Tag Archives: FIFA 23

Pertama dalam Sejarah, EA Sports Menambah Pemain Wanita Berhijab di FIFA 23

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Video game populer produksi EA Sports yakni FIFA 23 membuat sejarah baru. Pasalnya, game tersebut menampilkan pemain perempuan berhijab untuk pertama kalinya. Pemain perempuan yang dimaksud adalah Nouhaila Benzina.

Seperti yang dilansir dari CBS Sports, avatar bintang sepak bola asal Maroko tersebut tampil dengan mengenakan hijab menjelang Timnas Maroko melawan Prancis di babak 16 besar FIFA Women’s World Cup 2023.

Untuk waralaba game FIFA yang tahun ini berganti menjadi EA Sports FC, penambahan pemain perempuan berhijab menjadi pertama kalinya. Sebenarnya game ini sudah menambahkan pesepak bola perempuan sejak tahun 2015 pada FIFA 16.

Nouhaila Benzina Jadi Pemain Wanita Pertama yang Berhijab di FIFA 23

Nouhaila Benzina

Nouhaila Benzina sendiri menjadi pemain wanita pertama yang tampil mengenakan hijab pada ajang Women’s World Cup 2023 atau kompetisi Piala Dunia Wanita 2023. Penampilannya dengan hijab dilakukannya pertama kali ketika Timnas Maroko melawan Korea Selatan pada akhir Juli lalu di Adelaide, Australia.

Baca juga: 

Timnas Maroko sendiri berhadapan dengan Jerman di laga Grup H. Saat itu, Nouhaila Benzina masih menjadi pemain cadangan.

Dikutip akun Twitter @SHEscoresbanger dalam cuitannya pada 8 Agustus 2023, Nouhaila Benzina sendiri tidak ada dalam mode Piala Dunia Wanita 2023. Namun, EA Sports pada akhinya melakukan pembaruan dengan cara menambahkan bek Timnas Maroko berusia 25 tahun tersebut.

Seperti yang dilansir medcom.id, EA Sport sangat detail ketika menambahkan Nouhaila Benzina. Avatarnya selain mengenakan hijab, Nouhaila Benzina terlihat juga mengenakan manset dan legging.

Aturan Pemakaian Hijab pada Pemain Sepak Bola

Nouhaila Benzina

Dilansir dari laman KumparanWoman, Pada tahun 2007 silam, FIFA menegaskan pelarangan pemakaian hijap pada pemain sepak bola. Alasannya sendiri berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pemain.

Selang lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012 FIFA melakukan masa percobaan selama dua tahun untuk Konfederasi Sepak Bola Asia. Masa percobaan ini dilakukan dalam kemungkinan pemakaian hijab atau penutup kepala pada pesepak bla perempuan.

Kemudian pada tahun 2014, FIFA mencabut larangan tersebut. FIFA pun merilis kebijakan mengenai perizinan pemakaian hijab atau simbol keagamaan lainnya untuk para pesepak bola perempuan.

Namun, sebagian negara dan juga federasi sepak bola di antaranya masih tidak memberi izin pemain untuk memakai hijab selama pertandingan belangsung. Salah satunya ialah Prancis.

Alasan Game Sport Berlisensi Perlu Dijual Setiap Tahunnya

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – Game sport merupakan sebuah genre yang tidak pernah sepi peminat. Mulai dari game sepakbola, basket, tenis, hingga balapan seperti F1, MotoGP, dan WRC. Tujuan dari genre ini sendiri memang untuk para fans atau penggemar yang ingin merasakan atmosfer pertandingan tanpa harus terjun ke dalamnya.

Beberapa game telah membawanya ke tahapan yang lebih jauh. Mereka membeli lisensi dari berbagai pihak untuk mendapatkan hak guna atas nama, tim, dan pemainnya. Tentu saja yang paling terkenal adalah persaingan lisensi antara FIFA dan PES yang kembali muncul ke permukaan ketika PES punya kontrak eksklusif dengan Juventus.

Game Sport In-image | Sportslive
FUT, Salah Satu konten dalam Game FIFA | Sportslive

Namun, pernahkah kalian menyadari, mengapa rata-rata game sport berlisensi perlu dirilis ulang setiap tahun? Mengapa nggak rilis patch update saja?

