akan hadir tersebut untuk Horizon, Lifeline, Loba, Fuse, Pathfinder, Octane, and Rampart. Skin legendary untuk Lifeline dan Pathfinder tampaknya mengambil referensi film Predator, sementara skin untuk Horizon dibuat mirip Xenomorph (Alienfranchise).
Seluruh item tersebut dapat dibeli menggunakan Apex Coins atau Crafting Metals selama event berlangsung. Pemain juga dapat mendapat semua item tersebut dengan membeli Beast of Prey Event Apex Packs. Jika berhasil mendapat ke-24 item tersebut, pemain berhak mendapat item heirloom Loba “Garra de Alanza”.
Time Limited Mode Baru di Apex Legends: Gun Run
Dalam pemain ini, squad pemain akan berhadapan dengan tiga squad lainnya dalam menguasai senjata. Setiap kali berhasil melakukan kill menggunakan senjata, pemain akan mendapat senjata selanjutnya dari track tersebut. Weapon terakhir di track adalah sebuah hunting knife eksklusif baru. Squad yang berhasil melakukan kill menggunakan hunting knife tersebut akan menang.
Mode Gun Run akan hadir di map Skulltown and Fragment East (World’s Edge) mulai 20 September hingga 4 Oktober 2022.
Apex Legends juga menghadirkan Reward Track dalam event ini. Pemain dapat melakukan berbagai challenge yang akan di-refresh setiap harinya. Semua challenge tersebut akan juga menambah progression battle pass.
Begitulah detail dari event Beast of Prey Collection di Apex Legends. Event tersebut akan dimulai 20 September hingga 4 Oktober 2022. Selamat berburu mangsa selama setiap match.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah delapan tahun sejak pertama kali rilis di PC, The Sims 4 telah konsisten merilis update terbaru. Salah satu di antaranya adalah berbentuk DLC expansion pack, game pack, dan kit. Baru-baru ini, EA dan Maxis ternyata membagikan kejutan. Mereka mengumumkan bahwa The Sims 4 akan menjadi free-to-play.
The Sims 4 Jadi Free-to-Play Mulai Oktober
EA telah memastikan dalam lamannya bahwa The Sims 4 akan menjadi gratis untuk semua pemain, terutama yang belum sempat mencobanya. Lebih baiknya lagi, ini berlaku untuk semua platform, termasuk PC, PlayStation, dan Xbox.
“Kami bersemangat untuk tetap menyambut lebih banyak pemain agar membuat cerita baru dan berjelajah tanpa batasan,” tulis EA dalam laman yang sama, “The Sims selalu menjadi perayaan cara baru untuk bermain dan menawarkan banyak kemungkinan untuk dieksplor.”
DLC berbentuk expansion pack, game pack, stuff pack, dan kit masih mewajibkan pembelian. Khusus pelanggan EA Play, pemain akan mendapat DLC Expansion Pack gratis Get to Work. Sedangkan pelanggan EA Play Pro juga mendapat tambahan Toddler Stuff Pack.
The Sims 4 sebelumnya rilis sebagai game berbayar dan memiliki total 31 juta pemain di seluruh dunia. Namun, game tersebut mendapat ulasan mengecewakan karena minim konten dibandingkan The Sims 3 saat rilis. Sejak saat itu, The Sims 4 telah menambah berbagai konten sesuai permintaan pemain.
Pemain yang Telanjur Membelinya Akan Dapat DLC Kit Gratis
Pemain yang telanjur membelinya tidak perlu khawatir. EA akan menghadiahkan kit terbaru The Sims 4 bertajuk Desert Luxe Kit. DLC tersebut menampilkan furniture bertema gurun pasir ala Southwestern United States. Konten ini dapat diklaim dengan log in ke dalam game mulai hari ini hingga 17 Oktober. Pemain baru yang memutuskan untuk membeli base game-nya hingga 17 Oktober juga berhak mendapatkan kit tersebut.
