Tag Archives: film

Live Action The Last Of Us Akan Sesuai Dengan Gamenya

GAMEFINITY.ID, PATI – Film dari adaptasi game memang sering kali kurang memuaskan terutama bagi yang pernah memainkan game tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa unsur dalam game sulit untuk dibawa ke film layar kaca. Inilah yang membuat beberapa produser film mengubah aspek-aspek tersebut agar sesuai meski melenceng dari game-nya. Melihat ketakutan ini, co-creator series film The Last of Us menyakinkan para penontonnya jika series ini akan betul-betul sesuai dengan permainannya.

The Last of Us Jadi Live Action Game Terbaik?

Sudah banyak video game yang diadaptasi menjadi film dan series, tetapi sangat sulit untuk meraih kesuksesan. Meski begitu beberapa waktu belakangan telah muncul beberapa film adaptasi game yang sukses seperti Arcane, Sonic, hingga Cyberpunk: Edgerunner. Para produser film tentunya telah berusaha semaksimal mungkin dalam memanfaatkan source material sebaik – baiknya. Namun kenyataannya nuansa naratif yang dihadirkan dalam suatu game berbeda jauh dengan penyampaian naratif dalam film atau serial TV.

Jika ada yang bisa mematahkan teori tersebut dan mampu memberikan kualitas adaptasi yang benar – benar sesuai dengan gamenya maka The Last of Us sepertinya akan berhasil. Live action dari game karya Nauhty Dog tersebut akan segera tayang mulai januari 2023. Selain membawa creator asli Neil Druckmann, juga melibatkan pengarang Chernobyl Craig Mazin. Dalam wawancara dengan Empire, Mazin berkata jika serial ini akan menjadi cerita terhebat yang pernah diceritakan dalam video game.

Baca Juga: Serial The Last of Us Akan Mengambil Beberapa Dialog Langsung dari Game

Akan Benar – Benar Sesuai Dengan Game

Sesuai dengan sumber aslinya, live action The Last of Us akan menceritakan kisah salah satu survivor wabah zombie, Joel yang diperankan oleh Pedro Pascal. Selama perjalanannya Joel juga ditemani oleh sosok gadis kecil bernama Ellie yang diperankan oleh Bella Ramsey. Mereka berdua saling bahu – membahu demi bertahan hidup di dunia yang sudah hancur akibat wabah jamur zombie.

Menurut Mazim, kedua karakter inilah yang menjadi alasan kenapa cerita The Last of Us sangatlah luar biasa. Joel dan Ellie hanya manusia biasa dari awal cerita hingga akhir, yang mana sangat jarang ditemukan di game – game bertema apokaliptik. Petualangan dan perjalanan mereka akan membuat para penonton terkagum – kagum.

Dengan pengarah yang tepat, aktor bintang serta popularitas HBO, serial ini berjanji akan tetap setia dengan gamenya, tetapi dengan sedikit perubahan. “Game itu sendiri memang sangat bagus saat dimainkan, tetapi sama sekali tidak cukup bagus untuk didramatisasi” ucap Mazin. Saat tahap produksi Mazin dan Neil sering kali bertanya “Mengapa kita hanya berusaha melakukan sesuai apa yang ada di dalam game?” Jawaban pertanyaan inilah yang akan didapat para penonton saat menyaksikan serial The Last of Us.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton serial The Last of Us nanti di HBO. Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Alasan Game Tie-In Film Jarang Dibuat Akhir-Akhir Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Judul game yang berkaitan dengan film biasanya lazim ditemukan pada era 1990-an dan 2000-an. Sering sekali pemain tertarik memainkannya karena sudah familiar. Pengembang game memanfaatkan tren game tie-in film untuk mengumpulkan pundi uang.

Saat ini, tren game tie-in film sudah hampir tidak bisa ditemukan. Tidak mengherankan ini menunjukkan bahwa industri game semakin berkembang dan harus berubah. Ini menjadi pemicu game jenis tersebut sudah meredup trennya. Berikut alasan game tie-in film jarang dibuat akhir-akhir ini.

