Tag Archives: edm

Serba-Serbi Denonbu, Franchise Musik EDM Milik Bandai Namco

GAMEFINITY.ID, Bandung Denonbu merupakan sebuah franchise multimedia bertema musik EDM milik Bandai Namco. Franchise ini sekaligus menjadi hasil kolaborasi dengan label musik Asobinotes. Proyek ini pertama kali diperkenalkan pada akhir stream Asobinotes Online Fes di Twitch pada 28 Juni 2020.

Konsep Cerita Denonbu

Denonbu memiliki konsep cerita tentang gadis-gadis yang berimpian menjadi top DJ berlatar waktu masa depan yang futuristik. Diceritakan EDM sudah menjadi pusat budaya musik di dunia pada masa depan. Ini berkat perkembangan teknologi yang masif, memudahkan budaya DJ menjadi pusat perhatian.

Karena hal itu, klub “Denonbu” atau singkatan dari electronic music club mulai marak di kalangan SMA. Klub ini bertujuan untuk mengasah kemampuan DJ dari masing-masing murid. Nantinya mereka akan bersaing di sebuah kompetisi bernama Stack Battle. Penilaian Stack Battle akan berdasarkan pilihan lagu, teknik, dan keramaian penonton untuk menentukan pemenangnya.

Denonbu characters
Terdapat 15 karakter yang terbagi menjadi 5 distrik di Tokyo

Denonbu memiliki 15 karakter perempuan sejauh ini, masing-masing dibagi menjadi lima distrik Tokyo dan juga sekolahnya. Distrik tersebut adalah Akiba, Harajuku, Azabu, Shibuya, dan Kabuki. Masing-masing sekolah menampilkan ciri khas dan fokus masing-masing dalam melakukan pertunjukan EDM.

Undang Komposer Jepang Terkenal untuk Buat Musik

Bandai Namco dan Asobinotes sudah mengundang berbagai komposer dance music Jepang untuk memperkuat franchise ini. Lagu yang mereka buat nantinya dinyanyikan oleh berbagai karakter franchise yang sudah diperankan oleh seiyuu.

Line up komposer yang diundang ini bukan main semenjak awal diumumkannya proyek ini pada 2021. Contoh komposer EDM kondang yang pernah menulis lagu Denonbu di antaranya Taku Inoue, Yunomi, Snail’s House, Tofubeats, dan kz(livetune).

Setiap lagu yang sudah rilis dapat diperdengarkan secara global di streaming service favorit seperti Spotify dan Apple Music.

Baca juga: Mengenal Genre J-Core, Hardcore Techno Jepang yang Energetik

Terdapat Tiga Tipe Event

Dalam event perdananya yang bertajuk Denonbu 1st GAME, Bandai Namco menjelaskan terdapat tiga tipe live event dalam franchise. Ketiganya adalah Live, Party, dan Game.

Live dapat diibaratkan sebuah konser di mana pengisi suara karakter menyanyi sambil menjadi DJ. Party merupakan penampilan komposer yang akan memainkan lagu dari Denonbu. Terakhir, Game menjadi ajang DJ battle oleh karakter 3DCG yang dikendalikan AI.

Selain musik dan live DJ event, Denonbu merambah ke adaptasi novel, manga 4-koma, dan drama CD. Sejauh ini, Bandai Namco masih menganggap franchise ini sebagai character project. Bukan berarti tidak mungkin akan ada proyek anime dan rhythm game berdasarkan franchise ini. Dapat dikatakan bahwa Denonbu menjadi ambisi Bandai Namco untuk memperkenalkan budaya EDM Jepang pada penggemar di seluruh dunia.

Update informasi menarik lainnya seputar game, pop culture dan Anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Mengenal Genre J-Core, Hardcore Techno Jepang yang Energetik

GAMEFINITY.ID, Bandung – Jepang dapat dikatakan sebagai salah satu industri kreatif terbesar di dunia. Penggemar budaya negeri sakura itu memiliki jumlah yang banyak di seluruh dunia. Salah satu medium budaya itu adalah musik seperti J-pop. Namun, ada juga genre yang terkenal di luar mainstream di sana, salah satunya adalah J-core.

Asal-Usul J-core, Japanese Hardcore

J-core merupakan versi Jepang dari genre hardcore techno, biasanya UK hardcore. Bedanya, genre musik tersebut mengombinasikan trope dari budaya Jepang yang menjadi ciri khas tersendiri. Biasanya elemen trope tersebut berupa sample melodi dari anime, musik J-pop terutama denpa, dan juga game. Trope itulah yang menjadikan Japanese Hardcore memiliki ciri khas energetik.