Maxis Akan Terus Dukung The Sims 4
Mengingat The Sims 4 sudah menemani selama delapan tahun, beberapa pemain setianya mulai bertanya-tanya kapan entri seri The Sims saat ini akan berakhir. Terlebih, terdapat rumor bahwa The Sims 5 sedang dalam pengembangan oleh EA dan Maxis.
Namun, EA sudah memastikan Maxis akan terus berkomitmen untuk mengembangkan konten baru, baik dalam bentuk pack, kit, dan update Sim Delivery Express. Mereka juga mengatakan tim pengembang akan terus berdedikasi untuk mengembangkan pengalaman bermain baru dan bermakna di The Sims 4.
EA Bakal Ungkap Detail Lebih Lanjut di Live Stream Spesial!
Sementara itu, EA juga akan mengadakan live stream spesial bertajuk Behind The Sims Summit pada 18 Oktober 2022 pukul 10 pagi waktu Pasifik di YouTube dan Twitch resminya. Live stream tersebut akan membagikan lebih banyak update tentang berbagai konten mendatang.
The Sims 4 akan menjadi free-to-play mulai 18 Oktober 2022 di PC (Origin dan Steam), Mac, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Electronic Arts mengumumkan mereka telah mendirikan sebuah studio baru bernama Ridgeline Games. Studio yang berlokasi di Seattle itu akan berfokus mengembangkan sebuah narrative campaign di Battlefield universe.
Ridgeline Games, Studio Baru EA
Pertama kali diperkenalkan dalam press release-nya, Ridgeline Games disebut akan berkomitmen dalam mengembangkan franchise ikonik Battlefield. Keputusan ini menyusul kekecewaan yang didapat saat peluncuran Battlefield 2042 tahun lalu.
EA juga mengabarkan Lars Gustavsson, yang telah menjadi direktur kreatif seri Battlefield dari game pertamanya, akan hengkang. Press release yang sama itu mencatat bahwa ia siap untuk menyerahkan pada kreator Battlefield generasi berikutnya di DICE, Ripple Effect, Industrial Toys, and Ridgeline Games.
Ridgeline Games akan berisi anggota yang berpengalaman di industri game dari seluruh penjuru dunia. Tim tersebut akan berperan penting dalam membangun masa depan franchise game FPS besutan EA itu.
Dipimpin oleh Kreator Halo
Ridgeline Games akan dipimpin oleh kreator Halo, Marcus Lehto. Sebelum bergabung dengan EA pada 2021 sebagai seorang sutradara game, Lehto telah bekerja di Bungie dari 1997 hingga 2012 dan berhasil membesarkan franchise Halo. Ia kemudian menjadi presiden dan direktur kreatif V1 Interactive, perusahaan di balik game Disintegration.
“Sebuah kehormatan besar untuk mendapat kesempatan berkolaborasi dengan DICE dan Ripple Effect serta memimpin untuk memperluas naratif, penceritaan, dan pengembangan karakter di seri Battlefield,” tutur Lehto.
Game Battlefield Selanjutnya Bakal Fokus ke Narrative Campaign
Ridgeline Games kini dipercaya untuk membuat narrative campaign baru di Battlefield universe. Narrative campaign ini akan menjadi bagian dari game Battlefield selanjutnya. Dengan kata lain, entri baru dari Battlefield akan fokus ke narrative campaign.
Lehto akan memimpin tim Ridgeline Games untuk mengembangkan campaign yang akan melibatkan penggemar dalam cara baru dan menyenangkan tanpa meninggalkan ciri khas franchise game FPS buatan EA itu.
Battlefield 2042 sama sekali tidak menghadirkan single player campaign. Hal tersebut menjadi salah satu kritik dari penggemar setianya. Game tersebut justru berfokus sebagai game live servicemultiplayer.
Bagaimana Nasib Battlefield 2042?