Ada Deadline Ketat untuk Menyelesaikan Game Tie-In Film

Untuk membuat game tie-in film, pihak pengembang harus melakukan kesepakatan dengan pihak studio film. Lalu studio film memberi waktu relatif singkat pada pihak pengembang untuk menyelesaikan game tersebut. Alasannya untuk meraup keuntungan selagi film itu sedang tren.

Deadline ketat seperti ini memicu pengembang harus terburu-buru menyelesaikan game tie-in film itu. Alhasil, saat perilisan, kualitasnya sering sekali tidak memuaskan. Tidak jarang game jenis tersebut berakhir mendapat ulasan buruk dari kritikus.

E.T. game tie-in film
E.T. The Extra-Terrestrial jadi salah satu game terburuk sepanjang masa

Contoh paling terkenalnya adalah E.T. The Extra-Terrestrial oleh Atari pada 1982. Produser Howard Scott Warshaw mengungkap pada BBC bahwa ia hanya diberi waktu lima minggu untuk menyelesaikan game tersebut. Alhasil, judul tersebut menjadi game terburuk sepanjang sejarah. Buruknya game E.T. The Extra-Terrestrial turut memicu video game crash pada 1983.

Kurangnya Kebebasan selama Pembuatan Game Tie-In Film

Deadline ketat dari studio film ikut memicu keterbatasan kreativitas dalam membuat game. Biasanya, game tie-in itu harus memiliki cerita yang kurang lebih sama dengan filmnya. Ibaratnya game tersebut merupakan retelling cerita filmnya.

Saat tren ini meledak pada 1990-an, mayoritas game tie-in film bergenre side-scrolling platformer. Contohnya dapat terlihat dari game besutan Disney Interactive seperti The Lion King, The Little Mermaid II, dan Hercules. Pada awal 2000-an, tren ini semakin meledak, namun tidak dapat terbantahkan kurangnya inovasi memicu kritikan buruk.

GoldenEye game tie-in film
GoldenEye 007 dianggap merevolusioner genre FPS di konsol

Meski begitu, Goldeneye 64 oleh Rare justru dianggap merevolusioner genre FPS di konsol dan mendapat berbagai pujian dari kritikus. Game yang menjadi tie-in film James Bond itu menjadi inspirasi game FPS Call of Duty dan Halo.

Spider-Man 2 Activision game tie-in film
Spider-Man 2 besutan Activision turut menjadi salah satu game superhero terbaik sepanjang masa

Satu lagi pengecualian dapat terlihat dari Spider-Man 2 oleh Activision. Game yang rilis 2004 menjadi game superhero pertama yang memakai desain open world. Spider-Man 2 (2004) telah dianggap menjadi salah satu game superhero terbaik sepanjang masa meski berdasarkan film.

Biaya Produksi Game Bisa Melampaui Produksi Film

Semakin berkembangnya industri game, semakin mahal pula biaya produksinya. Bahkan uang yang dikucurkan pengembang game untuk membuatnya dapat melampaui biaya produksi film.

Terlebih, jika sebuah game gagal secara finansial, pihak pengembang akan mengalami kerugian. Mengingat industri game semakin berkembang, begitu juga dengan penikmatnya. Turunnya penikmat game tie-in film turut berkontribusi kerugian yang didapat pihak pengembang.

Baca juga: Alasan Anime Jepang Turn-Based Banyak Diadaptasi Jadi Game

Pengembang Memilih Mendapat Lisensi IP untuk membuat Game

Pada 2009, Batman: Arkham Asylum sukses besar di pasaran dan menjadi salah satu game terbaik sepanjang masa. Batman: Arkham Asylum menjadi bukti bahwa game yang hanya berdasarkan IP tanpa tie-in film dapat sukses besar. Berkat kesuksesan tersebut, pengembang mulai berpindah haluan. Alih-alih membuat game adaptasi dari film, mereka memilih mendapat lisensi IP untuk membuat cerita tersendiri.

Spider-Man yang dirilis 2018 menjadi satu lagi contoh sukses. Game besutan Insomniac dan PlayStation itu memiliki cerita original dan mengambil inspirasi dari game Spider-Man sebelumnya.