Redbull Music Academy mencatat Jea dari DJ Sharpnel menjadi pionir genre Japanese Hardcore. Ia merilis album debut di bawah label Sharpnelsoundlabel sebagai Sharpnel vs. Project Gabbangelion. Judul album dan alias artis itu mengambil referensi dari anime populer Neon Genesis Evangelion.

Awalnya, J-core mulai menyebar pada 2000-an melalui jaringan peer to peer Jepang. Namun, genre ini mulai populer di Barat saat anime naik daun di sana. Cukup banyak penggemar anime yang menikmati genre hardcore khas Jepang itu. Hal itu menginspirasi fenomena nightcore yang marak pada 2010-an.

Tokyo menjadi pusat musik hardcore Jepang, terlihat dari beberapa klub malam menampilkan DJ dan musisi untuk menghibur pengunjung dalam sebuah event. Event kecil serupa juga marak di Sendai, Osaka, dan Hokkaido.

Rhythm Game Membuatnya Semakin Naik Daun

Tidak dapat dipungkiri bahwa rhythm game membuat genre J-core benar-benar naik daun. Beatmania IIDX dan Dance Dance Revolution menjadi game yang memperkenalkan Japanese hardcore pada publik. Mayoritas musisi yang berkecimpung di genre ini juga membuat lagu untuk berbagai game musik.

J-core Hardcore Syndrome 16
Hardcore Syndrome 16, album ke-16 dari kompilasi Hardcore Syndrome, salah satu seri kompilasi musik J-core terkenal

Contoh komposer terkenal yang biasa membuat lagu rhythm game adalah REDALiCE. Ia adalah pendiri Hardcore Tano*C, salah satu label J-core terbesar. Dalam wawancaranya dengan Vice, dirinya mengaku Dance Dance Revolution menjadi salah satu inspirasi untuk membuat musik.

“Sederhananya, itulah musik yang menyenangkan untuk menari bersama. Sebelumnya hanya sekadar musik dance. Sekarang, lebih banyak musik tersebut dibuat untuk game. Itu membuat suaranya lebih beragam,” jelas REDALiCE.

Baca juga: PUBG Mobile Dirikan Label Musik Beat Drop

Japanese hardcore tidak hanya berkecimpung pada elemen UK hardcore, happy hardcore, dan gabber. Lebih banyak musik yang berekspansi pada genre lain seperti future bass, trance, dan psychedelic.

Event Comic Market dan M3 di Jepang turut menjadi pusat penjualan album musik bergenre J-core. Kedua event tersebut biasanya digelar dua kali dalam setahun. Penggemar Japanese hardcore dan lagu rhythm game dapat membeli album fisik saat mengunjungi event tersebut.

Berawal dari hardcore techno khas Jepang menjadi sangat beragam, J-core sudah jauh lebih berkembang semenjak kemunculannya. Genre musik electronic dance yang satu ini cocok untuk pesta berenergi tinggi. Meski tidak menjadi mainstream, genre ini tampaknya akan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Rekomendasi Musik JPop Yang Wajib Didengar

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Diantara banyaknya aliran musik yang ada, Jpop atau kepanjangan dari Japanese pop menjadi salah satu genre musik yang masih cukup banyak diminati terutama bagi para Otaku serta gamers yang cenderung menyukai dub Jepang. Menjamurnya anime-anime happening seperti Chainsaw Man, Kimetsu No Yaiba, Boku no Hero, dan sebagainya serta sebagian anggota band Vocaloid yang juga mengisi suara di video Game menjadi sebagian alasan mengapa aliran musik ini menjadi begitu populer.

Nah, kami akan membagikan rekomendasi band serta musisi Jepang yang wajib kalian masukkan ke playlist untuk menemani kalian bekerja ataupun rebahan.

Baca juga: Reroll Blue Archive : Makna ” No Hibiki ” Untuk Akun Baru

Kenshi Yonezu Dan Hachi

Kenshi Yonezu JPop
Kenshi Yonezu

Kenshi Yonezu ini menjadi sosok pertama yang kami ulas kali ini, ia merupakan musisi, illustrator, dan produser rekaman yang lahir di Tokushima, 10 Maret 1991. Kenshi Yonezu memulai debutnya sebagai musisi ketika dirinya menginjak bangku SMP. Bersama kawannya Hiroshi Nakajima, mereka membentuk sebuah grup band yang bernama Late Rabbit Edda.

