GAMEFINITY.ID, PATI – Komunitas game fighting sedang bersemangat karena salah satu judul yang paling dinantikan, Project L, memperkenalkan sistem Duo Play yang inovatif. Fitur ini ditampilkan dan bisa dimainkan untuk pertama kalinya dalam acara bergengsi EVO 2023, membuat para pemain dan penonton tidak sabar memainkan game ini.
Mode Tag Team Yang Baru dan Segar
Game free-to-play terbaru dari Riot Games ini memang sudah lama kehilangan kabar. Terakhir kali, Project L hanya memperlihatkan showcase pertarungan antar karakter layaknya game fighting pada umumnya. Baru-baru ini akhirnya mereka memberikan informasi menarik sehingga menambah rasa antusias penggemar dalam menunggu game ini.
Pengenalan sistem Duo Play di EVO 2023 telah sedikit membuka tirai tentang mekanika permainan. Sistem baru ini memungkinkan pemain membentuk tim dari dua pemain, menghadirkan elemen tag-team ke dalam format pertarungan satu lawan satu yang klasik.
Berbeda dengan mode duo pada game fighting pada umumnya yang dikendalikan oleh satu pemain saja, Project L merapkan tag-team secara real time. Diperlukan koordinasi antar dua pemain secara langsung dalam memenangkan pertarungan.
Selama pertempuran, para pemain dapat beralih antara karakter pilihan mereka dengan mulus. Melancarkan combo mematikan dan merencanakan strategi bersama rekan tim untuk mengalahkan lawan. Ini tentunya akan menambah kedalaman pada gameplay Project L. Para pemain akan dituntut tidak hanya menguasai champion yang mereka pilih, tetapi juga berkolaborasi dengan rekan tim untuk strategi yang paling efektif.
Meski terdapat opsi dua lawan dua, Project L akan tetap mendukung pertarungan satu lawan satu, atau bahkan dua lawan satu. Jadi buat para solo player masih bisa bermain sebagai solo tag team fighter dan mengontrol kedua champ sekaligus. Bermain secara tag bersama teman atau mengendalikan dua karakter sendiri.
Riot Games masih belum memberikan tanggal pasti kapan Project L akan dirilis. Ditambah Project L ini hanyalah nama sementara sebelum mereka mendapatkan nama komersil saat perilisannya nanti.
Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk memainkan Project L? Jangan lupa ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. Nikmati juga kemudahan top up dan voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Boruto: Naruto Next Generations adalah sekuel dari seri Naruto. Berlatar belakang beberapa tahun setelah berakhirnya Perang Besar Ninja Keempat. Cerita ini berlangsung ketika dunia ninja sebagian besar berada dalam kedamaian.
Naruto Uzumaki menjabat sebagai Hokage Ketujuh di Konoha, dan putranya, Boruto Uzumaki, menjadi protagonis dalam seri ini. Boruto bersama generasi ninja lainnya berada di pusat perhatian cerita.
Boruto memang populer, tetapi seri ini sering dibandingkan dengan Naruto karena berlatar di alam semesta yang sama. Setelah beberapa tahun berlalu, Boruto sekarang memiliki cukup waktu untuk mempengaruhi para penggemar, tetapi apakah ia akan sepopuler Naruto? Pertanyaan ini menjadi sangat menarik untuk dijawab.
Sebagai sebuah seri, secara keseluruhan, Boruto tentu memiliki kelebihan dibandingkan pendahulunya, Naruto. Salah satu kritik utama terhadap Naruto adalah bahwa seiring perkembangan cerita, fokus hanya tertuju pada Naruto dan Sasuke.
Meskipun seri tersebut dimulai dengan sangat baik dan hingga periode lompatan waktu, mengembangkan karakter-karakter dengan fantastis, di paruh kedua Naruto, hal tersebut berubah. Klan Uchiha menjadi pusat plot dan sebagian besar cerita difokuskan pada Naruto Uzumaki dan Sasuke Uchiha.
Namun manga Boruto tidak jauh lebih baik dalam hal itu, anime-nya, yang banyak dianggap sebagai kanon, mengubah hal-hal tersebut dengan cukup signifikan. Di anime Boruto, berbagai karakter mendapatkan cerita mereka sendiri.