EA telah memastikan mereka akan terus mendukung Battlefield 2042. Buktinya, mereka telah berhasil merilis update season 1 dan season 2. Season 2-nya, bertajuk Master of Arms, telah rilis 30 Agustus 2022. Season terbaru itu menghadirkan map baru khusus gameplay yang berfokus pada infantry, specialist baru, dan senjata serta kendaraan baru.
Season 2 dari Battlefield 2042 telah menuai pujian dari pemain setianya, khususnya penggemar seri Battlefield. Sementara itu, DICE berencana memperkenalkan kembali sistem class dalam update season 3-nya. Mereka memastikan Battlefield 2042 akan berlanjut setelah season 3.
Sementara itu, EA masih mengerjakan Battlefield Mobile yang dikabarkan rilis tahun ini.
Meski Battlefield 2042 dapat dikatakan mengecewakan pada awal rilis, sepertinya EA masih ingin mempertahankan franchise game FPS ikoniknya itu. Apakah Ridgeline Games akan berhasil menarik kembali penggemar setia?
GAMEFINITY.ID, Bandung – Percaya atau tidak, pemain Apex Legends termuda baru berusia 4 tahun. Menariknya, ia telah berhasil menjadi last man standing dan menjadi champion pada sebuah match. Bukan hanya sekali, tetapi juga beberapa kali!
Meski Terkenal Kompleks, Apex Legends Berhasil Menarik Pemain Dari Segala Usia
Apex Legends telah menjadi salah satu game battle royale terpopuler saat ini. Meski memiliki rating ESRB Teen (remaja), ternyata game battle royale besutan EA dan Respawn Entertainment itu juga menarik pemain dari segala kalangan. Tidak jauh berbeda jika dibandingkan PUBG dan Free Fire. Saat ini, Apex Legends telah memiliki player base kurang lebih 130 juta pemain.
Namun, penggemar setia sudah tahu bahwa Apex Legends merupakan salah satu game FPS yang cukup rumit. Memenangkan sebuah match saja sudah sulit. Dalam memainkannya, ada banyak hal yang harus dipelajari, mulai dari menerapkan strategi, terutama timing, koordinasi, dan akurasi selama bermain.
Uniknya, pemain berusia empat tahun bernama Austin telah berhasil menguasai keterampilan bermain Apex Legends (pertama kali dilaporkan Dexerto).
Pemain Berusia Empat Tahun Itu Menang Menggunakan Crypto!
Lebih menarik lagi, Austin telah menggunakan karakter Crypto. Crypto sendiri merupakan karakter yang jarang digunakan di Apex Legends.
Berdasarkan klip yang telah dibagikan di Reddit, salah satu rekan timnya keluar dari match lebih awal. Namun, Austin telah berhasil melakukan banyak hal yang terlalu kompleks untuk usia empat tahun. Saat ia berhadapan dengan musuh terakhir, ia bersembunyi di balik pintu, menggunakan shield battery untuk me-restoreshield-nya. Setelah itu, ia mengalahkan sang musuh menggunakan Alternator.
Dalam review akhir match, Austin berhasil mengalahkan tiga musuh dengan lebih dari 400 damage. Komunitas Apex Legends sampai takjub menyaksikan klip tersebut. Mereka memuji skill-nya yang luar biasa meski baru berusia empat tahun, terutama penggunaan shield swap.
Di balik keberhasilan bocah empat tahun itu, ternyata semuanya berkat pelatihan sang ayah. Ia telah membagikan klip tersebut di Reddit dan dapat terdengar memandu sang anak. Tidak mudah untuk mengajarkan sang anak. Sang ayah mengaku ia masih harus mengajari banyak hal, terutama menghadapi kekalahan dan penggunaan item di inventory.
Saat ini, Austin masih jauh terlalu muda untuk berpartisipasi dalam kompetisi Apex Legends. Namun, banyak warganet berpendapat masa depannya sangat cerah sebagai seorang pro player, baik dalam esports atau sebagai streamer seperti di Twitch. Tampaknya Apex Legends memiliki masa depan yang cerah untuk bertahan lama.