Tag Archives: Berita eSports

Berita eSports

Toyz, Mantan Pro Player LoL di Penjara karena Narkoba

GAMEFINITY.ID, PATI – Semenjak awal perilisan pada tahun 2009, League of Legends telah banyak mengadakan turnamen kompetitif dengan hadiah yang fantastis. Dari event ini juga, para juara dunia esprort terlahir. Namun nampaknya mempertahankan karir sebagai atlet esport bukanlah hal yang mudah. Beberapa dari mereka malah terjerat kasus kriminal usai keluar dari esport. Salah satu nama yang sebelumnya cukup besar, Toyz akhirnya kembali terdengar yang sebelumnya terjerat kasus narkoba.

Akhir Dari Kasus Narkoba Mantan Juara Dunia

Persaingan di dunia esport sekarang ini memang cukup keras. Kemunculan pemain – pemain baru membuat nama – nama lama sudah tidak terdengar lagi. Beberapa nama lama telah memutuskan untuk berhenti sebagai pemain profesional dan beralih profesi menjadi content creator atau perkerjaan yang masih berhubungan dengan karir mereka sebelumnya. Namun ada juga yang salah langkah sehingga membuat mantan pro player ini mendekam di dalam penjara.

Juara Dunia Season 2, Kurtis ‘Toyz’ Lau dilaporkan terjerat hukuman penjara akibat perdagangan narkoba di Taiwan. Sebelumnya Toyz telah mengaku dipersidangan pada 16 Juni lalu atas segala kasus perdagangan narkoba yang telah dia lakukan. Dalam persidangannya Toyz juga meminta kepada semua orang untuk menjauhi narkoba.

Berdasarkan laporan dari Dexerto, Toyz akhirnya dijatuhi hukuman 4 tahun 2 bulan karena aksi perdanganan ganja ilegal di Taiwan pada tanggal 24 November 2022. Dalam hukumannya tersebut diketahui  terdapat 6 dakwaan atas tindak kejahatan Toyz yang mana semuanya berhubungan dengan perdagangan narkoba.

Karir Toyz Selama Menjadi Pro Player League of Legends

Selama karirnya menjadi pro player, Toyz telah berhasil membawa pulang title World Championship Season 2 sebagai mid laner di tim Taipei Assassins. Meskipun dia menguasai banyak champion mid laner, namun peforma paling terbaiknya saat dia memainkan champion Orianna. Karena itulah Toyz mengajukan Orianna sebagai salah satu champion yang akan mendapatkan skin bertema Taipei Assassins untuk memperingati kemenangan mereka di World Championship Season 2.

Toyz
Taipei Assassins berhasil menjuarai League of Legends World Champion pada tahun 2012 | Source: RIOT

Meski telah menjuarai turnamen kelas dunia, Toyz masih terus bermain sebagai mid laner hingga beberapa tahun setelahnya. Dia pun kemudian beralih menjadi Manager hingga akhirnya pensiun pada tahun 2019 kemarin.

Semenjak itu, namanya sudah tidak terdengar lagi di dunia esport League of Legends. Pada akhirnya namanya kembali terdengar meski bukan melalui prestasi ataupun kabar baik. Setelah menjalani proses hukum beberapa bulan, Toyz terpaksa menerima konsekuensi dari pilihannya ini sebagai pengedar narkoba dan mendekap di belakang jeruji besi dalam waktu yang tidak sebentar.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id.

Rainbow Six Siege Dukung Crossplay Di Konsol

GAMEFINITY.ID, PATI – Pertama kali dirilis pada Desember 2015, Rainbow Six Siege telah mendukung fitur crossplay untuk platform PC, Stadia, dan Amazon Luna. Namun sayangnya fitru crossplay tersebut tidak tersedia untuk platform konsol pada saat itu. Ubisoft akhirnya memberikan konfirmasi bahwa fitur crossplay dan cross-progress Rainbow Six Siege akan segera tersedia untuk platform konsol.

