GAMEFINITY.ID, Bandung – Fallout 76: Atlantic City DLC akhirnya diumumkan akan rilis Desember ini. Kabar tersebut pertama kali diumumkan saat showcase Xbox di Tokyo Game Show 2023. DLC tersebut akan membawa penggemar dari Appalachia menuju Atlantic City untuk sebuah ekspedisi.
Fallout 76: Atlantic City DLC Siap Rilis 5 Desember!
Jonathan Rush selaku art director tampil di showcase Xbox saat Tokyo Game Show 2023, Ia mengumumkan Fallout 76 siap menuju Atlantic City pada 5 Desember 2023. Ini akan menjadi update konten yag terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama sendiri akan tiba 5 Desember 2023.
Dua bagian dari DLC tersebut adalah Boardwalk Paradise dan America’s Playground. Tentunya, keadaan di Atlantic City jauh berbeda daripada lingkungan yang tandus di base game-nya. Atlantic City tampil lebih classy daripada Appalachia dan The Pitt (DLC sebelumnya) dan tampaknya terinspirasi dari Boardwalk Empire, serial original HBO. Di sana, terdapat sebuah kasino di mana pemain bisa berjudi. Seperti biasa, terdapat pula makhluk, misi, reward, dan faction baru.
Fallout 76: Atlantic City DLC pertama kali diumumkan saat Xbox Games Showcase 2023 pada Juni lalu. Saat itu, Bethesda mengaku terdapat total lebih dari 15 juta pemain yang sudah mencoba base game-nya.
Public Test Server Akan Digelar Mulai 3 Oktober Khusus Pemain Steam
Jonathan Rush juga mengungkap pemain Steam bisa mencicipi Atlantic City terlebih dahulu dalam public test server. Tes tersebut akan digelar mulai 3 Oktober 2023. Terdapat beberapa konten baru dari Boardwalk Paradise saat itu.
Bagian pertama dari Atlantic City DLC, Boardwalk Paradise, akan rilis secara utuh pada 5 Desember 2023 mendatang. Bagian keduanya, America’s Playground, masih belum memiliki tanggal rilis. Setidaknya bagian itu akan mengakhiri cerita Atlantic City.
DLC Atlantic City tentu akan menjadi salah satu update terbesar Fallout 76 yang akan memanjakan penggemar. Perilisan ini menjadi tambahan yang bermakna untuk game RPG post-apocalyptic besutan Bethesda itu.
Fallout 76: Atlantic City DLC dipastikan rilis 5 Desember 2023.
GAMEFINITY.ID, Bandung – Bethesda Softworks ternyata masih belum menyerah dengan Redfall! Game vampire co-op shooter itu sebelumnya menjadi salah satu game eksklusif Xbox yang paling dinanti tahun ini namun berujung dapat hujatan dari kritikus dan penggemar. Perilisan yang penuh bencana tersebut menurunkan reputasi Arkane yang biasanya membuat game berkualitas tinggi.
Walau tidak sesuai ekspektasi dan minat terus menurun akhir-akhir ini, Bethesda berjanji akan berkomitmen memperbaiki Redfall menjadi game yang bagus. Pihaknya membandingkan dengan Fallout 76, game live-service yang mengalami nasib serupa saat peluncuran.
Peluncuran yang Penuh Bencana
Redfall sebelumnya telah meluncur pada 2 Mei 2023 setelah penantian panjang. Seperti yang sudah diketahui, game terbaru Arkane itu mendapat kritikan negatif dari pemain dan kritikus. Banyak dari mereka mengkritik gameplay, cerita, dan berbagai masalah teknis.
Setelah peluncurannya yang penuh bencana, bisa dibilang minat pemain terhadap Redfall langsung menurun. Menurut SteamCharts, game besutan Arkane itu hanya mampu mencapai angka pemain aktif tertinggi 1.560 saat peluncuran di Steam. Akhir-akhir ini, angka tersebut bahkan sudah tidak mencapai tiga digit lagi, tercatat kurang lebih angka pemain aktif terendahnya adalah 4 pada 2 September 2023 pukul 14:00 WIB. Bisa saja angka ini menurun ke titik rendahnya, bahkan hingga mencapai nol pemain aktif sama seperti Babylon’s Fall.
Bethesda Janji Akan Memperbaiki Redfall
Pete Hines, kepala global publishing Bethesda Softworks, telah berbicara pada GamesIndustry.biz tentang rencana terhadap Redfall ke depannya. Ia mengaku banyak dari game yang di-publish Bethesda mengalami peluncuran serupa, terutama penuh bugs dan tidak sesuai ekspektasi.