Meskipun mungkin mengandung episode pelengkap, karakter-karakter ini jauh lebih baik digambarkan dan mampu berdiri sendiri dengan baik. Pada saat yang sama, Boruto mengembangkan lebih lanjut beberapa poin cerita dari Naruto, seperti konsep klan Otsutsuki, yang diperkenalkan menjelang akhir seri aslinya.
Keseluruhan seri Boruto berpusat di sekitar klan Otsutsuki dan, karena itulah, seri ini menjadi dekat di hati banyak penggemar. Namun, seiring menyenangkan apapun itu kadang-kadang, Boruto juga memiliki kelemahan yang mencolok.
Mungkin salah satu kelemahan terbesar dari seri Boruto adalah kurangnya karakter yang menarik jika dibandingkan dengan Naruto. Naruto dan Sasuke adalah dua karakter terbaik dalam seri tersebut dan, seiring waktu, bahkan pengaruh mereka pun memudar. Bahkan para pemeran utama dari seri ini, termasuk Boruto, Sarada, Mitsuki, dan Kawaki, tidak semenarik Naruto atau Sasuke.
Protagonisnya terasa datar, begitu pula dengan beberapa karakter lainnya. Daya tarik terbesar dari seri Boruto tentu saja terletak pada karakter-karakter sebelumnya, seperti Naruto Uzumaki dan Sasuke Uchiha. Sebagai seri sekuel, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa karakter-karakter tercinta dari seri sebelumnya adalah yang menarik para penggemar ke Boruto.
Dengan pengaruh mereka yang perlahan memudar dalam seri ini dan generasi berikutnya mengambil alih, Boruto tidak menarik bagi sebagian besar penggemar Naruto. Pada saat yang sama, plot Boruto terasa cukup satu dimensi. Tampaknya seri ini tidak memiliki banyak hal yang ditawarkan selain pengetahuan tentang Klan Otsutsuki dan teknologi ilmiah yang kuat. Di sisi lain, seri ini juga melakukan cukup banyak perubahan pada karya asli sang pengarang yang terkadang membingungkan.
Boruto memang merupakan seri yang baik sebagai sekuel Naruto. Ia berhasil menggambarkan dunia yang telah dibangun oleh Naruto Uzumaki dan perdamaian yang telah diperjuangkan untuk dicapai. Seri ini juga memperlihatkan perkembangan teknologi yang luar biasa dalam dunia Naruto dan menggambarkan gambaran dunia futuristik di dalam alam semesta Naruto.
Namun, jika dibandingkan dengan popularitas kedua seri ini, cukup jelas bahwa Boruto masih jauh dari sepopuler Naruto. Naruto cukup populer untuk dianggap sebagai salah satu dari Tiga Besar (Big Three) bersama One Piece dan Bleach.
Sementara itu, Boruto adalah seri yang tidak banyak dibicarakan. Bahkan bertahun-tahun setelah berakhirnya, Naruto masih lebih populer daripada Boruto, yang mengatakan banyak tentang bagaimana kedua seri ini dibandingkan satu sama lain. Ini bukan berarti bahwa Boruto tidak populer. Dapat kita simpulkan adalah bahwa Boruto tidak akan mencapai tingkat kesuksesan seperti Naruto.
Meskipun demikian, kisah ini tampaknya semakin kurang menarik dengan setiap bab yang berlalu. Meskipun beberapa peristiwa terbaru setelah timeskip sepertinya telah mengubah sedikit pandangan ini, dan kita harus memberikan pengakuan yang pantas. Namun, kemunduran dari seri ini tercermin dengan baik dalam penjualan volume manga, yang terus menurun secara konsisten.
Boruto tentu menyenangkan dalam bentuk manga maupun anime, karena keduanya memiliki daya tarik tersendiri. Namun, jika dibandingkan dengan Naruto, tidak dapat disangkal bahwa kedua seri ini memiliki perbedaan kualitas, penulisan karakter, dan cerita utama yang cukup mencolok. Boruto tidak memiliki karakter-karakter yang sebaik Naruto, dan ceritanya terasa terlalu repetitif. Meskipun Boruto akan meninggalkan jejaknya sendiri, tetapi jejak tersebut tidak akan menyentuh keagungan kisah yang digariskan oleh pendahulunya, Naruto.
