Tag Archives: first person shooter

The Finals Jadi Game Terbanyak di-Wishlist di Steam

GAMEFINITY.ID, Bandung – The Finals kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan gamer meski masih open beta dan belum rilis secara utuh. Saking populernya, game besutan Embark Studios dan Nexon itu ternyata berhasil menjadi game terbanyak di-wishlist di Steam.

Curi Perhatian, The Finals Jadi Game Paling Banyak Di-Wishlist di Steam!

Baru memasuki tahap open beta dan masih belum rilis secara utuh, The Finals ternyata berhasil memukau penggemar. Di SteamCharts, tercatat game FPS itu berhasil mencetak rekor angka pemain aktif sebanyak 264.874. Ini menandakan animo pengguna Steam sangat tinggi untuk menikmatinya.

The Finals most wishlist on Steam

Hal ini berdampak positif pada peringkat wishlist di Steam. Tidak heran banyak pemain berbondong-bondong memasukkan game besutan Embark Studios itu ke dalam wishlist agar bisa memainkannya saat rilis utuh kelak. Peringkatnya berada di 20 besar selama setahun terakhir. Menyusul popularitasnya, kini The Finals menjadi game paling banyak di-wishlist.

Beberapa game besar lain yang belum rilis harus tergeser di chart “Most Wishlist” tersebut. Salah satunya adalah Hades II, Hollow Knight: Silksong, dan Ark 2.

Di balik popularitasnya, Embark Studios sempat tersandung kontroversi karena penggunaan AI dalam voicelines di game besutannya itu. Pengembang dan pengisi suara beramai-ramai menyuarakan kritikan terhadap penggunaan AI untuk menghasilkan suara manusia dalam game. Kontroversi ini memang sudah tidak asing lagi dalam industri hiburan, terutama game.

Baca juga:

Pertanda Masa Depan Cerah?

The Finals gameplay 2

Mengingat keberhasilan The Finals memukau pemain dan menjadi game terbanyak di-wishlist di Steam, tampaknya masa depan saat dan setelah peluncuran resminya terlihat cerah. Tentu saja, banyak gamer yang masih menggandrungi genre shooter, terutama FPS.

Sejauh ini, pemain memberi komentar positif terhadap game FPS besutan Embark Studios itu. Mereka menilai gameplay-nya yang seru dan mengalir, serta bahkan bisa menandingi game FPS besar lainnya.

Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah basis pemainnya bisa stabil begitu rilis secara resmi. Pasalnya, banyak game FPS dengan ambisi besar serupa berguguran, sebut saja contohnya Hyper Scape besutan Ubisoft dan Hyenas besutan Creative Assembly yang berakhir batal rilis.

The Finals open beta dijadwalkan berakhir pada 5 November 2023.

Overwatch 2: Mengenal Karakter Ramattra, Guide Gameplay

GAMEFINITY.ID, Bandung Ramattra merupakan hero yang pertama kali muncul di Overwatch 2 season 2. Ia menjadi karakter tank dalam game. Menurut lore, ia diceritakan sebagai ketua Null Sector, sebuah grup liberasi omnic yang rela melakukan cara apapun demi memperjuangkan hak omnic di dunia manusia.

Berdasarkan hal itu, Ramattra menjadi sosok hero Tank dengan masa lalu yang kelam. Ia menjadi omnic romotik yang memiliki dua form, yaitu Omnic Form untuk serangan jarak jauh, dan Nemesis untuk serangan jarak dekat sebagai brawler. Tidak heran Blizzard menyebut hero tank itu sebagai Tempo Tank pertama dalam franchise Overwatch.

Kedua form masing-masing memiliki berbagai ability eksklusif, yaitu dua untuk Omnic Form, dua untuk Nemesis Form, satu untuk keduanya, dan tentunya Ultimate Ability.

Cara Unlock Ramattra di Overwatch 2

Ramattra sebelumnya tersedia sebagai reward di Premium Battle Pass Season 2. Tidak jauh berbeda dari Sojourn, Junker Queen, dan Kiriko, pemain kini memiliki dua cara. Pertama, membelinya di Shop seharga 900 Overwatch Coins. Kedua, pemain bisa menyelesaikan tantangan untuk meng-unlock-nya sebagai berikut.