Sementara itu, Crystal Dynamics membuat game The Avengers yang sama sekali tidak berkaitan dengan filmnya. Begitu juga dengan Eidos-Montreal yang membuat game Guardians of the Galaxy. Namun, kedua game itu tidak mampu mencapai kesuksesan masif seperti Batman: Arkham Asylum dan Spider-Man.

Secara keseluruhan, membuat game yang berdasarkan IP tanpa bergantung dengan cerita film dapat membebaskan kreativitas pengembang. Mereka dapat bebas mengembangkan cerita original sendiri tanpa bergantung pada film. Semakin banyak pengembang yang mengembangkan game berdasarkan IP, bukan game tie-in film, ini menjadi pertanda industri game telah banyak berubah.

Dave Bautista, Pegulat WWE Ingin Bermain Film Gears Of War

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Dave Bautista sepertinya benar-benar ingin ikut ambil bagian dalam film adaptasi game Gears of War, yang akan diproduksi oleh Netflix. Hal ini bisa dilihat dari video unggahannya di Twitter, yang menampilkan dirinya tengah memengenakan armour ikonik yang ada dalam game.

Minggu lalu, Netflix telah mengumumkan akan mengadaptasi salah satu seri video game action-shooter, Gears of War, menjadi sebuah film dan series. Dan hingga artikel ini ditulis, masih belum ada informasi resmi terkait siapa saja yang akan menjadi pemeran utamanya. Meski demikian, salah seorang aktor Hollywood yang juga merupakan mantan pegulat WWE, Dave Bautista, telah menawarkan dirinya sendiri untuk ikut andil dalam live action sebagai salah satu pemeran utama.

Hal ini terlihat dari unggahan Twitter milik bintang Guardian of the Galaxy itu, yang menampilkan dirinya tengah menngenakan armour ikonik dari seri video game.

“Saya tidak bisa membuat ini lebih mudah. @gearsofwar @netflix #marcusfenix #GearsofWar,” tulisnya dalam postingan.

Baca juga: Electronic Arts Patenkan Sistem Kontroler Otomatis

Dave Batista Mantan Pegulat WWE
Peran Impian Dave Bautista

Peran Impian Dave Bautista

Mengutip dari laman web IGN, video unggahan sang aktor sebenarnya bukanlah sebuah rekaman baru, karena video tersebut berasal dari trailer Gears 5 (2019) yang menampilkan Bautista, setelah ia diumumkan sebagai playable character dalam DLC.

Pengumuman dari Netflix sepertinya membuat Bautista berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk, sekali lagi, tampil sebagai Marcus Fenix. Dirinya bahkan pernah menolak peran dalam franchise Fast and Furious untuk mengejar film Gears of War, dan menggambarkan Marcus Fenix sebagai “peran impiannya”.

“Mereka ingin berbicara dengan saya tentang Fast and the Furious, dan saya berkata ‘Saya tidak tertarik, mari kita bicara tentang [karakter Gears of War] Marcus Fenix,’” ucapnya (via IGN).

Film Gears of War sendiri, sebenarnya telah dikerjakan setidaknya sejak tahun 2007, namun sempat terhenti karena berbagai macam kendala. Proyek film ini kemudian film berpindah tangan dari New Line ke Universal, hingga pada akhirnya menuju Netflix.

Gears of War awalnya dirilis pada tahun 2006 di PC dan Xbox. Bercerita tentang para pasukan yang memulai misi terakhir, hingga kemudian putus asa untuk mengakhiri perang antara manusia melawan “The Locust” di sebuah planet bernama Sera.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Lionsgate Ingin John Wick Diadaptasi Jadi Game AAA

GAMEFINITY.ID, Bandung – Lionsgate ingin serial film John Wick diadaptasi menjadi sebuah game AAA. Hal itu diungkap oleh CEO studio film itu dalam earning call pada 3 November 2022. Ia mengatakan Lionsgate sedang berdiskusi untuk memberi lampu hijau agar produksi game AAA itu segera dimulai.

Lionsgate Ingin Game AAA yang Diadaptasi dari John Wick

John Wick Keanu Reeves
Lionsgate menginginkan sebuah game AAA yang diadaptasi dari seri film John Wick

John Wick telah menjadi salah satu seri film besar milik Lionsgate yang sukses secara komersial. Ketiga filmnya menuai pujian dari kritikus dan meraup penghasilan besar di box office. Ketiga film tersebut dibintangi oleh Keanu Reeves yang berperan sebagai John Wick, seorang mantan pembunuh yang terpaksa kembali ke dunia kriminal demi membalas dendam.