Nah mari kita bahas sama-sama!

Game Sport dan Pemberi Lisensi

Satu hal yang menjadi masalah utama adalah biaya. Ya, terkadang membeli sebuah lisensi resmi untuk sebuah game bukanlah hal yang murah bagi sang pengembang.

Yang dapat kita jadikan contoh adalah perubahan nama game FIFA milik EA. Pada saat EA mengumumkan bahwa game sepakbolanya akan berganti nama, mereka sendiri mengatakan bahwa harga lisensi dari FIFA terlalu mahal. Lisensi tersebut dihargai di angka US$1 Milyar.

Bila kita hitung, maka satu tahun dari lisensi tersebut berharga US$ 250 Juta, padahal keuntungan bersih yang dicapai EA di game FIFA hanya US$ 298 Juta. Biaya lisensi tersebut juga belum termasuk dengan biaya pengembangan dan pembuatan game.

Baca juga: Sejarah FIFA dan PES Bersaing dalam Gim Sepakbola

Dalam hal ini, pihak pengembang pun terpaksa mencari cara agar dapat mengembalikan uang mereka. Dalam hal ini FIFA memilih untuk menjual kembali game mereka setiap tahunnya dengan beberapa tambahan pemasukan besar seperti kartu pemain eksklusif dan FUT Points yang di-reset setiap game baru muncul.

Hal ini juga berlaku terhadap game lain seperti NBA 2K, Madden NFL, dll.

Selain model seperti FIFA ada juga pengembang yang lebih mengandalkan penjualan game-nya daripada penjualan item in-game. Biasanya game tersebut adalah game racing berlisensi seperti MotoGP, F1, WRC, dan WorldSBK. Meskipun game buatan Codemaster seperti F1 mulai menunjukkan gaya ”EA” setelah diakuisisi

Baca Juga: The Fruit of Grisaia, Visual Novel Sebagai Sumber Cerita Utama

Game Sport Teknologi

Meskipun bukan sebuah penyebab utama mengapa dirilis tahunan, tetapi tidak dapat melewatkan hal ini begitu saja sebagai apresiasi usaha bagi para pengembang.

Game yang rilis tahunan sendiri biasanya memiliki iklan yang membesarkan apa hal baru yang akan dibawanya pada tahun depan. Lagi dan lagi, EA adalah contoh paling terkenal dalam hal ini.

EA sendiri tahun ini telah mendapatkan lisensi dan game F1 dengan mengakuisisi Codemaster. Dalam masa promosi mereka mengedepankan beberapa hal baru seperti formation lap, kejuaraan F2, dan physique baru dalam mobil mereka.

Namun, sebelum hal tersebut, Codemaster memang sudah berpengalaman dalam membuat game F1. Mereka mengembangkan game F1 dari nol yaitu F1 2009 yang mendapat respon negatif hingga menjadi salah satu game racing simcade terbaik di tahun 2021-2022 atau hanya sekitar 13 tahun.

FIFA juga menjadi salah satu yang berkembang pesat. Zaman PS1 dan PS2 FIFA kalah saing dengan grafis WE dan PES buatan Konami. Namun, mereka bangkit di tahun 2010-an dimana mereka mampu menyalip kepopuleran PES yang sekarang semakin buruk akibat adanya eFootball.

Semua itu berkat pengembangan perlahan setiap tahunnya lewat adanya game baru. Jika diluncurkan dalam bentuk patch saja, kemajuan yang saat ini dicapai mungkin tidak akan ada.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Layanan Cloud Gaming

Kesimpulan & Penutup

Jadi, mengapa sebuah game sport berlisensi biasanya dirilis kembali setiap tahun? Jawabannya adalah untuk mendapatkan pendapatan maksimal setiap tahunnya serta membawa teknologi baru di dalam game selanjutnya.

Sebenarnya annual release merupakan hal yang baik bila dilakukan secara benar. Asal bukan copy paste resource dari game sebelumnya. Konami tolong dengarkan ini, karena semua tahu kalian hanya copy paste game sebelumnya dan tinggal ganti skin luarnya untuk game PES. Paling ganti engine setiap 3 tahun gak ada perubahan signifikan.