Demikian pembahasan Apakah Boruto Akan Sepopuler Naruto? Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Ngawi – Netflix telah menayangkan film Zom 100: Bucket List of the Dead pada Kamis kemarin (3/8). Film ini merupakan adaptasi live-action dari manga berjudul sama karya Haro Aso dan ilustrator Kotaro Takata. Sementara itu, adaptasi animenya sudah lebih dulu tayang di Netflix pada 9 Juli lalu. Versi anime tersebut tayang setiap hari Minggu dan saat ini sudah memasuki episode ke-5. Simak informasi selengkapnya di bawah ini:
Sinopsis Zom 100: Bucket List of the Dead
Kisah Akira Tendo si budak korporat yang lebih enjoy dikejar zombi, sekarang ada yang versi live-action! Tonton Film Zom 100: Bucket List of the Dead, yang udah tayang di Netflix 🧟 pic.twitter.com/fmwnBPA0qT
Dilansir dari Netflix, Zom 100: Bucket List of the Dead mengisahkan tentang seorang pekerja kantoran berusia 24 tahun yang bernama Akira Tendo. Akira sudah menjadi budak korporat selama 3 tahun di sebuah perusahaan yang kerap mengeksploitasi karyawannya. Dia selalu bekerja lembur dengan bos yang sering memarahinya.
Di suatu pagi, wabah zombie tiba-tiba menyebar di Tokyo. Dalam sekejap orang-orang berubah menjadi zombie dan menyerang manusia lainnya. Bukannya merasa takut, Akira justru senang dan bersemangat mengingat dirinya tidak perlu berangkat kerja lagi. Dia kemudian membuat daftar 100 hal yang ingin dia lakukan sebelum berubah menjadi zombie.
Versi film live-action dari Zom 100: Bucket List of the Dead ini resmi dirilis di Netflix pada 3 Agustus 2023. Aktor Eiji Akaso memerankan tokoh utamanya, sebagai Akira Tendo. Sedangkan Mai Shiraishi memerankan karakter utama wanita yang bernama Shizuka Mikazuki. Selain itu juga ada Shuntaro Yanagi yang berperan sebagai Kenichiro Kencho, teman dekat Akira. Film bertema zombie ini memiliki total durasi selama 129 menit atau 2 jam 9 menit. Meskipun bertema zombie, namun film ini dikemas dengan balutan komedi yang menyegarkan.
Di samping itu, Haro Aso yang menulis manga Zom 100: Bucket List of the Dead ini merupakan penulis manga Alice in Borderland. Seperti yang kita ketahui, Netflix telah menayangkan serial live-action berdasarkan manga Alice in Borderland sebanyak dua musim pada 2020 dan 2022. Serial ini pun berhasil menjadi serial Jepang terpopuler di Netflix.
Itulah informasi terbaru dari adaptasi live-action Zom 100: Bucket List of the Dead. Film ini sudah bisa disaksikan melalui platform streaming Netflix. Apakah kamu tertarik menontonnya? Pantau terus informasi menarik lainnya di gamefinity.id.
GAMEFINITY.ID, Jakarta – Di tanah Mobile Legends, di mana pertempuran dan persekutuan membentuk nasib para pejuang, ada satu nama yang menonjol di antara bayangan-bayangan -Cyan Finch. Dahulunya dikenal sebagai Ling, dia adalah seorang murid yang terampil dan dikhianati yang mencari balas dendam.
Namun, saat dia memulai perjalanan untuk menyelesaikan masalahnya, dia menemukan bahwa jalan penebusan bukanlah balas dendam. Jalan itu memahami makna sejati dari persahabatan dan kepercayaan.