“Kami adalah perusahaan yang sama yang sudah mengalami peluncuran tidak lancar, dan kami tidak berhenti atau mengabaikan semuanya hanya karena tidak mulai dengan bagus. Peluncuran versi PC The Elder Scrolls Online tidak mulus tapi kami tetap mempertahankannya. Sekarang jadi game multiplatform yang sangat populer. Hal yang sama juga terjadi pada Fallout 76. Redfall tidak jauh berbeda bagi kami,” sebut Hines.
Hines memastikan pihaknya akan terus memperbaiki Redfall dan memastikannya menjadi sebuah game bagus seperti The Elder Scrolls Online dan Fallout 76. Salah satu alasannya adalah ketersediaannya di Xbox Game Pass. Semenjak menjadi game first-party Xbox, game FPS itu takkan pernah terhapus dari katalog. Terlebih, Hines percaya diri penggemar akan memainkannya dalam 10 tahun ke depan.
Terlebih, Bethesda sudah menghadirkan patch yang memperbaiki banyak dari masalah, termasuk gameplay, AI, dan combat. Sayangnya, belum ada 60fps performance mode yang sudah dijanjikan. Belum diketahui patch berikutnya akan seperti apa.
Arkane saat ini sedang mengembangkan proyek game selanjutnya yang belum terungkap.
GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Fallout series, setelah sebelumnya pernah membahas terkait bagaimana Bethesda menghancurkan seri Fallout dengan Fallout 76, tidak baik rasanya kita tidak memperhatikan jasa Bethesda.
Saat ini Fallout dikenal sebagai salah satu game FPS RPG bertema post-apocalyptic paling sukses. Namun, sebelum itu semua, Fallout sebenarnya merupakan sebuah game RPG biasa yang tidak mengusung genre FPS.
Fallout juga telah mengalami pergantian developer yang membuat arahnya juga berubah. Dari Interplay, menuju ke masa transisi ke Bethesda, hingga zaman Bethesda yang kita ketahui saat ini.
Masa Awal dari Fallout
Fallout 1 & 2 merupakan dua game pertama dari seri Fallout yang dirilis oleh Interplay masing-masing pada 1997 dan 1998. Dua seri Fallout ini masih mengusung kamera tipe isometric perspective dimana pemain akan melihat sang karakter dari atas dengan gaya animasi 2.5D.
Kedua game tersebut dapat dibilang merupakan sebuah kesuksesan beruntun yang diraih oleh Interplay. Fallout 1 mendapatkan tanggapan yang cukup positif dari para pemainnya karena desain permainannya yang kental akan tema post-apocalyptic dengan adanya unsur ketidakpastian, putus asa, dan gore.
Pada Fallout 1 pemain akan bermain sebagai seorang penghuni vault (vault dweller). Tujuan utama sang pemain dalam game ini adalah untuk membantu vault-nya memperbaiki water chip milik mereka. Setelah itu, sang pemain akan diharuskan untuk mengintervensi rencana dari sang antagonis the Master.
Fallout 2 menunjukkan perkembangan yang signifikan karena adanya upgrade dari sisi engine dan pengembangan karakter para NPC. Masih mengusung tema dan perpektif kamera yang sama, Fallout 2 menceritakan yang diyakini sebagai cucu dari tokoh utama di Fallout seri sebelumnya. Tugasnya juga kurang lebih sama dengan Fallout 1, keluar untuk mencari resource dan mengalahkan antagonis.
Terdapat beberapa fitur penting Fallout sekarang yang sudah dikembangkan dari 2 game pertama ini. Fitur tersebut adalah S.P.E.C.I.A.L. dan VAT. Kedua fitur tersebut masih menjadi ciri khas dari Fallout hingga saat ini.
Tactics dan Brotherhood of Steel
Interplay dan Black Isle Studio memutuskan untuk merilis seri Fallout berbeda dari cerita utama seri Fallout dengan Fallout Tactics (2001) dan Brotherhood of Steel (2004). Kedua seri ini masing-masing mengusung genre berbeda dari game sebelumnya. Fallout Tactics mengusung genre turn-based real time RPG dan Brotherhood of Steel dengan genre action RPG.
Tidak ada perubahan yang signifikan terhadap gameplay utama dari Fallout pada kedua game ini. Keduanya membawa cerita yang berbeda dengan tokoh yang berbeda, namun di universe yang sama.
Fallout 3 menandakan era baru dari Fallout. Bethesda berhasil mengakuisisi seri Fallout dari Interplay dan mulai mengembangkannya. Tahun 2007, menjadi tahun pertama Fallout versi Bethesda untuk rilis.
