Tag Archives: Fallout

Fallout TV Series Tayang Perdana April 2023 di Amazon Prime Video

GAMEFINITY.ID, Bandung – Amazon resmi mengumumkan Fallout TV series akan tayang perdana 12 April 2023 di Prime Video. Serial TV adaptasi dari franchise game berjudul sama besutan Bethesda itu dikembangkan oleh Jonathan Nolan dan Lisa Joy, produser di balik Westworld.

Pengumuman tersebut bertepatan dengan Fallout Day, yaitu 23 Oktober adalah hari dimulainya Great War dalam franchise game-nya. Walau belum merilis trailer pada publik, kabar jadwal penayangan perdana pasti menggembirakan penggemar yang sudah lama menantikannya.

Tanggal Penayangan Perdana Fallout TV Series Diumumkan Melalui Media Sosial

Amazon dan Bethesda mengandalkan media sosial seperti Instagram untuk mengumumkan tanggal penayangan perdana dari Fallout TV series. Uniknya, pengumuman tersebut menampilkan Pip-Boy selaku maskot franchise. Sejauh ini, mereka hanya merilis bocoran cuplikan pada pengunjung Gamescom 2023. Trailer tersebut belum rilis pada publik.

Fallout TV series Amazon premiere

Menurut The Verge, Amazon mengaku serial televisi itu menjadi tambahan secara canon pada franchise. Serial TV buatan Jonathan Nolan dan Lisa Joy itu akan berlatar di versi post-apocalyptic Los Angeles pada masa depan. Tentunya, cerita akan dimulai di Vault 33, salah satu bunker yang menjadi latar dominan pada game-nya.

Saat ini, Prime Video belum membocorkan berapa banyak episode dari season 1-nya. Mereka juga belum memaparkan apakah setiap episodenya akan rilis bersamaan atau setiap pekan.

Baca juga:

Dibintangi Beberapa Bintang Papan Atas

Seperti yang diketahui sebelumnya, Walton Goggins dipastikan akan membintangi serial televisi ini sebagai tokoh utama. Ia dikabarkan memerankan karakter bernama Ghoul. Ella Purnell, pengisi suara Jynx di serial animasi Arcane, ikut mengambil peran dalam serial ini.

Beberapa aktor yang mungkin sudah tidak asing tercantum dalam daftar pemeran, seperti Kyle MacLachlan (Twin Peaks), Moises Arias (Hannah Montana), dan Michael Emerson (Person of Interest).

Todd Howard selaku presiden Bethesda Game Studios akan ikut menjadi produser eksekutif bersama Jonathan Nolan dan Lisa Joy. Sedangkan jabatan showrunner diemban oleh Geneva Robertson-Dworet dan Graham Wagner. Nolan sendiri sudah menyutradarai tiga episode perdana dari serial ini.

Fallout TV series akan tayang perdana 12 April 2023 eksklusif di Amazon Prime Video.

Fallout 76: Atlantic City Expansion DLC Siap Rilis Desember

GAMEFINITY.ID, Bandung Fallout 76: Atlantic City DLC akhirnya diumumkan akan rilis Desember ini. Kabar tersebut pertama kali diumumkan saat showcase Xbox di Tokyo Game Show 2023. DLC tersebut akan membawa penggemar dari Appalachia menuju Atlantic City untuk sebuah ekspedisi.

Fallout 76: Atlantic City DLC Siap Rilis 5 Desember!

Jonathan Rush selaku art director tampil di showcase Xbox saat Tokyo Game Show 2023, Ia mengumumkan Fallout 76 siap menuju Atlantic City pada 5 Desember 2023. Ini akan menjadi update konten yag terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama sendiri akan tiba 5 Desember 2023.

Fallout 76: Atlantic City

Dua bagian dari DLC tersebut adalah Boardwalk Paradise dan America’s Playground. Tentunya, keadaan di Atlantic City jauh berbeda daripada lingkungan yang tandus di base game-nya. Atlantic City tampil lebih classy daripada Appalachia dan The Pitt (DLC sebelumnya) dan tampaknya terinspirasi dari Boardwalk Empire, serial original HBO. Di sana, terdapat sebuah kasino di mana pemain bisa berjudi. Seperti biasa, terdapat pula makhluk, misi, reward, dan faction baru.

