Tag Archives: Berita eSports

Berita eSports

Kursi Coach Bigetron Alpha, Akankah Razeboy Coach BTR?

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Kabar mengejutkan kembali datang dari tim kesayangan player Mobile Legends, Bigetron Alpha yang baru saja berpisah dengan pelatihnya yang belum lama menjabat sebagai coach, Vrendini.

Dalam bimbingan dibawah coach Vrendini, Bigetron Alpha mampu melaju ke babak playoff di MPL ID Season 10, sayangnya tidak lama kemudian Vrendini memutuskan berpisah dengan Bigetron Alpha. Perpisahan dengan tim Alpha sendiri menyisakan nama pemain seperti Mozia dan Razeboy, dengan Razeboy sebagai coach untuk Bigetron Alpha yang sekarang.

Baca juga: Dragon Quest Memasukkan Salah Satu Vtuber Sebagai Robot

Bigetron Esports Sebagai Salah Satu Tim Unggulan Indonesia

Bigetron Esports

Bigetron Esports sendiri merupakan salah satu organisasi Esports yang didirikan pada Maret 2017. Sejak saat itu, Bigetron Esports telah memenangkan setidaknya lebih dari 150 gelar juara nasional dan 2 gelar juara dunia. Organisasi ini menghadirkan tim-tim berkelas dalam divisi game, seperti PUBGM, Mobile Legends, Valorant, Free Fire, dan banyak lagi lainnya. Untuk Mobile Legends sendiri, setidaknya ada 3 tim sebut saja mereka Bigetron Alpha, Bigetron Era, dan Bigetron Beta.

Bukan Vrendini Lagi, Razeboy Isi Kursi Coach Bigetron Alpha

Bigetron sebagai tim esports yang berturut-turut berganti pelatih ini mengalami krisis pelatih dengan perginya coach dari Bigetron Era, Beta, dan Alpha di penghujung 2022.

Bigetron Esports

Sebelumnya juga, Razeboy berperan sebagai coach untuk Bigetron Era dengan memberikan pencapaian terbaik saat MDL ID S5 dan Piala Presiden Esports 2022, walau berakhir dengan kegagalan sebagai perwakilan Indonesia di IESF 2022 dalam pelatnas.

Kabarnya coach Mozia sendiri yang juga seharusnya melatih Bigetron Era ini menjadi pelatih terakhir yang keluar dari Bigetron dan katanya berpindah ke Nigma Galaxy. Vrendini dari Filipina yang sempat membela tim Bigetron Alpha ini hanya dalam waktu yang cukup singkat ini terpaksa angkat kaki dari ranah esports scene Indonesia sebelum Piala Presiden Esports 2022 di mulai.

Terlewat dari kemampuan dan best perform Razeboy, Bigetron masih memiliki kekosongan pada tim Bigetron Era untuk ladies. Hal ini memungkinkan untuk Razeboy menjadi pelatih dari Bigetron Alpha dan Ratu WSL, Era yang tidak mendapatkan pelatih juga.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Rainbow Six eSports Berubah Format Mulai 2023

GAMEFINITY.ID, Bandung – Ubisoft sudah mengumumkan terdapat perubahan format kompetisi Rainbow Six eSports mulai 2023. Kabar itu diberitakan dalam sebuah acara live stream dan juga press release. Perubahan format tersebut meliputi penyesuaian jadwal dan juga penambahan negara serta benua.

Kerjasama dengan BLAST eSports, Format Kompetisi Rainbow Six eSports Berubah

Ubisoft menyebutkan mereka sudah bermitra dengan BLAST eSports untuk mengubah format kompetisi Rainbow Six eSports Global Circuit. Kerjasama ini akan berlangsung selama beberapa tahun.

Perubahan format kompetisi ini akan melibatkan 9 region (negara atau benua). Tujuannya untuk membangun kesempatan untuk semua tim dari berbagai penjuru dunia. Format ini akan mulai diterapkan pada 2023 mendatang.

Rainbow Six eSports regions
Rainbow Six eSports akan melibatkan 9 region

Rainbow Six eSports Global Circuit akan melibatkan 9 region, di antaranya Amerika Utara, Amerika Latin Hispanik, Brazil, Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Stage 1 & 2: Program Regional

Kompetisi Rainbow Six eSports Global Circuit akan berlangsung mulai Maret dan dijadwalkan berakhir Februari tahun berikutnya. Pertama, kompetisi ini akan dimulai dengan program regional. Program ini terbagi menjadi dua stage, masing-masing untuk memperebutkan kualifikasi ke babak Six Major pada akhir stage. Konsep program regional ini adalah kombinasi kompetisi terbuka dan tertutup.

