Tag Archives: Facebook

A Space for The Unbound Gapai Rating Tinggi di STEAM tapi Kena Hujat Netizen

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Game asal Indonesia berjudul A Space The Unbound atau lengkapnya A Space for The Unbound ternyata cukup mengejutkan dan dapatkan respon dari pengguna luar yang sangat menarik. Pada salah satu platform game besar, STEAM yang turut menyediakan game atau rilisan digital terbesar di dunia.

A Space for The Unbound merupakan game besutan asal developer dan publisher dari Indonesia, Toge Production dan Mojiken. A Space for The Unbound adalah game console yang baru dirilis sebelum ini pada 19 Januari 2023. Game ini juga dapat dimainkan di Windows, Nintendo Switch, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X/S.

Baca juga: Review Wild Hearts, RPG Hunter dengan Beast yang Makin Keren

A Space The Unbound Gapai Rating Tinggi dengan Hujatan Netizen Lokal

A Space for The Unbound merupakan game adventure di konsol yang menarik. Saking menarik dan kerennya game ini, A Space for The Unbound dapatkan rating tinggi “Overwhelming Positive” di STEAM dengan rating nyaris sempurna di STEAM.

A Space for The Unbound

Para penggiat game luar sangat mengapresiasi game ini, berkat visual menariknya untuk game konsol, alur cerita yang kompleks dengan puzzle yang cukup menarik. Banyak gamer luar yang memuji konsep lokal dalam game ini, karena cukup berbanding jauh budaya mereka dengan Indonesia.

A Space for The Unbound

Perang Komentar dan Spam rating

Walaupun mendapatkan ulasan positif dari gamers luar, sayangnya A Space for The Unbound dapatkan ulasan yang sedikit tidak mengenakkan dari para netizen Indonesia yang terkenal akan Keyboard Warrior-nya.

Seperti tertulis dalam kolom komentar disatu komunitas game di Indonesia di platform sosial media milik abang Mark. Tulis akun dengan nama Yudha Pratama di suatu kolom komentar.

“Itu spam rating sm orang Indonesia soalnya yg download kbnyakan juga orang Indo sendiri, tau sendiri kan orang indo suka dikit-dikit Overprott setiap ada produk dengan embel-embel kArYa AnAk bAnGsA. Game mediokerpun asalkan ada embel-embel kayk gitu pasti dibilang bagus sm gamer-game normies Indo. Beda dgn jepang mereka bikin game selalu kualitas top notch dan tanpa embel-embel kArYa AnAK bAnGsA orang-orang seluruh dunia mengakui game-game buatan jepang makanya industri pergamingan Jepang nomor satu di dunia,” pungkas Yudha Pratama.

Dijelaskannya bahwa rating tinggi di STEAM merupakan hasil dari spam rate warga Indonesia, dengan dalih warga Indonesia yang suka overproud dengan produk ber embel “Karya Anak Bangsa”. Dirinya sendiri mengklaim bahwa dirinya alergi akan produk lokal, dengan mengatakan produk lokal tidak ada yang terjamin kualitasnya, dan dia akan men download bajakannya saja.

“Alergi gw sm produk lokal, gaada yg terjamin kwalitasnya. Nanti aja download bajakannya,”

Dunia maya cukup ramai belakangan ini akibat dari sikap denial dari salah satu netizen Indonesia. Diharapkan kedepannya, bisa lebih menentukan mana yang baik, mana yang benar, dan mana yang emang fakta.

Sinopsis A Space for The Unbound

Bercerita pada  akhir 1990-an dimana cerita berfokus kepada Atma dan Raya yang tinggal dipedesaan di Indonesia. Atma merupakan siswa SMA yang sedikit lai akan lulus dari SMA bersama dengan pacarnya, Raya.