Sejarah FIFA dan PES Bersaing dalam Gim Sepakbola

GAMEFINITY.ID, Jakarta – FIFA dan Pro Evolution Soccer (PES) menjadi sebuah game yang sejak dulu dan banyak penggemarnya. Kegandrungan banyak orang terhadap sepakbola menjadikan FIFA dan PES sangat diminati. Meskipun FIFA dan PES memiliki fokus yang sama terhadap gim sepakbola terdapat persaingan di antara mereka. Jadi seperti apa sejarah panjang persaingan FIFA dan PES dalam gim sepakbola?

Gim sepakbola pertama adalah FIFA yang dibuat tahun 1993 oleh Electronic Arts dan diberi nama FIFA International Soccer 93. EA menjadi developer pertama yang membuat gim sepakbola dan disusul oleh Konami pada tahun 1994 dengan nama International Superstar Soccer 64 (ISS 64). Kemudian ISS 64 berubah nama menjadi Winning Eleven, sebelum akhirnya diubah menjadi Pro Evolution Soccer (PES).

Perubahan Konsol Mempengaruhi Perkembangan Gim Sepakbola

FIFA

Konsol yang berkembang yang awalnya dari Nintendo Entertainment System (NES) menjadi Super Nintendo Entertainment System (SNES). Perkembangan gim sepakbola sendiri baru berkembang pesat ketika Sony mengeluarkan konsol gamenya yaitu Playstation 1 pada tahun 1994. Hal itu bersama dengan perubahan nama pada gim sepakbola besutan Konami yang mengubah namanya menjadi Winning Eleven (WE).

Baca juga: Nintendo dan Revolusi Handheld Console

Kejayaan Konami mengalahkan Electronics Arts dalam gim sepakbola terjadi pada tahun 2000 bersamaan dengan munculnya PlayStation 2 (PS 2). Kemunculan PS 2 ini disusul dengan WE yang kembali mengubah namanya menjadi Pro Evolution Soccer. Pada saat itulah PES menjadi gim sepakbola terlaris yang menjual hampir 4 juta copy. FIFA sendiri hanya mampu menjual 1,2 juta copy pada tahun yang sama. Dapat dikatakan masa-masa PS 2 adalah masa-masa Konami mengalahkan FIFA setiap tahunnya.

Masuk ke PlayStation 3, ketika grafis mulai dibcarakan dan dianggap lebih penting, penjualan FIFA mulai naik meskipun tidak sebanyak milik PES. Ketika Xbox muncul dan masuk dalam jajaran konsol gim yang menyaingin penjual PlayStation, FIFA terus menunjukkan trend positif dalam penjualannya.

Mengapa FIFA Tertinggal Pada Era PS 1 dan PS 2

FIFA

FIFA sebenarnya sempat mengalami penjualan yang sangat baik pada piala dunia 1994 dan 1998. Tetapi setelah memasuki tahun 2000, FIFA seperti mundur dari pertarungan dengan Winning Eleven. Padahal FIFA tidak mundur dari pertarungan, melainkan Electronic Sport sebagai developer saat itu lebh memilih fokus untuk gim America Football. Maklum saja, Madden NFL, gim Amerika football saat itu selalu masuk dalam 10 besar penjualan gim di Amerika.

Baca juga: FIFA 23 Kena Review Bomb, Ini Pemicunya!

Kebangkitan atau perlawanan dari pasar gim sepakbola baru terjadi memasuki tahun 2005. Berawal dari sebuah cover depan PES 2005 yaitu Thiery Henry yang oleh FIFA dianggap sebuah copy paste dari FIFA 2004. Hal itu terjadi karena pada tahun 2004, Thierry Henry adalah model di cover depan FIFA 2004. Selain itu, Henry yang telah direkrut sebagai model depan PES 2005, mengatakan bahwa sudah sejak lama dirinya bermain gim dari jepang tersebut. Itu artinya ketika Henry dipilih menjadi model untuk cover FIFA 2004, henry telah dan masih memainkan PES.

Sementara itu, kritikan pedas juga datang dari seorang pengusaha kaya asal Inggris yaitu Bob Summerwood. pengusaha itu mengatakan bahwa gim FIFA semakin membosankan. Sejak banyaknya kritikan, EA Sport mulai membenahi FIFA untuk segera mengejar PES.