Akhirnya Rainbow Six Siege Konsol Kebagian Crossplay

Crossplay dan cross-progress pemain Rainbow Six Siege di platform PC, Stadia, dan Luna sudah tersedia sejak Juni 2021. Pada saat itu Ubisoft berencana untuk menambahkan fitur crossplay ini untuk pengguna Xbox dan PlayStation di awal tahun 2022. Sempat mengalami penundaan yang begitu lama, Ubisoft akhirnya memberi pemain kepastian jika pemain konsol akan dapat masuk ke akun mereka di seluruh platform dan bermain dengan teman-teman di berbagai perangkat konsol.

Fitur crossplay dan cross-progress untuk konsol akan ditambahkan pada tanggal 6 Desember 2022 bertepatan dengan mulainya Season 4. Di tanggal yang sama semua pemain Rainbow Six Siege di akhirnya dapat bermain bersama antar pengguna konsol Playstation dan Xbox. Tak hanya itu, pemain juga akan bisa berkomunikasi melalui voice chat antar konsol yang berbeda. Data-data pada akun pengguna nantinya akan dipindahkan ke cloud agar pemain dapat memainkan akun yang sama di berbagai perangkat seperti Xbox One dan Playstation 5, dengan progress yang tentunya sama.

Batasan Antar PC dan Konsol

Perlu dicatat fitur crossplay ini tidak memungkinkan pemain PC dan konsol bertemu mengingat kedua platform tersebut memiliki gaya permainan yang jauh berbeda. Meski begitu keberadaan fitur ini sangat membantu para pemain konsol sekaligus memperbanyak jumlah pemain di satu tempat.

Bersamaan dengan pembaruan crossplay dan cross-progression, pada tahun ke-7 dan season 4 ini Rainbow Six Siege juga menambahkan Operator serta map baru. Ubisoft juga memberikan beberapa update untuk battle pass, ranked system, dan anti-cheat. Pada ranked system terbaru ini, Ubisoft berusaha untuk mengurangi pemain trolling pada ranked match.

Pada akhirnya Ubisoft berhasil menutup tahun ketujuh Rainbow Six Siege dengan cukup apik. Dengan adanya cross-progession dan crossplay akan memudahkan pengguna konsol dalam menemukan teman bermain. Rainbow Six Siege juga sedang melakukan kolaborasi dengan NieR Replicant untuk menarik pemain jauh lebih banyak.

Bagaiman menurut kalian? Tertarik untuk bermain Rainbow Six Siege? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id.

Ubisoft dan Riot Buat AI untuk Kurangi Toxic di Game

GAMEFINITY.ID, PATI – Perilaku toxic seperti penghinaan atau ejekan bukanlah hal yang langka dalam suatu game online. Tentu saja ini bukanlah hal yang baik untuk dibiarkan begitu saja. Beberapa developer game online berusaha semaksimal mungkin dalam menciptakan regulasi pada game mereka untuk mengurangi tingkat toxicity. Inilah yang melatarbelakangi kerja sama antara Ubisoft dan Riot game untuk menciptakan suatu AI yang akan memantau sekaligus mengurangi ke-toxic-an dalam suatu game.

Kolaborasi Ubisoft dengan Riot Games

Ubisoft dan Riot Games bekerjasama dalam penelitian berbasis AI (Artificial Intelligence) untuk memerangi tingkat toxic dalam komunitas video game. Toxicity dalam game online adalah masalah terbesar yang terus dialami oleh studio game online. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya usaha tetapi ketidakberdayaan regulasi dan juga karyawan untuk mengawasi semua pemain dalam game. Karena itulah Ubisoft dan Riot berinovasi dalam menciptakan suatu AI yang dapat memantau perilaku semua pemain dalam game.

League of Legend merupakan salah satu game online multiplayer milik Riot yang bisa dikatakan mempunyai tingkat toxicity sangat tinggi. Menurut laporan pada tahun 2019, sekitar 75% pemain League of Legend pernah mendapatkan perilaku toxic mulai dari penghinaan hingga pelecehan dalam game. Untuk game – game Ubisoft seperti Rainbow Six dan juga The Division bisa dibilang tidak setinggi League of Legend untuk tingkat toxicity. Namun tetap saja melawan toxicity merupakan tujuan kedua perusahaan.