Di puncak tertinggi, yang terselubung oleh awan, terletak Tanah Naga Tersembunyi yang misterius. Dijaga dengan ketat oleh para pembunuh Finch, dipimpin oleh yang terbaik dari mereka, Cyan Finch. Ling pernah menjadi murid yang bercita-cita tinggi, bermimpi menjadi penerus kekuatan Naga Agung. Namun, takdir menentukan lain, karena Naga Agung memilih Zilong sebagai penerusnya, meninggalkan Ling dalam keputusasaan dan kepahitan.
Transformasi Ling menjadi Cyan Finch
Luka hati dan keinginan untuk kekuasaan menguasai Ling, dan dia berubah menjadi pembunuh terkenal yang dikenal sebagai Cyan Finch. Didorong oleh haus akan balas dendam, dia berusaha menimbulkan kekacauan di Tanah Tersembunyi.
Namun, takdir berputar tak terduga ketika Ling bertemu dengan Naga Hitam, seorang pengkhianat seperti dia. Sang Naga Hitam menawarkan rencana untuk membalas dendam pada tanah asal mereka.
Saat Cyan Finch memasuki Istana Naga Agung, kenangan masa lalunya mengalir kembali, mengingatkannya akan pengkhianatan dan penolakan yang pernah dia alami. Dihadapkan dengan Zilong, musuh sejatinya, keduanya bentrok dalam pertempuran epik yang mengguncang Tanah Tersembunyi. Namun, dalam momen itu, Ling ragu ketika menyadari bahwa Zilong memilih untuk kalah demi membantunya mencapai mimpinya.
Pencerahan dan Penebusan
Keraguan Ling terungkap saat dia memahami betapa dalamnya kepercayaan dan persahabatan Zilong. Alih-alih mencari balas dendam, Ling mendapati dirinya berhadapan dengan kesempatan untuk berjuang dengan adil melawan teman dan saingan lamanya. Dia menyadari bahwa jalan sejati menuju pemenuhan bukanlah dalam kepahitan, tetapi dengan merangkul ikatan yang menyatukan mereka.
Saat konfrontasi antara Ling dan Zilong mencapai kesimpulan, ancaman baru muncul – Naga Hitam sudah di cakrawala. Ujian sejati atas persahabatan dan kekuatan yang baru mereka temukan menanti, saat mereka harus bersatu untuk melindungi Tanah Tersembunyi dari kehancuran.
Demikian pembahasan Penebusan Ling: Kisah Cyan Finch dalam Mobile Legends. Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah bukan lagi rahasia bahwa Crypto menjadi salah satu Legend yang jarang digunakan dalam Apex Legends. Mungkin deretan ability-nya terdengar merepotkan, namun Crypto bisa menjadi Legend yang berguna jika dimainkan secara efisien. Tentunya, ia bisa menjadi sosok mata-mata untuk mencari informasi demi menerobos pertahanan musuh.
Crypto merupakan Legend Recon sekaligus ahli enkripsi dan hacking yang mengandalkan drone-nya untuk memata-matai setiap musuh tanpa terlihat. Tujuannya selama berpartisipasi di Apex Games adalah mencari orang yang menjebaknya sebagai pelaku pembunuhan.
Ia memiliki nama asli Tae Joon Park dan menjadi anak yatim piatu saat kecil. Ia menjadi insinyur komputer Mercenary Syndicate bersama saudari angkatnya, Mila Alexander. Keduanya menemukan sebuah algoritma tersembunyi yang bisa memprediksi hasil sebuah pertandingan Apex Games. Penemuan itu menarik perhatian sehingga Mila menghilang pada esok harinya. Tae Joon kemudian disalahkan sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
Saat melarikan diri, Crypto memutuskan untuk ikut berpartisipasi di Apex Games. Ia ingin memanfaatkan perhatian besar sebagai perlindungan sambil mencari sosok yang menyalahkannya sebagai pelaku pembunuhan.
Mengenal Ability Crypto di Apex Legends
Passive Ability: Neurolink
Passive Ability-nya, Neutrolink, menghubungkan Crypto dengan drone-nya. Berkat ability ini, Crypto bisa membagikan informasi yang terlihat oleh drone-nya pada rekan squad-nya.