Stage pertama akan berlangsung Maret hingga Mei, sementara stage kedua berlangsung September hingga November. Keduanya akan diakhiri dengan Six Major.

Masing-masing region akan menggelar program regional tersendiri dalam dua stage ini, dengan Six Major menjadi kompetisi untuk memperebutkan tiket menuju Six Invitational. Program regional ini merupakan kompetisi terbuka, berarti semua tim berkesempatan berkompetisi dengan tim profesional.

Kompetisi tertutup juga akan digelar di region masing-masing demi memperebutkan tiket menuju Six Major. Namun, Ubisoft baru menyebut format dari kompetisi tertutup dari region berikut:

  • Eropa: Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 10 tim
  • Amerika Utara: Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 10 tim
  • Brazil: Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 10 tim
  • Japan: Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 10 tim
  • South Korea: Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 8 tim
  • Kompetisi tertutup dengan jumlah kompetitor hingga 8 tim.

Six Major

Ubisoft memperbaharui format Six Major mengingat kesembilan region akan mengirim timnya masing-masing. Six Major akan menambah satu lagi babak sebelum Group Stage dan Playoff. Detail dari babak ini akan terungkap di Six Invitational 2023 mendatang.

Group Stage babak Six Major akan melibatkan 16 tim yang akan terbagi menjadi grup. Delapan grup yang lolos dari Group Stage akan kembali bersaing di Playoff, di mana para pemenang Six Majors akan ditentukan.

Baca juga: Rainbow Six Siege Dukung Crossplay Di Konsol

Sistem Poin Baru dalam Kualifikasi menuju Six Invitational

Sistem poin pun turut diperbaharui oleh Ubisoft untuk kompetisi musim 2023, terutama untuk kualifikasi terbuka di stage 1 dan 2. Tim harus mendapat poin sebanyak mungkin selama di kompetisi regional dan internasional. Ubisoft menyebut sistem poin akan lebih menguntungkan bagi tim yang konsisten melakukan performa baik di event internasional. 20 tim teratas di Global Standings pada akhir musim akan lolos ke Six Invitational.

Karena berbagai perubahan yang telah disebutkan, Ubisoft memutuskan untuk menghapus babak Last Chance Qualifier. Mereka ingin Six Invitational menjadi perayaan bagi tim yang konsisten melakukan performa baik selama musim kompetisi berlangsung.

Rekap Jadwal Rainbow Six eSports Global Circuit Mulai 2023

Rainbow Six eSports new schedule
Jadwal format baru Rainbow Six eSports
  • Maret hingga Mei: Stage 1, diakhiri dengan Six Major
  • Juni hingga Agustus: Off-season
  • Agustus hingga Oktober: Stage 2, diakhiri dengan Six Major
  • Desember hingga Februari: Off-season
  • Februari: Six Invitational

Format baru ini akan dimulai Maret 2023 mendatang sementara Ubisoft masih mengerjakan detail lain bersama BLAST eSports. Semuanya akan terungkap dalam acara Six Invitational 2023 pada 17-19 Februari mendatang.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Jadi Juara Umum IESF WEC 2022, Indonesia Ukir Sejarah Baru

GAMEFINITY.PATI – Kompetisi Esport Dunia IESF WEC 2022 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia resmi berakhir. Kompetisi ini dihadiri 700 atlet dari 105 yang saling mengadu kemampuan di enam cabang dengan tujuh nomor pertandingan. World Esports Championship yang dibawahi oleh Federasi Esports International mempertandingkan 6 cabang game yaitu CSGO, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, eFootball, DOTA 2 dan TEKKEN 7.

IESF Berakhir Dengan Indonesia Pulang Sebagai Juara

Indonesia sebagai tuan rumah telah berhasil menyelenggarakan kompetisi esport ini dengan sangat baik. Para skuad merah putih pun telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di Dunia Esport.

Selama hampir 10 hari bertanding, para atlet esport Indonesia telah berjuang semaksimal mungkin demi mengharumkan nama Indonesia di kancah esports dunia. Hasil memang tidak akan mengkhianati usaha, perjuanagan yang ditunjukkan oleh skuad merah putih berhasil membawa negara Indonesia meraih gelar juara di kompetisi IESF WEC 2022. Dengan total 3 emas dan 1 perunggu, Indonesia dinyatakan sebagai juara umum IESF WEC 2022.