  • Menangkan 35 game queued sebagai All Roles atau tank di Quick Play, Competitive, dan No Limits.
  • Basmi tiga bot menggunakan Void Accelerator di Practice Range sebagai Ramattra.
  • Serap 30 damage dengan Void Barrier seabgai Ramattra di Practice Range
  • Serang dua bot secara bersamaan menggunakan Pummel saat berada di Nemesis Form di Practice Range sebagai Ramattra
  • Gunakan Block untuk menangkis 30 damage saat sedang dalam Nemesis Form sebagai Ramattra
  • Gunakan Ravenous Vortex saat sedang dalam Omnic Form dan Nemesis Form di Practice Range sebagai Ramattra
  • Perpanjang durasi Annihilation selama enam detik atau lebih sebagai Ramattra di Practice Range

Daftar Ability Ramattra di Overwatch 2

Void Accelerator (Primary Weapon Omnic Form)

Overwatch 2 Ramattra Void Accelerator

Senjata utama saat menjadi Omnic Form adalah Void Accelerator. Void Accelerator merupakan sebuah tongkat atau staff yang mampu menembakkan projektil secara cepat. Untungnya, senjata ini memiliki nol fall-off, berarti bisa digunakan untuk ditembakkan pada target dalam jarak apapun.

Void Barrier (Omnic Form)

overwatch 2 Ramattra Void Barrier

Bentuk pertahanan atau tembakan sekonder bagi Ramattra adalah Void Barrier. Ability ini akan membuat barrier di lokasi target. Seperti barrier dari hero lain, Void Barrier mampu menjadi bentuk pertahanan sekaligus menangkis serangan musuh. Akan tetapi, Void Barrier memiliki durasi yang sangat singkat dan cooldown sangat lama. Ability ini akan lebih efektif menjadi alat penyelamat bagi Support atau DPS yang kesulitan.

Nemesis Form

Benar, Nemesis Form disebutkan sebagai salah satu ability-nya. Ia akan mengubah bentuknya menjadi sosok brawler yang lebih tangguh dan kuat selama 8 detik dengan cooldown 8 detik pula. Nemesis Form menambah 150 Armor tambahan, membuatnya dapat lebih bertahan hidup sambil menggunakan serangan melee atau jarak dekat.

Pummel (Primary Weapon Nemesis Form)

Overwatch 2 Ramattra Pummel

Pummel menjadi senjata utama saat menjadi Nemesis Form. Ia akan melemparkann pukulan ber-charge energi yang bisa menjangkau 12 meter di hadapannya, menghantam musuh sambil menghancurkan barrier. Ability ini berpotensi untuk menghancurkan hero support dan DPS, baik over-extended atau jarak dekat.

Block (Nemesis Form)

Overwatch 2 Ramattra block

Bentuk pertahanan dari Nemesis Form adalah Block. Ramattra akan menangkis serangan musuh menggunakan kedua lengan. Ia bisa mengurangi damage tersebut hingga 75 persen, namun juga membuat pergerakannya lebih lambat 50 persen. Sementara menjadi defense yang effektif, Block tidak bisa digunakan untuk menghalau serangan dari belakang.

Ravenous Vortex

Overwatch 2 Ramattra Ravenous Vortex

Kedua form memiliki dua ability eksklusif yang sudah disebutkan. Namun, ia ternyata memiliki satu ability yang bisa digunakan dalam kedua form , yaitu Ravenous Vortex. Ia akan melemparkan Ravenous Vortex seperti sebuah granat. Jika terkena daratan, sebuah vortex radius 4 meter mampu memicu damage dan slow sekaligus menarik musuh dari 9 meter di udara.

Annihilation

Overwatch 2 Ramattra Annihilation

Ultimate Ability Ramattra adalah Annihilation. Cara kerjanya cukup menarik. Annihilation akan memicu Rammatra berubah menjadi Nemesis Form. Kali ini, ia akan membuat field berbentuk cincin energi 11 meter yang mampu memicu damage rendah tapi terus-menerus pada musuh di sekitarnya. Ability ini akan aktif selama tiga detik, namun timer-nya tidak akan berjalan selama Ramattra masih dekat pada minimal satu musuh.

Baca juga:

Kelebihan dan Kekurangan Ramattra di Overwatch 2

Sebagai Tempo Tank, Ramattra memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri sebagai hero tank di Overwatch 2. Masing-masing form sangat menentukan keduanya. Pertama, ia memiliki HP yang relatif rendah sebagai hero tank dengan Nemesis Form-nya menambah 150 Armor. Ini membuat dirinya harus lebih berhati-hati karena sangat mudah untuk terkalahkan dengan focus fire.