Fallout 76: Atlantic City DLC pertama kali diumumkan saat Xbox Games Showcase 2023 pada Juni lalu. Saat itu, Bethesda mengaku terdapat total lebih dari 15 juta pemain yang sudah mencoba base game-nya.

Baca juga:

Public Test Server Akan Digelar Mulai 3 Oktober Khusus Pemain Steam

Jonathan Rush juga mengungkap pemain Steam bisa mencicipi Atlantic City terlebih dahulu dalam public test server. Tes tersebut akan digelar mulai 3 Oktober 2023. Terdapat beberapa konten baru dari Boardwalk Paradise saat itu.

Bagian pertama dari Atlantic City DLC, Boardwalk Paradise, akan rilis secara utuh pada 5 Desember 2023 mendatang. Bagian keduanya, America’s Playground, masih belum memiliki tanggal rilis. Setidaknya bagian itu akan mengakhiri cerita Atlantic City.

Baca juga:

DLC Atlantic City tentu akan menjadi salah satu update terbesar Fallout 76 yang akan memanjakan penggemar. Perilisan ini menjadi tambahan yang bermakna untuk game RPG post-apocalyptic besutan Bethesda itu.

Fallout 76: Atlantic City DLC dipastikan rilis 5 Desember 2023.

Fallout TV Series Dipastikan Tayang 2024 di Prime Video

GAMEFINITY.ID, Bandung – Tiga tahun setelah pertama kali diumumkan, serial televisi Fallout dari Amazon Prime Video akhirnya mendapat kejelasan. Sebagai kejutan di booth Xbox saat Gamescom 2023, Amazon akhirnya mengumumkan serial televisi adaptasi dari franchise game besutan Bethesda Game Studios itu akan tayang pada tahun 2024.

Teaser Fallout TV Series Muncul saat Gamescom 2023

Phil Spencer selaku CEO Xbox dan Todd Howard dari Bethesda mempersembahkan sebuah klip serial TV Fallout pada pengunjung di Gamescom 2023. Awalnya, teaser itu ditujukan khusus untuk pengunjung event game terbesar di dunia itu. Walau begitu, cuplikan serial televisi itu kemudian bocor.

Amazon membagikan gambar teaser serial televisi melalui media sosial. Gambar itu menunjukkan Fallout TV series akan berlatar di Los Angeles dan Vault 33.

Fallout tv series

Gamespot mendeskripsikan teaser itu menampilkan ledakan nuklir di dekat sebuah kota yang tampaknya merupakan Los Angeles. Cuplikan itu juga memperlihatkan para tokoh berkelana di sebuah gurun kering, begitu pula dengan seorang perempuan yang muncul dari Vault, sebuah tempat ikonik dari franchise game-nya. Ada juga beberapa sosok yang menggunakan power armer ikonik, karakter ghoul berpakaian duster, dan penampilan sekilas dari Vertibird.

Baca juga:

Dikembangkan oleh Kreator Westworld HBO

Fallout TV series dikembangkan oleh Lisa Joy dan Jonathan Nolan, keduanya merupakan kreator sekaligus produser dari serial Westworld yang tayang di HBO. Mereka juga ambil bagian sebagai produser eksekutif The Peripheral, serial televisi original Amazon Prime Video yang dibintangi Chloe Grace Moretz. Baru-baru ini, The Peripheral diumumkan sudah dihentikan produksi meski sempat mendapat season 2-nya akibat mogok kerja SAG-AFTRA.

Saat pertama kali diumumkan, Bethesda mengaku pihaknya mengincar berbagai cara agar menadaptasi game Fallout menjadi film atau serial televisi. Adaptasi serial televisi itu akan memiliki tone serius dan kejam, tetapi juga memiliki humor ironi dan fantasi nuklir ala B-movie.

Jonathan Nolan dipastikan menyutradarai episode perdananya, dengan Geneva Robertson-Dworet dan Graham Wagner menjadi showrunner. Walton Goggins akan memerankan sosok Ghoul sekaligus karakter utamanya.

Fallout kini dijadwalkan tayang perdana di Amazon Prime Video pada 2024.