Zero Harm in Comms

Menurut laporan yang ditulis di website ubisoft, Riot Game dan Ubisoft saat ini sedang mengembangkan project yang diberinama Zero Harm in Comms. Project ini dibangun untuk membangun database yang nantinya akan digunakan untuk melatih AI yang nantinya akan digunakan untuk mengawasi perilaku toxic para pemain game online. Dengan AI ini diharapkan dapat menciptakan komunitas game yang lebih positif.

Tak lupa Ubisoft dan Riot juga memberikan kejelasan soal kekhawatiran privasi para pemain. Riot menjelaskan bahwa data yang digunakan untuk mengindentifikasi pemain akan dihapus sebelum dibagikan. Riwayat obloral yang mengandung informasi pribadi pemain nantinya akan dihilangkan.

Usaha dalam mengurangi toxicity dalam game online memang tidak akan ada habisnya. Ketidakberdayaan developer dalam mengawasi ratusan hingga jutaan pemain dalam satu waktu merupakan masalah utamanya. Karena itulah diperlukan suatu sistem otomatis yang dapat memantau semua perilaku pemain. Sebelumnya para komunitas game online pernah menyuarakan untuk menganggap teabagging sebagai pelecehan seksual.

Bagaimana menurut kalian? Apakah sistem pemantauan seperti ini diperlukan untuk game onlien? Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Rising Stars Turnamen League of Legends Khusus Putri

GAMEFINITY.ID, Bandung – Riot Games akhirnya mengumumkan mereka bakal menggelar turnamen League of Legends khusus putri bertajuk Rising Stars. Ini adalah kali pertama bagi Riot Games untuk menggelar turnamen profesional League of Legends khusus putri.

Rising Star Jadi Komitmen Riot Games untuk Mempromosikan Inklusi dan Keberagaman di eSports League of Legends

Dengan digelarnya Rising Star, ini menjadi satu lagi komitmen bagi Riot Games untuk mempromosikan inklusi dan keberagaman. Sebelum ini, belum ada turnamen League of Legends khusus putri secara resmi. Sering sekali pihak ketiga yang menggelar turnamen serupa.

Riot Games sebelumnya pernah membuat inisiatif untuk mendukung pemain pro perempuan yang ingin ikut serta dalam esports. Pada awal 2021, mereka menggelar VCT Game Changers, turnamen Valorant khusus putri. Bulan lalu, turnamen Wild Rift khusus perempuan, Wild Circuit Game Changers, telah diumumkan.

“Rising Stars, sebagai turnamen tersendiri, menjadi satu lagi contoh upaya kami dan berbagai mitra untuk mempromosikan keberagaman dan inklusi di komunitas esports. Kenyataan bahwa kami juga dapat mendukung pelajar mengambil langkah profesional pertama bagaikan ceri di atas,” ujar Will Atwood, manajer competitive experiences Riot Games dilansir dari Eurogamer.

Baca juga: MrBeast Berencana Membeli Sebuah Tim League of Legends

Event Pertama Akan Digelar untuk Pemain di Eropa Utara

League of Legends Rising Stars Registration
Pendaftaran untuk turnamen Rising Stars sudah dibuka

Turnamen Rising Stars pertama akan digelar pada 26-27 November 2022 khusus pemain di negara-negara Eropa Utara, yakni Inggris, Irlandia, dan negara Nordik. Namun, pemain dari negara Eropa lain juga dapat mendaftar. Untuk pendaftarannya, pemain hanya harus mengunjungi laman Challenger Mode milik Rising Star NE. Pendaftaran akan ditutup pada 22 November 2022.

Proses pendaftaran akan melibatkan verifikasi gender yang dibuat oleh DivE. Pemain wajib menyertakan berkas identitas untuk memastikan mereka layak untuk ikut. DivE merupakan sebuah organisasi yang mempromosikan keberagaman gender di esports. Mereka telah membantu Riot Games menggelar Valorant Game Changers.

Turnamen ini dapat menjadi langkah besar bagi Riot Games agar mewujudkan turnamen esports khusus putri. Pengembang League of Legends itu sebelumnya pernah tersandung kontroversi karena diskriminasi gender. Saat ini, mereka ingin secara aktif melibatkan keberagaman dan inklusi dalam dunia esports.

DRX Jadi Juara League of Legends World Championship 2022!