Ia bisa terselamatkan dengan Support yang memiliki burst healing bagus. Tidak hanya itu, sebagai Nemesis Form, ia bisa menggunakan Pummell untuk membungkam hero DPS dan support yang sangat rentan.

Kombinasi yang Cocok dengan Ramattra di Overwatch 2

Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, berikut adalah kombinasi yang cocok dengan Ramattra di Overwatch 2:

  • Lucio: Speed boost oleh Lucio bisa bermanfaat bagi Ramattra, apalagi saat berada dalam Nemesis Form. Ramattra bisa lebih cepat mendekati musuh agar memudahkan penggunaan Pummel dalam jarak dekat dan juga Annihilation untuk tetap memperangkap musuh selama mungkin.
  • Mercy: Ramattra dan Mercy memiliki potensi besar untuk saling menguntungkan. Mercy bisa tetap melakukan healing dan menambah damage boost bagi Ramattra. Tentunya, damage boost mampu menambah damage dari Ramattra dalam Nemesis Form, apalagi saat menggunakan Annihilation.
  • Widowmaker: Ramatra dan Widowmaker bisa menjadi rekan tim yang bagus. Saat Ramattra sedang menggunakan Ravenous Vortex, Widowmaker mampu menyerang musuh yang mengalami slow. Ditambah, Void Barrier milik Ramattra mampu melindungi Widowmaker yang menggunakan sniper tanpa harus menjadi target DPS musuh.

Valorant: Deadlock Ternyata Dapat Pick Rate Rendah!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Deadlock menjadi agent Sentinel terbaru Valorant yang debut di Episode 7 Act 1. Sebelum Act 2 berakhir, sebuah fakta baru terkuak. Agent ini menjadi karakter yang jarang terpilih dalam match. Saking jarangnya, ia menjadi salah satu agent dengan pick rate terendah.

Deadlock Jadi Salah Satu Agent Valorant dengan Pick Rate Terendah

Menurut blitz.gg, sebuah situs stat Valorant, Deadlock ternyata berada di posisi tiga terbawah dari 22 karakter di chart pick rate agent dalam dua Act terakhir. Episode 7 Act 1 menjadi kemunculan pertamanya, tentu ini menjadi pertanyaan mengapa ia menjadi salah satu agent yang mendapat pick rate rendah.

Di Episode 7 Act 1, ia mendapat pick rate sebesar 1,9. Angka itu justru turun menjadi 1,0 di Act berikutnya. Di kedua Act, ia hanya mampu duduk di posisi ke-20. Harbor dan Astra jauh lebih terpuruk di bawahnya.

Bahkan lebih mengejutkannya lagi, tidak ada satupun peserta Valorant Champions 2023 yang memilih Deadlock selama turnamen berlangsung. Sebelum playoff, ia dan Reyna menjadi agent yang belum terpilih. Namun, saat awal playoff, Deadlock menjadi satu-satunya agent yang tidak terpilih hingga grand final.

Baca juga:

Apa Penyebabnya?

Jadi apa yang terjadi? Apa yang menyebabkan Deadlock mendapat pick rate rendah? Bahkan, bagaimana faktor yang menyebabkan para pro player sekalipun tidak memilihnya?

Rupanya Deadlock mengecewakan banyak pemain Valorant saat perilisannya. Beberapa dari mereka bahkan merilis review di media sosial, baik melalui teks atau video. Banyak yang menuliskan agar pemain lain tidak menggunakan karakter Sentinel terbaru itu.

Salah satu review datang dari Ethan Arnold dari Evil Geniuses. Ia memaparkan kebanyakan ability tidak terlalu berguna. Misalnya, trip sangat tidak bermanfaat kecuali untuk postplant. Crouch nade juga disebutkan tidak berguna untuk serangan atau pertahanan.

Pada Episode 7 Act 3 yang sudah dimulai 31 Oktober 2023, Deadlock masih berkesempatan untuk bersinar di Valorant. Act terbaru itu sekaligus menjadi debut agent Duelist baru, Iso.