Musisi yang mengisi opening anime Chainsaw Man baru-baru ini juga memiliki grup vocaloid yang bernama Hachi yang diisi oleh Hatsune Miku dengan album perdananya Hanataba to Suisou (Bouquet and Burial at Sea) pada 2010. Selain itu, pembawaan dan irama lagu yang unik serta upbeat ini menjadi begitu disukai.

Berikut judul lagu dari Kenshi Yonezu yang wajib dimasukkan ke daftar putar kalian:

Honeyworks

Honeyworks Salah satu Jpop
Honeyworks

Honeyworks merupakan grup Vocaloid sekaligus yang dimana dinyanyikan oleh berbagai seiyuu atau aktor terkemuka diantaranya pengisi suara Uraraka dari Boku no Hero, Ayane Sakura Kamiya Hiroshi yang mengisi karakter anime dan video game diantaranya Licorice Cookie, Levi Ackerman, dan lain sebagainya. Grup ini menjadi terkenal sejak kolaborasinya dengan Chico dengan label nama Chicco With Honeyworks sejak 2014, empat tahun setelah debutnya pertama kali pada 2010 yang lalu.

Grup yang menceritakan kehidupan anak SMA ini  juga telah melahirkan beberapa band serta musisi lainnya seperti, Lip x Lip, GUMI, Gero, dan lain sebagainya. Versi animenya juga telah ditayangkan dengan judul  Heroine Tarumono yang salah satunya dibintangi oleh Inori Minase juga.

Berikut pilihan lagu Honeyworks untuk menceriakan pagimu:

LIP X LIP

Lip x Lip poster
Lip x Lip

Lip X Lip merupakan idol grup yang diproduseri oleh Honeyworks yang beranggotakan Aizo serta Yujiro. Mereka ini diisi oleh sosok yang sudah tak lagi asing di telinga para Otaku, mereka adalah Kouki Uchiyama yang terkenal dengan karakter villain Boku no Hero Shigaraki Tomura serta Nobunaga Shimazaki yang mengisi Clover Cookie dari Cookie Run serta Kazuha dari Genshin Impact.

dubbed by nobunaga
Aizo Lip x Lip diisi oleh Nobunaga Shimazaki yang juga mengisi Clover Cookie dari Cookie Run dan Kazuha dari Genshin Impact

Lip x Lip memulai debut lagunya dengan album perdananya Non Fantasy Hitsuyoufukaketsu pada 2016 yang lalu.

Daftar lagu dari Lip x Lip yang wajib kalian masukkan, antara lain:

Amatsuki

Amatsuki
Amatsuki

Selanjutnya dari Amatsuki, musisi yang memulai debutnya pada 2012 ini menjadi begitu terkenal semenjak dirinya melakukan cover berbagai macam lagu Jpop dan yang paling terkenal yaitu soundtrack Doraemon: Stand by Me yang berjudul Himawari no Yakusoku yang dibawakan oleh Motohiro Hata.

Amatsuki selain berprofesi sebagai musisi, ia juga mengisi waktu luangnya dengan menjadi Youtuber dengan nama channel yang sama dengan dirinya. Dan baru-baru ini ia juga berkolaborasi dengan Honeywork dengan judul Sukinakoniusotsuita serta Flowers For an Angel.

Rekomendasi lagu:

Ayase

Ayase YOASOBI
Ayase

Siapa yang tidak kenal dengan YOASOBI? Beliau inilah sosok dibalik kepopuleran dari grup band ini. Ayase merupakan produser sekaligus musisi. Ia memulai debutnya sebagai produser Vocaloid dengan lagu yang berjudul Last Resort yang dibawakan oleh Hatsune Miku. Ayase yang baru – baru ini mengisi konser Head in the Cloud beberapa hari lalu selain mengisi grup YOASOBI, ia juga memproduksi lagu – lagu lainnya untuk dinyanyikan oleh musisi Jepang lainnya seperti Lisa, Creepy Nuts, dan lain sebagainya.