Team Dota 2 IESF WEC 2022

Dota 2 menjadi game pertama yang dijuarai Indonesia di ajang IESF WEC 2022. Menurunkan skuad terbaik milik Indonesia yang terdiri dari Dreamocel, Womy, Whitemon, Hyde, Mikoto, Jhocam dan Aville, skuad merah putih ini berhasil mempersembahkan gelar juara dunia perdana di IESF WEC 2022.

IESF
Source: PB ESI

Tentu perjuangan yang dihadapi mereka tidaklah mudah. Sempat turun di lower bracket tidak menyurutkan semangat demi meraih medali emas untuk negara tercinta. Tim Dota 2 berhasil membalaskan dendam atas kekalahan terhadap Filipina di upper bracket semifinal. Mengalahkan Filipina dengan skor tipis 3-2.

EFootball

Elga “Elgacor” Cahya Putra berhasil menorehkan sejarah baru untuk epsorts Indonesia dengan kemenangannya di IESF WEC 2022. Sejak babak playoff Elgacor telah menunjukkan kemampuan bermainnya yang sangat hebat.

IESF
source: PB ESI

Strategi yang dibawa oleh Elgacor berhasil menyingkirkan berbagai lawan mulai dari Serbia, Arab Saudi, hingga Argentina dengan cukup mudah. Skor 3-0 menjadi akhir dari kompetisi eFootball IESF WEC 2022 dengan Indonesia keluar sebagai juara.

Baca Juga: Drama Minta Sendok, Player Rebellion Diputus Kontrak

Team Mobile Legend di IESF WEC 2022

Mobile Legend menjadi pertandingan penutup kompetisi IESF WEC 2022. Lagi – lagi Indonesia dipertemukan kembali oleh Filipina yang sebelumnya telah dikalahkan, memaksa Filipina untuk turun ke lower bracket.

iesf
source: One Esports

Pada partai grand final Indonesia memiliki keuntungan karena datang dari upper bracket membuat Indonesia unggul 1 poin lebih dulu. Tampil dengan penuh percaya diri, Indonesia berhasil memporak – porandakan pertahanan Filipina dengan hasil akhir 3-0 tanpa balas. Menambah satu medali emas yang telah dikantongi Indonesia di IESF WEC 2022.

Prestasi ini tentunya sangat membagakan Negara Indonesia. Ini menunjukkan jika esports Indonesia telah berkembang pesat dan semakin dikenal di kancah International. Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Riot Tuntut Hyper Front Atas Kasus Plagiasi Valorant

GAMEFINITY.ID, PATI – Riot bisa dibilang telah menjadi salah satu perusahaan game tersukses dengan game online-nya. Melihat kesuksesannya, tak heran jika developer lain menjadikan game-game dari Riot sebagai inspirasi dalam membangun game online mereka sendiri. Namun terkadang aksi ini justru mengarah pada tindakan plagiasi.

Setelah LoL, Kini Valorant

Baru-baru ini, Riot baru saja melayangkan gugatan kepada publisher asal China NetEase. Gugatan ini ditujukan kepada game Hyper Front yang diduga merupakan plagiat dari Valorant. Demi memperkuat gugatannya, Riot membawa kasus ini ke berbagai pengadilan negara mulai dari Inggris, Jerman, Brasil, dan Singapura.

Menurut pengacara Riot Games kepada Polygon, gugatan hukum yang diajukan di setiap negara sedikit berbeda mengikuti undang-undang hak cipta masing-masing. Namun inti tuntannya sama, menyatakan bahwa Hyper Front merupakan game plagiasi dari Valorant.

Secara sekilas Hyper Front memang sangat mirip dengan Valorant. Merupakan game FPS 5v5 dengan dilengkapi skill-skill unik di tiap karakternya. Sebelum Hyper Front rilis Riot games sendiri telah mengumumkan Valorant mobile pada tahun 2021.

Tuntutan Riot Games Dari Penutupan Hingga Ganti Rugi

Sama seperti gugatan kepada Moonton sebelumnya, Riot Games juga memeberikan sejumlah bukti yang mengindikasikan aksi plagiasi. Menurut Dan Nabel selaku pengacara Riot Games, hanya mengubah sedikit warna atau tampilan visual tidak akan mengubah fakta bahwa NetEase telah melakukan pelanggaran hak cipta.