Dalam satu hari, Atma tidak sengaja mendapatkan kekuatan dari buku merah yang memungkinkan dirinya untuk dapat menyelami luar angkasa kedalam pikiran seseorang dan membantuk perbaiki masalah mereka melalui teka-teki yang ada.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Meta Sepakat Bayar Denda atas Skandal Cambridge Analytica

GAMEFINITY.ID, Bandung – Perusahaan milik Facebook, Meta, menyatakan sepakat untuk membayar denda sebesar US$725 juta. Jumlah uang tunai itu disebut denda terbesar dalam sejarah tuntutan class action privasi data di Amerika Serikat. Hal ini berkaitan dengan kasus kebocoran data pengguna yang dibobol Cambridge Analytica.

Skandal Kebocoran Data 87 Juta Pengguna Facebook Terjadi pada 2018

Kabar bocornya data 87 juta pengguna Facebook pada Cambridge Analytica mencuat pada 2018. Kritik pun berdatangan satu per satu, mempertanyakan keamanan Facebook dalam mengelola data pribadi setiap pengguna.

Cambridge Analytica Meta scandal
Bocornya data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica memicu kekhawatiran akan keamanan privasi platform

Cambridge Analytica adalah perusahaan analitik data pihak ketiga asal Inggris. Perusahaan itu juga membantu kampanye Donald Trump dalam memenangkan Pemilu AS 2016. Setelah kabar skandal itu mencuat, Cambridge Analytica menyatakan bangkrut dan resmi ditutup Mei 2018.

Menurut NPR, Facebook pertama kali mengetahui kasus ini pada 2015. Saat itu, seorang profesor psikologi tengah mengumpulkan data melalui hasil tes kepribadian yang dilakukan penggunanya. Hasil itu kemudian diserahkan pada Cambridge Analytica.

Mark Zuckerberg meta testimony congress
Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan kongres pada 2020 atas kasus ini

CEO Facebook Mark Zuckerberg memberi testimoninya di hadapan kongres pada 2020 atas gugatan kasus privasi oleh Federal Trade Commission. Saat itu, pihak media sosial raksasa itu sepakat membayar denda sebesar 5 miliar dolar AS. Mereka juga harus membayar denda sebesar 100 juta dolar AS pada U.S. Security and Exchange Commission yang menyatakan perusahaan menyesatkan investor tentang penyalahgunaan data pengguna.

Baca juga: Meta Laporkan PHK Ribuan Karyawannya

Meta Sepakat Bayar Denda US$725 Juta

Pihak Meta menyatakan sepakat untuk membayar denda sebesar US$725 juta atau setara dengan 11 triliun rupiah. Keputusan ini dilakukan agar tuntutan hukum dapat terselesaikan. Kesepakatan itu masih dalam proses persetujuan pengadilan San Fransisco.

“Kesepakatan bersejarah ini akan memberikan ketenangan yang berarti dalam kasus privasi yang kompleks ini,” ungkap pihak kuasa hukum para penuntut.

Meski begitu, pihak Meta tidak mengaku bersalah atas kasus yang telah terjadi pada 2018 itu. Mereka tetap berpendapat bahwa pengguna sudah setuju pada praktik tersebut dan tidak ada kerugian apapun yang didapat.

“Selama tiga tahun terakhir kami mengubah pendekatan kami pada privasi dan menerapkan program privasi komprehensif,” tutur Meta dalam sebuah pernyataan.

Pihak pengadilan menjadwalkan sidang pada 2 Maret 2023. Sidang itu akan mengumumkan persetujuan akhir penyelesaian kasus itu oleh seorang hakim federal.

Update informasi menarik lainnya seputar game, anime, pop culture dan teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Mirip Discord, Facebook Rilis Fitur Community Chats

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Meta dilaporkan akan kembali mengadaptasi fitur milik Discord ke Facebook. Dan kali ini, Meta akan menghadirkan fitur Community Chats untuk grup Facebook dan Messenger. Meta memperkenalkan cara baru bagi para pengguna Facebook untuk saling terhubung satu sama lain. Berdasarkan laporan dari laman web Engadget, raksasa media sosial itu telah berencana untuk memperluas fitur Community Chats di masa mendatang.