Rekomendasi lagu:

Demikian rekomendasi lagu Jpop yang wajib kalian dengar dan tentunya sudah tidak asing di telinga kalian. Jangan lupa selalu update berita jika kalian menyukai berita kami. Update informasi menarik lainnya seputar game dan Pop Culture lainnya hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

PUBG Mobile Dirikan Label Musik Beat Drop

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tidak disangka-sangka! Game battle royale populer battle royale PUBG Mobile membuat pengumuman mengejutkan. Bukan senjata atau fitur game baru, melainkan label musik. Game besutan Krafton dan Tencent itu mendirikan label musik bernama Beat Drop.

Pendirian label musik ini disebut sebagai langkah selanjutnya dalam rencana ekspansi brand PUBG Mobile. Game battle royale itu berambisi menjadi tren kultural dengan merambah ke luar game.

Didirikan Menyusul Kesuksesan Konser Virtual Blackpink

PUBG Mobile sebelumnya menggelar konser virtual K-Pop Blackpink pada akhir Juli lalu. Ini menjadi konser virtual pertama yang digelar game ini menyusul Fortnite yang menggelar acara serupa dengan menghadirkan penampilan Marshmello dan Ariana Grande.

Konser virtual Blackpink yang digelar selama dua minggu itu sukses besar. Music Business Worldwide mencatat terdapat 15,7 juta penonton global yang telah menyaksikan konser tersebut. Ditambah, konser tersebut memenangkan penghargaan Best Metaverse Performance di MTV Video Music Awards 2022, mengalahkan konser Ariana Grande di Fortnite dan juga konser BTS di Minecraft.

Baca juga: PUBG Mobile Hadirkan Kembali Aftermath Mode

Beat Drop, Label Musik PUBG Mobile, Ingin Menyatukan Industri Game dan Musik

Menyusul kesuksesan besar konser virtual Blackpink, PUBG Mobile memutuskan untuk mendirikan label musik Beat Drop. Mereka mengungkap label rekaman dalam video di YouTube resminya.

PUBG Mobile Beat Drop
Beat Drop, Label Musik PUBG Mobile

Menurut press release yang didapat The Verge, label musik baru itu bertujuan untuk memberi spotlight bagi artis pendatang baru yang menakjubkan di seluruh dunia, memproduksi lagu yang menjadi standar industri dengan ikon terkenal, dan menyediakan lagu epik untuk memperluas pengalaman bermain.”

Disebut pula bahwa nama Beat Drop dapat diartikan memacu sensasi dari klimaks sebuah lagu EDM yang menggetarkan hati. Tidak heran, reveal video label musik itu diiringi oleh lagu bergenre EDM.

Lagu pertama di bawah label tersebut sudah rilis pada 21 September 2022 di YouTube. Lagu tersebut merupakan versi remix dari The Battlegrounds oleh Mariana BO. Pihak PUBG Mobile menambah bahwa sebuah lagu tema baru akan hadir 30 Desember 2022.

Label musik Beat Drop dapat menjadi kabar menggembirakan bagi penikmat musik dan pemain PUBG Mobile. Mereka juga berharap dapat berkolaborasi dengan lebih banyak musisi dan menghadirkan banyak konten musik untuk penggemarnya. Apakah ambisi mereka akan berhasil?

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Project: Muse merupakan game Rythm yang dapat dimainkan di Mobile, khusunya Android. Game ini dirilis pada September 2016. Project: Muse diterbitkan oleh perusahaan Rinzz Co. Ltd.

Sinopsis Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

Project: Muse merupakan game Rythm Mobile yang memiliki visual dan musik bergaya EDM yang dapat dicoba oleh pemain.

Game ini memiliki beberapa karakter yang cukup banyak untuk game Rythm serupa. Salah satu karakternya ialah Claire. Hanya ada karakter perempuan saja dengan alat musik yang berbeda.

Baca Juga : Review Ares Virus, Game RPG-Survival yang Kaya Visual

Gameplay (9/10)

Review Project: Muse
Gameplay – Review Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

Project: Muse memiliki mekanisme gameplay seperti game Rythm pada umumnya. Bisa dibilang bahwa, Project: Muse memiliki kedua gameplay seperti pada Bang Dream dan Piano Tiles yang dijadikan satu.

Project: Muse yang mengusung gaya Bang Dream walaupun hanya sedikit dapat dilihat dari permainan musik dan mengusung gaya Piano Tiles dapat dilihat juga dari tampilan susunan daftar lagu yang disediakan dan fitur Pay untuk lagu tertentu.