Strategi Mengalahkan PES dan Dobrakan EA Sports

FIFA

Untuk memulai langkah strategis mengalahkan PES, EA Sports sebagai Developer FIFA mulai merekrut Gary Paterson sebagai Software Engineer. Uniknya Gary dan anak buahnya mengaku bahwa mereka adalah penggemar berat PES. Bahkan memuji bahwa PES berinvestasi dalam gameplay, sehingga mereka mendapatkan hasilnya.

Sebelum merekrut Gary, FIFA sebenarnya telah melakukan beberapa trik licik untuk menyaingi Winning Eleven. Salah satu yang sangat kelihatan adalah meniru semua tombol konfigurasi pada Winning Eleven. Puncaknya adalah ketika FIFA 12, semua player penggemar gim sepakbola pasti mengetahui ini. Ketika bermain FIFA 12 akan diberikan pilihan untuk bermain dengan konfigurasi ala PES atau ala FIFA.

Baca juga: Abyss, Sinergi yang Kembali Over Power Setelah Update Patch

Gary sendiri sudah memulai melakukan perbaikan dan baru terlihat hasilnya dengan perbaikan cuaca, fans dan pergerakan pemain. hasilnya FIFA 2007 menjadi gim sepakbola di Inggris dan mendapatkan nilai review 9/10 pada beberapa majalah game.

Berkat konsistennya perbaikan yang dilakukan EA Sports pada FIFA, baru pada tahun 2010, FIFA benaar-benar bisa mengalahkan PES dalam hal penjualan. Bahkan FIFA sejak tahun 2010 sudah mengambil alih pasar gim sepakbola, hal itu juga dipengaruhi oleh lisensi yang didapatkan EA Sports dari FIFA. Konami memang tidak memegang lisensi FIFA, sedangkan EA Sports memegang lisensi FIFA yang menaungi 30 liga dan 650 klub.  Hal itu yang membuat banyak gamers lebih memilih FIFA daripada PES hingga saat ini.

FIFA 23 Kena Review Bomb, Ini Pemicunya!

GAMEFINITY.ID, BandungFIFA 23 akhirnya telah rilis pada 30 September 2022 (Ultimate Edition-nya resmi bisa dimainkan tiga hari sebelumnya). Akan tetapi, pemain justru sudah melakukan review bomb terhadap seri terbaru FIFA itu. Padahal, FIFA 23 sudah menjadi salah satu game yang paling dinanti tahun ini.

FIFA 23 Kena Review Bomb!

Pemain berbondong-bondong menulis review buruk di Metacritic tepat setelah mereka pertama kali memainkan FIFA 23. Mereka membagikan berbagai keluhan yang telah mereka alami selama bermain. Berbagai keluhan tersebut sampai memicu rasa frustrasi terhadap game tersebut.

User rating di Metacritic untuk versi PC-nya mendapat angka 2,0, terendah jika dibandingkan versi PlayStation 5 dan Xbox Series X|S. FIFA 23 juga mendapat mayoritas ulasan negatif di Steam, hanya 34 persen di antaranya positif. Kebanyakan pemain menganggap FIFA 23 tidak berubah banyak dari FIFA 22. Tidak sedikit pula yang mengecapnya sebagai game terburuk sepanjang franchise.

Anti-Cheat Jadi Pemicu Review-Bomb

FIFA 23 review bomb
Gagalnya anti-cheat di versi PC jadi pemicu review-bomb FIFA 23

Salah satu pemicu review bomb FIFA 23 adalah sistem anti-cheat di versi PC-nya. Pemain versi PC-nya telah mengeluh sistem anti-cheat tersebut memicu crash pada game tepat setelah dibuka. Pemain hanya mendapat pesan agar me-restart game karena error di sistem anti-cheat. Meski begitu, game tetap tidak bisa diakses.

EA sudah mengumumkan mereka telah mengetahui masalah ini di laman resminya. Mereka mengungkap solusi sementara adalah me-restart aplikasi EA, Origin, atau Steam sebagai Administrator. Meski begitu, The Gamer melaporkan versi PC-nya terdapat berbagai bug, salah satunya lag di menu dan buruknya optimisasi.