Fallout 3 menjadi seri pertama Fallout yang mengusung genre FPS RPG. Namun, karena menjadi game pertama dalam genre tersebut, Fallout 3 dapat dikatakan tidak terlalu baik. NPC bertindak konyol, physic yang seadanya, environment yang kacau, dan berbagai masalah lainnya.
Namun, yang patut diapresiasi adalah usaha Bethesda dalam masa transisi Fallout. Mereka dapat mengadaptasi gameplay dari isometric view menjadi FPS dengan hampir sempurna. Mekanik dalam game dinilai sudah matang dan cocok untuk disandingkan dengan kamera tipe first person perspective.
Berbeda dari dua seri utama Fallout sebelumnya, Fallout 3 memiliki cerita yang dapat membuat para pemain bebas di luar vault. Pada game ini, ceritanya adalah ketika para pemain diusir oleh kepala vault karena ayahnya meninggalkan vault yang berujung hukuman penahanan bagi satu keluarga dan sang tokoh utama memilih untuk pergi keluar. Kebebasan dalam segi story inilah yang menjadi nilai baru pada aspek open world yang dibawa oleh Fallout.
The New Vegas
Fallout New Vegas merupakan sebuah spin-off dari seri utama Fallout. Masih mengusung tema dan engine yang sama dari Fallout 3, banyak yang mengira bahwa Fallout New Vegas merupakan cerita lain di dunia Fallout 3 padahal nyatanya bukan.
Fallout New Vegas sendiri bukan dikembangkan oleh Bethesda, melainkan oleh sebuah studio bernama Obsidian Entertainment. Berbeda dengan Fallout 3 yang punya berbagai masalah, New Vegas adalah versi “fixed” dari masalah yang ada di Fallout 3.
New Vegas memiliki mekanisme permainan yang berbeda dari sebelumnya. Para pemain akan berhadapan dengan berbagai faksi dan akan mengembangkan hubungan dengan berbagai faksi tersebut. Tujuan dari pemain sendiri adalah menemukan seseorang yang menembak dan menguburnya di awal permainan. Untuk hal lainnya seperti VAT, Traits, dan S.P.E.C.I.A.L masih ada di game ini.
Masalah pada grafis khususnya pada tampilan lingkungan sudah jauh lebih baik dari Fallout 3. Pengambilan color tone berbeda membuat atmosfer dalam permainan juga ikut berbeda. NPC juga terasa lebih hidup dengan daily routine dan dialog yang tidak kaku dan aneh.
Fallout 4 & 76
Fallout 4 rilis pada 10 November 2015. Tidak ada yang jauh berbeda dari segi permainan bila dibandingkan dengan beberapa game sebelumnya. Seri ini menawarkan upgrade engine menjadi grafis modern daripada engine yang dipakai di New Vegas.
Seri ini menceritakan kejadian 10 tahun setelah cerita Fallout 3. Cerita dalam game ini terkenal dengan scene meledaknya bom nuklir di depan mata pemain. Tujuan pemain dalam game ini adalah untuk menemukan putranya.
Rilisnya Fallout 4 menjadi tanda dari berakhirnya game single player pada seri Fallout hingga pada saat Fallout 5 diumumkan nantinya. Saat ini game Fallout terbaru adalah Fallout 76 yang sudah menjadi multiplayer based game dan meniadakan cerita yang kental dengan seri Fallout sebelumnya. Perilisan yang kacau, berbagai bug dan glitch yang bermunculan di awal, serta drama yang melibatkan hak konsumen membuat Fallout 76 menjadi salah satu perilisan game paling buruk.
GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Fallout 76 merupakan sebuah game dari seri Fallout yang dirilis pada 23 Oktober 2018 oleh Bethesda. Mengusung konsep baru dari game single player based menjadi multiplayer based membawa minat para fans. DItambah lagi dengan presentasi mereka pada gelaran E3 yang membuat hype Fallout 76 naik sebelum rilis.
Namun, pada nyatanya hype tersebut malah berubah menjadi sebuah bencana. Bukan hanya untuk Bethesda selaku pengembang, namun juga para fans. Bugs dan glitch yang bertebaran, masalah merchandise, hingga dituntut ke lembaga perlindungan konsumen, semuanya tergabung hanya pada satu game ini.
Awal Fallout 76 yang Berantakan
Setelah berhasil membawa sebuah presentasi yang heboh pada acara E3, Fallout 76 menjadi sebuah game yang paling dinantikan oleh banyak orang. Dengan kesuksesan dari game sebelumnya yaitu Fallout 4, Bethesda menjanjikan berbagai improvement yang signifikan pada Fallout 76.