Mengingat gaya bermain layaknya Bang Dream, lebih tepatnya bahwa Project: Muse lebih condong ke Piano Tiles. Ada beberapa tambahan yang membuat gameplay dari Project: Muse ini menarik yaitu, penambahan line pada waktu dan kondisi tertentu.

Pada Project: Muse, terkadang pemain akan mendapati gameplay dari satu line yang pada not tertentu akan menambah dan mengurangi jumlah line. Game ini juga memberikan fitur tambahan untuk mengubah gaya bermain, bermain secara portrait ataupun landscape. Gaya bermain ini dapat mempermudah pemain dalam kondisi yang dihadapkan dengan 4 line sekaligus.

Graphic (9/10)

Review Project: Muse
Graphic – Review Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

Project: Muse memilki tampilan yang cukup unik. Tampilan baik dari visual ataupun effect. Game ini memiliki tampilan UI yang cukup Friendly dimata tetapi Effect transisi yang luar biasa.

Project: Muse disajikan dengan visual Electrict Art dan pewarnaan yang menawan. Game yang membawakan pewarnaan gabungan dari warna terang dan gelap seperti, hitam, merah, oranye, kuning dan banyak lagi warna yang sangat variatif.

Game ini memiliki tampilan Effect yang cukup keren, mengingat game ini kebanyakan lagunya berupa EDM, Beat, Electric Music dan cover yang telah di remake jadi wajar saja. Effect yang diberikan saat menekan not pada tiap line yang akan alami perubahan tampilan dan transisi yang cukup mencolok.

Control (9/10)

Apa yang kalian harapkan dari game Rythm-Mobile untuk urusan Control? Tidak ada. Umumnya game Rythm sekarang lebih worth dimainkan di Mobile, walaupun tidak semua game Rythm tidak worth untuk main di Non-Mobile.

Project: Muse sedikit unik, game ini menyajikan gameplay tap untuk line yang sewaktu-waktu jumlahnya bisa berubah. Sedikit membuat jengkel jika sudah lebih dari 3 line, terlebih lagi hadirnya not panjang pada ketiga line.

Addictive (6/10)

Review Project: Muse
Addictive – Review Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

Project: Muse memiliki gameplay yang cukup menarik dan sistem statistik permainan yang dapat membuat player tertantang dan semakin penasaran, kemudian berakhir dengan mencoba lagu tertentu dalam mode Hard.

Project: Muse cukup Project: Muse merupakan game dengan Pembayaran didalamnya. Daftar lagu yang dapat dimainkan dengan percuma terbilang sedikit. Untuk fitur skin dan lagu cover, pemain di haruskan membayar dengan uang nyata sebesar harga fitur tertentu.

Music (10/10)

Review Project: Muse
Music – Review Project: Muse, Rythm Game dengan Visual yang Random

Project: Muse merupakan game Rythm, sudah dipastikan game ini selalu dipenuhi dengan musik yang beragam dan dapat diakses dengan syarat tertentu.

Game ini cukup menarik karena membawakan musik dengan nyansa EDM, Beat, hingga musik Cover yang mantap karena diremake guna menyesuaikan dengan tema game. Project: Muse juga memberikan lagu-lagu pop terkenal didalamnya bahkan ada lagu dengan dubbing Indonesia juga.

Kesimpulan

Project: Muse menjadi salah satu game Rythm yang dapat dimainkan di Mobile tanpa koneksi internet untuk memainkannya. Berikut kelebihan dan kekurangan Project: Muse yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Project: Muse disajikan dengan sangat baik dan cukup keren. Musik EDM, dan Beat beserta cover yang diremake semakin membuat cita rasa Project: Muse meningkat. Project: Muse juga memberikan cover song untuk lagu cpver Dubbing dari Holo terkenal yaitu Miku Hatsune.

Selain pembawaan musik yang mantap, game ini juga memiliki tampilan visual yang keren dan dapat di kustomisasi dengan leluasa walaupun harus berbayar.

Kekurangan

Project: Muse memiliki sistem Pay-for-Play yang sedikit tidak sesuai untuk game Rythm seperti ini. Mengingat akses berbayar demi bermain musik yang lebih variatif. Project: Muse juga memberlakukan sistim VIP untuk beberapa Musik.  Musik VIP ini dapat di akses dengan membayar sejumlah uang tertentu. Mengesalkan bukan? Tapi biarlah.

Untuk Project: Muse, Total Score yang dapat penulis sampaikan adalah 8,6.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.