GAMEFINITY.ID, Bandung – League of Legends World Championship 2022 akhirnya telah berakhir dan hasilnya mengejutkan. Babak final yang diadakan pada San Fransisco pada 5 November 2022 itu menjadi pertandingan dua tim asal Korea Selatan. Kedua tim itu adalah T1 dan DRX.

Tidak disangka, DRX berhasil menaklukkan T1 yang sudah pernah tiga kali juara di League of Legends Championship. Padahal penggemar esports League of Legends berekspektasi T1 akan merebut gelar juara empat kali.

Mengejutkan! DRX Berhasil Mengalahkan T1 di Babak Final League of Legends World Championship 2022!

League of Legends World Championship T1 vs DRX
DRX berhadapan dengan T1 di babak final League of Legends World Championship 2022

Disebut sebagai miracle run oleh announcer, DRX berhasil mengalahkan T1 dengan skor 3-2 di babak grand final. Awalnya, T1 memimpin setelah memenangkan game pertama. Namun, DRX berhasil menguasai game kedua.

Pertandingan pun berlangsung sangat sengit. T1 kembali memimpin di game ketiga. Secara mengejutkan, game keempat dimenangkan oleh DRX, membuat keduanya harus memainkan game kelima dan terakhir. Pada akhirnya, T1 harus bertekuk lutut terhadap DRX di game kelima.

Anggota DRX Kingen dinobatkan sebagai MVP League of Legends World Championship 2022 berkat aksi menakjubkannya selama kompetisi. Sementara itu, ini menjadi kali pertama bagi Deft untuk memenangkan gelar juara bersama DRX sejak debutnya pada 2013.

“Sejak debutku, setiap malam aku selalu bermimpi diri memenangkan World Championship. Hanya mimpi awalnya, tapi aku berhasil. Aku sangat bahagia sekarang,” ungkap Deft dalam wawancara post-game.

Awalnya T1 Diprediksi Akan Menjadi Juara

Kemenangan DRX di final League of Legends World Championship 2022 tentu mematahkan prediksi penggemar esports. Awalnya, mereka memprediksi T1 akan merebut gelar juara untuk keempat kalinya. T1 digadang-gadang akan menaklukkan DRX dengan skor 3-1.

Prediksi ini sebenarnya tidak mengherankan. T1 sudah menjadi favorit penonton untuk memenangkan kejuaraan ini. Sementara itu, tidak ada satupun yang menyangka DRX akan mencapai final.

Baca juga: Valorant Umumkan Premier Mode, Bakal Masuk Alpha Test

Perjalanan DRX di League of Legends World Championship 2022

League of Legends World Championship 2022 DRX
Sempat jadi tim underdog, DRX berhasil mendobrak ekspektasi penonton

DRX memulai kompetisi ini sebagai tim Play-In setelah menjadi runner-up LCK Regional Finals. Begitu lolos dari babak Play-In, mereka berhasil lolos babak grup dan mendapat tiket menuju babak knockout.

Kejutan pun dimulai saat babak perempat final saat DRX berhasil mengalahkan juara bertahan Edward Gaming asal China dengan skor 3-2. Pada babak semifinal, mereka berhasil menaklukkan juara LCK Summer Gen.G dengan skor 3-1.

DRX kemudian semakin membuat syok semua orang saat menang melawan T1 dengan skor 3-2. Ini adalah pertama kalinya tim asal Korea Selatan itu meraih juara di League of Legends World Championship.

Capai Angka Penonton Live Stream Tinggi

Pertandingan final League of Legends World Championship 2022 tentu menjadi perhatian besar penonton. Pasalnya, kejuaraan tahun ini dianggap sebagai kompetisi terbaik dalam sejarah League of Legends.

Angka penonton pada live stream babak final itu memuncak di angka 5 juta menurut eSports Charts. Menurut laman Twitter-nya, 2,8 juta dari puncak angka penonton itu berasal dari Twitch. Total puncak angka penonton itu tidak termasuk dari China.

Selamat untuk DRX telah memenangkan League of Legends World Championship 2022!