Community Chats sendiri, merupakan sebuah fitur yang memungkinkan grup Facebook dan Messenger untuk mengatur diskusi seputar topik favorit mereka. Selain percakapan teks biasa, Community Chats juga akan mendukung obrolan audio dan video, hingga memungkinkan admin untuk menyiarkan pesan ke grup mereka.

Karena Meta membayangkan para penggunanya akan menggunakan Community Chats untuk berkomunikasi dengan orang-orang di luar circle sosial mereka, maka admin grup akan memiliki akses khusus ke beberapa alat moderasi, agar dapat memastikan bahwa percakapan tetap berjalan dengan aman dan sopan.

Nantinya, fitur “Bantuan Admin” akan memungkinkan para admin dan moderator untuk membuat daftar kata dan frasa yang mereka inginkan, untuk ditandai dan diambil tindakan oleh platform secara otomatis. Admin juga memiliki kemampuan untuk membisukan, menangguhkan, hingga memblokir individu yang tidak bermain sesuai aturan dalam komunitas. Mereka juga dapat mengadakan obrolan khusus antar admin, yang dapat digunakan untuk mengobrol secara pribadi dengan tim moderasi komunitas.

Baca juga: Belum Setahun, Game Babylon’s Fall Umumkan Tutup Server

Community Chats Like Discord
Meta | Mengadaptasi Fitur Yang Telah Ada Di Discord

Mengadaptasi Fitur Yang Telah Ada Di Discord

Jika fitur tersebut terdengar familiar, maka itu adalah hal yang wajar, karena Meta telah mereplikasi cara kerja Discord secara efektif.  Di Discord, pengguna dapat bergabung dengan Server Komunitas yang diatur di sekitar satu game atau minat. Bahkan admin dapat membuat beberapa sub-saluran bagi para anggota yang ingin mendiskusikan aspek tertentu dari minat mereka.

Seperti halnya Meta, yang memungkinkan pengguna Community Chats untuk melakukannya. Bahkan alat moderasi dari fitur tersebut, mengingatkan pada fitur yang telah dirilis Discord dalam beberapa bulan terakhir, yang dihadirkan untuk memerangi troll.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Kalah Saing, Facebook Gaming Akan Ditutup Pada Bulan Depan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dua tahun yang lalu, Facebook telah melebarkan sayapnya ke ranah streaming video game dengan meluncurkan aplikasi Facebook Gaming. Dengan naik daunnya platform streaming pada saat itu. Ditambah dengan adanya lockdown akibat pandemi covid-19, Facebook melihat hal tersebut sebagai peluang.

Facebook kemudian meluncurkan sebuah aplikasi streaming untuk game dengan nama Facebook Gaming untuk menyaingi kepopuleran Youtube dan juga Twitch. Namun, langkah Facebook dalam memberikan paltform streaming game ini sepertinya kurang diminati oleh gamers.

Hal ini terbukti dari data statistik milik Stramlabs yang memberikan sebuah data dari para penonton streaming di quarter awal 2022. Dalam data tersebut, Facebook hanya mendapatkan market sebesar 7.9% dari total jam keseluruhan penonton streaming. Sangat jauh jika dibandingkan Youtube yang mendapatkan angka 15.4% dan Twitch yang mencapai 76.7%.

Karena hal tersebutlah, Meta selaku perusahaan pemilik Facebook berencana untuk menutup platform streaming mereka ini. Hal ini dilakukan oleh Meta untuk memotong anggaran dari mereka dan mencegah perusahaan untuk terus merugi. Walaupun Meta telah memberikan banyak effort kepada Facebook Gaming, nyatanya kenyataan dan market telah berkata lain.

Baca Juga: PlayStation Studios Dirikan Divisi Mobile

Pengumuman Tutupnya Facebook Gaming

Melalui akun Twitter @Gothalion selaku streamer di Twitch dan juga Facebook Gaming. Dia mengunggah sebuah gambar tentang pengumuman penutupan Facebook Gaming. Setelah dua setengah tahun menjadi wadah bagi para gamers di Facebook, platform streaming ini akan resmi ditutup pada 28 Oktober besok.

