Tag Archives: Esport

Arena of Valor dan Honor of King akan Mengadakan Turnamen Kolaborasi dengan Prizepool Rp. 115 Milyar

GAMFINITY.ID, KOTA BATU – Arena of Valor, diberitakan akan membawa turnamen AoV World Cup (AWC) tahun depan dengan konsep baru. Konsep ini adalah kolaborasi antara game Arena of Valor serta saudaranya, Honor of King. Official Page Garena AoV Indonesia telah mengunggah sebuah post resmi pada 28 Agustus kemarin tentang kolaborasi ini.

Turnamen kolaborasi ini akan diadakan pada Oktober 2022 mendatang. Kali ini AWC akan diisi oleh tim dari 5 region yaitu Asia, North America, South America, Eropa, dan Timur Tengah. Para peserta pada turnamen ini akan diambil dari kejuaraan regional yang akan diadakan nantinya.

Pada FAQ resmi pada kolom komentar post AWC 2022 disebutkan bahwa turnamen ini bertujuan untuk meningkatkan ekosistem turnamen Arena of Valor itu sendiri. Dengan harapan membuat AWC menjadi ajang e-sport paling kompetitif di dunia.

Untuk game yang akan digunakan sendiri adalah mode khusus yang hanya ada pada gelaran turnamen ini. Mode turnamen ini akan menggabungkan hero AoV dan HoK dalam satu game. Pada FAQ tersebut juga disebutkan bahwa AoV tidak akan menggabungkan diri menjadi satu game dengan HoK.

Kolaborasi ini juga akan menjadi turnamen e-sport AoV dengan prizepool terbesar, yakni $8 Juta atau setara dengan Rp. 115 Milyar. Tentu saja dengan prizepool yang besar ini akan menarik minat para tim dan pemain untuk mengikuti rangkaian turnamen AoV World Cup 2022 ini.

Masih belum ada kabar mengenai AoV International Championship (AIC) tahun depan. Namun, AIC 2021 masih akan diselenggarakan pada November 2021 nanti.

Moonton Klarifikasi Terkait Isu yang beredar Tentang Monopoli Turnamen MPL.

GAMEFINITY. ID, CIREBON – Salah satu pekerja yang bekerja sama dengan Moonton selaku developer game Mobile Legends akhirnya buka suara tentang rumor yang ramai beredar di dunia esport Indonesia. Isu yang beredar tersebut yakni mengenai calon aturan baru Moonton bahwa tim profesional Mobile Legends tidak boleh membuat dan mengikuti kompetitif esport game MOBA Mobile lainya.

Isu ini bahkan sudah menyebar luas sampai tim besar dan developer game seperti Riot Games, Team Secret dan SBTC Esport.

Menurut Selaku Head of Marketing dan Business Development Manager Moonton Indonesia, Martinus Manurung dalam Press Conference MPL ID Season 8 pada hari rabu kemarin (11/8), ia berbicara bahwa memperbolehkan tim untuk bermain di esport lain.

Photo by : MPL
Photo via: MPL ID

“Untuk itu kita bisa klrifikasi bahwa kami tidak melarang pemain kita untuk bermain game apapun, pada dasarnya itu adalah hal yang terbuka”, ucap Martinus saat prees Conference MPL tersebut.

Ada Keuntungan Jika Mengikuti Persyaratan

Namun, ia menjelaskan bahwa ada beberapa persyaratan bahwa tim-tim MPL ID akan memiliki beberapa keuntungan juga beberapa fasilitas yang diberikan oleh Moonton.

“Namun dari situ ada suatu hal yang harus di jelaskan lagi bahwa kita punya beberapa effort untuk memberikan fasilitas kepada tim-tim kita, contohnya seperti pembuatan bentuk battle emote dalam game gitu.

Mungkin dari situ ada beberapa persyaratan yang memang dibilang untuk tim yang telah mengikuti MPL ini, untuk mendapatkan beberapa benefit dari kerja sama ini, memang harus komitmen kepada game yang mereka mainkan,” Lanjut Martinus.

Namun, ditegaskan kembali bahwa Moonton tidak pernah memaksakan sebuah tim untuk melarang mereka membuka divisi baru atau berkompetisi di esport game lain.

“Namun pada dasarnya tidak ada suatu paksaan apapun, tidak ada larangan dan kami pun tidak mungkin bisa mengendalikan sebuah tim”, tutup Martinus dalam menjelaskan isu tersebut.

Nah, itu semua sudah cukup untuk menjawab isu-isu yang sudah beredar beberapa waktu yang lalu mengenai Moonton yang melakukan monopoli tim MPL.

Natus Vincere (NAVI) Resmikan Divisi Free Fire, Akuisisi Tim Peringkat Tiga FFWS2021

GAMEFINITY. ID, CIREBON – Salah satu organisasi esport raksasa di dunia asal Ukraina, Navi atau Natus Vincere sepertinya tengah melebarkan sayapnya ke game-game mobile contohnya Pubg Mobile, Wild Rift dan sekarang salah satu game battle royale populer di Android dan IOS yakni Free Fire.