PMGC 2022 Umumkan Format dan Jadwalnya

GAMEFINITY.ID, Bandung – Krafton akhirnya siap menggelar PUBG Mobile Global Championship 2022 (PMGC 2022) setelah semua turnamen regional resmi berakhir. Seperti biasa, kompetisi esports PUBG Mobile terbesar itu mengundang setiap tim terbaik di penjuru dunia untuk bersaing.

Pihak Krafton akhirnya mengumumkan jadwal, format, dan total hadiah untuk turnamen tersebut. Kali ini, Kuala Lumpur dipercaya sebagai tuan rumah turnamen ini mulai 10 November hingga 4 Desember 2022. Grand Final-nya akan digelar di Jakarta pada 6-8 Januari 2023.

Ada 51 Tim yang Bertanding di PUBG Mobile Global Championship 2022!

Sebanyak 51 tim yang akan bersaing untuk memperebutkan gelar juara PUBG Mobile Global Championship tahun ini. Tiga tim di antaranya merupakan tim undangan yang langsung lolos ke babak Grand Final.

48 tim lainnya akan bersaing terlebih dahulu pada babak pertama, yaitu Group Stage. Mereka akan terbagi menjadi tiga grup masing-masing berisi 16 tim yakni Red, Green, dan Yellow.

Jadwal dan Format Turnamen PMGC 2022

PMGC 2022 Format
Format PUBG Mobile Global Championship untuk tahun ini berbeda daripada sebelumnya

Untuk tahun ini, format turnamen PUBG Mobile Global Championship akan sedikit berbeda daripada sebelumnya. Turnamen ini terbagi menjadi dua babak. Dua babak itu adalah League Stage dan Grand Final. League Stage yang digelar di Kuala Lumpur kemudian dibagi kembali menjadi tiga babak, yaitu Group Stage, Survival Stage, dan Last Chance.

Babak pertama, Group Stage, akan digelar pada 10-27 November 2022. Dalam babak ini, 48 tim terbagi menjadi tiga grup beranggotakan 16 tim. 3 tim teratas dari masing-masing grup dapat lolos langsung ke Grand Final. Tim dengan posisi 4-11 akan bersaing kembali di Survival Stage. Lima tim di posisi terbawah akan tereliminasi dari turnamen.

Survival Stage akan digelar tanggal 30 November hingga 2 Desember 2022. Kali ini, seluruh tim yang lolos ke Survival Stage kembali bersaing demi mendapat peluang untuk ke Grand Final. 16 tim teratas pada babak ini akan lolos ke Last Chance, sementara 8 tim lainnya akan tereliminasi.

Last Chance akan digelar selama dua hari, yaitu 3-4 Desember 2022. Babak ini menjadi kesempatan terakhir bagi ke-16 tim yang lolos dari Survival Stage untuk memperebutkan 4 tiket menuju Grand Final. Berarti, tim yang tidak menjadi salah satu dari empat besar babak Last Chance akan tereliminasi.

Terakhir, Grand Final PUBG Mobile Global Championship 2022 akan diadakan di Jakarta pada 6-8 Januari 2022. 16 tim, yaitu 13 tim dari League Stage dan 3 tim undangan khusus, akan bersaing demi memperebutkan gelar juara. Sejauh ini 2 dari 3 tim undangan itu adalah Alter Ego asal Indonesia dan SMG asal China.

Baca juga: PUBG Global Championship 2022 Umumkan Tanggal dan Hadiahnya!

Total Hadiahnya Sebesar 4 Juta Dolar AS!

PMGC 2022 Prize Pool
Total hadiah PUBG Mobile Global Championship 2022

Pihak Krafton menetapkan total hadiah untuk PMGC 2022 sebesar 4 juta dolar AS. Total hadiah ini akan dibagi pada seluruh tim berdasarkan posisi masing-masing di setiap babak.

Babak Grand Final-nya menawarkan total hadiah 1,5 juta dolar AS dari total 4 juta dolar AS. Saat ini, belum diketahui jumlah nilai uang yang akan didistribusikan pada masing-masing tim berdasarkan posisi.

PUBG Mobile Global Championship 2022 akan di-live stream di akun resmi PUBG Mobile di Facebook, Twitch, dan YouTube mulai 10 November. Sementara itu, PUBG Global Championship 2022 akan dimulai 1 November 2022.