Fallout 76: Cara Bethesda Merusak Fallout dan Komunitasnya

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Fallout 76 merupakan sebuah game dari seri Fallout yang dirilis pada 23 Oktober 2018 oleh Bethesda. Mengusung konsep baru dari game single player based menjadi multiplayer based membawa minat para fans. DItambah lagi dengan presentasi mereka pada gelaran E3 yang membuat hype Fallout 76 naik sebelum rilis.

Namun, pada nyatanya hype tersebut malah berubah menjadi sebuah bencana. Bukan hanya untuk Bethesda selaku pengembang, namun juga para fans. Bugs dan glitch yang bertebaran, masalah merchandise, hingga dituntut ke lembaga perlindungan konsumen, semuanya tergabung hanya pada satu game ini.

Awal Fallout 76 yang Berantakan

Fallout 76 Bug | Youtube
Salah Satu Contoh BUg yang Ada pada Awal Perilisan Fallout 76 | Youtube

Setelah berhasil membawa sebuah presentasi yang heboh pada acara E3, Fallout 76 menjadi sebuah game yang paling dinantikan oleh banyak orang. Dengan kesuksesan dari game sebelumnya yaitu Fallout 4, Bethesda menjanjikan berbagai improvement yang signifikan pada Fallout 76.

Pada hari rilisnya, sebelum bermain, pemain harus mengunduh aset game yang ada dalam jumlah besar, yaitu sekitar 80GB. Setelah game tersebut telah terunduh, yang pemain dapatkan bukanlah sebuah permainan, tetapi bug dan glitch.

Bug dan glitch dalam game ini terhitung banyak. Mulai dari bug pada pencahayaan, bug pada model fisik di dalam game, dan juga AI yang error dan tidak dapat melakukan apapun, Saking banyaknya, ada sebuah video di Youtube yang menayangkan kompilasi 1001 bug dari Fallout 76 yang berdurasi hampir 3 jam.

Apakah bug dan glitch ini hanya merugikan para pemain? Jawabannya adalah tidak. Percaya atau tidak, bug dan glitch ini juga mempengaruhi pada server Fallout 76. Hingga pada puncaknya ada beberapa orang yang berhasil membobol developer room yang berisi item berharga di dalam game.

Para pembobol ini mengambil item tersebut lalu dijual ke marketplace dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Tentu saja, karena hal ini Bethesda merasa dirugikan.

Mereka mencoba memperbaiki hal ini dengan menerapkan ban terhadap para pemain yang pernah masuk ke ruangan tersebut. Namun, upaya tersebut percuma karena sistem ban ini lebih mengarah ke pemain secara acak. Ada beberapa orang yang telah menghabiskan waktunya untuk grinding item terbaik hanya untuk di-ban karena mempunyai item tersebut.

Baca Juga: GTA SA: Mengulik Kembali Sang Mahakarya Milik Rockstar

Ketika Fallout Melanggar Hak Konsumen

Tas Kanvas Fallout 76 | Eurogamer
Gambar Tas “kanvas” yang Dikirim oleh Fallout 76 | Eurogamer

Tidak hanya berhenti pada masalah in-game saja, masalah dari Fallout 76 juga mengakar hingga ke hal eksternal. Para pemain yang kecewa dengan perilisan Fallout 76 tentunya akan melakukan satu hal, yaitu refund. Namun, kebijakan refund dari game ini terkesan dipersulit. Hal ini dikarenakan waktu itu Fallout 76 hanya tersedia di platform yang disediakan oleh Bethesda sendiri.

Tentu saja hal ini menjadi sebuah perhatian khusus dari lembaga perlindungan konsumen. Mereka mencoba untuk membawa masalah ini ke pengadilan.

Masalah tidak berhenti pada hal tersebut saja, namun juga ada pada penjualan merchandise.

Fallout 76 juga menjual beberapa merchandise yang dijual, seperti sebotol rum yang ada pada botol Nuka Cola, dan tas kanvas yang bermodel Fallout.

Pertama, masalah yang ada pada penjualan Nuka Cola adalah keterlambatannya yang berlebihan. Setelah pelanggan membeli sebotol Nuka Cola dengan harga US$80, mereka baru mendapatkannya beberapa bulan berikutnya, setelah ditunda berkali-kali.