Melalui situs resmi NAVI pada senin 2 Agustus lalu, dengan pengumuman yang diberi nama NAVI x FF tersebut baru saja mengakuasisi roster salah satu tim Free Fire terbaik Rusia, Silence.

Akuasisi Tim Terkuat Asal Rusia, Silence.

Tim dari Silence ini diantaranya ialah, Ruslan “Dandy” Omorov, Kheibar “VaJniy” Imanov, Aleksandr “DD” Bozhkov, Amir “Skyrix” Kanatov dan sang manajer, Alexander “Glory” Manoil, kini sekarang akan memulai perjalanan baru dengan berseragam NAVI.

Keempat pro player Silence tersebut tidak diragukan lagi kemampuannya, mereka sudah mencatat prestasi -prestasi di berbagai turnamen Free Fire Dunia. Pada 2020 lalu, mereka telah memenangkan Free Fire Pro League CIS selama dua musim berturut-turut, Runner-up di FFCS EMEA dan peringkat ketiga Free Fire World Series 2021 Singapure yang diadakan pada bulam Mei lalu.

“Kami senang bisa bergabung dengan salah satu organisasi esports terbaik di dunia. Tujuan utama kami adalah menjadikan NAVI sebagai Tim Free Fire terbaik dan kami berjanji akan memberikan yang terbaik untuk mewujudkanya.” kata Amir “Skyrix” Kanatov.

Navi dengan 4 Roster dari Silence ini akan memulai debut pertamanya melalui turnamen online Free Fire Pro League (FFPL) CIS Season 3 yang akan digelar mulai 7 Agustus sampai 2 Oktober 2021 dengan Prize Pool senilai USD 80.000 atau setara Rp1,1 Miliar.

Bagaimana menurut kalian? Mampukah mereka memberikan gelar Free Fire perdana untuk NAVI?

Petinggi EVOS Angkat Bicara Terkait Maraknya Pro Player Mobile Legends Mogok Main

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Belakangan ini mulai marak kasus para pro player Mobile Legends yang menolak untuk bermain pada suatu match atau turnamen. Melihat kondisi ini salah satu petinggi EVOS mulai angkat bicara terkait kasus ini.

Head of Esports EVOS, Aldean Tegar membahas berbagai masalah yang ada pada liga Mobile Legends, termasuk kasus pro player mogok main.

Pria yang kerap disapa Dean ini memutuskan angkat bicara karena dua pemain EVOS yaitu Rekt dan Luminaire menolak untuk bermain pada MSC 2021.

Lewat wawancaranya dengan Jonathan Liandi dalam acara podcast Empetalk, Aldean Tegar membahas isu ini secara mendalam.

Dean menganggap bahwa para pro player yang mogok bermain lebih cenderung untuk memilih live streaming daripada bermain di turnamen.

Hal ini dikarenakan turnamen memerlukan banyak usaha tenaga maupun pikiran, namun hasil yang didapatkan tidak seberapa ketimbang live streaming.

“Misalnya nih, hadiah juara MPL itu kan ratusan juta nih ya. Tapi buat dapetin itu mereka harus invest dua bulan fokus, berdarah-darah, capek fisik, mental dan lain-lainnya lah,”

“Tapi kenyataannya hadiah yang mereka dapetin nggak setara sama usaha yang mereka keluarin. Jadi mereka mikir mending streaming cuma sebulan nggak capek dan hasilnya lumayan gede,” ujar Dean.

Dean juga lebih menjelaskan mengapa tim dan organisasi tidak memaksa pro player yang mogok tersebut untuk bermain.

Menurutnya jika para pro player ini tidak semangat bermain maka tentunya performa tim juga sangat menurun. Imbasnya akan sangat buruk bagi pemain maupun organisasi.

“Ya pasti ada obrolan, pastinya kita menghargai keputusan pemain. Kita kan berfikir juga, kasarnya kalau pemain ini gak ada hatinya untuk bermain, dipaksakan pun gak akan baik gitu,”

“Cuma ya banyak hal juga, pasti mereka pun ada pembahasan di media-media, netizen ngomong takut kalah atau apa, secara fakta mereka pasti merasakan hal itu. Kalau kalah, kalian tau sendiri lah netizen Indonesia seperti apa, mau kalah mau menang haters pasti tetep menghujat, itu bisa aja menambah atau merusak pamor player tersebut,” lanjut Dean.

Kemudian Dean menutup interview dengan saran kepada Moonton untuk mengatasi kasus seperti ini. Ia berpesan seharusnya Moonton menambah prizepool dari MPL dan membuat peraturan agar pro player tidak lagi memutuskan untuk mogok main.