The Finals Dikritik Karena Gunakan AI untuk Voiceover

GAMEFINITY.ID, Bandung – The Finals, game FPS terbaru besutan Embark Studios dan Nexon sudah sangat mencuri perhatian saat tahap open beta gratis mulai 26 Oktober 2023. Akan tetapi, game tersebut mendapat kritik dan kontroversi karena penggunaan AI untuk voiceover manusia.

Berhasil Curi Perhatian saat Open Beta

The Finals

Meski baru open beta, The Finals berhasil bersinar di kalangan gamer. Di SteamCharts, tercatat rekor angka pemain aktif terbanyak sudah mencapai 264.874 pada 29 Oktober 2023. Di chart Steam, game FPS itu mampu bersaing dengan deretan game besar lain, bahkan mengalahkan beberapa judul seperti Baldur’s Gate 3, Naraka: Bladepoint, dan Grand Theft Auto V.

Beberapa pemain berpendapat game FPS besutan Embark Studios itu berpotensi menjadi saingan berat bagi Call of Duty dan Battlefield. Lebih menarik lagi, game tersebut dikembangkan oleh sekelompok mantan pengembang Battlefield.

Baca juga:

Penggunaan AI di Voiceover Game The Finals

Di balik pujian tersebut, netizen mendapati voiceover manusia di The Finals ternyata menggunakan AI. Mereka merasa voiceover tersebut terdengar seperti robot. Hal ini sudah dibenarkan oleh salah satu pengembang di Embark Studios. Pihak studio sendiri sudah memberi petunjuk melalui sebuah episode podcast Meet The Makers bahwa pihaknya berencana untuk menggunakan suara AI ke depannya.

The Finals gameplay

“Alasan mengapa kami memilih jalan ini adalah AI text-to-speech akhirnya sangat kuat. Hal ini memberi lebih dari cukup dalam hal kualitas dan memudahkan kami untuk sangat reaktif terhadap ide baru dan tetap mempertahankan kesegarannya,” tutur Andreas dari Embark Studios.

Pernyataan ini tentunya mengundang kontroversi, terutama di kalangan pengisi suara. Salah satunya adalah Gianni Matragrano yang sempat berperan di Evil West dan Genshin Impact.

“Aku sempat curiga tapi aku tidak mau mengatakannya jika aku salah, atau mungkin setidaknya hanya placeholder. Tapi sekarang Open Beta-nya sangat besar dengan 150 ribu pemain aktif, ini tentu menjadi visi mereka. Dan ini tidak terdengar bagus,” tanggap Matragrano melalui akun X-nya.

Sam Winkler selaku direktur naratif Gearbox Software ikut berpendapat melalui X. Dirinya mengaku konten suara AI sudah menjadi pertanda buruk.

“Membuat konten dengan voice over AI itu buruk. Terutama untuk game yang sudah jelas terpoles dalam setiap aspek presentasinya hingga terasa mau jadi,” tutur Winkler.

Penggunaan AI di industri hiburan, baik dalam game dan perfilman, telah menjadi topik kontroversial. Bahkan ini menjadi topik pokok di balik mogok kerja SAG-AFTRA terhadap studio film Hollywood.

Pihak Embark Studios telah merespon kritik dari dan kontroversi tersebut. Mereka mengatakan pada IGN bahwa pihaknya menggunakan campuran suara dari rekaman audio dan alat AI text-to-speech untuk game-nya.

Apex Legends Season 19, Ignite, Ungkap Karakter Conduit

GAMEFINITY.ID, Bandung – Apex Legends telah memulai season 19 yang bertajuk Ignite pada 31 Oktober 2023. Season baru tersebut memperkenalkan legend support perempuan baru, Conduit. Map Storm Point kini mendapat pembaharuan agar lebih menantang. Tidak lengkap sampai di situ, cross-progression kini akhirnya hadir setelah lama dinantikan penggemar.

Legend Apex Legends Baru: Conduit

Tidak seperti biasa, EA dan Respawn Entertainment merilis reveal trailer Apex Legends season 19 jauh berbeda. Trailer tersebut menampilkan musical number sambil memperkenalkan legend baru Conduit. Sambil diiringi musical number, Conduit ditampilkan melakukan aksinya bersama Mirage dan Gibraltar dalam mengalahkan berbagai musuh.