Setelah tanggal tersebut, aplikasi Facebook Gaming tidak akan lagi bisa diakses melalui Android maupun iOS. Meskipun, platform streaming dari Facebook ini sebenarnya tidak sepenuhnya akan dihapus. Kita masih bisa mengakses konten dari streaming tersebut menggunakan aplikasi Facebook reguler atau mengaksesnya melalui web.

Meskipun begitu, Meta dan Facebook tetap melanjutnya visi mereka di dunia gaming terutama di project Metaverse mereka. Meta bahkan berencana untuk meluncurkan VR Headset bernama Meta Quest yang juga akan rilis pada Oktober mendatang. VR ini digadang-gadang akan mampu melakukan tracking pergerakan mata dan ekspresi wajah dari penggunannya.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Facebook Berganti Nama Menjadi Meta, Ini Alasannya!

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Setelah sempat diberitakan bahwa Facebook akan berganti nama, hari ini Mark Zuckerberg selaku pendirinya resmi mengumumkan nama baru tersebut: Meta.

Zuck—panggilan akrab Mark Zuckerberg—mengatakan bahwa nama baru ini terinspirasi dari perkembangan “metaverse, yang dianggapnya sebagai perasaan bahwa seorang manusia merasa terhubung dengan manusia di tempat lain.

Nama Meta dirasa cocok dengan visi-misi utama Zuck saat menciptakan Facebook, yakni menyatukan teman dan keluarga yang berada di tempat yang jauh. Dia mengatakan bahwa di masa depan jarak dan waktu tidak akan menjadi penghalang antar manusia.

Lantas apakah aplikasi Facebook akan berganti nama menjadi Meta?

Jawabannya adalah tidak. Nama yang berganti adalah nama Facebook sebagai perusahaan, bukan sebagai produk.

Masih bingung? Sederhananya, aplikasi Facebook adalah sebuah produk yang dibuat oleh perusahaan Facebook. Nama perusahaan tersebut berubah menjadi Meta, namun aplikasi dan website Facebook yang merupakan produk tidak mengalami perubahan nama.

Kesimpulannya, tenang, kalian tidak harus mengajarkan kembali orang tua untuk bermain Facebook. Julukan “emak emak facebook” juga tidak akan berganti jadi “emak emak meta” karena perubahan nama ini.

 

Kalahkan Instagram, TikTok Aplikasi Terpopuler di Dunia Periode Agustus 2021

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Aplikasi media sosial dan telekonferens menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi kebanyakan orang, dari anak-anak hingga lansia.

Terlebih di tengah pandemi global saat ini, media sosial dan telekonferens menjadi solusi ampuh untuk menjalankan aktivitas belajar online, work from home (WFH), serta menjaga tali silaturahmi dengan orang-orang terdekat.

Dilansir dari Sensor Tower, layanan media sosial berbasis video TikTok merupakan aplikasi non-gaming dengan jumlah unduhan terbanyak di dunia per Agustus 2021 dengan capaian lebih dari 66 juta unduhan

Aplikasi yang dikenal dengan nama Douyin di Tiongkok tersebut memiliki hampir 10 juta (15%) pengguna dari Tiongkok dan 6,6 juta (10%) dari Amerika Serikat.

Sementara itu, layanan sosial media Instagram menyusul di peringkat kedua dengan lebih dari 59 juta unduhan, di mana 36% total unduhan disumbangkan oleh pengguna asal India dan 6% dari Indonesia.

Di luar aplikasi media sosial, ZOOM terpilih sebagai penyedia layanan telekonferens terpopuler per Agustus 2021. Di sisi lain, Google Meet yang juga merupakan penyedia layanan yang serupa masuk dalam 10 besar platform Google Play.

Didominasi oleh penyedia layanan media sosial, berikut daftar 10 aplikasi non-gaming terpopuler di dunia periode Agustus 2021 versi Sensor Tower:

  1. TikTok
  2. Instagram
  3. Facebook
  4. WhatsApp
  5. Messenger
  6. Snapgram
  7. Telegram
  8. ZOOM
  9. CapCut
  10. Whatsapp Business