Riot
Salah satu bukti plagiasi yang dilakukan Hyper Front Atas Valorant | Source: Polygon

Nabel juga membandingkan gugatan kali ini dengan kasus antara NetEase dan PUBG Corp. PUBG Corp telah menuntut dua game NetEase, Knives Out dan Rules of Survival atas pelanggaran hak cipta. Kasus tersebut diajukan ke pengadilan Amerika Serikat pada 2018 dan selesai 2019, tetapi hasil penyelesaiannya tidak diungkapkan.

Riot games menuntus NetEase untuk menutup Hyper Front sekaligus membayar ganti rugi yang tidak disebutkan jumlahnya. Alasan Riot mengajukan kasus ini ke berbagai pengadilan negara karena undang – undang hak cipta yang berbeda-beda. Mengingat NetEase merupakan publisher global, Riot Games ingin agar tuntutan ini berefek ke berbagai negara.

Tampaknya kali ini Riot Games tak ingin mengulangi kesalahan mereka sebelumnya. Sebelum Hyper Front berkembang semakin besar, mereka ingin tindakan plagiasi ini segera berhenti. Bagaimana pun plagiasi merupakan perilaku tercela yang sangat merugikan pihak yang ditiru. Riot Games tak ingin kasus ingin berakhir abu-abu seperti kasus mereka dengan Moonton.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Bintang Valorant Yay Yakin Chamber Tetap OP Meski Nerf

GAMEFINITY.ID, PATI – Valorant baru saja merilis patch 5.12. Seperti biasa beberapa agent mendapatkan adjustment demi balancing pada game. Salah satu agent yang cukup mendapatkan banyak perubahan adalah Chamber. Perubahan yang dialami Chamber juga cukup besar. Meski begitu salah satu bintang valorant Jaccob ‘yay’ Whiteaker yakin masih menjadikan chamber sebagai main agent-nya.

Valorant Beri Nerf Besar – Besaran Pada Chamber

Agent Chamber mendapatkan banyak sekali perubahan pada patch 5.12. Hampir semua ability dari Chamber mengalami banyak adjustment yang mengakibatkan power level agent satu ini tidak sekuat dulu.

Beberapa ability yang mendapatkan perubahan dimulai dari rendezvous. Sekarang Chamber hanya perlu menaruh satu anchor rendezvous untuk melakukan teleport. Lalu untuk headhunter sendiri mengalami peningkatan spread sehingga akurasi headhunter tidak setajam dulu.

Ability selanjutnya yang mengalami perubahan adalah trademark. Sama seperti alarm bot milik killjoy, kini Riot menambahkan radius jarak antara chamber dan juga trap-nya. Terakhir ability paling mematikan dari agent Chamber juga tidak lepas perubahan. Kini fire rate dari Tour De Force milik chamber dikurangi hingga 57.5%.

Chamber bisa dibilang agent yang paling sering mengalami perubahan beberapa patch terakhir. Meski memiliki role sentinel, tetapi para komunitas valorant cukup setuju jika chamber merupakan agent duelist. Chamber juga menjadi agent dengan pick rate paling tinggi baik di ranah casual maupun turnament esport. Inilah yang menjadi alasan Riot untuk melakukan penyesuaian agar Chamber tidak terlalu bersinar dibanding agent lainnya.

Baca juga: Valorant Tambah Quick Play Mode: Swiftplay

Top Global Chamber, Yay Masih Tetap Ganas?

Dengan nerf besar-besaran pada Chamber di patch terbaru Valorant, beberapa komunitas berspekulasi bahwa para pro player yang sering menggunakan agen ini, seperti Jaccob ‘yay’ Whiteaker dari Cloud9, akan mengalami penurunan pada tahun 2023. Berdasarkan wawancara yang dilakuakan Dexerto kepada pelatih Cloud9 Matthew ‘mCe’ Elmore mengungkap jika perubahan ini tidak berpengaruh cukup besar pada peforma yay nantinya.

Yay memang sangat terkenal sebagai pro player Chamber terbaik di dunia saat ini. Sejak bergabung di Optic pada tahun 2022, yay telah berhasil memenangkan VCT Stage 1 Masters Reykjavík yang mana semua permainnya dalam stage tersebut didominasi dengan Chamber.