Namun, terdapat beberapa pengecualian, Contoh pertamanya, drone milik Crypto tidak bisa mendeteksi Mirage saat dalam cloak atau sebagai umpan dan tidak bisa menembus Dome of Protection milik Gibraltar. Terlebih, drone itu juga tidak bisa melihat musuh yang terhalang gas Caustic dan smokescreen Bangalore.
Tactical Ability: Surveillance Drone
Tentunya, drone menjadi ciri khas dari Crypto dalam menggunakan Tactical Ability-nya Surveillance Drone. Saat aktif, Crypto akan meluncurkan drone-nya dan memulai Scanning Mode. Ia bisa mengendalikan drone itu dari jarak jauh untuk menyelidiki area. Begitu musuh terdeteksi, ia bisa melesat ke area itu dan menyerbu musuh di sana.
Drone milik Crypto memiliki 50 HP. Jika hancur, butuh cooldown selama 40 detik sebelum respawn. Alat ini bisa berinteraksi dengan Survey Beacon, Banner, dan Respawn Beacon, membuatnya multifungsi. Ia juga bisa terbang hingga ketinggian 200 meter, ping item dalam radius 12 meter dari lokasi, dan ping musuh hingga 125 meter.
Jika meluncurkan drone-nya, Crypto akan berada dalam kondisi minim pertahanan. Oleh karena itu, pemain wajib mempertimbangkan durasi dalam mengendalikan drone-nya
Ultimate Ability: Drone EMP
Sama seperti Passive Ability dan Tactical Ability-nya, drone menjadi sangat penting dalam Ultimate Ability milik Crypto, Drone EMP. Drome EMP memiliki cooldown tiga menit dan bisa memicu damage 50 Shield Point musuh sekaligus memperlambat dan merusak gadget mereka. Ultimate Ability ini baru akan aktif setelah queue activation 3 detik dalam radius 30 meter. Tentunya, efek ini ikut berdampak pada Crypto sendiri jika berada dalam radius itu.
Bahkan, lebih baik lagi pemain mengaktifkan Ultimate Ability Crypto saat tidak mengendalikan drone. Caranya, Crypto bisa segera hentikan drone mode begitu musuh terdeteksi, lalu aktifkan Drome EMP, dan basmi semua musuh yang mencapai radius tersebut.
Rekomendasi Legend untuk Kombinasi Crypto di Apex Legends
Berdasarkan penjelasan ketiga ability tersebut, bisa disimpulkan bahwa Crypto akan selalu mengandalkan drone-nya. Ia bisa membantu rekan squad-nya untuk menambah kill count dengan ketiga ability itu. Sayangnya, ini membuatnya sangat lamban untuk melakukan combat, mau tidak mau ia harus beradaptasi dalam segala situasi, terutama ia tidak bisa berpindah sambil mengendalikan drone-nya.
Terlebih, Crypto tidak memiliki ability yang memudahkannya untuk melarikan diri dari musuh. Hal ini membuatnya tidak cocok jika berada di posisi terdepan squad dalam pertarungan. Kedua faktor itu menjadi penyebab Crypto menjadi Legend yang jarang digunakan di Apex Legends, sehingga tidak cocok bagi pemain yang ingin melakukan penyerangan secara cepat.
Oleh karena itu, Crypto membutuhkan rekan squad yang bisa bereaksi begitu mendapat informasi dari drone-nya. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, berikut adalah rekomendasi komposisi tim untuk Crypto di Apex Legends:
Horizon dan Lifeline: Jika pemain sudah terbiasa menggunakan Crypto di Apex Legends, kombinasinya dengan Horizon dan Lifeline bisa menjadi andalan. Crypto bisa menggunakan drone-nya untuk menyerang dan bertahan. Lifeline bisa mengandalkan D.O.C. Drone-nya untuk me-revive dan heal rekannya sambil mengubah situasi pertarungan. Horizon juga bisa mengecoh dan membasmi musuh dengan bantuan Gravity Lift-nya.