Baca Juga: Call of Duty: Awalnya Inovatif yang Menjadi Repetitif

Saat paketnya datang pun para pembeli merasa kecewa. Hal ini dikarenakan harga botol seharga US$80 hanyalah botol biasa yang diberi cover Nuka Cola. Tentu saja pembeli merasa kecewa karena mereka berharap bahwa botolnya akan memiliki bentuk roket seperti Nuka Cola.

Dan, untuk masalah tas kanvas adalah masalah yang lebih parah lagi. Fallout 76 mempromosikan bahwa tas yang dijual adalah tas kanvas, namun yang datang adalah tas berbahan nilon. Para pembeli tentu saja kecewa karena kedua bahan tersebut terasa berbeda, dan juga dikirim dengan terlambat. Namun, Bethesda hanya menyangkal dengan alasan bahwa bahan kanvas untuk tas sudah habis.

Sebagai kompensasi sebagai kesalahan Bethesda tersebut, mereka memberikan para player in-game item berupa 500 Atoms yang hanya bernilai US$5. Kompensasi tersebut bahkan tidak dapat membeli sebuah set pakaian postman yang berharga 700 Atoms.

Proses pembelian pun juga tidak lepas dari masalah. Para pembeli diwajibkan untuk mengisi formulir pembelian dengan data penting seperti alamat dan tanggal lahir. Namun, seseorang di internet memberitahukan bahwa formulir online tersebut tidak mempunyai pengamanan khusus sehingga dapat dimasuki dengan mudah.

Meski Fallout 76 saat ini sudah mulai berbenah, namun kejadian yang terjadi di masa lalu tersebut masih sulit untuk dilupakan. Hingga saat ini, insiden perilisan Fallout 76 masih menjadi sebuah image yang buruk khususnya untuk nama Fallout dan Bethesda. Tidak hanya mereka merusak citra mereka di komunitasnya, mereka juga merusak nama mereka di depan umum.

Review Death Trash, Post-Apocalypse RPG Ala Fallout Klasik

GAMEFINITY ID, YOGYAKARTA – Untuk kita yang hidup di era 90 an pasti kenal dengan game Fallout, franchise legendaris yang menginspirasi munculnya game Death Trash. Game RPG MS-Dos ini memang sangat populer dan digemari pada masanya karena konsepnya yang unik.

Kali ini ada sebuah developer game indie Bernama Crafting Legends yang membuat game pasca kiamat ala fallout dengan unsur original yang juga sangat fresh. Game ini pertama kali dirilis dalam bentuk early access pada 5 Agustus 2021. Meskipun sudah banyak update berkala dari pengembangnya, game ini masih berstatus early access di steam.

Sinopsis Death Trash

Death Trash
Death Trash gameplay

Game Death Trash berlatar belakang di suatu planet fiksi Bernama nexus yang dipenuhi daging yang tumbuh dari tanah. Diceritakan disini bahwa robot-robot yang seharusnya menjadi pelindung malah berbalik melawan umat manusia karena kegagalan sebuah sistem.

Kita akan memulai game di area bawah tanah/tertutup dan bertemu dengan robot-robot yang menyuruh kita untuk keluar. Setelah berada diluar, kita akan dihadapkan dengan dunia dystopia dengan makhluk-makhluk aneh dan lingkungan yang jauh lebih aneh lagi. Daya tarik utama dari game ini adalah unsur eksplorasinya serta interaksi kita sebagai player dengan para NPC untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di dunia game ini.

Baca Juga: Review Corpse Party: Ritual Persahabatan Berujung Petaka

Visual & Musik (7/10)

Game ini menggunakan visual Isometric Pixel Art dengan palette warna yang didominasi warna-warna bersaturasi rendah dan temperature warm. Tempat-tempat seperti goa, village, dll mempunyai gaya yang mirip dengan fallout 1 & 2, namun dengan visual yang tampak lebih modern.

Death Trash
Death Trash gameplay

Suasana distopia yang ditampilkan secara visual di game ini juga cukup terasa dengan adanya daging-daging yang tumbuh dari tanah yang tersebar diseluruh map. Banyak monster berbentuk layaknya mutant di Resident Evil juga siap mengejar kita jika kita tidak sengaja berpapasan dengannya. Apalagi, beberapa monster bisa berlari lebih cepat dari karakter kita dan bisa meledak saat dibunuh, menambah suasana tegang yang ada di game ini.