Menurut IndieWire, CEO Lionsgate Jon Feltheimer menyebut para petinggi studio sedang “mengajukan beberapa proposal” untuk game AAA yang diadaptasi dari John Wick. Mereka ingin seri film yang dibintangi Keanu Reeves itu merambah ke dunia game AAA.

“Kami percaya ada game AAA yang akan dibuat dari John Wick. Kami sudah mengajukan proposalnya. Semuanya sangat berminat untuk menyetujuinya. Tapi saya tidak mau menyampaikan terlalu banyak saat ini,” ujar Feltheimer saat earnings call.

Baca juga: Keanu Reeves Sudah Coba Main Cyberpunk 2077 dan Langsung Suka

Sudah Ada Judul Game yang Berdasarkan Seri Game yang Dibintangi Keanu Reeves Itu

John Wick Hex
John Wick Hex

John Wick sebenarnya sudah pernah diadaptasi menjadi sebuah judul game indie. Game tersebut adalah John Wick Hex yang dibesut oleh Bithell Games dan dirilis pada 2020. John Wick Hex merupakan game bergenre strategy.

Namun, Lionsgate justru ingin John Wick memiliki game AAA sendiri. Genre action menjadi cocok untuk game John Wick, sama seperti filmnya. Oleh karena itu, Feltheimer menyebut sebuah game AAA membutuhkan anggaran yang sangat banyak.

Sementara itu film keempatnya dikabarkan sudah mengakhiri proses syuting dan akan rilis 24 Maret 2023. Lionsgate juga sedang membuat film spin-off-nya berjudul Ballerina yang dibintangi Ana de Armas.

Serial televisi The Continental akan tayang di Peacock di Amerika Serikat dan Amazon Prime Video secara global selain di Amerika Serikat. The Continental akan menjadi prekuel dari seri John Wick dan berlatar waktu 1970-an.

Netflix Ungkap Peluncuran Paket Berlangganan dengan Iklan

GAMEFINTY.ID, Bandung – Netflix akhirnya ungkap peluncuran paket berlangganan dengan iklan. Paket murah tersebut akan diluncurkan November ini. Ekspansi layanan streaming itu adalah salah satu upaya untuk mempertahankan jumlah pelanggannya. Sebelumnya, Netflix telah kehilangan pelanggan secara global dua kuartal berturut-turut.

Paket Berlangganan dengan Iklan Milik Netflix, Basic with Ads

Dilansir dari laman resminya, Netflix memberi nama paket berlangganan iklan dengan murah itu sebagai Basic wih Ads. Paket tersebut dipatok dengan harga US$6,99 per bulan.

Pelanggan paket tersebut akan menyaksikan rata-rata 4-5 iklan per jamnya. Netflix akan memastikan iklan yang relevan dengan konten dan juga pelanggannya. Mereka juga menyebut telah bermitra dengan DoubleVerify and Integral Ad Science untuk memverifikasi validitas iklan mulai kuartal pertama 2023 mendatang.

Basic with Ads juga menjadi sebuah kesempatan yang menyenangkan bagi pengiklan,” tulis Netflix. Mereka menyebut hal ini menjadi kesempatan untuk menarik perhatian milenial dan gen-Z. Semakin banyak dari dua generasi tersebut terbiasa tidak menonton “linear TV”

Paket lainnya, Basic, Standard, dan Premium tidak mengalami perubahan harga. Basic with Ads disebut akan mendampingi tiga paket tersebut.

Tidak Semua Konten yang Tersedia Hadir di Paket Tersebut

Netflix
Tidak semua konten yang tersedia bisa diakses di paket Basic with Ads

Netflix memberi batasan untuk paket berlangganan dengan iklan tersebut. Mereka memastikan tidak semua konten yang tersedia bisa ditonton pelanggan dengan paket murah tersebut.

Lisensi konten menjadi alasan untuk memberi batasan tersebut. Namun, Netflix berkata mereka sedang melakukan proses kesepakatan lisensi dengan studio yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk menghadirkan lebih banyak film dan serial televisi untuk pelanggan Basic with Ads.