Baca juga: Game FIFA Milik EA Resmi Mengubah Namanya Mulai 2023

Microtransaction di FIFA 23 Juga Dikritik Habis-Habisan

Satu lagi penyebab review bomb FIFA 23 adalah microtransaction. Keluhan tentang microtransaction bukan hal baru di franchise FIFA. Pasalnya, beberapa entri sebelumnya, termasuk FIFA 22, juga mendapat keluhan serupa.

Pemain merasa microtransaction di FIFA 23 masih menerapkan mekanik pay-to-win. Mereka merasa sistem itu terasa tidak adil, terutama bagi yang tidak ingin menghabiskan banyak uang. Apalagi microtransaction ini sangat diterapkan dalam mode Ultimate Team dalam bentuk loot box.

Komentar Positif Justru Datang Dari Kritikus

Meski pemain telah mengemukakan komentar negatif terhadap FIFA 23, pendapat kritikus justru berbanding terbalik. Skor di Metacritic untuk versi PC-nya mencapai angka 76. Mereka telah memuji teknologi Hypermotion 2 telah membantu grafis dalam game lebih realistis. Bahkan beberapa menobatkannya sebagai game simulasi sepak bola terbaik saat ini.

EA telah mengandalkan teknologi Hypermotion 2 untuk memberikan pengalaman bermain lebih realistis dan otentik. Game Rant mencatat terdapat lebih dari 6000 animasi di dalam game serta akselerasi mekanik berdasarkan atribut masingmasing pemain tim sepak bola di dunia nyata.

FIFA 23 akan menjadi game terakhir seri FIFA oleh EA sebelum berganti nama sebagai EA Sports FC. Jika EA tidak mampu segera membuat perubahan, seri FIFA buatannya berpotensi tidak berakhir bahagia bagi penggemar setianya.

FIFA 23 Ultimate Edition Terjual Seharga 6 Sen, Kok Bisa?

GAMEFINITY.ID, BandungFIFA 23 menjadi salah satu game yang paling dinanti oleh penggemarnya. Terlebih, FIFA 23 juga menjadi judul terakhir FIFA buatan EA. Namun, ada sebuah kesalahan konyol yang terjadi di satu store di satu negara.

Ironisnya, kesalahan itu terjadi pada FIFA 23 Ultimate Edition beberapa minggu lalu. Kesalahan konyol itu telah memicu pemain berbondong-bondong membelinya dengan harga sangat murah, bahkan lebih murah daripada base game-nya.

Kesalahan Harga FIFA 23 Ultimate Edition di Epic Games Store di India

FIFA 23 wrong price
Tercantum bahwa FIFA 23 dibanderol dengan harga setara 6 sen!

Di India, Epic Games Store mencatat harga FIFA 23 Ultimate Edition tidak seperti seharusnya. Seharusnya FIFA 23 Ultimate Edition berharga 4799 crore atau setara dengan 60 dolar AS. Namun, EA justru tanpa sengaja menetapkan 4,80 crore atau setara 6 sen di Amerika Serikat.

Harga murah itu memicu pemain di India berbondong-bondong mengunjungi Epic Games Store dan membeli FIFA 23 Ultimate Edition dengan harga sangat murah. Mengingat FIFA 23 Ultimate Edition memiliki berbagai bonus eksklusif seperti early access tiga hari sebelum perilisan resmi dan kumpulan item limited.

Ternyata bukan hanya pemain dari India. Kotaku mencatat ketika kabar tersebut tersebar, pemain dari negara lain berbondong-bondong menge-set akun Epic Games Store-nya agar dapat mengakses situs region India. Pada dasarnya, mereka ingin memanfaatkan kesalahan konyol itu agar dapat mendapat FIFA 23 dengan harga sangat murah!

Kurang lebih 15 menit setelah kabar itu tersebar, EA segera menarik FIFA 23 Ultimate Edition dari Epic Games Store dan mengganti harganya menjadi seperti semula. Beruntungnya, beberapa pemain sempat membelinya dengan diskon 99.98 persen dan dengan bangga membagikannya di Twitter.

Baca juga: Hanya 3,8% Pemain FIFA 22 Menyelesaikan Women’s Match

Kabar Baik, EA Tidak Meminta Biaya Tambahan Bagi Pemain yang Telanjur Membelinya

“Beberapa minggu lalu, kami telah melakukan gol bunuh diri secara spektakuler saat kami tidak sengaja menawarkan harga pemesanan FIFA 23 di Epic Games Store dengan harga yang salah. Ini menjadi kesalahan kami dan kami ingin mengabarkan bahwa kami akan menghadiahkan seluruh pemesan yang telah membayar harga tersebut,” ucap EA melalui email pada IGN.