Mengejutkan!Tim Esport Legendaris, Saint Indo Resmi Umumkan Bubar

GAMEFINITY ID, CIREBON – Baru-baru ini muncul kabar yang mengejutkan datang dari dunia Esports Mobile Legends Indonesia yaitu Saint Indo. Melalui postingan instagram resmi Saints Indo, mengumumkan bahwa nama mereka tidak akan lagi muncul di kancah dunia esport atau bisa dibilang bubar.

Hal tersebut mereka umumkan melalui laman akun Instagram resmi mereka dan mengucapkan perpisahan kepada para penggemar setianya, setelah 5 tahun perjalanan di kancah Esport.

Saints Indo sendiri merupakan organisasi esport yang cukup lawas di Indonesia. Sepak terjang tim ini sudah mulai di masa-masa awal MPL ID dari season 1 sampai season 3. Bahkan Saint Indo merupakan tim pertama yang menjadi delegasi Indonesia di ajang intersional, yaitu MSC 2017 lalu.

Tim ini juga banyak melahirkan banyak pemain bintang mobile legends mulai dari Daylen, Warpath, Jess no limit , Hexazor dan Oura.

Melahirkan Banyak Pemain Bintang

Pada masa kejayaanya, Saints Indo sendiri banyak melahirkan pemain-pemain yang berbakat di Mobile Legends.

Salah satunya ada Saints Hinelle (sekarang berada di tim SIREN Esport) yang sempat menjadi top global di season 3, lalu Warpath, Jesnolimit dan Oura top global di Season ke 5, 6 dan 7. Tetapi Jess dan Oura memutuskan untuk keluar dari tim tersebut dan resmi bergabung ke Evos Esport.

Siapa nih yang dulu sampe sekarang ngefans sama tim ini? Gak cuman kalian kok saya juga termasuk fans Saints Indo.

Donkey Beri Saran Perihal Perlindungan Player Esports

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Perkembangan Esports di Indonesia kini memang tengah melesat tinggi. Karir di bidang Esports yang awalnya dinilai sebagai karir yang “tak lazim” sekarang sudah mulai menjadi bidang karir yang mainstream.

Untuk menjaga perkembangan Industri Esports di Indonesia, perlindungan untuk player Esports juga harus dipertimbangkan agar tidak ada kasus perlakuan buruk organisasi Esports terhadap pemainnya. Sekaligus menjaga minat khalayak untuk terjun menjadi player Esports.

Salah satu figur Esports Indonesia yang angkat bicara perihal perlindungan player Esports adalah Donkey. Donkey yang merupakan veteran Esports Mobile Legends mulai mencemaskan kurangnya perlindungan player Esports di Indonesia.

Lewat akun Instagramnya, Donkey menyuarakan kritik dan sarannya tentang perlindungan player Esports di Indonesia. Donkey juga menyarankan agar Indonesia menghadirkan Super Agent untuk pemain Esports Indonesia.

“Dan sejujurnya di Indonesia hak player Esports belum benar-benar dilindungin. Karena belum ada Super Agent seperti di Sepakbola yang ada untuk melindungi player-player tersebut”.

“Gw cuma bela hak-hak player. Nanti kalo kita udah bikin management mau gw pastikan kontraknya pasal-pasalnya gak akan memberatkan player. Dan mereka mempunyai hak untuk memilih lanjut di kita atau pindah ke tim/management lain jika kontraknya habis. Itu yang aku mau perjuangkan dan buktikan”.

“Kita adalah manusia dan kita harus memperlakukan orang lain juga sebagai manusia bukan babu/budak kita. Mereka juga manusia yang mempunyai hak untuk memilih dan berkembang”. Ujar Donkey lewat Insta Storynya.

Talent Management Agency untuk Esports

Saran Donkey perihal Super Agent atau Talent Management Agency memang sangat masuk akal. Kebanyakan para Pro player kurang faham perihal fair agreements dan kontrak. Kehadiran Super Agent memang sangat berguna untuk melindungi player dari kontrak-kontrak yang merugikan.

Tugas dari Agent sendiri adalah merepresentasikan pemain ketika negosiasi kontrak dengan organisasi. Agent bisa mengecek apakah kontrak dari organisasi sesuai dengan apa yang diinginkan player dan tidak merugikan player sama sekali.

Super Agent atau Talent Management Agency untuk Esports memang sudah hadir sejak lama di luar Indonesia. Super Agent di luar negeri tidak hanya menaungi pemain saja, namun juga para streamer dan konten kreator.

Salah satu Super Agent terbesar yaitu Evolved telah bekerjasama dengan berbagai nama-nama besar di bidang Esports baik player maupun streamer. Beberapa pemain dan streamer yang bekerjasama dengan Evolved yaitu xqc, Aui_2000, Daltoosh dan Elevate.

Melihat dari itu, kita berharap tentunya Donkey maupun pihak-pihak lain yang terjun di bidang Esports Indonesia dapat menghadirkan Super Agent Esports di Indonesia. Kehadiran Super Agent Esports dipercaya tidak hanya melindungi para Pro player saja, namun juga turut mengembangkan industri Esports di Indonesia.