Sebelum reveal trailer, Conduit diperkenalkan pertama kali melalui episode terbaru Stories of the Outlands. Episode tersebut menampilkan sebuah pertempuran masif berlatarkan di pemukiman di mana Conduit dan sang kakak menganggapnya rumah. Pemukiman itu terselamatkan oleh pengorbanan pilot pengguna Monarch Titan.

Bertahun-tahun kemudian, sang kakak mengambil sebuah pekerjaan berbahaya demi ekonomi, namun ia mengalami kecelakaan di mana lengannya terluka oleh sebuah mesin besar.

Apex Legends Season 19 Conduit

Melihat sang kakak terluka dan memiliki banyak tagihan belum terbayar, Conduit memutuskan untuk menggunakan caranya sendiri. Ia menyelinap ke lokasi pertempuran terakhir pilot Monarch. Ia menyentuh sisa baterai Titan itu untuk menghancurkan musuh. Conduit membangun ulang bangkai Titan itu untuk membuat battle gear-nya. Ia pun meninggalkan kampung halaman untuk berpartisipasi dalam Apex Games.

Update Map Storm Point

Respawn Entertainment mengaku pihaknya sudah memperhatikan Storm Point merupakan map favorit penggemar berkat pacing dan kualitas loot tinggi. Pada saat yang sama, beberapa elemennya menjadi cukup sulit saat casual play. Oleh karena itu, mereka memperbaharui map Storm Point demi menambah fun factor tanpa mengorbankan integritas kompetitif.

Apex Legends Season 19 Wattsons Pylon

Pertama, terdapat POI baru, Wattson’s Pylon. Tim pengembang bertujuan untuk membuat Wattson’s Pylon sebagai hot drop dinamis di mana pemain bisa mengalami combat lebih awal. Terdapat Charge Tower di tengah-tengah POI dan Gravity Cannon terintegrasi yang akan meluncurkan pemain ke Forbidden Zone yang telah di-rework.

Apex Legends Season 19 Forbidden Zone

Forbidden Zone kini tidak lagi memiliki Prowler Nest di tengah-tengahnya sama sekali. Prowler Nest kini tergantikan oleh beberapa gedung baru. Tujuannya, pemain akan mengalami kemudahan memiliki pertahanan berkat strukturnya saat harus berada dalam combat.

Lightning Rod menjadi satu lagi area yang mendapat rework. Sebelumnya, hanya sedikit pemain yang memilih lokasi pendarat di sana. Respawn menambahkan ZEUS Station sekaligus mengurangi ukuran area agar setiap POI lebih terhubung dengan Storm Point.

Baca juga:

Cross-Progression

Setelah lama dinantikan penggemar, EA mengumumkan Apex Legends akhirnya akan mengimplementasikan fitur cross-progression pada semua platform melalui laman resminya. Data cross-progression akan terhubung dengan akun EA pemain. Fitur tersebut akan mulai diterapkan saat season 19 dimulai.

Pemain bisa menggabungkan akun dari setiap platform mulai season tersebut. Semua  item kosmetik yang sudah didapat dalam setiap platform akan digabungkan. Namun, tidak ada refund atau reward tambahan sebagai konsekuensi penggabungan akun.

Apex Legends season 19, Ignite, sudah dimulai pada 31 November 2023.

Apex Legends: Mengenal Karakter Ash, Guide Gameplay

GAMEFINITY.ID, Bandung – Bagi pemain Apex Legends yang pernah memainkan Titanfall 2, mereka sudah tidak asing lagi dengan Ash. Karakter bernama asli Ashleigh Reid ini merupakan legend Assault yang pertama kali muncul pada season 11, menjadikannya karakter dari Titanfall secara langsung sebagai playable character.

Ash menjadi legend offensive yang versatile, menjadikannya cocok berada di posisi terdepan dalam taktik hit-and-run. Ability-nya bisa dibilang memudahkan untuk memangsa musuh secara cepat.

Sebelum bergabung dalam Apex Games, Dr. Ashleigh Reid merupakan ilmuwan yang direkrut Syndicate untuk mencuri sumber bahan bakar eksperimental di Olympus. Namun, saat lab tersebut meledak akibat kecelakaan, ia dinyatakan tewas.

Kenyataannya, otaknya diletakkan di sebuah simulacrum, membubatnya kehilangan ingatan yang didapat selama bertahun-tahun. Alhasil, hanya tersisa kepribadian Ash yang haus akan kuasa, Setelah pertemuan dengan Horizon yang menjebol program simulacrum, kepribadian Leigh mulai muncul. Ash akhirnya memutuskan untuk berpartisipasi di Apex Games.