Revenant dan Ash: Crypto bisa mendampingi Ash dan Revenant, dua karakter Assault. Komposisi ini menjadi efektif jika koordinasi antara rekan tim berjalan lancar. Revenant bisa melakukan counterattack terhadap musuh secara agresif, sementara Ash memiliki pergerakan yang cepat untuk segera menghadapi ancaman terdeteksi oleh drone
Caustic dan Valkyrie: Bagi yang ingin mengandalkan Zone, terutama saat terakhir, Caustic dan Valkyrie akan cocok sebagai rekan tim Crypto, terutama di map Kings Canyon. Perk milik Caustic memudahkannya untuk scan ring yang akan datang sebelum membuat keputusan untuk timnya agar berpindah. Valkyrie bisa menggunakan ultimate-nya, Skyward Dive, untuk kembali skydive di udara menuju zona yang aman.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Apex Legends kini memasuki season 18, Resurrection, mulai 8 Agustus 2023. Season kali ini cukup unik dengan menghadirkan rework dari Revenant yang sudah di-tease di video Kill Code. Selain itu, terdapat berbagai update konten lainnya, termasuk Death Dynasty Collection Event yang akan digelar saat season ini dimulai.
Revenant Reborn! Update Revenant di Apex Legends
Highlight utama di season ini adalah Revenant Reborn, Lebih tepatnya lagi disebut sebagai perombakan atau rework dari Revenant. Perubahan ini bukan tanpa alasan, pasalnya, popularitas Revenant selama beberapa season terakhir sudah menurun. Ability-nya sudah tidak lagi cocok dengan gameplay Apex Legends saat ini, terutama combat ber-pace cepat dari Legend baru lainnya.
“Revenant pertama kali muncul di season 4 tapi play style-nya tidak cocok dengan gameplay. Banyak dari polanya menjadi bermasalah lama kelamaan,” tutur desainer karakter Evan Funnell dilansir dari Polygon.
Pada season 17 saja, pemain memperhatikan Revenant sudah mulai glitch. Ia terlihat mengganti gestur tangannya saat menggunakan Death Totem dengan animasi yang tidak biasa.
Season 18 akan merombak total Revenant, mulai dari penampilan hingga ability-nya. Penampilan Revenant kali ini lebih dingin dari sebelumnya.
Passive Ability-nya, Assassin’s Instinct, mendeteksi musuh dengan HP rendah dan menandainya untuk squad sebagai target. Passive Ability kali ini memudahkan Revenant berjalan cepat sambil berjongkok dan menambah kemampuan untuk memanjat dinding.
Silence, Tactical Ability-nya yang selama ini menjadi favorit, digantikan dengan Shadow Pounce. Shadow Pounce menjadi ability transversal di mana Revenant akan melompat untuk membasmi musuh. Pemain bisa membuat ia melompat lebih jauh dengan men-charge-nya lebih lama.
Ultimate Ability-nya kali ini bukan Death Totem, melainkan Forged Shadows. Dengan Ability ini, ia dapat membuat selubung bayangan di sekitar sebagai pelindung dari damage selama 25 detik.
Kabar baiknya lagi, Revenant akan ter-unlock untuk semua pemain selama season 18 berlangsung. Pemain bisa menyelesaikan berbagai tantangan menggunakan Revenant untuk meng-unlock-nya secara permanen.
Broken Moon di Mixtape
Broken Moon akan muncul sebagai map baru di Mixtape. Map tersebut pertama kali diperkenalkan pada season 15 bersama dengan Legend Catalyst. Dari Broken Moon, Apex Legends menghadirkan The Core untuk Team Deathmatch dan Gun Run serta Production Yard untuk Control.
Untuk menyambut datangnya rework dari Revenant, Apex Legends akan menggelar Death Dynasty Collection Event saat season 18 dimulai pada 8 Agustus. Pemain bisa memperoleh Double EXP di Battle Royale pada 8-15 Agustus dan Mixtape pada 15-22 Agustus.
Terdapat 24 item kosmetik yang bisa diperoleh selama collection event tersebut. Salah satunya adalah skin Legendary untuk Loba dan Catalyst.
Jika berhasil memperoleh semua item kosmetik selama collection event berlangsung, pemain berhak memperoleh heirloom untuk Revenant, Death Grip.
Apex Legends season 18, akan dimulai pada 8 Agustus 2023. Untuk detail lebih lanjut, kunjungi laman resminya.