Game ini tidak mempunyai music yang cukup dominan, hanya sound effect saja dan music mencekam dan aneh ala-ala film Sci-fi horror yang ada disepanjang game.

Gameplay Death Trash(8/10)

Berbeda dengan game Fallout yang menggunakan system turn based RPG, game ini menggunakan mekanisme action RPG layaknya game-game role-playing modern lainnya. Hal yang sangat unik dari game ini adalah NPC yang bisa berinteraksi secara real time, jadi kita tidak perlu membaca text berjilid-jilid saat berinteraksi dengan NPC layaknya game Fallout. Game ini juga mempunyai fitur local co-op untuk kita menjalankan misi atau sekedar bereksplorasi Bersama teman.

Death Trash
Death Trash gameplay

Untuk Combat systemnya, game ini punya mekanisme yang cukup solid, dimana kita bisa dengan bebas memilih untuk memakai senjata jarak dekat atau jarak jauh. Senjata jarak jauh dan dekatnya pun dibagi lagi menjadi  dua kategori berbeda, yaitu senjata berat dan ringan.

Kita juga diberi fitur menghindar seperti game-game action RPG lainnya. Tidak hanya monster, kita juga akan dihadapkan dengan musuh manusia, ini adalah tipe musuh yang lebih menyusahkan, karena mobilitasnya yang lebih cepat dan mempunyai senjata yang beragam.

Disini juga terdapat pet yang bentuknya seperti gumpalan daging yang bergerak. Kita bisa memilih untuk menjinakkan pet itu jika skill taming kita tinggi atau sekedar membunuhnya saja untuk mendapatkan makanan.

Kontrol (8/10)

Game ini menggunakan mekanisme Action-RPG fast phase dimana kita harus sigap untuk menghindar dan menyerang diwaktu yang tepat. Game Death Trash mempunyai 2 mode, mode eksplorasi dimana sebagian besar kontrol keyboard dan mouse dipakai untuk tujuan interaksi dengan environment sekitar, dan juga mode combat yang bisa kalian trigger jika terjadi encounter dengan musuh.

Tidak ada combo atau movement spesifik yang harus kita gunakan untuk melawan musuh. Penggunaan senjata meele maupun ranged juga menggunakan action yang sama yaitu left click pada mouse. Untuk kalian yang tidak suka combat dan lebih sering menghindar, game ini juga mempunyai fitur stealth yang bisa kalian gunakan. Kalian juga bisa menggunakan right click pada mouse untuk mentarget musuh secara spesifik.

Kekurangan dari game ini adalah saat membuka inventory, game ini akan tetap berjalan dan tidak ada fitur pausenya. Ini membuat kita harus bergerak cepat untuk healing ataupun switch senjata, mengingat ini adalah game dengan combat fast phase yang menuntut kita untuk mempelajari pola serangan dari setiap tipe musuh yang kita temui.

Addictive (8/10)

Game Death Trash ini cukup adiktif dengan dunianya yang misterius namun menarik untuk dieksplorasi. Karena game ini mengedepankan unsur Explorasi layaknya game-game RPG lainnya, kita akan banyak menghabiskan waktu hanya untuk menjelajahi tempat-tempat baru dan mencari resources. Inventory yang sangat terbatas juga membuat kita harus berpikir dua sebelum mengambil sesuatu, dan membuat kita harus bolak-balik ke tempat yang sama untuk mengambil item yang belum sempat kita ambil sebelumnya.

Misteri tentang daging yang tumbuh dari tanah ini juga merupakan konsep yang unik dan menarik untuk menarik rasa penasaran kita sebagai playernya dalam menikmati story utamanya. Ditambah konflik peperangan antara robot dan manusia dalam game ini juga membuat storynya semakin kompleks dan menarik untuk disimak.

Death Trash
Death Trash gameplay

Dari keseluruhan game Death Trash yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya pribadi selaku reviewer memberikan score akhir untuk game Death Trash ini dengan 7.5 . Game ini masih mempunyai potensi lebih besar kedepannya, mengingat saat ini Death Trash masih dalam status Early Access dan ada konten baru yang terus ditambahkan kedalam game.

Game ini bisa kalian beli di steam dengan harga 110 ribu. Selain di PC, game ini juga rencananya bakal rilis di PS4, PS5, Xbox One X, Xbox Series X, Linux, Mac, dan Nintendo Switch.