GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Black, mungkin sebagian besar anak rental PS di Indonesia kenal game ini. Jika mengingat masa lalu, Black menjadi salah satu game yang sering dimainkan selain WE, GTA SA, The Warrior, Resident Evil 4, God Hand, dll.
Akan tetapi, nama Black sendiri masih kurang dikenal di luar dari games PS2. Hal ini dikarenakan game FPS masih kurang laris di konsol pada zaman PS2. Rata-rata game yang dapat mencapai kesuksesan tidak berasal dari genre FPS.
Meskipun kurang dikenal secara global, game Black menjadi salah satu game “hidden treasure” yang ada di konsol PS2. Apa yang menjadikannya layak menyandang gelar tersebut?
Masa Pengembangan Black
Black sendiri mulai digarap oleh Criterion Games pada awal tahun 2005. Criterion sendiri belum pernah membuat game FPS sebelumnya dan Black merupakan pengalaman mereka yang pertama.
Pada masa itu, game FPS masih belum banyak dimainkan di konsol. Hanya TimeSplitters dan HALO yang meraih sukses sebagai game FPS konsol. Criterion ingin mengembangkan game ini seperti ketika mereka mengembangkan Burnout. Acuannya adalah “hancurkan semua”, sama seperti yang mereka lakukan dengan Burnout.
Dengan acuan tersebut, Criterion mulai mengembangkan Black dengan beberapa referensi dari film hollywood yang suka membesar-besarkan sesuatu. Mulai dari efek pencahayaan, ledakan, suara, hingga gerakan musuh semua dibuat heboh. Hal ini membuat game-nya berbeda dari game modern shooter lain yang ada di pasar pada saat itu.
Baca Juga: PUBG Mobile Umumkan Kolaborasi Dragon Ball Super!
Efek “Berlebihan” Black yang Berakhir Baik
Seperti yang disebutkan sebelumnya, efek dalam game ini terkesan akan berlebihan. Akan tetapi, berlebihan itulah yang menjadi salah satu nilai plus dari Black.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah dari berbagai sisi grafisnya. Black sendiri terkenal akan efek blur miliknya ketika kita melakukan reload. Dengan adanya blur, pemain dapat merasakan perpindahan fokus antara senjata dan kejadian di depan. Hal ini didukung dengan animasi reload yang fluid dan memuaskan untuk dilihat.
Sistem pencahayaan juga tidak kalah bagusnya. Setiap efek tembakan yang terjadi menimbulkan cahaya yang tercipta dari muzzle maupun impact. Ingat, pada tahun 2006, masih jarang game yang dapat melakukan hal tersebut, terkhususnya game FPS.
Dan yang terakhir, adalah sistem destructible environment miliknya. Sebelum Battlefield terkenal dengan lingkungan yang dapat dihancurkan total, Black sudah melakukannya dahulu.
Para pemain dapat menghancurkan hampir setiap benda yang ada di dalam game. Hal ini termasuk destructible wall yang dapat menambah sedikit variasi gameplay.
Baca Juga: Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia
Pelopor Game FPS Konsol
Setelah perilisannya, Black mampu menyabet berbagai gelar. Meskipun jarang dilirik, prestasi Black yang banyak menunjukkan bahwa game ini memang memiliki kualitas.
Didukung dengan rilisnya CoD MW dan suksesnya HALO di Xbox, Black menjadi salah satu signature game FPS konsol di zaman PC masih merajai game FPS. Setelahnya, game FPS mulai bermunculan ke konsol, khususnya setelah PS3 dan Xbox 360 rilis. Mulai dari CoD, BF, Medal of Honor, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya Black memiliki penerus tidak langsung, yaitu Bodycount yang dikembangkan oleh developer yang juga terkenal game balapannya, Codemaster. Sayangnya, game tersebut mengalami kegagalan dan tidak laku di pasaran.