Ditambah lagi, paket tersebut tidak menyediakan opsi pengunduhan. Sama seperti Basic, Basic with Ads memperbolehkan pelanggan menonton konten dengan resolusi hingga 720p (kualitas HD).

Baca juga: Netflix Gaet Microsoft Beri Opsi Berlangganan dengan Iklan

Hanya Diluncurkan di 12 Negara

Tidak semua negara dapat menikmati paket ini saat peluncurannya November ini. Netflix akan meluncurkan Basic with Ads di 12 negara terlebih dahulu. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Italia, Spanyol, Prancis, Meksiko, dan Brazil.

Deadline menyebut semua negara yang disebutkan memiliki tanggal peluncuran yang berbeda-beda. Netflix akan meluncurkan paket tersebut di Kanada dan Meksiko pada 1 November. Dua hari kemudian, yaitu 3 November, Basic with Ads akan meluncur di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Italia, Prancis, dan Brazil pada 3 November. Spanyol akan menjadi negara terakhir yang mendapat paket tersebut pada 10 November.

Netflix telah mengungkapkan mereka akan menghadirkan paket berlangganan dengan iklan itu di berbagai negara lain dalam waktu dekat. Peluncuran paket baru ini diharapkan dapat memaksimalkan usaha untuk merebut kembali perhatian pelanggan.

Film Five Nights at Freddy’s Memulai Syuting Tahun Depan

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Film adaptasi live action dari seri game Five Nights at Freddy’s, akan memulai proses pengambilan gambar tahun depan. Tidak hanya itu, proyek film ini juga dilaporkan telah memiliki sutradara baru, dari studio film Blumhouse.

Five Nights at Freddy’s adalah salah satu waralaba game terbesar untuk genre video game horor. Franchise ini telah berhasil menenggelamkan kaitnya ke khalayak luas, karena tidak begitu menakutkan dan kejam jika dibandingkan dengan beberapa judul game horor pada umumnya.

Berkat kesuksesannya yang luar biasa, studio spesialis film horor, Blumhouse, telah berusaha untuk mengadaptasi seri game ini menjadi sebuah film selama beberapa waktu terakhir. Dan setelah mengalami banyak penundaan, kelanjutan dari proyek film Five Nights at Freddy’s akhirnya telah memunculkan titik terang.

Dimana Jason Blum, selaku pendiri dari studio film Blumhouse, mengonfirmasi di Twitter bahwa film tersebut telah bersiap untuk memulai proses syuting pada bulan Februari 2023, dengan Emma Tammi sebagai sang sutradara.

“#jimhensoncreatureshop sedang mengerjakan animatronik kami
Emma Tammi adalah sutradara kami
Syuting di #FNAF dimulai pada Februari 2023. Boom.” Tulis akun Twitter Jason Blum. (@jason_blum)

Baca juga: Ex Developer Criterion Ungkap Alasan Pembatalan Sekuel Black

Film Five Nights
Five Nights at Freddy’s | Film Dari Salah Satu Seri Game Horor Tersukses

Film Dari Salah Satu Seri Game Horor Tersukses

Dengan peringkat T-rating, Five Nights at Freddy’s telah menjadi game yang mudah diakses oleh audiens remaja. Game tentang Pizzeria angker ini juga cukup menonjol, di antara semua judul game horor yang pernah dibuat. Karena Scott Cawthon, sang kreator, lebih memilih menggunakan antimatronic berhantu sebagai objek horor, alih-alih menggunakan monster, ataupun zombie seperti game horor lain. 

Produksi film yang akan segera dimulai, sepertinya menandakan bahwa naskah telah selesai atau hampir selesai dibuat, sehingga tahap pra-produksi sudah dapat dimulai. Blum juga mengkonfirmasi bahwa Jim Henson’s Workshop akan bertanggung jawab dalam menciptakan animatronik untuk properti film, yang diharapkan dapat memenuhi ekspektasi para penggemar franchise game ini. Meski belum ada konfirmasi lebih lanjut, film ini kemungkinan akan dirilis pada akhir 2023 atau awal 2024.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/