Setidaknya ini menunjukkan EA masih berbaik hati pada pemain yang telanjur membeli FIFA 23 Ultimate Edition seharga 6 sen. Mereka bahkan rela merugi untuk menghadiahkan pemainnya dengan tidak menambah biaya tambahan atau membatalkan pesanan.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, FIFA 23 dipastikan menjadi judul terakhir seri FIFA buatan EA. EA akan me-rebrand seri itu menjadi FIFA Sports FC, dengan judul pertamanya akan rilis tahun depan.

Hanya 3,8% Pemain FIFA 22 Menyelesaikan Women’s Match

GAMEFINITY.ID, BandungFIFA 22 akan segera mengakhiri life cycle-nya sementara pemain setianya bersiap untuk menyambut FIFA 23. FIFA 23 akan menjadi judul terakhir game FIFA besutan EA. Tidak hanya itu, FIFA 23 juga membuat gebrakan baru dengan menghadirkan klub sepak bola putri.

Namun, terdapat laporan bahwa ternyata hanya empat persen pemain FIFA 22 yang menyelesaikan satu pertandingan sepak bola putri (women’s football match) sejak perilisannya pada akhir September 2021.

Sedikit Pemain FIFA 22 Berhasil Unlock Achievement Passion

FIFA 22 women's team
Tim sepak bola putri di FIFA 22

Tim nasional sepak bola putri pertama kali hadir pada FIFA 16, namun tampaknya popularitasnya masih kalah pamor di FIFA 22. TheGamer melaporkan bahwa sedikit pemain yang menyelesaikan pertandingan sepak bola putri, hal tersebut berdasarkan pengamatan achievement Passion” di Xbox, PlayStation, dan PC. Terdapat rata-rata 3,8 persen dari pemain yang pernah bermain Women’s Match untuk meng-unlock achievement tersebut. Angka tersebut tidak termasuk pemain Nintendo Switch.

Jika dibagi, terdapat 3,3 persen pemain Xbox yang telah meng-unlock achievement tersebut, sementara pemain PlayStation mencapai 4,2 persen dan 3,9 persen di Steam. Achievement tersebut hanya berlaku jika pemain bermain women’s match di mode Kick-Off, entah itu di Women’s International Cup atau friendly matches (pertandingan persahabatan).

FIFA 22 juga menambah Alex Scott sebagai komentator perempuan di Career Mode, tetapi ia tidak tampil di Ultimate Team mode.

Apa Selanjutnya di FIFA 23?

Meski EA telah melakukan sebaik mungkin untuk menghadirkan representasi perempuan di dunia sepak bola, tampaknya minat pemain untuk menikmatinya masih belum cukup di FIFA 22. Meski begitu, entri selanjutnya, FIFA 23, menjadi tahap selanjutnya bagi EA. FIFA 23 akan menghadirkan klub sepak bola putri untuk pertama kalinya, dengan klub asal Inggris dan Perancis akan muncul terlebih dahulu.

Baca juga: FIFA 23 Hadirkan Klub Sepak Bola Putri

Bahkan, Sam Kerr juga akan menjadi pemain sepak bola putri pertama yang tampil di cover global game. Ia tampil bersama Kylian Mbappe yang sudah menghiasi cover global FIFA 21 dan FIFA 22. Ini menjadi cara bagi EA untuk mempromosikan sepak bola putri di FIFA 23.

Sementara itu, pesaingnya Football Manager sedang mengerjakan untuk menambah sepak bola putri dalam game-nya. Namun, pihak Sports Interactive, pembesutnya, masih belum bisa memastikan kapan sepak bola putri akan hadir. Tampaknya, representasi perempuan di game sepak bola akan terus berlanjut. FIFA 23 dijadwalkan rilis 30 September 2022.

Untuk terus update informasi terbaru tentang game, esport, gaming gears dan teknologi dapat terus mengikuti Gamefinity. Selain itu, Kalian juga dapat merasakan kemudahan dalam transaksi vocuher game dan top up dengan harga murah di Gamefinity.id.