FNS sebagai salah satu mantan rekan satu tim yay juga buka suara mengalami nerf yang dialami agent Chamber. Menurut FNS sendiri mekanik yang dibawakan yay terlalu bagus sehingga tidak akan mudah terpengaruh dengan perubahan seperti ini. Dia juga mengatakan jika pada dasarnya Chamber telah menjadi agent yang terlalu broken, tetapi perubahan ini tidak terlalu menurunkan tingkat broken Chamber itu sendiri.

Bagaimana menurut kalian? Apakah Chamber di patch ini sudah cukup balance? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Drama Minta Sendok, Player Rebellion Diputus Kontrak

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Salah seorang pro player Esports Mobile Legends: Bang-Bang dengan nickname “Fearless” tengah ramai belakangan ini. Member Esports tim Rebellion Zion ini mendadak viral di sosial media dalam beberapa hari belakangan ini.

Sebut saja Moch Dicky Setiawan atau biasa dikenal dengan Fearless ini merupakan member tim Rebellion Zion dilaporkan atas kasus pelecehan kepada terlapor dari resepsionis hotel. Tanpa menyebut nama hotel dan korban pelecehan tersebut, sangat disayangkan bagi Fearless sendiri menyangkut karir kedepannya.

Baca juga: Nameless Cat, Game Dalam Dunia dengan Efek Nuansa Negatif

Berawal dari Minta Sendok, Hingga Pemutusan Kontrak Fearless oleh Rebellion Esports.

Pemutusan Kontrak dari Rebellion Zion

Kronologi dari kasus ini bermula ketika salah seorang resepsionis hotel, sebut saja Widya mendapatkan tindakan pelecehan dari mantan tim Rebellion Zion “Fearless”. Kejadian ini terjadi pada 30 November 2022 lalu disebuah hotel tempat dirinya bekerja.

Bermula dari telepon yang pelaku gunakan. Awalnya Fearless sendiri meminta sebuah sendok dan berakhir si pelaku meminta sang resepsionis untuk menuju kamar pelaku. Permintaan tersebut justru ditolak oleh sang resepsionis, mengingat tidak ada siapapun disekitarnya saat itu.

Namun ketika telepon dimatikan oleh resepsionis, Fearless masih berusaha meminta sang resepsionis untuk naik ke lantai atas tempat kamar pelaku berada, ketika sampai di kamar pelaku, pelaku langsung menarik tangan sang resepsionis untuk masuk ke dalam kamar miliknya, namun hal ini berhasil dicegah oleh sang resepsionis sendiri.

Beruntungnya, korban sendiri membawa seorang teman yang sempat bersembunyi, dan segera muncul ketika kejadian ini terjadi. Tidak lama teman kerja si respsionis ini langsung memastikan bahwa ada keperluan apa meminta sang resepsionis untuk naik ke kamarnya.

Jawaban dari Fearless sendiri mengatakan ada masalah yang terjadi pada shower kamarnya, dan mengapa dirinya menarik tangan sang korban. Drama ini tidak berhenti disini, namun masih terus berlanjut hingga ke sosial media pribadi milih Widya dan Fearless di Insttagram.

Pemutusan Kontrak dengan Dicky “Fearless”

Tidak lama setelah kasus “minta sendok” ini terjadi, akhirnya pihak Rebellion Esports memutus kontraknya dengan Fearless dan secara resmi mengumumkannya di Instagram @rebellionEsportss.id.

Rebelion Esportss sendiri terpaksa mengakhiri kontrak dengan Fearless karena mantan anggotanya ini melakukan tindakan tidak terpuji, dan mengeluarkan official statement-nya yang dapat dilihat di sosial media resmi Rebellion Esports.

Pemutusan Kontrak dari Rebellion Zion

Tidak dijelaskan secara detail apa maksud dari perilaku Fearless dan mengenai perilaku ”Mendiskreditkan wanita” yang menjadi masalah utama Fearless hingga harus putus kontrak oleh Rebellion Zion.

Fearless sendiri belum ada keterangan ataupun info atas tanggapan darinya setelah kabar penghentian kontrak dari Rebellion Esports atas dirinya.

Pastinya, Fearless kini tidak dapat lagi memperkuat Rebellion Zion di tournament Mobile Legends: Bang-Bang di masa yang akan datang, termasuk dengan ajang akbar Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) season 11 kelak.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.