Pada hari rilisnya, sebelum bermain, pemain harus mengunduh aset game yang ada dalam jumlah besar, yaitu sekitar 80GB. Setelah game tersebut telah terunduh, yang pemain dapatkan bukanlah sebuah permainan, tetapi bug dan glitch.
Bug dan glitch dalam game ini terhitung banyak. Mulai dari bug pada pencahayaan, bug pada model fisik di dalam game, dan juga AI yang error dan tidak dapat melakukan apapun, Saking banyaknya, ada sebuah video di Youtube yang menayangkan kompilasi 1001 bug dari Fallout 76 yang berdurasi hampir 3 jam.
Apakah bug dan glitch ini hanya merugikan para pemain? Jawabannya adalah tidak. Percaya atau tidak, bug dan glitch ini juga mempengaruhi pada server Fallout 76. Hingga pada puncaknya ada beberapa orang yang berhasil membobol developer room yang berisi item berharga di dalam game.
Para pembobol ini mengambil item tersebut lalu dijual ke marketplace dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Tentu saja, karena hal ini Bethesda merasa dirugikan.
Mereka mencoba memperbaiki hal ini dengan menerapkan ban terhadap para pemain yang pernah masuk ke ruangan tersebut. Namun, upaya tersebut percuma karena sistem ban ini lebih mengarah ke pemain secara acak. Ada beberapa orang yang telah menghabiskan waktunya untuk grindingitem terbaik hanya untuk di-ban karena mempunyai item tersebut.
Tidak hanya berhenti pada masalah in-game saja, masalah dari Fallout 76 juga mengakar hingga ke hal eksternal. Para pemain yang kecewa dengan perilisan Fallout 76 tentunya akan melakukan satu hal, yaitu refund. Namun, kebijakan refund dari game ini terkesan dipersulit. Hal ini dikarenakan waktu itu Fallout 76 hanya tersedia di platform yang disediakan oleh Bethesda sendiri.
Tentu saja hal ini menjadi sebuah perhatian khusus dari lembaga perlindungan konsumen. Mereka mencoba untuk membawa masalah ini ke pengadilan.
Masalah tidak berhenti pada hal tersebut saja, namun juga ada pada penjualan merchandise.
Fallout 76 juga menjual beberapa merchandise yang dijual, seperti sebotol rum yang ada pada botol Nuka Cola, dan tas kanvas yang bermodel Fallout.
Pertama, masalah yang ada pada penjualan Nuka Cola adalah keterlambatannya yang berlebihan. Setelah pelanggan membeli sebotol Nuka Cola dengan harga US$80, mereka baru mendapatkannya beberapa bulan berikutnya, setelah ditunda berkali-kali.
Saat paketnya datang pun para pembeli merasa kecewa. Hal ini dikarenakan harga botol seharga US$80 hanyalah botol biasa yang diberi cover Nuka Cola. Tentu saja pembeli merasa kecewa karena mereka berharap bahwa botolnya akan memiliki bentuk roket seperti Nuka Cola.
Dan, untuk masalah tas kanvas adalah masalah yang lebih parah lagi. Fallout 76 mempromosikan bahwa tas yang dijual adalah tas kanvas, namun yang datang adalah tas berbahan nilon. Para pembeli tentu saja kecewa karena kedua bahan tersebut terasa berbeda, dan juga dikirim dengan terlambat. Namun, Bethesda hanya menyangkal dengan alasan bahwa bahan kanvas untuk tas sudah habis.
Sebagai kompensasi sebagai kesalahan Bethesda tersebut, mereka memberikan para player in-game item berupa 500 Atoms yang hanya bernilai US$5. Kompensasi tersebut bahkan tidak dapat membeli sebuah set pakaian postman yang berharga 700 Atoms.
Proses pembelian pun juga tidak lepas dari masalah. Para pembeli diwajibkan untuk mengisi formulir pembelian dengan data penting seperti alamat dan tanggal lahir. Namun, seseorang di internet memberitahukan bahwa formulir online tersebut tidak mempunyai pengamanan khusus sehingga dapat dimasuki dengan mudah.
Meski Fallout 76 saat ini sudah mulai berbenah, namun kejadian yang terjadi di masa lalu tersebut masih sulit untuk dilupakan. Hingga saat ini, insiden perilisan Fallout 76 masih menjadi sebuah image yang buruk khususnya untuk nama Fallout dan Bethesda. Tidak hanya mereka merusak citra mereka di komunitasnya, mereka juga merusak nama mereka di depan umum.