Daftar Ability Ash di Apex Legends

Passive Ability: Marked for Death

Apex Legends Ash Marked for Death

Passive milik Ash menjadi salah satu alasan Ash cocok untuk memburu mangsanya. Marked for Death membantunya untuk melacak musuh penyerang dari Death Box yang baru muncul. Ia dapat menandai lokasi setiap Death Box yang muncul dalam 3 menit terakhir. Berinteraksi dengan satu Death Box akan mengungkap lokasi keberadaan penyerang korban selama delapan detik. Penggunaan Marked for Death pada setiap Death Box hanya berlaku satu kali, berarti ia tidak bisa menggunakannya pada Death Box yang sama dua kali.

Musuh akan ternotifikasi jika Ash mulai menandai mereka dari Death Box musuh yang mereka serang terakhir kali itu. Tidak heran mereka juga bisa melacak lokasi keberadaan Ash sendiri. Oleh karena itu, pemain harus menandai musuh jika bersiap untuk menyerang. Hindari saat Ash atau rekan squad sedang memiliki HP rendah.

Tactical Ability: Arc Snare

Apex Legends Ash Arc Snare

Arc Snare menjadi ability bagi Ash untuk meluncurkan sebuah peluru menjadi perangkap snare. Musuh yang terkena kontak dengan snare akan terkena damage dan stun.

Ability ini memiliki cooldown 25 detik dan jangkauan radius 4 meter. Arc Snare akan aktif selama lima detik hingga musuh terkena kontak. Salah satu pilihan terbaik untuk menggunakan ability ini adalah saat musuh berupaya melarikan diri, terutama menggunakan ability yang membantunya lolos.

Ultimate Ability: Phase Breach

Apex Legends Ash Phase Breach

Jika ingin lebih cepat membasmi musuh tanpa harus berlari lama, Ash bisa mengandalkan Ultimate Ability-nya, Phase Breach. Ability ini membuatnya membuka portal satu arah pada sebuah lokasi tujuan. Portal tersebut bisa digunakan Ash, rekan timnya, dan bahkan musuh sekaligus.

Ultimate Ability akan aktif selama 15 detik dengan cooldown 2 menit. Ia bisa mengarahkan portal secara horisontal atau vertikal. Saat digunakan vertikal, Ash dan timnya bisa memanfaatkan dataran tinggi untuk berlindung atau mengincar musuh, terutama jika punya sniper. Keuntungan lainnya, Phase Breach bisa digunakan untuk melewati jendela, memudahkan Ash dan timnya keluar dari bangunan atau situasi terdesak.

Baca juga:

Kombinasi Legend yang Cocok untuk Ash di Apex Legends

Ash memiliki ability yang bisa membantunya dalam melacak dan membasmi musuh. Mulai dari Marked for Death dari Death Box untuk mencari pembunuh pemiliknya hingga Phase Breach yang menjadi jalan pintas untuk menyergap musuh. Namun, Marked for Death-nya sekaligus bisa menjadi bumerang, membuat musuh mengetahui lokasinya.

Jika dilihat lebih dekat, satu-satunya ability yang setidaknya memicu damage adalah Arc Snare, Tactical-nya. Namun, mengingat ia tergolong class Assault, ability-nya justru sangat menguntungkan baginya untuk memburu musuh.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, berikut adalah kombinasi legend yang cocok untuk Ash di Apex Legends:

  • Octane dan Pathfinder: Phase Breach milik Ash ternyata cocok untuk menjadi kombo dengan Launch Pad milik Octane dan Grappling Hook. Tidak hanya cocok untuk melarikan diri, tetapi lebih utamanya bisa digunakan untuk menyergap musuh pula. Implementasi teknik ini akan bekerja dengan baik, membuat tim lebih mudah untuk membasmi musuh.
  • Fuse dan Mad Maggie: Ash juga bisa dikombinasikan dengan Fuse dan Maggie. Kombo ini cocok bagi pemain yang ingin fokus dalam combat jarak jauh sebelum menyergap musuh. Fuse dan Mad Maggie masing-masing memiliki ability berkekuatan dahsyat, jika Ash bergabung dengan keduanya, mereka bisa menambah tekanan bagi musuh.